Tuesday, April 9, 2013

Manfaat COLLECTIVE DECISION MAKING

oleh: Tim IV 
Dewi Asri, Haris, Mustain dan Very Budiman

Pendahuluan

Kita selalu berada dalam situasi yang menuntut kita untuk membuat pilihan dan merumuskan rencana. Bila suatu keputusan bisa dibuat seorang diri, mungkin prosesnya relatif lebih sederhana. Tetapi, bila keputusan harus dibuat dengan orang lain, masalahnya menjadi jauh berbeda.

Meskipun membutuhkan waktu yang lebih lama, keputusan bersama/kelompok/tim lebih bisa menggabungkan sejumlah besar data dan pengalaman (yang baik maupun yang buruk), plus beragam pendapat. Kajian yang ada selama ini menunjukkan bahwa orang yang berpartisipasi dalam pembuatan keputusan kelompok akan lebih besar kemungkinannya untuk mengimplementasikannya.

Atau keputusan bersama memiliki tingkat keberhasilan yang lebih besar.

Keputusan tim atau keputusan bersama (collective decision) yang baik adalah yang memiliki dua komponen dasar yaitu :
  1. kualitas, dan 
  2. komitmen. 
Keputusan yang berkualitas mempertimbangkan semua fakta dan memanfaatkan dengan baik informasi yang ada. Elemen kedua dari keputusan yang baik adalah komitmen orang untuk melaksanakan keputusan tersebut. Keputusan yang baik mungkin efektif dan inovatif, tetapi jika orang tidak memiliki komitmen untuk melaksanakannya maka keputusan tersebut menjadi keputusan yang tidak berguna

Manfaat Pengambilan Keputusan Tim 

  • Gagasan segar dan aneh 
Setiap orang yang berkontribusi pada proses pembuatan keputusan memiliki gagasan, Beberapa gagasan yang disampaikan mungkin meripakan gagasan yang segar, aneh, dan berbeda dari apa yang biasa dilakukan sendiri. Gagasan tersebut bisa memancing gagasan orang lain yang mungkin lebih baik.
  • Kesempatan untuk meminimalkan kesalahpahaman dan bias 
Masing-masing anggota tim membawa bias da preferensi tertentu ke dalam pertemuan, Bias semacm itu bisa dirembug, digabungkan menjadi suatu hasil, Berbagai kesalahpahaman potensial bisa diluruskan sebelum solusinya harus diimplementasikan.
  • Pembelajaran dan pertumbuhan pribadi meningkat 
Ketika membuat keputusan, tiap pribadi harus berpikir dan juga mempelajari isu-isu yang mendasarinya dan memikirkan hasil sehingga secara tidak langsung tiap pribadi menjadi berkembang
  • Tantangan dan otonomi meningkat 
Karyawan yang menghadapi masalah dan menciptakan solusi cenderung lebih termotivasi untuk memperbaiki karya mereka dan kerja tim merkea.
Mereka merasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut dan cenderung dilakukan secara otomatis.
  • Pemahaman terhadap keseluruhan proses meningkat 
Ketika terlibat dalam pembuatan keputusan, tiap pribadi mengembangkan pemahaman yang lebih baik terhadap keputusan yang dibuat oleh orang lain di keseluruhan organisasi sehingga tiap pribadi memahami kesulitan dan keseimbangan dalam menentukan berbagai pilihan yang bertentangan.
  • Hasil yang lebih baik 
Karena untuk mengimplementasikan sebagian bessar keputusan membutuhkan banyak orang, keputusan tim akan mendorong hasil yang lebih baik.
Tidak semua keputusan harus dibuat dalam tim. Beberapa keputusan akan lebih baik kalau dibuat oleh orang per orang, atau dengan beberapa masukan dari orang lain. Secara umum, keputusan harus dibuat dalam tim apabila:
  • Hasilnya akan mempengaruhi semua orang dalam tim. 
  • Solusinya sangat penting untuk pelanggan tim karena kepuasan pelanggan sangat tergantung pada upaya tim, bukan upaya individual. 
  • Solusinya memiliki implikasi jangka panjang. 
  • Ada isu sensitif, dan anggota tim perlu mengetahui serta memahami keputusan semacam apa yang akan dicapai. 

Konsensus

Dalam pembuatan keputusan tim dikenal adanya istilah konsensus. 

Dalam tim yang dimaksud dengan konsensus adalah “Setiap orang bisa menerima X sebagai solusi suatu permasalahan dan setiap orang setuju untuk nelakukan apa saja yang disyaratkan X”. 

Ketika mencari konsensus dalam kelompok usahakan untuk melakukan hal-hal berikut:
  1. Jujur dan terus terang ketika mengungkapkan gagasan 
  2. Hindari menghakimi gagasan terlalu dini 
  3. Bersedia untuk kompromi dan fleksibel 
  4. Uji keputusan dan masalah secara sistematis 
  5. Sepakati sejak awal masalah apa yang akan ditangai dan tujuan apa yang akan dicapai. 
  6. Pastikan semua anggota tim mendapatkan informasi yang sama 
  7. Beri waktu secukupnya untuk mencapai konsensus, tetapi jangan terlalu lama 

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan bersama (collective decision making) antara lain yaitu Sumbang Saran/Penyaringan, Teknik Kelompok Nominal, Teknik Delphi, Metode Kartu Konsensus, Matriks Pilihan-Berpasangan dan Teknik Penilaian Kriteria.

Sumbang Saran/Penyaringan 

Sumbang Saran/Penyaringan dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas kelompok

Metode ini akan membantu menghasilkan banyak gagasan, atau berbagai alternatif yang bisa dijadikan bahan untuk membuat keputusan kelompok. Tim sebaiknya menggunakan teknik sumbang saran ketika:
  1. Mencari penyebab yang mugkin dan atau solusi dari suatu permasalahan 
  2. Merencanakan langkah-langkah suatu proyek tim 
  3. Memutuskan suatu permasalahan ayau memutuskan perbaikan yang harus dilakukan. 
  4. Keputusan non-rutin harus dibuat yang membutuhkan kreativitas khusus 
  5. Tim ingin mencakup semua opsi yang ada 

Teknik Kelompok Nominal (TKN)

Merupakan teknik pembuatan keputusan yang menggabungkan pemungutan suara dengan diskusi terbatas untuk menciptakan konsensus dan mendapatkan keputusan tim. 

TKN sebaiknya digunakan ketika:
  1. Menghadapi pokok permasalahan yang sensitif, controversial, dan penting sementara diperkirakan perbenturan gagasan dan pembahasan berbelit-belit bisa mengganggu jalannya diskusi. 
  2. Ingin memastikan partisipasi yang sama di antara semua anggota tim. 
  3. Tim telah mengidentifikasi akar permasalahannya, tetapi masih kesulitan menentukan alternatif tindakan yang harus diambil. 

Teknik Delphi 

Merupakan teknik untuk memperileh gagasan melalui berbagai putaran pertemuan

Pada masing-masing pertemuan menghasilkan satu ringkasan. Ringkasan ini dimanfaatkan sebagai masukan atau bahan diskusi di putaran berikutnya. Pada putaran terakhir yang biasanya putaran ketiga akan didapatkan suatu konsensus. 

Teknik Delphi sebaiknya digunakan ketika: 
  1. Membutuhkan masukan dari beragam anggota tim tetapi menghindari efek bias dari kontak berhadapan muka. 
  2. Anggota tim tidak berada di satu lokasi. 
  3. Keputusan yang dibuat perlu disepakati oleh semua anggota tim, baik hasil akhirnya maupun proses untuk menghasilkannya. 
  4. Menghindari pengaruh dan tekanan orang yang dominan dalam diskusi (dalam teknik Delphi gagasana disampaikan tanpa menyebutkan nama pemberi gagasan). 

Metode Kartu Konsensus

Merupakan metode diskusi kelompok yang memanfaatkan kartu (disebut sebagai kartu konsensus) sebagai peraga untuk menunjukkan posisinya dalam diskusi

Metode ini dilakukan ketika:
  1. Membutuhkan pendapat yang disampaikan secara tatap muka. 
  2. Mendiskusikan suatu masalah rumit yang mengundang berbagai reaksi dan pendapat yang pelik serta bersifat kontradiktif dari anggota tim. 
  3. Akan mengidentifikasi berbagai alternatif untuk memecahkan suatu masalah 
  4. Telah diketahui adanya penghalang potensial yang harus segera dibahas dalam diskusi dan mendapatkan jawaban secepatnya. 

Matriks Pilihan-Berpasangan

Metode ini membantu tim untuk menentukan pilihan dari sejumlah alternatif

Metode ini sebaiknya digunakan ketika:
  1. Perlu membagi keputusan yang besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, yang lebih mudah dibuatkan keputusannya. 
  2. Memerlukan proses yang objektif untuk memastikan masing-masing alternatif diperlakukan secara adil dan jujur sebagai bagian dari keputusan tim. 
  3. Alternatif yang ada relatif serupa. 

Teknik Penilaian Kriteria

Merupakan teknik pembuatan keputusan tim yang digunakan untuk memilih berbagai alternatif dengan menggunakan kriteria yang didefinisikan secara jelas

Teknik ini digunakan bila:
  1. Tim harus menentukan pilihan dari serangkaian alternatif dan harus ditetapkan pula mengapa pilihan tersebut dijatuhkan. 
  2. Perlu memastikan bahwa tim membuat keputusan secara objektif. 
  3. Menginginkan keputusan yang didukung oleh anggota tim dan alasan rasional keputusan tersebut bisa dikomunikasikan kepada orang lain. 
  4. Perlu membuat keputusan berdasarkan alternatif hasil sesi Sumbang Saran/Penyaringan atau Matriks Pilihan-Berpasangan. 

Salam MaGis (Manajemen Strategis)

Sumber:
Kelly, P. Keith,“Teknik Pembuatan Keputusan Dalam Tim”. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.1999

Artikel Terkait

57 comments:

  1. Assalamu`alaykum wr.wb.

    Dear Team IV, mau sedikit komentar (agak beda sedikit mungkin dengan blog energi).

    Kenapa Tim 4 memasukkan "KONSENSUS" dalam "Collective Decision Making Systems (CDMS)" ?

    Banyak juga jika:

    Konsensus + Management Hierarchy = Poor Decision Making.

    Ide-ide dalam organisasi yang menganut Top-Down sering kali bersifat "oppresive" bahkan "damaging", sehingga mengharuskan perlunya kekuatan yang lebih besar dalam kajian CDMS.

    Lebih lanjut lagi, sebelum CEO membuat keputusan, isu tersebut sudah tersebar dalam management hierarchy. Pada akhirnya isu tersebut di-screen oleh komite. Kemudia komite sering kali menggunakan KONSENSUS sebagai "lowest common denominator".

    Menurut buku WISDOM OF CROWDS (james Suroweicki), terkadang CDMS membingungkan jika dibandingkan dengan "quest for consensus". Ia membandingkan secara kontras antara 2 hal tersebut, sebagai berikut:

    1. KONSENSUS: sering menggunakan suara terbanyak sebagai solusi sehingga tidak menyinggung siapapun (kebanyakan).
    CDMS: memanfaatkan free exchange dari berbagai sisi dari konflik yang ada, sehingga hasilnya sering kali mengagumkan banyak orang.

    2. KONSENSUS: cenderung kaku sehingga terjadi SQUELCH (dimana orang-orang cenderung diam dan tidak berkembang), dan terjadi debat yang pasif.
    CDMS: meng-eksplorasi ketidakseragaman pendapat dengan men-stimulasi debat yang lebih provokatif (pengertian positif).

    3. KONSENSUS: tidak semua pihak dapat melakukan pendekatan dalam menyatakan pendapat, can't we all ge along.
    CDMS: mem-promosi pendekatan keanekaragaman pendapat.

    4. KONSENSUS: sering kali menyimpan opini pribadi di diri sendiri.
    CDMS: orang-orang cenderung lebih ekspresif menyatakan pendapat.

    5. KONSENSUS: water-down solution.
    CDMS: innovative solution.

    Demikian. Terima kasih...

    Wassalamu`alaykum wr.wb.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pertanyaan yang menarik dari Ibu Renni,

      menurut sumber dari wikipedia mengenai konsensus :

      Konsensus adalah sebuah frasa untuk menghasilkan atau menjadikan sebuah kesepakatan yang disetujui secara bersama-sama antarkelompok atau individu setelah adanya perdebatan dan penelitian yang dilakukan dalam kolektif intelijen untuk mendapatkan konsensus pengambilan keputusan. konsensus yang dilakukan dalam gagasan abstrak, tidak mempunyai implikasi terhadap konsensus politik praktis akan tetapi tindak lanjut pelaksanaan agenda akan lebih mudah dilakukan dalam memengaruhi konsensus politik. konsensus bisa pula berawal hanya merupakan sebuah pendapat atau gagasan yang kemudian diadopsi oleh sebuah kelompok kepada kelompok yang lebih besar karena bedasarkan kepentingan (seringkali dengan melalui sebuah fasilitasi) hingga dapat mencapai pada tingkat konvergen keputusan yang akan dikembangkan.

      "Diam berarti setuju" adalah ukuran akhir dari konsensus, seseorang memberikan suatu gagasaan dan tidak ada yang berkeberatan atau mengubahnya. Jika terjadi perbedaan pendapat, hal itu akan diselesaikan melalui diskusi yang sopan dan negosiasi, dalam upaya untuk membangun konsensus. Jika suatu konsensus tertentu ternyata sering terjadi, konsensus tersebut akan dituangkan dalam bentuk pedoman, untuk menghemat waktu orang lain untuk kembali mendiskusikan hal yang sama terus menerus.

      Rinto Hariwijaya

      Delete
    2. Wassalamu'alaikum wr.wb. Mbak Renni,

      Mohon maaf baru membalas pertanyaannya. Mungkin sedikit meluruskan, dalam artikel ini yang dimaksud dengan konsensus adalah hasil dari CDMS itu sendiri. Melalui proses CDMS seperti teknik Sumbang Saran, TKN, Delphi, dll diharapkan dapat dicapai konsensus sebagai keputusan bersama yaitu dimana "setiap orang bisa menerima X sebagai solusi suatu permasalahan dan setiap orang setuju untuk melakukan apa saja yang disyaratkan X". Konsensus di sini bukan diartikan sebagai kesepakatan kata atau permufakatan bersama yang dicapai melalui kebulatan suara/suara terbanyak seperti selama ini mungkin kebanyakan kita pahami.

      Seperti dikutip oleh Mas Rinto dari Wikipedia, definisi Konsensus adalah sebuah frasa untuk menghasilkan atau menjadikan sebuah kesepakatan yang disetujui secara bersama-sama antarkelompok atau individu setelah adanya perdebatan dan penelitian yang dilakukan dalam kolektif intelijen untuk mendapatkan konsensus pengambilan keputusan. Ada proses perdebatan dan penelititan yang dilakukan dalam kolektif intelijen terlebih dahulu sebelum dihasilkan konsensus, dan proses ini dapat dilakukan melalui teknik-teknik dalam CMDS :)

      Delete
  2. Sedikit Menambahkan.

    Sering kali orang sulit membedakan antara penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan. Bila dilihat dari sudut prosesnya sulit dibedakan karena keduanya menggunakan langkah-langkah proses yang mirip. Perbedaan diantara keduanya terletak pada hasilnya. Penyelesaian masalah adalah pemikiran yang akhirnya bermuara pada hasil berupa penyelesaian kesenjangan antara performance yang diinginkan dan performance yang menjadi kenyataan. Sering juga disebut perbedaan antara das sollen dan das sein. Dalam istilah Downs (Nutt, 1989), perbedaan antara kenyataan yang ada dan kenyataan yang diinginkan disebut kesenjangan kinerja (performance gap).

    Lain halnya dengan pengambilan keputusan karena dalam hal ini pengambilan keputusan adalah pemikiran yang menghasilkan pilihan dari berbagai alternatif yang ada. Sebaliknya, pilihan itu terjadi dalam proses penyelesaian masalah karena dalam menyelesaikan suatu masalah, setiap langkah yang ditempuh mencakup aspek pengambilan keputusan.

    Pendekatan terhadap Pengambil Keputusan
    Berbagai model tentang pendekatan terhadap pengambilan keputusan telah diperkenalkan oleh para ahli teori pengambilan keputusan, diantaranya adalah:

    1. Model Brinckloe (1977)
    Keputusan yang menggunakan pendekatan
    (i) Fakta, secara sistematis akan mengumpulkan semua fakta mengenai masalah dan hasilnya ialah kemungkinan keputusan akan lahir dengan sendirinya;
    (ii) Pengalaman, seseorang yang sudah memiliki pengalaman tentu lebih matang dalam membuat keputusan daripada seorang yang sama sekali belum mempunyai pengalaman apa-apa namun perlu diperhatikan bahwa peristiwa-peristiwa yang lampau tidak akan pernah sama dengan pada saat ini;
    (iii) Intuisi, tidak jarang keputusan yang diambil berdasarkan intuisi dikarenakan kurang mengadakan analisis yang terkendali maka perhatian hanya ditujukan pada beberapa fakta;
    (iv) Logika, pengambilan keputusan yang berdasar logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semua unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan;
    (v) Analisis Sistem, kecanggihan dari komputer telah merangsang banyak orang untuk mengambil keputusan secara kuantitatif.

    2. Model McGrew (1985)
    McGrew hanya melihat adanya tiga pendekatan yaitu proses pengambilan keputusan rasional, model proses organisasional dan model tawar-menawar politik (political bargaining model) yaitu:
    (i) Pendekatan proses pengambilan keputusan rasional memberi perhatian utama pada hubungan antara keputusan dengan tujuan dan sasaran dari pengambilan keputusan;
    (ii) Model proses organisasional menangani masalah yang jelas tampak perbedaannya antara pengambil keputusan individu dan organisasi; (iii) Model tawar-menawar politik melihat kedua pendekatan itu mengatakan bahwa pengambilan keputusan kolektif sesungguhnya dilaksanakan melalui tawar-menawar namun hasil akhir keputusan itu sesungguhnya tergantung pada proses memberi dan menerima di antara individu dalam kelompok tersebut.

    Sumber: http://tinyurl.com/ck6xh8g

    ReplyDelete
  3. Menurut wikipedia :

    Konsensus adalah sebuah frasa untuk menghasilkan atau menjadikan sebuah kesepakatan yang disetujui secara bersama-sama antarkelompok atau individu setelah adanya perdebatan dan penelitian yang dilakukan dalam kolektif intelijen untuk mendapatkan konsensus pengambilan keputusan. konsensus yang dilakukan dalam gagasan abstrak, tidak mempunyai implikasi terhadap konsensus politik praktis akan tetapi tindak lanjut pelaksanaan agenda akan lebih mudah dilakukan dalam memengaruhi konsensus politik. konsensus bisa pula berawal hanya merupakan sebuah pendapat atau gagasan yang kemudian diadopsi oleh sebuah kelompok kepada kelompok yang lebih besar karena bedasarkan kepentingan (seringkali dengan melalui sebuah fasilitasi) hingga dapat mencapai pada tingkat konvergen keputusan yang akan dikembangkan.

    "Diam berarti setuju" adalah ukuran akhir dari konsensus; seseorang melakukan suatu suntingan dan tidak ada yang berkeberatan atau mengubahnya. Jika terjadi perbedaan pendapat, hal itu akan diselesaikan melalui diskusi yang sopan dan negosiasi, dalam upaya untuk membangun konsensus. Jika suatu konsensus tertentu ternyata sering terjadi, konsensus tersebut akan dituangkan dalam bentuk pedoman, untuk menghemat waktu orang lain untuk kembali mendiskusikan hal yang sama terus menerus.


    Tidak semua orang memiliki pengetahuan yang sama terhadap suatu kasus atau masalah, jika hal ini terjadi, maka dibutuhkan suatu konsensus agar keputusan dapat segera diambil. Jika kita punya waktu 15 menit dalam mengerjakan suatu pekerjaan, maka maksimal dalam waktu 1 menit kita harus punya keputusan mengenai arah pekerjaan tersebut.

    Time is limited, and money could not buy any time.

    - Rinto Hariwijaya -

    ReplyDelete
  4. Sedikit menambahkan tentang metode Delphi,

    Metode Delphi adalah modifikasi dari teknik brainwriting dan survei. Dalam metode ini, panel digunakan dalam pergerakan komunikasi melalui beberapa kuisioner yang tertuang dalam tulisan. Teknik Delphi dikembangkan pada awal tahun 1950 untuk memperoleh opini ahli. Objek dari metode ini adalah untuk memperoleh konsensus yang paling reliabel dari sebuah grup ahli. Teknik ini diterapkan di berbagai bidang, misalnya untuk teknologi peramalan, analisis kebijakan publik, inovasi pendidikan, program perencanaan dan lain – lain.

    Metode Delphi dikembangkan oleh Derlkey dan asosiasinya di Rand Corporation, California pada tahun 1960-an. Metode Delphi merupakan metode yang menyelaraskan proses komunikasi suatu grup sehingga dicapai proses yang efektif dalam mendapatkan solusi masalah yang kompleks.

    Pendekatan Delphi memiliki tiga grup yang berbeda yaitu : Pembuat keputusan, staf, dan responden. Pembuat keputusan akan bertangungjawab terhadap keluaran dari kajian Delphi. Sebuah grup kerja yang terdiri dari lima sampai sembilan anggota yang tersusun atas staf dan pembuat keputusan, bertugas mengembangkan dan menganalisis semua kuisioner, evaluasi pengumpulan data dan merevisi kuisioner yang diperlukan. Grup staf dipimpin oleh koordinator yang harus memiliki pengalaman dalam desain dan mengerti metode Delphi serta mengenal problem area. Tugas staf kordinator adalah mengontrol staf dalam pengetikan. Mailing kuesioner, membagi dan proses hasil serta pernjadwalan pertemuan. Responden adalah orang yang ahli dalam masalah dan siapa saja yang setuju untuk menjawab kuisioner.

    Prosedur Delphi mempunyai ciri – ciri yaitu :
    1. Mengabaikan nama
    2. Iterasi dan feedback yang terkontrol
    3. Respon kelompok secara statistik

    Regards,
    Putu Eka Suarjaya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Melengkapi sedikit...

      Secara tehnis, Tehnik Delphi (yang dinamakan seperti ramalan di Delphi pada masa Yunani kuno) mempunyai beberapa variasi, tetapi umumnya bekerja sebagai berikut:
      a. Sebuah kelompok (biasanya terdiri dari para ahli, tetapi dalam kasus ini bukan para ahli pun mungkin sengaja menggunakannya) dibentuk, tetapi anggota tidak berinteraksi langsung (tatap muka) satu sama lain. Dengan demikian, biaya pengeluaran untuk mempertemukan kelompok dapat dikurangi.

      b.Setiap anggota diminta membuat prediksi atau input tanpa mencantumkan nama untuk keputusan kelompok.

      c. Setiap anggota kemudian menerima umpan balik gabungan dari orang lain. Dalam beberapa variasi, alasan dicantumkan (tanpa nama), tetapi kebanyakan hanya data dan daftar gabungan yang digunakan.

      d. Pada umpan balik, dilakukan babak lain dari input anonim. Pengulangan terjadi pada sejumlah waktu yang telah ditetapkan atau sampai umpan balik gabungan tetap sama, yang berarti setiap orang masuk dalam posisinya.

      Kunci utama keberhasilan teknik ini adalah anonimitasnya. Meneruskan respons anggota ke¬lompok Delphi yang tanpa nama menghapus masalah "menjaga gengsi" dan mendorong para ahli untuk lebih fleksibel dan diuntungkan dari penilaian orang lain. Para ahli mungkin lebih memerhatikan pembelaan posisi mereka dalam teknik pengambilan keputusan kelompok yang berinteraksi secara tradisional daripada membuat keputusan yang baik.

      Delete
  5. Saya mencoba melihat dari sisi yang berbeda , ada manfaat lain dari collective decision making . Manfaat yang bisa dilihat dari 2 sudut pandang :
    1.Sudut pandang Pimpinan , Disini dengan memanfaatkan forum ini maka seorang pimpinan bisa melihat potensi dari seluruh staffnya . hal ini sangat bermanfaat untuk proses kaderisasi .
    2.Sudut pandang staff , disini staff dengan aktiv ikut berdiskusi dalam forum ini maka staff yang bersangkutan bisa memanfaatkan untuk unjuk diri , unjuk kemampuan dengan koridor yang benar.
    Dari dua manfaat tersebut maka , forum tersebut sangat baik untuk dijadikan forum resmi dalam setiap pengambilan keputusan.
    Demikian ,
    Wasalam.

    ReplyDelete
  6. Menambahkan sedikit..

    Dalam Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok/tim, ada beberapa skema keputusan sosial yang muncul dan digunakan, antara lain:
    a. Skema kemenangan mayoritas.
    Skema yang lazim digunakan kelompok sampai kepada keputusan yang didukung oleh mayoritas. Skema ini muncul untuk memandu pengambilan keputusan saat tidak ada keputusan yang benar secara objektif. Contohnya adalah model mobil apa yang dibuat saat berbagai model populer belum diuji dalam "pengadilan" pendapat publik.

    b. Skema kemenangan sebenarnya.
    Saat semakin banyak informasi diberikan dan pendapat dibahas dalam skema ini, kelompok menyadari bahwa ada satu pendekatan yang benar secara objektif. Misalnya, kelompok memutuskan apakah penggunaan nilai tes untuk menyeleksi karyawan akan berguna dan apakah informasi nilai tersebut mampu memprediksi kinerja.

    c. Skema mayoritas dua per tiga.
    Skema ini sering digunakan juri yang cenderung menghukum terdakwa saat dua per tiga juri menyetujui.

    d. Aturan perubahan pertama.
    Skema ini, kelompok cenderung menggunakan keputusan yang mencerminkan perubahan pertama dalam pendapat yang diekspresikan anggota kelompok. Jika kelompok produsen mobil terbagi dalam kelompok memproduksi mobil touring atau tidak, maka kelompok cenderung melakukan ide awal setelah salah satu kelompok yang awalnya menolak ide tersebut menyetujui perubahan. Jika juri mengalami jalan buntu, anggota akhirnya mengikuti ketua juri untuk mengubah posisi.

    Selain beberapa skema keputusan yang disebut diatas, terdapat juga fenomena lain seperti kecenderungan status quo (saat individu atau kelompok dihadapkan dengan keputusan, mereka menolak perubahan dan cenderung bertahan dengan tujuan atau rencana yang ada) yang mempengaruhi pengambilan keputusan kelompok. Untuk mengatasi situasi tersebut dan untuk mewujudkan keputusan kelompok yang efektif, maka perlu dilakukan/dipertimbangkan:
    a. Saat segalanya berjalan dengan baik, pembuat keputusan sebaiknya tetap mewaspadai dan meninjau kemungkinan alternatif.
    b. Sungguh baik jika memiliki kelompok terpisah yang mengawasi lingkungan, mengembangkan teknologi baru, dan menghasilkan ide baru.
    c. Untuk mengurangi kecenderungan mengabaikan informasi negatif jangka panjang, manajer sebaiknya mengumpulkan skenario kasus yang buruk dan prediksi yang mencakup biaya jangka panjang.
    d. Membuat checkpoint dan batasan untuk semua rencana.
    e. Ketika batasan sudah dilewati, perlu mempunyai tinjauan rencana lain yang independen atau terpisah.
    f. Nilailah orang berdasarkan cara mereka mengambil keputusan, bukan hanya pada keputusannya, terutama ketika hasil yang diperoleh/ditetapkan di luar kontrol.
    g. Menekankan kualitas proses pengambilan keputusan tidak berarti sebaiknya manajer tidak menampilkan konsistensi keberhasilan saat keadaan belum menunjukkan perubahan.
    h. Organisasi dapat menetapkan tujuan, insentif, dan sistem pendukung yang mendorong eksperimen dan pengambilan risiko.

    ReplyDelete
  7. Mengapa collective decision making dikatakan lebih sulit dijalankan lalu apa manfaatnya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dengan menyatukan dua, tiga, atau bahkan puluhan pemikiran dalam suatu forum, tentu merupakan suatu tantangan yang tidak mudah dan hal ini tidak dapat diputuskan dengan cepat. Adanya ego atau kepentingan lain yang merugikan (atau yang akan memberikan pengaruh positif) serta pandangan atau suatu diskusi yang lebih berorientasi kepada kepentingan individu/tim dan bukan kepentingan perusahaan secara keseluruhan akan menjadi interferensi suatu pengambilan keputusan.

      Akan tetapi seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, dengan collective desicion making menjadikan hasil dari diskusi / musyawarah ini akan menjadi hasil yang lebih kuat, karena dari sisi kualitas dan komitmen sudah disepakati dan disetujui secara bersama.

      Delete
    2. Opini saya: collective decision making lebih sulit dijalankan dikarenakan melibatkan orang banyak. Masing-masing kepala tentunya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda. Sehingga diperlukan seorang leader yang bisa menjembatani dalam pencapaian kesimpulannya. Adapun manfaat-nya adalah: akan banyaknya idea/issue yang muncul dari masing anggota dan tentunya akan lebih variatif. Sehingga nilai pendekatan terhadap pencapaian keputusan akan jauh lebih akurat.

      Delete
    3. Sebab yang diusahakan untuk disatukan adalah pemikiran, kepentingan, dll dari beberapa orang yang jelas tidak sama satu dengan yang lain. Setiap individu terlahir berbeda. Kemudian dibesarkan dengan lingkungan dan pengalaman belajar yang berbeda-beda.

      Manfaatnya yaitu keputusan yang dihasilkan lebih kuat dan mengikat untuk dijalankan. Sebab dihasilkan dari usaha masing-masing pribadi dalam mencari jalan keluar dengan cara menurunkan ego masing-masing. Dengan kesadaran bahwa semua pribadi telah rela menurunkan ego masing-masing, maka keputusan menjadi lebih diharga dan lebih mengikat. dan ada rasa memiliki terhadap keputusan tersebut.

      Marcell 1306360605

      Delete
    4. Collective decision making lebih sulit dijalankan karena harus mencari kesepakatan bersama dari beberapa pemikiran yang mungkin dapat berbeda dan dengan latar belakang yang berbeda. Tantangannya adalah bagaimana menghargai pendapat yang lain dan menghasilakan suatu kesepakatan yang dapat diterima bersama yang mungkin saja diantaranya harus ada yang mengalah atau menerima pendapat bersama yang dianggap lebih baik.
      Manfaat yang sangat dirasakan adalah keputusan yang diambil akan lebih berkualitas dan menghasilkan komitmen yang kuat untuk menjalankannya.

      Delete
    5. menyatukan pendapat dari banyak orang bukannlah hal yang mudah dilakukan, hal itu dikarenakan setiap orang memiliki pola pemikiran yang berbeda-beda dan terkadang sulit untuk menerima pendapat dari orang lain. namun hal tersebut tidak membuat manfaat dari collective decission making menjadi jelek. collective decission making membuat keputusan yang diambil lebih bermanfaat dan dapat diterima oleh banyak orang.

      Delete
    6. Collective decision making lebih sulit dijalankan karena melibatkan lebih dari 1 pihak sehingga lazim terjadi ketersinggungan substansi, ego, emosi, dan kepentingan dimana ketiga hal terakhir (ego, emosi, kepentingan) dapat membuat bias pembahasan substansi. Akan lebih sulit dijalankan lagi dalam hal pihak-pihak yang melakukannya berasal dari berbagai macam keahlian. Pernah ada anekdot, jika terdapat 3 ahli hukum untuk membahas hal yang sama, maka akan ada lebih dari 3 pemahaman yang diberikan.

      Delete
    7. @pak Benny:
      apakah menurut Bapak teknik-teknik collective decision making ini hanya buang-buang waktu dan tenaga saja jika diterapkan? Teknik mana yang paling tidak bermanfaat. Mohon penjelasannya.

      Delete
    8. Menurut saya tergantung pada situasi penerapannya Pak...
      [1] Teknik Kelompok Nominal akan menjadi ajang debat kusir jika dilakukan ketika belum diperolehnya parameter pijakan pengambilan keputusan, parameter ini merupakan pakem yang diadopsi dan dijaga konsistensinya. Tanpa adanya parameter ini, maka diskusi penentuan alternatif akan berputar-putar meskipun akar permasalahan telah diketahui. Kalaupun dipaksakan langsung dikombinasi dengan pemungutan suara, maka hasil tindakan yang diambil bukan tidak mungkin malah memunculkan persoalan baru pada bidang lain. Teknik ini dapat dilakukan jika akar permasalahan dan pijakan pengambilan keputusan telah terdefinisi dengan jelas.

      [2] Teknik Delphi nampaknya berusaha menjaga netralitas dan objektifitas dari masukan. Namun demikian, pada Teknik Delphi perlu terlebih dahulu disusun SOP dalam pemberian kontribusi agar menjamin masukan yang diperoleh bersumber dari pihak yang diizinkan (discreet contributor) mengingat dalam teknik Delphi, gagasan disampaikan tanpa menyebutkan nama pemberi gagasan. Teknik Delphi pun memerlukan adanya pihak yang didedikasikan khusus untuk mencatat kronologis ("rapporteur") dari setiap pembahasan dan mempublikasikan rekapitulasi dari setiap putaran pertemuan. Persoalannya adalah lebih kepada tahap persiapannya dimana penyusunan SOP sendiri akan memerlukan waktu dan tenaga tersendiri. Teknik ini lebih cocok dilakukan ketika tahapan pengumpulan informasi dari suatu masalah.

      [3] Berdasarkan penjelasan di atas, metode Kartu Konsensus nampaknya memiliki instrumen yang jelas dalam menyampaikan posisi namun teknis pembahasan berjalan layaknya diskusi pada umumnya.

      [4] Matriks Pilihan-Berpasangan cenderung aplikatif jika telah mendekati tahap akhir pembahasan sebagaimana ditandai dengan alternatif-alternatif yang tersedia relatif serupa, dan kebijakan besar dari keputusan telah tersedia secara top-down untuk dapat ditindaklanjuti di tingkat pelaksanaan.

      [5] Teknik Penilaian Kinerja memerlukan kepastian landasan pengambilan keputusan terlebih dahulu agar kajian tim memiliki arah yang jelas.

      Dari identifikasi di atas, teknik yang paling aneh menurut saya adalah Metode Kartu Konsensus karena sekilas terlihat seperti gabungan diskusi biasa dengan repetitive polling. CMIIW

      Delete
    9. Collective Decision Making memang lebih sulit dijalankan karena melibatkan lebih dari 1 pihak dengan kepentingan pribadi yang berbeda sehingga ada kemungkinan timbul perdebatan atau sanggahan pada proses pengambilan keputusan. Akibatnya, bisa saja pengambilan keputusan akan berlangsung lebih lama jika keputusan hanya diambil oleh 1 pihak. Oleh sebab itu diperlukan jiwa yang besar serta pemikiran yang rasional saat pihak2 terkait dihadapkan pada proses collective decision making.
      Namun, dibalik itu semua, dengan collective decision making, keputusan yang diambil merupakan keputusan yang terbaik bagi semua pihak karena telah mempertimbangkan berbagai alternatif solusi permasalahan yang disampaikan oleh masing-masing pihak. Selain itu, dengan persetujuan pihak-pihak yang terlibat, maka keputusan yang dibuat bisa dijalankan karena sudah adanya komitmen pada saat pengambilan keputusan tersebut.

      Thanks & regards,
      Anton, MT'13

      Delete
    10. Collective decision making memang memerlukan waktu yang lebih panjang dalam menghasilkan suatu keputusan dikarenakan banyaknya pihak atau individu-individu yang terlibat dengan berbagai latar belakang dan opini masing-masing. Tetapi hal tersebut juga sekaligus menjadi manfaat dari penerapan collective decision making yang menjadikan tipe pengambilan keputusan ini lebih kaya ide dan cenderung menghasilkan keputusan yang fresh karena merupakan 'peramuan' dari beberapa 'kepala'

      Erny A Sylwana
      MT 2103 1206312252

      Delete
    11. memang lebih sulit menjalankan collective decision making, karena kita dihadapkan pada berbagai orang yang mempunyai pendapat yang berbeda beda dan kemungkinan juga mempunyai keinginan dan kepentingan yang berbeda. Hal ini dapat membawa hal yang tidak baik juga bagi sebagian orang apabila keputusan telah dibuat. manfaat nya, kita mendapatkan banyak masukan untuk pengembangan dan berbagai hal baru untuk keputusan yang kita ambil dari segi pandang yang berbeda, selain itu apabila keputusan itu salah dan benar, kita telah menampung aspirasi dari rekan2 kita.

      Delete
    12. Setuju @ pak Benny
      Tergantung pada situasi penerapannya. Keputusan yang baik adalah keputusan yang bisa dijalankan atau dilaksanakan dan mendatangkan manfaat seperti yang ingin dituju oleh pembuat keputusan itu sendiri.

      Teknik collective decision making" dikatakan dapat memperbesar peluang keberhasilan suatu keputusan karena sudah mendapat dukungan sejak awal proses pembuatannya.

      Lalu mengapa dirasa sulit? Mari kita temukan jawabannya bersama-sama.

      Delete
    13. Collective decision making menurut saya sulit karena berawal dari scope, impact, consequence, dan dependancies dari permasalahan itu sendiri. Permasalahan yang melibatkan banyak pihak memerlukan pemikian atau pertimbangan dari banyak perspektif dan harus komprehensif, agar tidak menimbulkan permasalahan saat implementasi hasil keputusan tsb.

      Delete
    14. Collective decision making lebih sulit dijalankan karena harus menampung berbagai pendapat dan pikiran dari banyak orang. Adanya banyak pemikiran tersebut disatu sisi menyulitkan tetapi di satu sisi lain juga menguntungkan. Menyulitkan untuk mengambil keputusan, tetapi menguntungkan dengan adanya banyak pemikiran/ide yang masuk, sehingga keputusan bisa dilihat dari berbagai sisi dan alternatif.

      Delete
    15. Yang menyebabkan teknik collective decision making adalah terlalu banyak ide yang keluar, tetapi untuk menyatukan idea tersebut ke dalam suatu keputusan yang benar-benar tepat.

      Delete
    16. Keterbatasan waktu menjadikan salah satu faktor sulitnya dilakukan collective decision making karena hasil keputusan cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada keputusan yang diambil oleh satu orang. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan bisa dipengaruhi oleh ketidak samaan visi antara masing-masing anggota sehingga bukan menjadikan perbedaan pandangan menjadi satu kekuatan tetapi menjadi perpecahan yang berkepanjangan.

      Delete
    17. Collective Decision Making memang lebih sulit karena keputusan yang diambil merupakan keputusan dari kolaborasi setiap individu yang berbeda pemikiran, latar belakang, dan sebagainya. Namun keputusan secara kolektif ini cenderung lebih efektif daripada keputusan yang dibuat oleh satu individu. Karena keputusan yang diambil cenderung lebih objektif dan terbaik. Perlu ditekankan, setiap individu harus memiliki visi dan misi yang sama terlebih dahulu, sehingga setiap pengambilan keputusan
      didasarkan oleh penyamaan visi dan misi, sehingga keputusan yang berbeda-beda dapat dijadikan alternatif-alternatif yang berguna bagi kepentingan bersama.

      Delete
    18. Collective Decision Making lebih sulit, makin banyak individu (kepala) makin lama waktu yang dibutuhkan dalan mengambil keputusan, seperti yang telah disampaikan pendapat dari teman2 diatas - diperlukan kesamaan visi antara masing-masing individu dalam menyatukan keputusan yang berbeda-beda.

      Delete
    19. Salah satu faktor hal tsb sulit dilakukan karena kecenderungan manusia yang malas berdebat/bertukar pikaran dan lebih memilih proses instant untuk mendapatkan keputusan. Namun seperti yang sudah diutarakan teman-teman sebelumnya bahwa manfaat yang diperoleh jauh lebih besar

      Delete
    20. Menurut pendapat saya, collective decision making sulit dilakukan apabila hanya sebagian grup atau tim yang dilibatkan dalam pengambilan keputusan tersebut sehingga keputusan yang ditetapkan dapat merugikan grup/tim yang lain. Untuk itu, ada baiknya dibuatkan sebuah tim khusus yang melibatkan perwakilan dari seluruh elemen perusahaan agar keputusan yang dihasilkan berkualitas dan mendapatkan komitmen terhadap implementasinya.

      Delete
    21. Sebelumnya mari kita tanya pada diri kita masing-masing: "Apakah kita sudah pernah mempelajari dan menguasai teknik-teknik collective decision making ini?"

      Kita juga sudah mengetahui tentang learning curve yang pada intinya menyebutkan bahwa semua akan "lebih mudah" pada pengulangan berikutnya.

      Saya punya pengalaman tentang Collective Decision Making ini. Saat itu harus mengambil keputusan Go or No go yang mempengaruhi kesuksesan suatu misi. Kekeliruan akan berakibat fatal pada Tim dan Organisasi (strategis) secara Nasional maupun Internasional dan nama baik tentunya. Aroma pertentangan antar kelompok dan perbedaan kepentingan sangat terasa.

      Tim kami memutuskan untuk menggunakan salah satu teknik dan berlatih dengan serius dan berhasil membuat keputusan sulit hanya dalam 1 hari tanpa keributan. Konsensus tercapai dan proses berjalan dengan damai.

      Teknik-teknik tertentu disini bisa meniadakan agenda tersembunyi yang kelak mengganggu pelaksanaan keputusan.

      Di masa pelaksanaan, semua kelompok saling bahu membahu untuk mewujudkan konsensus tersebut. Tim dan organisasi tersebut berhasil bekerjasama menyelesaikan sebuah "mission impossible" berawak dengan pendekatan Collective Decision Making.

      Kehadiran pemimpin yang kuat memang sangat menentukan. Kita tahu harus kemana, bagaimana mencapainya, berani mengambil tanggungjawab jika gagal dan tentunya tidak narsis kalau sukses. Misi di atas segala kepentingan.

      Tak kenal maka tak sayang .... :)

      Delete
  8. Dalam kondisi yang kritis, Anda pada posisi yang harus mengambil keputusan penting dan segera, apakah Anda akan membuat keputusan dengan risiko akan dipersalahkan oleh rekan-rekan sejawat atau masyarakat? Mengapa dan bagaimana mensikapinya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Opini saya: Sebelum keputusan penting tersebut diambil, maka kita harus mempersiapkan strategy-nya sbb:
      - Mintakan saran/pendapat dari rekan-rekan sejawat
      - Mempertimbangkan baik buruknya pengambilan keputusan tersebut
      - Mempersiapkan langkah antisipasi jika keputusan sdh diambil
      - Identifikasi kondisi kritis tersebut, Evaluasi dan Analisa, Mencarikan Solusi sebagai keputusannya
      Apapun keputusan yang sudah diambil maka kita harus siap dengan segala konsekwensi dari pengambilan keputusan tersebut. Yang terpenting kita sudah mempertimbangan dengan semua memanfaatkan semua tools yang ada dan sudah membuatkan strategy yang cukup matang sebelum pengambilan keputusan tersebut.

      Delete
    2. Iya, dalam kondisi tersebut saya akan mengambil keputusan dengan resiko akan dipersalahkan oleh rekan-rekan sejawat atau masyarakat. Sebab kondisinya menuntut saya untuk segera mengambil keputusan. Jika keputusan ini berdampak langsung dengan kepentingan atau kebutuhan banyak orang, maka menurut saya dalam kondisi seperti itu, keputusan mesti dibuat. Sebab, tidak mengambil keputusan sama sekali menunjukan tidak adanya usaha demi kebutuhan orang lain dan menunjukan ketakutan akan dipersalahkan jika keputusan yang dibuat tidak tepat. Dengan catatan, sikap yang saya ambil dalam mengambil keputusan itu adalah
      1. Menanggalkan kepentingan diri
      2. Menempatkan diri sebagai bagian dari orang lain yang akan terkena dampak dari keputusan yang diambil
      3. Membuat perhitungan untung rugi terhadap setiap opsi keputusan yang bisa diambil; minus malum: yang terbaik dari yang terburuk. Keputusan yang jika tepat akan membawa kebaikan untuk bersama, jika tidak, setidaknya kerugiannya seminimal mungkin.
      4. Mengambil keputusan (dengan berdoa terlebih dahulu)
      5. Mencatat kembali latar belakang dan semua pertimbangan yang dipaki dalam membuat keputusan, sebagai bahan pertanggungjawaban atas keputusan yang dibuat kepada masyarakat jika dimintai penjelasan.


      Marcell 1306360605

      Delete
    3. Dalam posisi harus mengambil keputusan, maka kita harus berani mengambil keputusan dengan tetap mempertimbangkan resiko yang dapat terjadi. Hal yang perlu dilakukan dan disikapi adalah mencari informasi dan meminta pendapat orang lain, baik bawahan maupun teman sejawat untuk dijadikan bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan, sehingga keputusan yang diambil nantinya akan lebih baik atau setidaknya dapat meminimalkan resiko jika hal tersebut terjadi.

      Delete
    4. dalam kondisi tersebut kita harus mampu membuat keputusan yang cepat dan tepat untuk menangani suatu permasalahan dengan segala konsekuensi yang harus ditanggung. Guna mengurangi resiko dari keputusan yang diambil, kita dapat meminta second opinion dari rekan atau teman sejawat kita atau orang yang di anggap kompeten untuk memberikan masukan mengenai permasalahan yang di hadapi.

      Delete
    5. Dalam hal tersedianya data-data yang valid dan up to date, maka keputusan dapat segera dibuat dengan batasan hanya yang berkaitan dengan data tersebut.

      Dalam hal tidak ada data yang valid/up to date atau bahkan tidak ada sama sekali, maka pengambilan keputusan akan melibatkan ahli yang berkompeten/petinggi yang membidanginya.

      Delete
    6. Data yang valid dan up-to-date jarang sekali kita temukan saat dibutuhkan. Pemimpin yang ulung dapat mengambil keputusan yang baik dengan data atau informasi yang tersedia saat itu.

      Pada situasi yang kritis, kecepatan mengambil keputusan adalah hal yang utama. Bagaimana pak Benny?

      Delete
    7. Benar Pak, permasalah pengambilan keputusan biasanya berkisar di ketersediaan data...padahal data merupakan input feedback. Untuk mengatasi permasalahan ketersediaan data, sebaiknya ada data periodik beserta ringkasannya untuk menghindari deviasi pemahaman yang terlalu besar.

      Delete
    8. Di saat kritis dan harus mengambil keputusan, jika tidak ada waktu lagi untuk berdiskusi dengan berbagai pihak, maka saya akan membuat keputusan yang terbaik menurut saya berdasarkan pengalaman yang saya miliki. Setelah keputusan itu dibuat, saya akan mengevaluasi hasil keputusan itu, tentunya dengan berdiskusi dengan beberapa pihak yang terkait dengan keputusan itu untuk kemudian menentukan apakah perlu merevisi keputusan sebelumnya atau tidak.

      Thanks & regards,
      Anton MT'13

      Delete
    9. Apabila situasi kritis, kita memang perlu untuk mengambil keputusan cepat karena pada saat saat seperti ini kita diharuskan untuk menjadi seseorang yang bijak dalam mengambil keputusan demi kepentingan perusahaan dan seluruh karyawan. Menurut saya, mengambil resiko itu bisa saja, tetapi pada saat kritis kita perlu mempertimbangkan pendapat dari yang ahli di perusahaan kita sehingga kita dapat mengambil keputusan tanpa melihat ke diri kita melainkan dari segi efisiensi perusahaan dan karyawan.

      Delete
    10. Setuju @ pak Antonius Y Kristiawan.
      Kunci utamanya adalah memonitor perkembangan setelah keputusan diambil lalu melakukan evaluasi atas keputusan tersebut pada waktu yang disepakati atau jika keadaan memburuk maka segera lakukan koreksi.

      Hal lain yang penting diperhatikan adalah apa yang disampaikan oleh Ibu Erny A Sylwana sebelumnya. "It's not hard to make decisions when you know what your values are", yang beliau kutip dari Roy E. Disney.

      Delete
    11. Setuju @ Ibu Erny A. Sylwana: "It's not hard to make decisions when you know what your values are".

      Juga bisa dipandang dari kredibilitas yang dibentuk dari rekam jejak seseorang. Ini juga memudahkan banyak hal termasuk saat harus mengambil keputusan. Termasuk disini tentunya adalah standar moral yang selama ini kita digunakan.

      Delete
    12. Dalam kondisi yang kritis, jika saya ada pada posisi yang harus mengambil keputusan penting dan segera, saya akan mengambil keputusan itu. Risiko dipersalahkan oleh rekan-rekan sejawat atau masyarakat mungkin saja terjadi. Justru hal yang fatal adalah tidak berbuat apa2 dan membiarkan hal yang buruk akan terjadi begitu saja. Setuju dengan Bapak Anton, setelah keputusan diambil, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi.

      Delete
    13. Pertama-tama dilihat dulu apakah punya wewenang atau tidak untuk mengambil keputusan. Jika memang punya wewenang, maka bisa langsung diambil keputusan dengan berbagai resiko yang mungkin terjadi. Karena kondisinya yang kritis, yang butuh keputusan cepat. Keputusan yang diambil harus dibuat dengan berdasarkan tanggung jawab dengan memperhatikan kepentingan orang banyak dan resiko-resiko yang mungkin terjadi.

      Delete
    14. "MINUS MALUM" --- > Disaat yg sangat kritis, mengambil keputusan terbaik dari yang terburuk, untuk meminimalkan kegagalan.

      Delete
    15. Rekans dan Pak Fajar, bagaimana jika kita dihadapkan dengan tuntutan karna keputusan yg telah kita ambil tersebut? Padahal kita sudah bersusaha sesuai dengan value yg kita punya. Sebab, value kolektif bukankan lebih besar daripada value individu. Apalagi, saat itu kita adalah seorang Fresh Grade yang belum terlalu paham masalah-masalh lapangan yang akan dihadapi. Pengetahuan yang dimiliki masih sebatas pandangan teoritis.

      Delete
    16. Pak Marcell, menurut saya pada konsidi tersebut perlu sikap terbuka untuk menerima kritikan pihak lain. Dan setelah itu evaluasi & merefisi hasil keputusan berdasarkan feedback dari orang yang lebih berpengalaman akan menyempurnakan keputusan tersebut, seperti yang disampaikan oleh Pak Anton sebelumnya.

      Delete
    17. Jika case-nya masih ada waktu untuk berfikir dalam mengambil keputusan :

      Dalam pemikiran saya :
      Apabila bos bertanya kepada saya untuk suatu pengambilan keputusan, saya akan minta waktu untuk mempersiapkan semua data. Saya akan datang, dengan semua asumsi dan data yang bisa kami diskusikan. Saya selalu memposisikan bos saya sebagai pengambil keputusan, yang mana semua options sudah saya berikan baik dengan impack positif dan negatifnya.

      Apabila sudah semua hal berjalan dengan baik, saya akan membuka sesi sharing dan menjelaskan kepada semua anggota team, kenapa saya mengambil keputusan tersebut. Apa saja hal positif, menurut saya, dalam pengambilan keputusan ini. Dan hal-hal negatif yang mungkin timbul dalam pengambilan keputusan ini. Saya juga open apabila ada yang mau mengkritik pengambilan keputusan saya. Brain storming dan open minded saja, kalo mau menyalahkan di moment ini. Saya juga mau mengajak anggota team untuk mempunyai rasa memiliki untuk project yang sedang dijalankan.

      Namun bila tidak ada waktu berfikir dalam mengambil keputusan, saya akan seperti pendapat yang disampaikan Bang Anton sebelumnya..

      Delete
    18. Saya agak berbeda pendapat dengan sebagian rekan-rekan.
      Kita perlu melihat kontek permasalahannya terlebih dulu sebelum mengambil keputusan dan banyak hal yang perlu dijadikan pertimbangan.
      Dalam kondisi yang kritis dan mendesak sekalipun, pengambilan keputusan perlu dilakukan dengan collective decision making karena menyangkut kepentingan banyak orang. Namun yang menjadi masalah adalah berlomba dengan waktu. Dan dengan sikap seorang pemimpin, saya yang mengambil tanggung jawab atas risiko yang mungkin terjadi.

      Delete
    19. Sudah menjadi tugas seorang pemimpin untuk membuat keputusan.

      Apalagi dalam kondisi kritis. Menunda-nunda keputusan hanya akan menambah persoalan baru dan menjadikan kondisi akan semakin sulit untuk ditangani.

      Kuncinya adalah kecepatan yang kemudian diikuti dengan ketepatan dalam pengambilan suatu keputusan serta memahami konsekuensi yang akan dihadapi dan cara-cara penanganannya.

      Jika kita sudah terlatih mengambil keputusan dengan teknik yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi tentu ini bukan pekerjaan yang sulit untuk dilaksanakan. Perlu knowledge, informasi, dan ketrampilan.

      Kredibilitas memang ada harganya.

      Delete
  9. Setuju Pak Fajar, dalam situasi yang kritis seorang pemimpin sangat dinantikan keputusannya dengan cepat dan harus dapat memanfaatkan data/informasi yang ada saat itu dengan tetap mempertimbangkan kemungkinan resiko akibat keputusan yang diambil.

    ReplyDelete
  10. "It's not hard to make decisions when you know what your values are" - Roy E. Disney
    Dalam setiap keputusan yang harus diambil, semendesak apapun keadaanya, kita harus melihat kembali tujuan apa yang ingin kita capai, dimana tujuan tersebut sudah sewajarnya tidak berpihak pada kepentingan pribadi tetapi berpihak pada kepentingan bersama/kelompok. Dengan fokus pada tujuan dan prinsip-prinsip yang dianut oleh kelompok tersebut, kita dapat memperkecil opsi yang ada sehingga akan lebih mudah untuk memutuskan sesuatu. Selain itu, pengalaman dan kecakapan yang didukung oleh data real yang kita miliki (seminim apapun itu) dapat lebih membantu kita memutuskan pilihan yang tepat dengan resiko yang minimal

    Erny A Sylwana
    MT 2013 1206312252

    ReplyDelete
  11. Saya ingin melihat proses pengambilan keputusan dari sudut pandang yang lain. Dalam keseharian sering kita mendengar pengambilan keputusan berdasarkan wewenang, pengalaman, ataupun fakta yang ada. Tapi mungkin pernah juga kita mendengar seseorang mengambil keputusan berdasarkan intuisi. Beberapa kutipan berikut mungkin menarik untuk diamati:

    http://id.wikipedia.org/wiki/Intuisi_%28psikologi%29 :

    "Penelitian itu sepertinya menegaskan bahwa orang-orang sukses lebih banyak menerapkan kekuatan psi dalam kehidupan keseharian mereka, hal mana menunjang kesuksesan mereka. Salah satu bentuk kemampuan psi yang sering muncul adalah kemampuan intuisi. Tidak jarang, intuisi yang menentukan keputusan yang mereka ambil. Sampai saat ini dipercaya bahwa intuisi yang baik dan tajam adalah syarat agar seseorang dapat sukses dalam bisnis.

    http://www.aftau.org/site/News2?id=17369

    Pada link kedua menjelaskan tentang Studi Profesor Marius Usher tentang intuisi yang berkekuatan penuh dan akurat. Secara intuitif, otak manusia memiliki kemampuan untuk mengambil banyak potongan informasi dan memutuskan nilai keseluruhan. Reaksi dari dalam ini dapat dipercaya untuk membuat keputusan yang berkualitas.

    Saya sendiri belum bisa menyimpulkan apakah intuisi bisa digunakan karena secara teori pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah subjektif dan sulit diakui kebenarannya. Bagaimana pendapat teman teman mengenai hal ini.

    ReplyDelete
  12. Ya saya akan mengambil keputusan yang berpihak pada kemajuan dan peningkatan kualitas perusahaan/lingkungan/masyarakat walaupun ada pihak yang dirugikan. sepanjang keputusan tersebut bermanfaat untuk kemajuan bersama, saya yakin pihak yang merasa dirugikan tersebut akan mampu beradaptasi atau mengikuti hasil keputusan tersebut. Dan tentu saja kritisi dan masukan akan selalu terbuka demi pebaikan...

    ReplyDelete
  13. Setuju dengan rekan-rekan Mantel, Jika dikondisikan pada kondisi Kritis
    dan harus mengambi keputusan penting dan segera, kita harus
    berani mengambil keputusan.Dan keputusan yang diambil adalah yang paling tepat dan terbaik.
    Dan dari keputusan tersebut harus dilakukan monitoring perkembangan,
    setelah keputusan diambil dilakukan evaluasi pada waktu yang disepakati,
    atau jika keadaan memburuk maka segera lakukan koreksi.


    Namun yang menjadi pertanyaan, paling tepat dan terbaik seperti apa? sejauh mana efektifnya keputusan tersebut jika diambil
    dalam kondisi kritis? sejauh mana kita mau dapat menanggung resiko?

    #Sebagai Bahan sharing saja, Dalam dunia Kesehatan. Kasus Dokter Ayu dan rekan teamnya. Yang menanganin situasi emergency pasien.
    Dimana harus menanggung resiko, karena keputusan yang diambil. Bagaimana rekan-rekan menanggapinya?


    ReplyDelete
    Replies
    1. Menanggapi pertanyaan rekan jonathan, keputusan dinilai tepat dan terbaik tidak bisa dinilai saat keputusan tsb diambil. Keputusan tsb bisa dinilai dari hasil/dampak dari keputusan tsb baik jangka pendek/menengah/panjang. Untuk itu telah disebutkan sebelumnya harus ada evaluasi..

      Menanggapi kasus dr.ayu dan team, dalam dunia kedokteran terdapat norma yang mengharuskan seorang dr dalam kondisi kritis (pasiennya) harus ditolong/dilakukan tindakan kalau tidak bisa berakibat lebih fatal/meninggal

      Delete

Membuat Link Pada Komentar Anda
Agar pembaca bisa langsung klik link address, ketik:
<a href="link address">keyword </a>
Contoh:
Info terkini klik <a href="www.manajementelekomunikasi.org"> disini. </a>
Hasilnya:
Info terkini klik disini.

Menambahkan Gambar Pada Komentar
Anda bisa menambahkan gambar pada komentar, dengan menggunakan NCode berikut:

[ i m ] URL gambar [ / i m ]

Gambar disarankan memiliki lebar tidak lebih dari 500 pixels, agar tidak melebihi kolom komentar.

---

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger