Monday, October 14, 2013

Studi Kasus # 12: Future MARKETING dan Layanan TELEKOMUNIKASI

Seri Kapita Selekta

oleh: Kelompok 4


 Menurut Philip Kotler pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Diskusi pada artikel ini menyoroti bentuk layanan telekomunikasi guna memanfaatkan perubahan yang terjadi pada fungsi marketing..

Pendahuluan

Pemasaran (marketing) dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan usaha, melakukan pengembangan usaha (pertumbuhan) dan untuk pencapaian tujuan perusahaan.

Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan tergantung dari susunan strategi pemasaran yang ada di perusahaan tersebut. Setiap perusahaan menggunakan sejumlah alat untuk mendapat respon dari konsumen terhadap kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. 
Salah satu alat yang digunakan perusahaan dalam menyusun strategi pemasaran adalah dengan menggunakan bauran pemasaran (mix marketing) yang terdiri dari 4P yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi). Place yang dimaksudkan di sini ialah distribusi

New Wave Marketing

New wave marketing adalah suatu cara marketing yang lebih menekankan untuk mendorong customer ikut andil mempromosikan produk secara tidak langsung.




Disini pihak perusahaan didorong untuk lebih peka terhadap bagaimana mem-Brand produk agar dapat membuat customer loyal terhadap produk atau layanan yang disediakan, terlebih terhadap perusahaan yang penyedia, supaya customer itu nantinya diharapkan dapat menjadi ‘sales’ tak langsung bagi perusahaan dalam memasarkan produk. 

Sadar atau tidak, kita telah melakukan dan merasakannya dalam hal membuat keputusan untuk membeli sebuah produk atau mengkonsumsi suatu layanan. Kita akan lebih menurut dengan rekomendasi dari teman kita (word of mouth) dari pada iklan. 

Perkembangan teknologi dan layanan telekomunikasi berperan sangat  besar dalam melahirkan ‘new wave marketing’, Konsep ini mulai berkembang karena adanya dukungan dari era Web 2.0 dimana orang dapat pertukaran informasi secara lebih mudah (interaktif) jika dibanding dengan era Web 1.0

Marketing berkaitan dengan sembilan elemen yang terdiri dari: 
  1. segmentasi, 
  2. targeting, 
  3. positioning, 
  4. diferensiasi, 
  5. marketing-mix, 
  6. selling, 
  7. brand, 
  8. service, dan 
  9. process. 
Sembilan elemen tersebut lahir di zaman serba vertikal. Saat itu belum ada Web 2.0 atau bahkan belum ada Web 1.0. Ketika itu praktek pemasaran yang dilakukan oleh pemasar dan dikendalikan secara top-down, bersifat hirarkis, dari perusahaan ke konsumen. 

Seiring dengan masuknya era  horisontal, yang didorong oleh kekuatan baru teknologi Web 2.0, seakan produsen dihadapkan pada tuntutan untuk bergerak lebih horisontal dan duduk sejajar dengan konsumen, kompetitor dan agen-agen pembawa perubahan. 

Artinya konsumen bukan lagi menjadi objek tapi subjek, karena penciptaan nilai pemasaran akan lebih bertambah kalau melibatkan pelanggan dan melakukan inovasi secara bersama-sama. 

Model pemasaran New Wave ini memang berbeda. Sembilan elemen yang selama ini sudah dikenal mungkin masih tetap berlaku, namun secara praktek kesembilannya harus dirubah ke yang lebih horisontal dimana 9 elemen pemasaran sudah berganti menjadi 12 C dan Marketing Mix (4P) sudah berganti ke New Wave Marketing Mix (co-creation, currency, conversation and communal activation). 

Teknologi ICT Merubah Model Pemasaran 

Era Web 2.0 dan media sosial membuat internet menjadi lebih interaktif, merubah dalam mencari informasi dan berinteraksi dengan orang lain. 

Kini pengguna tidak hanya sebagai pengamat saja, tetapi dapat memberikan feedback kepada pembuat berita, sehingga internet menjadi lebih aktif dari era sebelumnya karena ada keterlibatan pengguna di dalamnya. Dengan pertumbuhan pengguna smartphone di Indonesia yang semakin meningkat dan penggunaanya kebanyakan untuk media sosial dan chatting, operator-operator telekomunikasi menangkap peluang tersebut dengan menyediakan paket-paket layanan internet. 

Melihat fenomena ini, dunia marketing pun lambat laun melakukan penyesesuaian dengan yang terjadi pada saat ini. Sistem marketing yang dulu menerapkan “high cost high impact” sekarang menjadi “low cost high impact”.

Pemasaran produk dapat memanfaatkan media sosial yang biayanya tidak sebesar memasang iklan di televisi, surat kabar, pamlet, dan lain-lain. Dengan pemasaran online akan timbul pemasaran horizontal yaitu customer loyal menjadi sales perusahaan untuk dari produk tertentu. 

Contohnya adalah sebuah bank masuk ke sosial media untuk tujuan customer engagement. Bank tersebut menjalankan konsep “Care” dengan mendengarkan keluhan masyarakat, dengan 113,000+ fans di Facebook dan 44,900+ followers di Twitter. Ini memungkinkan bank memanfaatkan keuntungan dari sosial media dengan tersedianya grup dan news feeding pada facebook misalnya dapat mendorong penyebaran ide inovasi yang dapat dieksekusi dengan cepat apabila sesuai dengan tren. 

Orang-orang menaruh kepercayaan kepada yang memiliki banyak follower dibandingkan brand ambassador di iklan TV.

Model Bisnis Di Era New Wave Marketing 

Perbedaan model bisnis new wave marketing dengan legacy marketing terletak pada “Low Cost, High Impact”, dengan biaya yang sangat rendah bisa didapatkan dampak yang maksimal. 


Dampak dalam hal ini bukan pada besarnya jumlah keuntungan, tapi lebih kepada kepuasan pelanggan yang lebih menjamin “kelanggengan” suatu produk dalam pasar. 

Dengan bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi dan juga IT Developer menandakan pentingnya peranan teknologi ICT dalam new wave marketing ini.

Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana sektor telekomunikasi memanfaatkan peluang ini?

Tuesday, October 8, 2013

Studi Kasus # 11: MANUFAKTUR dan Layanan TELEKOMUNIKASI

Seri Kapita Selekta

oleh: Kelompok 3


Manufaktur merupakan salah satu industri yang pertama kali muncul di dunia. Manusia secara alami menghasilkan sebuah alat dengan menggunakan bahan mentah yang tersedia di alam. Industri ini lalu berkembang menjadi sangat maju. Di dalam perkembangannya industri manufaktur menyertakan layanan-layanan dari berbagai keilmuan, agar produksi dapat semakin efisien dan produk yang dihasilkan semakin baik. Salah satu keilmuan yang mendukung industri manufaktur adalah teknologi informasi dan telekomunikasi (ICT). Saat kini layanan ICT sangat dibutuhkan di industri manufaktur.

Apa Itu Industri Manufaktur ?

Manufaktur adalah proses pengolahan sumber daya mentah menjadi sebuah produk yang memiliki manfaat dan nilai jual, dengan mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja di dalam prosesnya.

Porter Generic Value Chain
Sehingga definisi dari industri manufaktur adalah industri yang bergerak di dalam bidang pengolahan barang mentah menjadi sebuah produk yang memiliki jual dengan memanfaatkan teknologi.

Secara umum manufaktur dapat didefinisikan sebagai 
suatu aktifitas kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas perancangan produk, pembelian, pemasaran, mesin dan perkakas, manufacturing, penjualan, perancangan proses, production control, pengiriman material, support service dan customer service.

ICT di  Industri Manufaktur

ICT (Information Communication Technology) tidak bisa lepas primary activities dan support activities dilihat dari Porter Generic Value Chain

Dengan sistem informasi yang terintegrasi sebagai bagian dari ICT, memungkinkan industri manufaktur melakukan efisiensi di seluruh kegiatan utama dari inbound logistic, operation, outbound logistic, marketing and sales, dan support. Demikian juga di sisi kegiatan-kegiatan pendukung.

Layanan telekomuniksi mendukung sistem produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait dari perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa melalui sistem informasi.

Dalam industri manufaktur sistem informasi antara lain mencakup perencanaan manufaktur, rencana produksi, rencana tenaga kerja, rencana kebutuhan baku dan sistem pengendalian manufaktur. ERP atau enterprise resource planning merupakan salh satu sistem informasi yang banyak digunakan di industri ini.

Manfaat

Manfaat digunakannya layanan telekomunikasi di dalam industri manufaktur antara lain adalah :

  1. Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sisttem jaringan komputer sebagai alat prosesnya.
  2. Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
  3. Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database.
  4. Sistem informasi manufaktur yang berupa fisik robotic, hasil produksi semakin cepat, tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.

Perkembangan perusahaan-perusahaan manufaktur saat ini juga menyebar di berbagai daerah. Sejumlah layanan dari perusahaan telekomunikasi dalam membantu mengintegrasikan dan menghubungkan Kantor Pusat dengan kantor cabang dan gudang yang tersebar di sejumlah daerah maupun para pemasok di berbgai lokasi dalam dan luar negeri.

Ada beberapa faktor yang harus dicakup sehingga proses integrasi dapat berjalan, yaitu :

  1. Cakupan produk dan jasa komunikasi data yang dibutuhkan
  2. Coverage wilayah.
  3. Performansi
  4. Biaya

Case Study : Nokia-China Internal Logistic Management

Sejak tahun 1985, Nokia membuka kantor pertama di China, Beijing sebagai fase early development.

Di pertengahan tahun 1990, Nokia mulai merealisasikan aktivitas manufacturing sehingga diharapkan secara bertahap Nokia-China berkembang menjadi production base untuk Nokia di seluruh dunia. Dalam perkembangannya, China tidak hanya menjadi sebagai pasar strategis bagi Nokia tetapi juga merupakan key production, R&D dan inovation base Nokia.

Nokia melanjutkan eksplorasi dan inovasi untuk mengkombinasikan mindset global dengan karakteristik China. Hanya berselang 12 tahun Nokia-China, Beijing dijadikan sebagai multinational corporation yang membawahi semua kantor di seluruh china, beberapa institusi R&D, production base dengan 12.000 staf.

Di dalam struktur fungsi internal Nokia-China mengikuti struktur HQ finlandia yang dapat direpresentatifkan sebagai berikut :



  • Unit Devices bertanggung jawab dalam hal mengembangkan device prototype sesuai dengan kebutuhan market.
  • Unit Services & Software merefleksikan strategi pengembangan dan pertumbuhan layanan yang ditawarkan ke customer.
  • Unit Market bertanggung jawab dalam hal manajemen supply chain, sales, channel serta aktifitas brand dan marketing.
  • Nokia Siemens Networks (sekarang Nokia Solution Network) adalah bagian sub-perusahaan yang fokus pada penyediaan dan pengembangan network infrastructure bagi operator telekomunikasi.

BISNIS MODEL

Bisnis model Nokia hingga akhir 2008 dapat direpresentatifkan sebagai berikut ini.

Model Bisnis NOKIA
Bagan di atas menunjukkan Bisnis model Nokia di tahun 2008 yang merupakan salah satu masa kejayaan Nokia. Pada tahun ini Nokia meluncurkan banyak ponsel-ponsel inovatif, sebagai sebuah langkah dalam mengantisipasi produsen-produsen ponsel berbasi Android dan iOS.

Seluruh produk ini merupaka jawaban Nokia atas segmen pasarnya.

Pada masa ini juga Nokia menyediakan layanan Nokia Music Store dan juga N-Gage Game Service sebagai penunjang layanan multimedia pada handset Nokia. Selain produk handset Nokia juga menyediakan perangkat dan infrastruktur Telekomunikasi melalui Nokia Siemens Network (NSN).

LOGISTIC INFORMATION SYSTEM

Nokia-China sebagai perusahaan yang pelanggannya ada di seluruh dunia, membangun banyak pabrik di beberapa wilayah China. Dibutuhkan sistem yang terintegrasi untuk mengatur logistic dan supply chain dengan tepat sasaran.

Nokia-China menerapkan konsep Logistic Information System berbasiskan ICT sesuai bagan berikut di bawah ini.
Konsep Logistic Information System
Bagi perusahaan, Logistic Information System memiliki fungsi sebagai berikut :

  1. Simplify Management Processes, meningkatkan efisiensi pertukaran informasi internal dan antar perusahaan
  2. Meningkatkan kecepatan operasi dalam perusahaan sehingga barang atau layanan sampai ke pelanggan dengan tepat waktu.
  3. Pengaturan resources utilization lebih optimal
  4. Sangat berguna untuk proses analisis informasi suppliers, customers dan partners dalam proses pengambilan keputusan.

Diagram Keterkaitan Pemanfaatan Logistic Information System

FLOW DIAGRAMS

Berikut flow diagram bagaimana pendistribusian barang yang diterapkan Nokia-China berikut pertukaran dokumen / informasi untuk operasi dalam negeri, tujuan ekspor, dan kepabeanan.

Operasi DalamNegeri

Kegiatan Ekspor

Operasi di Negara Tujuan

Penutup

Sebagai penutup ada satu hal menarik yang semestinya dipikirkan.

Bagaimana mengaitkan kinerja industri telekomunikasi dengan industri manufaktur sebagai pihak yang memanfaatkan layanan. Sebagai gambaran berikut ini kinerja harga saham perusahaan manufaktur otomotif dan operator telekomunikasi terkemuka Indonesia.

Pergerakan Harga Saham
Perusahaan Manufaktur Otomotif dan Operator Telekomunikasi Indonesia
Gambar di atas menunjukkan tren dan perbandingan kinerja saham Astra Autoparts yang mewakili industri manufaktur Indonesia, beserta 3 Operator Telekomunikasi raksasa Nasional.

Dari diagram di atas dapat dilihat ternyata Industri Manufaktur memiliki kinerja saham yang lebih baik dibandingkan operator-operator telekomunikasi Indonesia.

Melihat tren ini barangkali sudah waktunya bagi sektor telekomunikasi untuk memikirkan kembali model bisnisnya yang berjalan saat ini.

Sumber:
http://www.ugm.ac.id/id/post/page?id=5534
http://julianti.blog.binusian.org/2012/12/13/pemanfaatan-ict-pada-bidang-industri/

Sunday, October 6, 2013

06. Capital FINANCING and ALLOCATION

Seri Ekonomi Teknik (Engineering Economy )

oleh: Kelompok 9
Adam Rahmadan / ME, Benny Elian / MT, Lessy Sutiyono Aji / MT, 
Mohammad Airul Mutaqin / MT, Muhamad Syamsudin / ME


Sebuah perusahaan harus mendapatkan pendanaan modal dari investor dan/atau pemberi pinjaman (capital financing) lalu kemudian menginvestasikan dana tersebut dalam perlengkapan, peralatan, dan sumber daya lain (capital allocation) untuk memproduksi barang dan/atau jasa untuk dijual. Pendapatan dari rekayasa (engineering) dan proyek modal lainnya yang terlibat harus memperoleh pengembalian yang memadai atas dana yang telah diinvestasikan dalam bentuk keuntungan (kekayaan tambahan) jika perusahaan ingin mencapai pertumbuhan ekonomi dan menjadi kompetitif di masa depan. 


Pengertian

Dengan demikian, keputusan oleh perusahaan untuk melaksanakan sebuah proyek engineering melibatkan pengeluaran dana modal saat ini untuk memperoleh manfaat ekonomi masa depan, atau untuk memenuhi keselamatan, peraturan, atau persyaratan operasional lainnya. 

Dalam sebuah perusahaan yang dikelola dengan baik, implementasi keputusan biasanya dibuat sebagai bagian dari proses penganggaran modal, dimana pembiayaan modal dan fungsi alokasi merupakan komponen utama dari proses ini.

Fokus 

Capital Financing berkaitan dengan pembiayaan modal bagaimana perusahaan mendapatkan uang untuk terus tumbuh dan berkembang, termasuk pula biaya untuk mendapatkan modal ini.

Perlakuan capital allocation di antara peluang investasi dilakukan berdasarkan pada dua pengamatan penting. 
Pertama, perhatian utama dalam kegiatan belanja modal adalah untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dengan cara menerapkan ide-ide yang bertujuan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham di masa depan.  
Kedua, analisis ekonomi teknik memainkan peran penting dalam menentukan proyek mana yang direkomendasikan untuk persetujuan pendanaan dan akan dimasukkan dalam portofolio investasi modal perusahaan secara keseluruhan.

Sumber Pendanaan 

Sumber pendanaan modal investasi dapat diperoleh diantaranya melalui:
  1. Debt Capital 
  2. Equity Capital 

Weighted Average Cost of Capital

Weighted Average Cost of Capital (WACC) merupakan hasil dari fraksi total modal dari masing-masing sumber pendanaan beserta cost of capital dari sumber itu, dijumlahkan dari semua sumber tersebut.

Postmortem Review

Penerapan sistem postmortem review secara berkala terhadap kinerja proyek konsekuensial yang telah dilaksanakan merupakan aspek penting dari sebuah sistem penganggaran modal. 

Artinya, penghasilan atau biaya sebenarnya yang direalisasikan pada setiap proyek tersebut harus dibandingkan dengan jumlah kuantitas produksi yang diperkirakan pada saat awal komitmen investasi proyek.

Pertanyaan:

  1. Apa perbedaan antara Debt Capital dengan Equity Capital beserta dampaknya dalam investasi? 
  2. Selain Debt Capital dan Equity Capital apa lagi sumber pendanaan yang biasa digunakan? 
  3. Apakah kegunaan aplikasi dari WACC? 
  4. Apakah harapan maupun tujuan dari dilakukannya periodic postmortem review

Sumber: 
Engineering Economy, 13th edition, William G. Sullivan et.al., Pearson International Edition, 2006

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger