Friday, April 12, 2013

09. PENGKAJIAN ULANG, Pengevaluasian, dan PENGENDALIAN Strategi

Seri Konsep Manajemen Strategis

oleh: Tim VIII
Andi Kurniawan, Bloko Budi, Bremin Sembiring, M. Irvan Triady 


(artikel sejenis baca disini)

Hakikat Evaluasi Strategi

Tiga Aktivitas Pokok Evaluasi Strategi :
  1. Mengkaji ulang atas landasan Evaluasi Strategi 
  2. Mengukur kinerja organisasi dengan membandingan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya 
  3. Pengambilan tindakan korektif untuk memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana 

Empat Kriteria dalam Evaluasi Strategi

Menurut Richard Rumelt (1980) :
  1. Kesesuaian (consonance)
    Perlunya mencermati serangkaian trend, termasuk trend individu dan kebanyakan tren merupakan hasil interaksi antar tren.
  2. Keunggulan (advantage)
    Keunggulan kompetitif biasanya merupakan hasil dari keunggulan sumber daya, keterampilan dan posisi 
  3. Kelayakan (feasibility) Strategi tidak boleh menguras seluruh sumber daya yang tersedia atau menciptakan anak-anak personalan yang tidak terpecahkan. 
  4. Konsistensi (consistency
Tiga pedoman yang mendasari konsistensi strategi, yaitu :
  1. persoalan manajerial, 
  2. keberhasilan departemen, dan 
  3. isu kebijakan organisasi 

Alasan mengapa evaluasi strategi sulit

  1. Meningkatnya kompleksitas lingkungan 
  2. Sulit memprediksi masa depan secara akurat 
  3. Bertambahnya jumlah variabel 
  4. Cepatnya laju pengusangan suatu rancangan 
  5. Kejadian dalam negeri dan dunia yang mempengaruhi organisasi 
  6. Berkurangnya rentang waktu dalam menjalankan perencanaan 

Proses Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi merangsang sikap kritis terhadap ekspektasi dan asumsi yang ada, pengkajian ulang atas tujuan dan nilai- nilai, serta merangsang kreativitas untuk menghasilkan alternatif dan merumuskan kriteria evaluasi. 

Evaluasi strategi harus dijalankan secara kontinyu sehingga cepat mengambil tindakan korektif bila diperlukan.

1. Mengkaji Ulang Landasan Strategi

  • Buat revisi Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE): Kekuatan & Kelemahan 
  • Bandingkan Matriks IFE revisi dengan yang sudah ada 
  • Buat revisi Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE): Peluang & Ancaman 
  • Bandingkan Matriks EFE revisi dengan yang sudah ada 

2. Mengukur Kinerja Organisasi

Mencakup aktivitas pembandingan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya, penyelidikan terhadap penyimpangan dari rencana, evaluasi kinerja individu, dan pengamatan kemajuan yang telah dibuat ke arah pencapaian tujuan yang tersurat.

Kriteria Kuantitatif berdasarkan tiga perbandingan :
  1. Perbandingan kinerja dari waktu ke waktu 
  2. Perbandingan kinerja dengan kinerja pesaing 
  3. Perbandingan kinerja dengan rata-rata industri

Kriteria kuantitatif Rasio Keuangan :
  1. Pengembalian atas Investasi / ROI 
  2. Pengembalian ata Ekuitas / ROE 
  3. Marjin Laba 
  4. Pangsa Pasar 
  5. Pertumbuhan Penjualan 
  6. Pertumbuhan Asset 
  7. Laba Per Saham 
  8. Utang terhadap ekuitas 
Persoalan potensial dalam penerapan Evaluasi strategi dengan kriteria kuantitatif :
  1. Kriteria kuntitatif sebagian besar menjadi dasar dalam penentuan tujuan tahunan dan tujuan jangka panjang 
  2. Metode akuntansi yang berbeda bisa memberikan hasil yang berbeda 
  3. Penilaian intiutif hampir selalu ada dalam dalam penentuan kriteria kuantitatif.

Kriteria Kualitatif :

  • Perputaran karyawan (turnover)
  • Tingkat kualitas produk 
  • Kepuasan karyawan 
  • Pemasaran 
  • Penelitian dan Pengembangan 
  • Sistem Informasi Manajemen

3. Tindakan Korektif

Tindakan Korektif diperlukan untuk membuat organisasi tetap berada pada jalur tujuan, mendorong organisasi berhasil beradaptasi dengan lingkungan yang sedang berubah.

Tindakan korektif harus membawa organisasi ke posisi yang lebih baik dengan memanfaatkan kekuatan internal, mengambil keuntungan peluang eksternal utama, mengurangi /menghindari ancaman eksternal, dan memperbaiki kelemahan internal.

Contoh-contoh tindakan korektif:
  • Perubahan struktur organisasi
  • Pergantian karyawan
  • Penjualan saham untuk menggalang modal
  • Penciptaan kebijakan baru
  • Penetapan atau revisi tujuan
  • Penambahan tenaga penjualan.

Kerangka Kerja Evaluasi Strategi


Kerangka Kerja Evaluasi Strategi

Balance Scorecard

Balanced Scorecard merupakan alat evaluasi strategi yang memungkinkan perusahaan mengevaluasi strategi dari empat perspektif :
  • kinerja keuangan, 
  • pengetahuan konsumen, 
  • proses bisnis internal, 
  • pembelajaran dan pertumbuhan.
Sebuah contoh dari Balanced Scorecard perusahaan memeriksa enam isu kunci dalam mengevaluasi strategi nya:
  1. pelanggan
  2. manajer / karyawan
  3. operasi / proses
  4. masyarakat / tanggung jawab sosial
  5. etika bisnis / alami lingkungan, dan
  6. keuangan
Bentuk dasar dari sebuah Balanced Scorecard mungkin berbeda untuk organisasi yang berbeda.

Karakteristik Sistem Evaluasi Strategi yang efektif

Evaluasi strategi harus memenuhi beberapa persyaratan utama agar efektif, yaitu :
aktivitas evaluasi strategi harus ekonomis, bermakna, dan berkaitan dengan tujuan perusahaan. Evaluasi strategi harus dirancang untuk menyediakan gambaran yang benar mengenai apa yang terjadi. Disamping itu, proses evaluasi strategi harus membangun pemahaman bersama, kepercayaan, dan masuk akal.

Perencanaan Kontinjensi

Rencana-rencana kontinjensi (contingency plans) dapat didefinisikan sebagai Rencana – rencana alternatif yang dapat dijalankan jika peristiwa – peristiwa penting tertentu tidak terjadi seperti yang diharapkan.

Beberapa rencana kontinjensi yang lazim dibuat dalam perusahaan mencakup:

  1. Jika pesaing utama menarik diri dari pasar tertentu, langkah apa yang seharusnya diambil perusahaan?
  2. Jika sasaran penjualan kita tidak tercapai, tindakan apa yang perlu diambil perusahaan untuk menghindari hilangnya laba?
  3. Jika permintaan produk baru kita melampau rencana,?
  4. Jika bencana tertentu terjadi, tindakan apa yang perlu diambil perusahaan?
  5. Jika dengan perkembangan teknologi baru membuat produk baru kita jadi usang, langkah apa yang perlu diambil perusahaan?

Audit

Audit (Auditing) didefinisikan sebagai Proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan penilaian mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan derajat kesesuaian antara penilaian tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengguna.

Kesimpulan


  1. Evaluasi Strategi yang efektif memungkinkan sebuah organisasi untuk memanfaatkan kekuatan internal bagi perkembangan, mengeksploitasi peluang eksternal bagi pertumbuhannya, menyadari dan mempertahankan diri dari ancaman, serta menangani berbagai kelemahan internal sebelum hal itu menjadi sesuatu yang melumpuhkan
  2. Evaluasi strategi memungkinkan organisasi membuat keputusan jangka panjang yang efektif, menjalankan keputusan tersebut secara efektif dan mengambil tindakan korektif bila diperlukan



0 0 0 0 0

Meski strategi merupakan sebuah kata yang biasanya dikaitkan dengan masa depan, strategi juga terkait sama eratnya dengan masa lalu. Hidup memang berjalan ke depan tetapi dipahami secara ke belakang. Manajer menjalankan strategi untuk masa depan, tetapi mereka memahaminya melalui masa lalu”.- HENRY MINTZBERG-


Sumber:
David Fred R., Konsep Manajemen Strategis, Penerbit Salemba Empat, 2009

Artikel Terkait

118 comments:

  1. Secara teori, perumusan strategi disarankan melibatkan banyak manajer dalam prosesnya. Namun hal ini mungkin tidak mudah dilaksanakan. Strategi yang dirumuskan secara eksklusif lalu "diminta" untuk dijalankan mungkin diikuti dengan insentif yang tinggi.

    Dalam kondisi apa hal tersebut dapat berjalan dan dalam kondisi apa hal tersebut tidak berjalan? Dalam kondisi dimana sebagian besar manajer merasa skeptis, apakah evaluasi dapat diajukan sebelum dilaksanakan? Apa yang menjadi objek evaluasinya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mencoba menjawab,
      Strategi yang dirumuskan secara eksklusif lalu "diminta" untuk dijalankan mungkin diikuti dengan insentif yang tinggi.

      Hal tersebut dapat berjalan apabila seluruh elemen meyakini atas strategi yang dirumuskan oleh manajemen tingkat atas adalah untuk mewujudkan visi dari perusahaan, dan sebaliknya hal tersebut tidak berjalan apabila sebagian atau seluruh elemen tidak meyakini dan atau memiliki kepentingan pribadi yang akan dirugikan serta bertentangan dengan strategi yang dirumuskan.

      Manajer (Si pengambil keputusan) merasa skeptis pada kondisi keputusan yang di ambil tidak didukung sepenuhnya bahkan ditentang oleh elemen pelaksana dan sebagian elemen yang terlibat dalam perumusan strategi. Tentunya evaluasi dapat diajukan sebelum dilaksanakan dan objek evaluasi nya adalah dampak positif dan negatif kedepan yang akan dialami oleh perusahaan dan elemen pelaksana seperti keuangan perusahaan dan kesejahteraan seluruh elemen.
      Contoh : kenaikan tarif listrik dan BBM. Dimana pemerintah adalah sebagai manajer.

      “Perubahan berarti gerakan. Gerakan berarti gesekan. Hanya dalam gesekan vakum dari dunia abstrak yang tidak ada gerakan atau perubahan yang dapat terjadi tanpa gesekan konflik abrasif”.- Saul Alinsky

      Terima kasih,.

      Delete
    2. Mencoba menambahkan,
      Strategi yang dirumuskan secara eksklusif menurut saya tidak selalu harus diikuti dengan insentif yang tinggi untuk dapat menjalankannya. Hal ini dapat terjadi jika strategi yang diterapkan merupakan strategi yang sesuai dengan trend yang ada sehingga sudah dapat diperkirakan, dipahami dan diterima dengan baik oleh para manajer dan karyawan. Sedangkan jika ternyata strategi yang dirumuskan secara eksklusif tersebut ternyata agak berbeda atau diluar perkiraan dan berdampak signifikan maka strategi tsb mungkin dapat "diminta" untuk dijalankan namun dengan diikuti dengan insentif yang tinggi. Hal ini seperti yang terjadi di salah satu operator telekomunikasi yang melakukan strategi Management Service (outsource) terhadap karyawannya, dimana dalam melakukan strategi eksklusif yang berdampak signifikan tsb sang operator memberikan insentif yang cukup tinggi bagi para karyawan yang bersedia di-outsource. Sedangkan strategi yang dirumuskan secara eksklusif yang tidak dapat dijalankan adalah jika strategi tersebut bersifat sangat krusial yang mungkin memberi dampak buruk secara langsung bagi perusahaan dan manajer/karyawan.

      Sedangkan dalam kondisi dimana sebagian besar manajer merasa skeptis untuk melaksanakan strategi, menurut saya bisa dilakukan evaluasi terhadap strategi tsb apakah benar layak untuk diterapkan atau tidak. Jika terdapat ke-skeptisan di sebagian besar manajer, dapat diartikan bahwa ada sesuatu yang perlu dipertimbangkan lagi dari strategi tersebut.

      Delete
    3. Setuju dengan pendapat mbak Dewi. Strategi yang dirumuskan secara eklusif tidak harus selalu diikuti dengan insetif yang tinggi. Bahkan, sepertinya, kebanyakan strategi yang diterapkan oleh beberapa perusahaan dirumuskan secara eklusif. Evaluasi terhadap strategi yang telah dirumuskan secara eklusif tersebut dapat diajukan untuk dievaluasi sebelum dilaksakan dengan cara mensosialisasikannya kepada seluruh manajer dan karyawan, lalu mengamati feedback yang diberikan, apakah positif atau negatif, dan melakukan penafsiran terhadap dampaknya kedepannya.

      Ke-skeptisan pada manajer bisa saja disebabkan karena mereka merasa khawatir tidak mampu menjalankan strategi yang telah dirumuskan secara eklusif tersebut karena dianggap terlalu 'membebani' atau sesuatu yang 'tantalizing' susah dijalankan. Sehingga perlu dilakukan review dan pertimbangan terhadap penerapan strategi tersebut. Hal inilah yang merupakan salah satu kelemahan dalam perumusan strategi eklusif, karena tidak melibatkan orang-orang yang terkait dalam pelaksanaan/implementasi startegi tersebut, sehingga kurang mendapat input mengenai kondisi real yang dialami dalam operasionalnya. ini menurut pendapat saya...mungkin ada pendapat dari teman-teman yang lain..

      Terima Kasih

      Delete
  2. Sedikit tambahan..

    Dalam pengembangan konsep strategi, pengendalian dan evaluasi strategi adalah bagian akhir dari siklus manajemen strategi. Dalam siklus tersebut, pengendalian strategi berfungsi sebagai feedback dalam pengembangan strategi organisasi selanjutnya. Tujuan pengendalian strategi adalah untuk memonitor kemajuan dan pencapaian sasaran-sasaran strategi.

    Pengendalian Strategi
    Proses pengendalian strategi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manajer untuk memastikan bahwa tujuan umum dan strategi yang dipilih telah diterapkan sesuai dengan diinginkan. Pengendalian strategi mencakup pengamatan terhadap perubahan lingkungan dan prnumpulan informasi yang diperlukan untuk bahan evaluasi strategi. Termasuk asumsi yang digunakan manajer untuk mengantisipasi keadaan di masa datang.

    Bentuk Pengendalian Strategi
    Proses pengendalian strategi mirip dengan pengendalian operasional. Akan tetapi ada karakteristik mendasar yang berbeda yaitu:
    - Periode Pengendalian (Timing)
    - Faktor Eksternal
    - Dampak terhadap Perusahaan (Impact)
    - Keunikan tugas (Task)
    - Qualitative and Creative Skills

    ReplyDelete
  3. 1. Strategi tidak berjalan sebagaimana diharapkan akan tetapi tidak dikomunikasikan ke jajarannya, sehingga dapat dirumuskan bahwa penyimpangan hasil yang diharapkan utamanya karena kesulitan dalam komunikasi.
    2. Penyimpangan dapat juga terjadi karena asumsi yang dibangun tidak valid sehingga manajemen tidak mempunyai komitmen.
    3. Penyimpangan dapat juga terjadi karena tidak ada praktik monitoring atas kinerja harian di perusahaan. Penyimpangan yang tidak diketahui dan berakumulasi dari waktu ke waktu tidak saja membuat kesalahan besar, akan tetapi membuat susah diperbaiki.
    4. Penyimpangan dapat juga dikarenakan adanya perubahan situasi yang cepat sehingga tidak tepat lagi dengan kondisi situasi yang dibangun.
    5. Penyimpangan juga dapat terjadi karena ketidaksesuaian strategi di tingkat korporat dengan SBU (Strategic Business Unit); oleh karena itu penyimpangan lebih dikarenakan adanya perencanaan fungsional yang tidak konsisten.
    6. Selain hal-hal tersebut, penyimpangan dapat juga terjadi karena alokasi sumberdaya yang tidak sesuai.

    sumber : johannessimatupang.files.wordpress.com/.../modul-manaje...

    - Rinto Hariwijaya -

    ReplyDelete
  4. Ada disiplin ilmu mungkin bermanfaat untuk di share. Saya cuplik dari buku "The 4 Disciplines of Execution".
    4 Prinsip dalam menjalankan sebuah perencanaan adalaha sebagai berikut :
    [b]Discipline 1 :[/b]
    Focus on the wildly Important atau Fokus kepada target yang besar. Artinya setiap orang harus mengerti dengan jelas akan prioritas-prioritas utama yang akan membawa kesuksesan organisasi.
    [b]Discipline 2 :[/b]
    Act on the Lead Measures atau bekerja pada lead measures. artinya Setiap orang dalam tim harus memiliki komitmen terhadap aktivitas pekerjaan yang memberikan dampak besar.
    [b]Discipline 3 :[/b]
    Keep a compeling scoreboard atau membuat scoreboard yang memotivasi. artinya dengan socreboard , setiap orang bisa melihat kemajuan atau pencapaian dari setiap proses yang sedang dijalani. dengan kondisi tersebut maka akan menimbulkan motivasi pada para pelakunya.
    [b]Discipline 4 :[/b]
    Create a cadence of accountability atau mencitptakan irama akuntabilitas. Artinya adalah setiap orang melaporkan secara berkala terhadap goal yang akan dicapai.

    demikian , semoga bermanfaat.
    wasalam

    ReplyDelete
  5. Meningkatnya kompleksitas lingkungan telah menyebabkan bertambahnya jumlah variable yang harus diperhitungkan dalam perumusan strategi sehingga upaya memprediksi masa depan perusahaan semakin sulit. Selain itu inovasi-inovasi yang kemarin hari dianggap mampu memberikan hasil signifikan ternyata tidak mampu bertahan lama.

    Evaluasi Strategi dihadapkan pada persoalan semacam itu sedangkan waktu untuk memulai siklus perencanaan dan perumusan baru semakin singkat. Suatu area yang kemarin dianggap sebagai Blue Ocean dengan cepat segera menjadi Red Ocean yang dipenuhi pesaing-pesaing baru dengan strategi yang tidak kalah canggih. Jarang ada pihak yang berdiam diri dalam era penuh perubahan cepat ini.

    Industri Telekomunikasi khususnya operator pun perlu menjawab berbagai pertanyaan pada saat evaluasi strategi, terutama : “Apakah peluang eksternal masih merupakan peluang” dan “Apakah ada peluang-peluang eksternal yang lain”. Tidak kalah pentingnya adalah mengidentifikasi munculnya ancaman-ancaman eksternal dalam bentuk baru. Tindakan-tindakan korektif mungkin harus diambil ditengah jalan (tengah tahun) untuk memperkuat positioning perusahaan tanpa harus meninggalkan strategi besar yang telah disepakati di awal tahun.

    ReplyDelete
  6. Assalamu`alaykum wr.wb.

    Menurut Delitte Corporate Finance, ada opsi analisa untuk strategi, yaitu:

    Memahami kebutuhan dan tujuan company-->mereview dan mengevaluasi strategi alternatif.

    Setelah itu, kaji lebih lanjut mengenai:
    1. Maintain capital structure: status quo, strategic alliances.
    2. Recapitalization: private equity partner, senior/junior debt.
    3. Growth through acquisition: bagaimana dengan Indonesia, serta dunia.
    4. Sale of company: strategic buyer, serta financial buyer.

    Ketika proses evaluasi, perlu juga kita mengkaji lebih lanjuut mengenai "generic dan juga competitive strategy" apakah sudah tepat atau belum.Misalnya:
    1. VALUE ISSUE
    GENERIC STRATEGY: melihat socialValue Issue
    COMPETITIVE STRATEGY: melihat corporate value
    2. VALUE CONSTRAINT
    GENERIC STRATEGY: customer value > cost
    COMPETITIVE STRATEGY: price > cost
    3. SUCCESS INDICATOR
    GENERIC STRATEGY: sales growth
    COMPETITIVE STRATEGY: meningkatnya corporate worth
    4. BASIC STRATEGIC TASK
    GENERIC STRATEGY: adapting to change
    COMPETITIVE STRATEGY: innovating, impeding imitation, detering rivals
    5. HOW STRATEGY IS EXPRESSED
    GENERIC STRATEGY: product-market definition
    COMPETITIVE STRATEGY: advantage, position, juga kebijakan-kebijakan
    6. BASIC APPROACH TO ANALYSIS
    GENERIC STRATEGY: study of an industry over time
    COMPETITIVE STRATEGY: comparison across rivals

    Tantangan-tantangan dalam proses evaluasi biasanya berupa:
    1. Apakah tujuan bisnis sudah sesuai ?
    2. Apakah kebijakan dan rencana sudah sesuai ?
    3. Apakah hasilnya sudah tepat waktu sesuai asumsi ataukah belum ?


    Terima kasih..

    Wassalamu`alaykum


    ReplyDelete
  7. Pada bagian akhir kesimpulan di point 2 'Evaluasi strategi memungkinkan organisasi membuat keputusan jangka panjang yang efektif, menjalankan keputusan tersebut secara efektif dan mengambil tindakan korektif bila diperlukan.
    Saya ingin sharing pertanyaan: Bagaimana organisasi menjangkau tindakan korektif atas keputusan (proyek) sebelumnya yang berjangka panjang dan telah terlanjur menanamkan investasinya dan sementara 'diluaran' ada isu bahwa nilai tawar keputusan perusahaan (proyek)itu kedepan akan menjadi sangat lemah dan tidak 'profitable' sehingga langkah strategi apapun yang diterapkan akan menjadi sia-sia /'nothing'? Salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak ada keputusan yang sempurna. Jika hal seperti di atas terjadi barangkali opsi "cut your losses" bisa menjdi yang berbaik saat ini.

      Stop it now then your losses would not get any worse. Selanjutnya replacement analysis dapat dilakukan untuk meminimalkan kerugian atau untuk membalikkan keadaan.

      Delete
    2. Bisa menjadi topik penelitian yang menarik...

      Delete
    3. Menambahkan mengenai analisis penggantian...

      Sebuah keputusan yang seringkali dihadapi oleh perusahaan maupun organisasi pemerintah adalah apakah aset yang ada saat ini harus dihentikan dari penggunaannya, diteruskan setelah dilakukan perbaikan, atau diganti dengan aset baru. Oleh karena itu, masalah penggantian (replacement problem) memerlukan analisis ekonomi teknik yang sangat hati-hati agar dapat diperoleh informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan logis yang selanjutnya dapat memperbaiki efisiensi operasi serta posisi persaingan perusahaan.
      Kadang-kadang analisis ini berupa pertanyaan mengenai apakah kita harus menghentikan penggunaan sebuah aset tanpa dilakukan penggantian (abandonment) atau apakah kita tetap mempertahankan aset tersebut sebagai cadangan (back-up) daripada sebagai penggunaan utama. Keputusan dapat berupa pertanyaan apakah keharusan perubahan tersebut dapat dipenuhi dengan memperbesar kapasitas atau kemampuan aset yang sudah ada saat ini atau apakah harus mengganti aset yang ada saat ini (aset lama), yang secara deskriptif sering disebut sebagai defender, dengan sebuah aset baru. Satu atau lebih alternatif aset pengganti (baru) kemudian disebut sebagai penantang (challenger).

      Empat alasan utama yang meringkas sebagian besar penyebab penggantian aset adalah sbb:
      1.Kerusakan (pemburukan) fisik : adalah perubahan yang terjadi pada kondisi fisik aset. Biasanya, penggunaan berlanjut (penuaan) akan menyebabkan pengoperasian sebuah aset menjadi kurang efisien.
      2.Keperluan perubahan : aset modal (capital aset) digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dapat memenuhi keinginan manusia --> kategori lain dari keusangan (obsolescence)
      3.Teknologi : Dampak perubahan teknologi terhadap berbagai jenis aset akan berbeda-beda. Contoh : peralatan manufaktur terotomatisasi --> kategori lain dari keusangan (obsolescence)
      4.Pendanaan : Faktor keuangan melibatkan perubahan peluang ekonomi eksternal terhadap operasi fisik atau penggunaan aset dan akan melibatkan pertimbangan pajak. Contoh : menyewa (mengontrak) aset mungkin akan lebih menarik daripada memiliki aset tersebut --> dapat dianggap sebagai bentuk keusangan (obsolescence)

      Delete
  8. Menambahkan sedikit terkait pengendalian strategi.

    Pengendalian strategi menurut Schendel and Hofer berfokus pada dua pertanyaan :

    (1) Apakah strategi yang diimplementasikan sebagai yang direncanakan dan
    (2) Apakah hasil yang dibuat oleh strategi merupakan yang diharapkan.

    Definisi ini merujuk pada kajian tradisional dan langkah umpan balik yang merupakan langkah akhir dari proses manajemen strategis. Model normatif dari proses manajemen strategis yang menggambarkan langkah-langkah utama tersebut mencakup perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi (pengendalian) strategi.
    Pengendalian strategi berpijak terutama pada proses pengendalian tradisional yang melibatkan kajian dan umpan balik kinerja untuk menentukan rencana, strategi dan sasaran yang telah dicapai dengan menghasilkan informasi yang digunakan untuk memecahkan masalah atau mengambil tindakan korektif.


    Regards,
    Putu Eka Suarjaya

    ReplyDelete
  9. Menambahkan untuk pengendalian strategi

    Ada 4 jenis dasar pengendalian strategi diantaranya:

    1. Pengendalian Premis dimana setiap strategi didasari atas asumsi atau prediksi tertentu. Proses manajemen dari pemeriksaan secara sistematis dan terus menerus menilai apakah dasar pemikiran dalam pembentukan strategis masih berlaku dan sesuai untuk diterapkan.
    2. Pengamatan Strategi dimana manajemen memantau peristiwa terutama di luar perusahaan untuk mengevaluasi kemungkinan mempengaruhi pelaksanaan strategi di masa depan
    3. Pengendalian berupa peringatan khusus dimana manajemen bertindak secara teliti dan cepat untuk memikirkan kembali strategi perusahaan akibat suatu peristiwa yang tidak diharapkan
    4. Pengendalian atas implementasi dimana manajemen merancang untuk menilai apakah dibutuhkan perubahan strategi dari hasil - hasil yang berkaitan dengan implementasi strategi.

    Salam,
    Ayu Nova Era Jayanti

    ReplyDelete
  10. Mau menambahkan sedikit..

    Dalam Proses Evaluasi Strategi, ada tahapan pengukuran Kinerja. Salah Pengukuran Kinerja bisa dilakukan berdasarkan Stakeholder (pemegang saham) yang didefenisikan sebagai kelompok ataupun individu yang menerima manfaat ataupun kerugian karena adanya operasi perusahaan, dimana untuk melihat kepentingan pemegang saham ini biasanya juga dikembangkan satu ukuran yaitu nilai saham (shareholder value) yang menunjukkan nilai sekarang (present value) dari aliran dana yang diantisipasi akan diterima dari aliran kas ditambah dengan nilai apabila perusahaan akan dibubarkan.

    Salah satu alasan dari penggunaan ukuran ini adalah karena alasan pemegang saham untuk memperoleh keuntungan; artinya selama penerimaan melebihi biaya yang dibutuhkan oleh pemegang saham, maka berinvestasi pada perusahaan dianggap masih menguntungkan.

    Ada 2 ukuran yang dikembangkan oleh Stakeholder:
    1. Economic Value Added (EVA)
    Ukuran ini digunakan untuk melihat bagaimana dampak daripada satu strategi terhadap keuntungan, sebelum dan sesudah strategi diterapkan.

    EVA = After tax operating income – (investment in assets x weighted
    average cost of capital)

    EVA = Penerimaan setelah pajak – (Investasi di aset x bobot biaya ratarata capital)

    Besarnya biaya rata-rata ini ditentukan oleh industri; semakin beresiko suatu industri maka nilainya semakin tinggi pula.

    2. Market Value Added (MVA)
    Menunjukkan perbedaan antara nilai pasar suatu perusahaan dan modal yang diserahkan oleh pemegang saham dan pemegang modal lainnya. Cara menghitungnya adalah:
    - Hitung seluruh modal yang diserahkan, yang digunakan oleh perusahaan, yang sumbernya dari pemegang saham, pemilik hipotek, dan laba yang ditahan.
    - Menghitung kembali biaya-biaya yang tercatat secara akuntansi, seperti R&D, yang sesungguhnya dikeluarkan untuk mendatangkan keuntungan pada masa yang akan datang.
    - Gunakan harga saham saat ini, nilai saham yang beredar, dan tambahkan dengan hutang perusahaan. Ini merupakan nilai daripada pasar perusahaan

    ReplyDelete
  11. Q-01/2014
    Jika topik ini diabaikan, apa saja potensi masalah yang akan muncul dan berapa fatal akibatnya? Mohon dijelaskan ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yth Pak Fajar dan rekan-rekan,

      Menurut saya, dengan adanya pengkajian ulang, evaluasi, dan pengendalian strategi membuat perusahaan dapat mereview sejauh mana efektifitas strategi-strategi yang telah diterapkan, memonitor kemajuan dan pencapaian sasaran-sasaran strategi, serta mereview apakah strategi strategi tersebut masih sesuai dengan kondisi saat ini dan ke depan nantinya. Saya setuju dengan statement yang ada pada bagian konklusi pembahasan ini, bahwa Evaluasi strategi memungkinkan organisasi membuat keputusan jangka panjang yang efektif, menjalankan keputusan tersebut secara efektif dan mengambil tindakan korektif bila diperlukan

      Jadi jika topik ini diabaikan, maka perusahaan tidak dapat mengevaluasi sejauh mana efektifitas strategi perusahaan yang sudah diterapkan. Apakah masih relevan dengan kondisi saat ini dan kondisi ke depan nantinya ? Tanpa adanya pengkajian ulang dan evaluasi, maka perusahaan tidak dapat melakukan tindakan-tindakan korektif yang mungkin harus dilakukan untuk memperkuat posisi perusahaan. Pada akhirnya jika perusahaan tidak melakukan antisipasi yang tepat dan beradaptasi terhadap perubahan eksternal, bisa saja hal ini akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dan keberlangsungan perusahaan itu sendiri.

      Delete
    2. Perusahaan akan terlena dan tidak peka terhadap persaingan di lingkungannya. Ketika sadar, telah terjadi perubahan baik eksternal dan internal akibatnya perusahaan akan tertinggal dari kompetitor bahkan penurunan pendapatan, strategi lama tidak jitu lagi karena revisi dan koreksi tidak pernah dilakukan.

      Delete
    3. Setuju dengan pendapat yang sudah ada, proses evaluasi dan pengkajian ulang strategi sangat penting dilakukan oleh perusahaan secara berkala agar strategi yang digunakan tidak usang dan dapat mengikuti perkembangan dan perubahan (terutama perubahan faktor eksternal) yang cepat sekali terjadi. Jika tidak dilakukan, maka perusahaan tidak dapat memaksimalkan peluang yang ada karena strategi yang digunakan sudah usang, terlebih lagi jika terjadi permasalahan, maka proses korektifnya akan sangat sulit.

      Delete
    4. Setuju dengan pendapat sebelumnya. proses evaluasi dan pengkajian ulang strategi haruslah dilakukan, agar dapat mengetahui perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal perusahaan. Jika hal ini diabaikan, kemungkinan akibat yang muncul adalah perusahaan akan sulit bersaing dengan perusahaan yang mengikuti perkembangan tren eksternal. Hal ini mengakibatkan perusahaan sulit bersaing bahkan bisa saja tidak bertahan untuk kedepannya.

      Delete
    5. Ketika evaluasi terhadap strategi tidak dilakukan, maka perusahaan tidak akan mampu menilai apakah strategi tersebut berhasil atau tidak, memiliki kendala atau tidak, atau masih sesuai atau tidak dengan kondisi pasar yang sekarang. Hal ini dapat menyebabkan perumusan strategi yang salah dan tidak tepat untuk kedepannya, akibatnya jika terjadi perubahan tren maka perusahaan tidak dapat dengan sigap mengatasinya sehingga bisa menghilangkan keuntungan yang dapat dimiliki oleh perusahaan.

      Delete
    6. Sedikit menambahkan, tanpa melakukan evaluasi strategi yang sudah dijalankan perusahaan/organisasi kita tidak bisa mengetahui celah-celah dari strategi yang diimplementasikan bila hasil yang diperoleh oleh perusahaan/organisasi tidak sesuai ekspetasi saat strategi di buat. Kemudian tidak ada yang bisa memastikan bahwa strategi bisa dieksekusi kembali karena faktor external perusahaan saat sebelum atau sesudah eksekusi sama.

      Delete
    7. Jika evaluasi dan pengendalian strategi diabaiakan maka perusahaan tidak mengetahui apa saja yang kurang dalam penerapan strategi bahkan perusahaan tidak mengetahui strategi yang di terapkan berhasil atau tidak kemudian perusahaan tidak mengetahui strategi apa yang akan di jalankan berikutnya.

      Delete
    8. Mencoba menjawab pertanyaan Pak Fajar. Yang akan terjadi adalah perusahaan tidak mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, karena segala hal tidak dapat di kontol, mulai dari manajemen hingga keuangan yang merupakan hal terpenting dari suatu perusahaan.
      Jika tidak ada evaluasi strategi, maka yang terjadi adalah kalahnya suatu perusahaan terhadap pesaingnya. karena perusahaan tidak dapat melihat hal kedepannya.

      Terima Kasih
      Michael Purba
      MT2104

      Delete
    9. Menurut saya jika evaluasi strategi diabaikan maka perusahaan tidak akan bisa mengetahui sejauh mana keberhasilan atau kegagalan yang diterima perusahaan dari strategi yang diterapkan. Hal ini fatal apabila terjadi mengingat untuk bisa menjalankan strategi berikutnya, suatu perusahaan harus mengetahui posisi saat ini dia berada, dan itu hanya bisa diketahui melalui evaluasi.

      Delete
    10. Tanpa adanya pengkajian ulang dan evaluasi, suatu perusahaan tidak dapat mengetahui keberhasilan atau kegagalan strateginya saat ini secara objektif, kondisi internal dan eksternal saat ini, perubahan yang terjadi, dan posisi saat ini. Dengan demikian, tidak ada feedback dan mekanisme untuk koreksi/memperbaiki strategi perusahaan, sehingga perusahaan dapat kehilangan peluang dan kekuatan atau posisinya, dan dapat lambat-laun mengancam keberlangsungan hidup perusahaan tersebut.

      Delete
    11. Proses manajemen strategis menghasilkan keputusan yang dapat mempunyai konsekuensi yang signifikan dan jangka panjang. Keputusan strategis yang salah dapat menimbulkan kerugian besar, yang akan sulit sekali untuk memperbaikinya.
      Oleh karena itu perencana strategis sepakat bahwa mengevaluasi strategi sangat penting untuk kehidupan/siklus organisasi, evaluasi yang tepat waktu dapat memperingatkan manajemen akan adanya masalah atau potensi masalah sebelum menjadi kritis.
      Evaluasi strategi bisa merupakan proses yang rumit dan sensitif sehingga terlalu banyak kegiatan mengevaluasi strategi dapat menghabiskan biaya yang sangat mahal dan bisa jadi kontra produktif. Evaluasi strategi penting untuk memastikan tujuan-tujuan strategi yang dapat ditetapkan dapat tercapai.

      Delete
    12. Apabila topik ini diabaikan, maka perusahaan tidak akan tahu apa kekurangan dan kelebihan dari strategi sebelumnya. Sehingga tidak dapat melakukan optimalisasi terhadap strategi itu yang apabila terjadi perubahan eksternal, perusahaan tidak akan mengetahui bagaimana dan dimana optimalisasi dapat dilakukan. Apakah di perumusan ataukah penerapan.

      Delete
  12. Salah satu potensi masalah jika evaluasi strategi diabaikan adalah kerugian yang besar pada saat terjadi kesalahan pemilihan strategi. Kesalahan pemilihan startegi bisa salah dan bisa benar, kesalahan salah satunya dapat disebabkan oleh kekeliruan perusahaan dalam membaca peluang eksternal, ex: pemilihan teknologi. Namun, kesalahan yang fatal adalah ketika terdapat kesalahan pemilihan strategi namun tindakan korektif tidak cepat dilakukan karena minimnya evaluasi strategi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju dengan komentarnya. Tindakan korektif yang cepat sangat diperlukan karena memiliki keuntungan sbb:
      • Diperlukan untuk membuat organisasi tetap berada pada jalur tujuan
      • Mendorong organisasi berhasil beradaptasi dengan lingkungan yang sedang berubah
      • Tindakan korektif harus membawa organisasi ke posisi yang lebih baik dengan memanfaatkan kekuatan internal, mengambil keuntungan peluang eksternal utama, mengurangi /menghindari ancaman eksternal, dan memperbaiki kelemahan internal

      Delete
    2. Evaluasi strategi sangat diperlukan untuk mengukur relevansi strategi yang sudah ditetapkan dengan hasil yang sudah dicapai. ketika tingkat relevansi sudah jauh dari hasil yang diterapkan saat itulah evaluasi strategi harus dilakukan. intinya adalah evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari strategi yang telah diterapkan.

      Delete
    3. Setuju bahwa langkah koreksi diperlukan dalam menyusun strategi. Memang benar bahwa bisa saja dalam perumusan dan pemilihan strategi terjadi hal yang diluar dugaan, tidak sesuai dengan rencana awal. Dengan adanya corrective action dapat segera diketahui strategi yang tidak tepat lalu diambil langkah-langkah strategis berikutnya untuk revisi strategi sebelumnya.

      Delete
  13. Evaluasi strategi harus memenuhi beberapa persyaratan dasar supaya efektif, yaitu:
    1. Kegiatan evaluasi strategi harus ekonomis
    2. Kegiatan evaluasi harus mempunyai arti, harus secara khusus berkaitan dengan tujuan-tujuan perusahaan.
    3. Kegiatan evaluasi strategi harus dapat memberikan informasi yang berguna bagi para manager mengenai tugas-tugas yang berada di bawah kendali dan pengaruh mereka.
    4. Kegiatan evaluasi strategi harus memberikan informasi tepat waktu.
    5. Evaluasi strategi harus didesain untuk memberikan gambaran yang sebenarnya, mengenai apa yang terjadi.


    Terima Kasih.
    Andrianto A.W.
    Mantel 2014

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sedikit menambahkan,Evaluasi strategi harus dijalankan secara kontinyu sehingga cepat mengambil tindakan korektif bila diperlukan.

      Delete
    2. Untuk mas Erick saya ingin bertanya apakah evaluasi strategi yang dijalankan secara kontinyu ini sama dengan prinsip kaizen? Terima kasih,

      Muhammad Syaiful Aliim
      MT 2014

      Delete
    3. Menambahkan,
      Evaluasi harus terbuka dan tidak adanya unsur kedekatan antara auditor dengan perusahaan, hal ini di perlukan untuk ke-orisinilan analisa dan gambaran perusahaan yang sebenarnya, bukan manupulasi.

      Kondisi real yang didapatkan dari hasil evaluasi inilah yang dapat digunakan sebagai pertimbangan perusahaan terhadap strateginya,

      Sartika Setiawan
      MT2014

      Delete
    4. Setuju dengan mas wawan. Semakin real data yang di peroleh dari proses evaluasi, maka akan semakin akurat pemilihan strategi untuk perusahaan.
      Dan pastinya tidak ada unsur "ABS" (Asal Bapak Senang). Karena hasil evaluasi ini akan menentukan strategi yang akan dipilih untuk kedepannya.

      Delete
    5. Saya ada pertanyan, untuk melakukan evaluasi tentu diperlukan resource dimana akan melibatkan cost.
      Maka sebaiknya efektif dilakakukan secara kontinu dengan periode berapa lama?
      dan apakah ada kemungkinan kita bisa melakukan evaluasi strategi tanpa perlu cost?

      Salam,

      Mario-ME2014

      Delete
    6. Mencoba menjawab pertanyaan Pak Mario Wirya, untuk melakukan evaluasi strategi harus melihat beberapa faktor tentunya, yang secara umum kita ketahui bersama yaitu faktor eksternal dan internal. Tentunya dengan faktor internal dan eksternal yang beragam periode evaluasi setiap perusahaan dapat berbeda-beda. Secara pribadi menurut saya khususnya untuk konteks bisnis ICT di Indonesia di perlukan evaluasi strategi kurang dari 1 tahun sekali, karena melihat faktor eksternal di Indonesia yang cukup kurang bersahabat untuk bisnis ICT khususnya dari sisi politik serta perekonomian di Indonesia secara umum.
      Untuk melakukan evaluasi strategi tersebut pastinya diperlukan suatu cost, tetapi cost tersebut dapat di tekan, misalnya dengan penerapan sitem budaya kerja yang santai dan unik seperti yang diterapkan Google. Dengan sistem yang dinamis tersebut, informasi dari segala segmen akan tersalurkan secara baik dari golongan terbawah sampai golongan pemangku kepentingan. Sehingga Evaluasi strategi akan mudah dilakukan perusahaan. (CMIIW)

      Delete
  14. Dalam beberapa kasus kondisi eksternal dan internal memunculkan peluang yang tak terduga. Linneman dan Chandra melaporkan bahwa perencanaan cadangan memberikan tiga manfaat pada pengguna , yaitu: rencana itu memungkinkan perusahaan dapat dengan cepat bereaksi terhadap perubahaan, rencana tersebut mencegah keadaan panik dalam situasi krisis, dan membuat para manager lebih mudah menyesuaikan diri dengan mendorong mereka betapa berbedanya masa depan.

    Perencanaan cadangan yang efektif memerlukan proses tujuh langkah sebagai berikut:
    1. Mengidentifikasi peristiwa yang bermanfaat dan merugikan yang dapat menghambat strategi
    2. Merinci hal-hal pemicu. Memperhitungkan kapan hal atau peristiwa yang tak terduga akan terjadi.
    3. Menilai dampak dari setiap hal atau peristiwa yang tak terduga.
    4. Membuat rencana cadangan.
    5. Menilai dampak yang berlawanan dari setiap rencana cadangan.
    6. Menentukan isyarat dini untuk setiap hal atau peristiwa tak terduga.
    7. Untuk hal atau peristiwa yang tak terduga dengan isyarat dini yang dapat diandalkan, susunlah rencana tindakan untuk memanfaatkan tenggang waktu yang ada.

    Terima Kasih.
    Andrianto A.W.
    Mantel 2014

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju dengan pernyataan Mas Andrianto, perencanaan cadangan memang diperlukan sebagai alternatif rencana jika rencana awal gagal diterapkan atau ketika kondisi tidak memungkinkan untuk diterapkan.
      jadi ketika rencana awal gagal diterapkan, perusahaan masih bisa menerapkan rencana yang lain untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan

      Delete
  15. Untuk standar pekerbangan faktor eksternal di Indonesia, berapa lamakah waktu yang waktu ideal untuk melakukan audit eksternal ? Jelaskan kenapa memilih kurun waktu tersebut ?

    Sartika Setiawan
    MT 2015

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk kondisi Indonesia, salah satu faktor eksternal yang kurang stabil menurut saya adalah nilai tukar rupiah. Fluktuasinya bisa menyebabkan perubahan strategi yang drastis bagi perusahaan. Untuk itu, sepertinya 3 atau 4 bulan sekali adalah waktu yang tepat untuk melakukan audit faktor eksternal, agar tidak terlalu mengalami efek perubahan faktor eksternal yang dapat menyebabkan kerugian karena kita sudah mengubah strategi untuk antisipasi.

      Delete
    2. menambhakan dr mas Mardi audit ekternal terlebih dahulu harus mengumpulkan intelejen kompetitif dan informasi mengenai berbagai tren ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum dan tekhnologi. Orang dapat diminta untuk memonitoring beragam sumber informasi seperti jurnal, majalah dan surat kabar penting. Setelah terkumpul termasuk informasi melalui internet sebagai pemasok informasi tercepat dan penting kemudian dilakukan penyesuaian dan evaluasi melalui rapat untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman terpenting yang dihadapi perusahaan.

      Delete
    3. menurut saya ielanya adalah evaluasi per semester. karena faktor eksternal seperti faktor politik dan kompetisi adalah faktor yang lebih sulit diantisipasi dibanding dengan faktor internal. sehingga perlu adanya audit dua kali tiap tahun demi menjaga langkah strategis perusahaan

      Delete
    4. Mencoba menambahkan, setuju dengan mutiara bahwa audit external dilakukan per satu tahun. Alasan lainnya adalah dalam melakukan audit external tentunya memerlukan biaya dan waktu, bila dilakukan dengan interval waktu yang terlalu dekat akan meningkatkan biaya operasional dari organisasi/perusahaan.

      Delete
    5. Menurut saya, untuk audit eksternal, waktu yang ideal adalah per tahun. Karena berbeda dengan audit internal yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri, audit eksternal diadakan sebagai bagian dari tinjauan akuntansi tahunan atau sebagai tinjauan khusus dari agensi donor dan dilaksanakan oleh perusahaan akuntansi dengan kualifikasi profesional.
      Salah satu hal yang menjadi tinjauan adlaah laporan keuangan yang diterbitkan satu tahun sekali. Selain itu, audit akan lebih komprehensif jika data yang ada sudah lengkap dalam setahun. CMIIW.

      Delete
    6. kurun waktu untuk melakukan audit external yaitu 6 bulan karena factor external seperti politik, teknologi dan competitor harus selalu di waspadai agar perusahaan siap dengan segala ancaman dari luar.

      Delete
    7. Menurut saya adalah 1 tahun. karena banyaknya tahapan audit yang dilakukan (Inspeksi, Pengamatan, Permintaan keterangan atau wawancara, Konfirmasi, Penelusuran, Pemeriksaan dokumen pendukung, Perhitungan, Penelaahan, Pelaksanan ulang, Prosedur Analitik). Jika penetapan batasan waktu tidak realistis pada tugas audit khusus akan berdampak kurang efektifnya pelaksanaan audit atau auditor pelaksana cenderung mempercepat pelaksanaan tes. Sebaliknya bila penetapan batasan waktu terlalu lama hal ini akan berdampak negatif pada biaya dan efektivitas pelaksanaan audit.

      Terima Kasih
      Michael Purba
      MT2014

      Delete
    8. Menurut saya waktu yang tepat untuk pelaksanaan audit eksternal adalah enam bulan sekali. Hal ini mempertimbangkan faktor eksternal Indonesia seperti stabilitas politik, regulasi dan tingkat suku bunga yang selalu berubah. Selain itu waktu enam bulan sekali juga mengacu pada waktu pelaksanaan strategi perusahaan yang biasanya tertuang dalam laporan tahunan perusahaan.

      Delete
    9. Audit eksternal adalah salah teknik evaluasi dalam rangka penentuan kebijakan strategis perusahaan yang bisa berdampak luas dan berakibat jangka panjang. Idealnya dalam evaluasi faktor eksternal khususnya di Indonesia dilakukan setahun sekali karena dalam jangka waktu tersebut diperlukan data-data pendukung untuk menunjung evaluasi faktor eksternal seperti komposisi market share (kompetitif), kebijakan regulasi pemerintah, teknologi, sosial, dan ekonomi. Selain itu, sangat riskan untuk terlalu sering melakukan audit eksternal terutama lebih dari sekali dalam setahun karena jangka waktu terlalu dini untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada faktor eksternal selain itu juga bisa menyebabkan inefesiensi dalam penggunaan biaya OPEX.

      Delete
    10. saya masih sependapat dengan beberapa teman diatas yang berkata audit eksternal perlu dilakukan dalam waktu satu tahun, jangka waktu yang tidak terlalu lama tapi tidak sebentar. biasanya perubahan trend yang terjadi skala nya adalah tahunan, perubahan trend yang skala nya tahunan ini bisa dijadikan patokan karena perubahan trend bisa jadi akan merubah tujuan perusahaan.

      Delete
  16. Menurut saya yang ideal untuk perusahaan di Indonesia melakukan audt eksternal adalah 1 tahun. Hal ini karena situasi atau keadaan eksternal di Indonesia yang sangat mudah berubah ubah, diikuti oleh situasi politik yang labil.

    ReplyDelete
  17. Kurva Belajar (Learning Curve) adalah didasarkan pada dasar pemikiran yang menyatakan bahwa organisasi dan orang-orang akan mengerjakan tugas mereka lebih baik ketika tugas-tugas tersebut di ulang. Dengan kata lain, diperlukan waktu yang lebih sedikit untuk menghasilkan setiap unit tambahan yang diproduksi oleh perusahaan. Kegagalan untuk mempertimbangkan efek pembelajaran dapat mengarah ke proyeksi kebutuhan tenaga kerja yang terlalu tinggi (overestimate) dan proyeksi kebutuhan bahan mentah yang terlalu rendah.

    Penerapan Kurva Belajar adalah sebagai berikut :
    a) Internal, menentukan standar upah dan bahan mentah yang diperlukan
    b) Eksternal, menentukan harga pembelian
    c) Strategies, menentukan perubahan biaya volume.

    Kurva belajar didasarkan pada penggandaan produksi, yakni, ketika produksi dilipatgandakan maka penurunan waktu setiap unit mempengaruhi tingkat kurva belajar.

    Terima Kasih.
    Andrianto AW
    Mantel 2014

    ReplyDelete
  18. Sebelum menggunakan kurva belajar, perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini:

    a) Karena kurva belajar berbeda pada setiap perusahaan, juga pada setiap industri, maka perkiraan untuk setiap organisasi harus dibuat, dan bukannya menerapkan kurva belajar perusahaan, industri lain.
    b) Kurva belajar sering berdasarkan pada waktu diperlukan untuk memproduksi unit-unit awal karena itu waktu tersebut harus akurat. Setelah informasi tersedia, maka perlu dilakukan evaluasi ulang.
    c) Segala perubahan pada karyawan, desain, atau prosedur dapat mengubah kurva belajar. Kurva bisa tetap pada suatu waktu yang pendek sekalipun akan jatuh pada jangka panjang.
    d) Sementara para pekerja dan proses membaik, kurva belajar yang sama tidak selalu dapat diterapkan bagi tenaga kerja tidak langsung dan bahan mentah.
    e) Budaya kerja, begitu juga ketersediaan sumber daya dan perubahan dalam proses, bisa mengubah kurva belajar.

    Terima Kasih.
    Andrianto AW
    Mantel 2014

    ReplyDelete
  19. Evaluasi strategi meliputi tiga aktivitas dasar antara lain memeriksa dasar strategi perusahaan, membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil actual, dan mengambil tindakan koreksi untuk memastikan kinerja sejalan dengan rencana. Umpan balik yang memadai dan tepat waktu adalah dasar bagi evaluasi strategi yang efektif.
    Evaluasi strategi sama pentingnya dengan informasi yang mendasari operasinya. Tekanan yang terlalu kuat dari manajer puncak bisa menyebabkan manajer lebih rendah memanipulasi informasi (terutama yang berupa angka) untuk memuaskan manajer puncak (Fred R. David, 2006 : 436).

    ReplyDelete
  20. Beberapa tindakan korektif yang bisa dilakukan adalah merubah struktur organisasi, mengganti karyawan, dan menciptakan kebijakan baru. Hal ini tentunya akan menimbulkan gesekan diantara pihak - pihak yang berkepentingan atau pihak yang tergantikan. Bagaimana pendapat rekan - rekan cara yang terbaik untuk bisa mengimplementasikan tindakan korektif ini tetapi dengan resiko "gesekan" kepentingan yang minim?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada beberapa skill yang dapat diterapkan untuk meminimalisasi resiko terjadi gesekan atau saya sebut konflik, yaitu dengan menerapkan beberapa skill berikut:
      1. Interacting skills
      Kemampuat berinteraksi dan berempati terhadap perilaku dan sikap orang lain untuk mencapai tujuan.
      2. Allocating skills
      Kemampuan mengalokasikan anggaran, waktu, tanggung jawab
      3. Monitoring skills
      Penggunaan informasi yang effisien untuk memperbaiki atau menyelesaikan masalah yang timbul dalam proses implementasi.
      4. Organizing skills
      Kemampuan menciptakan jaringan atau organisasi informal dalam rangka menyesuaikan diri dengan berbagai masalah yang mungkin terjadi.

      Sumber klik disini.

      Namun apakah tindakan korekfit untutk mengubah struktur organisasi, pengantian karyawan dan menciptakan kebijakan baru merupakan pilihan pertama untuk perbaikan? Adakah pilihan pertama lain?

      Delete
    2. Perubahan struktur organisasi adalah salah satu kebijakan strategi s perusahaan yang berdampak cukup luas dan memiliki efek jangka panjang. Gesekan kepentingan pasti terjadi karena dampak dari perubahan struktur organisasi bisa mengakibatkan pengurangan jumlah pegawai atau pengurangan kewenganan pada jabatan tertentu. Pemberian dana kompensasi yang layak atau pemberian kesempatan berkarier di tempat lain bisa mengurangi arus protes yang dilakukan oleh karyawan yang terkena imbas langsung.

      Delete
    3. dari 3 korektif action tersebut, mengubah struktur organisasi adalah yang paling sulit, dan paling luas dampaknya, tentunya memiliki gesekan yang besar juga, senada dengan apa yang di sampaikan oleh pak gofur diatas, perubahan struktur organisasi tentunya juga mengakibatkan perubahan power / kewenangan pihak pihak tertentu yang bisa menimbulkan konflik yang lebih besar kedepannya, hal ini yang harus di antisipasi

      Delete
  21. EXTERNAL AUDIT :
    1. Dilakukan oleh Eksternal auditor (Kantor Akuntan Publik) yang merupakan orang luar perusahaan.
    2. Eksternal Auditor adalah pihak yang independen.
    3. Tujuan pemeriksaannya adalah untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen perusahaan.
    4. Laporan Eksternal Auditor berisi opini mengenai kewajaran laporan keuangan, selain itu berupa management letter, yang berisi pemberitahuan kepada manajemen mengenai kelemahan dan pengendalian intern beserta saran-saran perbaikannya.
    5. Pelaksanaan pemeriksaan berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.
    6. Pemeriksaan ekstern dilakukan secara sampling, karena waktu yang terbatas dan akan terlalu tinggi audit fee jika pemeriksaan dilakukan secara rinci.
    7. Pemeriksaan ekstern dipimpin oleh (penanggung jawabnya adalah) seorang akuntan publik yang terdaftar dan mempunyai nomor register (registered public accountant).
    8. Eksternal auditor mendapat audit fee atas jasa yang diberikannya.
    9. Sebelum menyerahkan laporannya, eksternal auditor terlebih dahulu harus meminta "Surat Pernyataan Klien"(Client Representation Letter).
    10. Eksternal Auditor hanya tertarik pada kesalahan-kesalahan yang material, yang bisa mempengaruhi kewajaran laporan keuangan.

    ReplyDelete
  22. Q. Salah satu kriteria dalam menilai kinerja organisasi, adalah kepuasan pegawai. Jika kepuasan pegawai tinggi, apakah akan berdampak secara langsung pada kinerja perusahaan atau malah dapat berdampak buruk, dimana pegawai kurang berkreasi dan terjebak dalam situasi yang nyaman?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya mencoba menjawab pertanyaan mba Naila. Menurut saya, kepuasan seorang pegawai selalu berawal dari kerja kerasnya sehingga dia diberi suatu award yang membuat dia nyaman. Sehingga daya saing antar pegawai akan meningkat untuk mendapatkan award tersebut.
      Perusahaan juga sebaiknya bijak untuk menentukan pegawai yang berhak atas award tersebut, dan jika pegawai tersebut tidak bekerja dengan baik maka perusahaan dapat mengambil tindakan tegas.

      Terima Kasih
      Michael Purba
      MT2014

      Delete
    2. Dear Mba Naila,
      Tergantung penilian parameter dari kepuasan pegawai tersebut, seperti reward ( gaji+bonus+tunjangan+karir) , Lingkungan kerja ( Tempat kerja, ketersediaan trasnportasi), dan Development people( training, workshop) dan management perusahaan ( struktur organisasi, pembagian kerja). Parameter tsb mempunyai bobot masing2 dalam perhitungan kepuasan pegawai

      Delete
    3. Saya ingin menambahkan, kepuasan pegawai akan berpengaruh terhadap loyalitas karyawan yang mana akan terkait dengan keamanan informasi dari perusahaan, dimana akan mempengaruhi kekuatan perusahaan, dan dapat melemahkan kekuatan internal.

      Sumber lengkap klik disini.

      Delete
    4. Hal itu perlu dilakukan dalam pelaksanaan pengawasan terhadap pegawai.
      Tingkat kepuasan pegawai seharusnya diasosiasikan dengan output dan kinerja pegawai yang bersangkutan.
      Erat kaitannya dengan pelaksanaan reward dan punishment secara objektif sehingga tidak serta merta pelaksanaannya selalu sama untuk semua pegawai.
      Dengan adanya hal tersebut, maka setiap pegawai akan cenderung memberikan kontribusi yang baik bagi organisasi/perusahaan. Selain evaluasi terhadap pegawai individu,
      Evaluasi juga perlu dilakukan terhadap kinerja dan kepuasan suatu organisasi seperti lingkungan, koordinasi, fungsionalitas dan struktural, efektifitas, efisiensi dan sebagainya.
      Dengan demikian, akan didapatkan potret tingkat kepuasan pegawai individu dan organisasi secara holistik.

      Delete
    5. tingkat kepuasan pegawai yang tinggi tidak selalu berasal dari pemberian insentif ataupun reward yang di terima, tingkat stres dan lingkungan sekitar tiap pegawai juga memiliki peran besar dalam meningkatkan tingkat kepuasan pegawai yang berimbas pada meningkatnya kinerja suatu perusahaan

      Delete
    6. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Abdel-Halim (1980) dan Al-Ahmadi (2009), kinerja ditemukan berhubungan positif dengan kepuasan kerja secara keseluruhan (segi kepuasan meliputi kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri, supervisi, hubungan dalam kerja, pembayaran, kesempatan promosi, dan kondisi kerja). Kepuasan kerja mempengaruhi kinerja yang dihasilkan karena kepuasan kerja juga dikorelasikan dengan kurangnya sabotase pencurian, melakukan pekerjaan dengan buruk untuk suatu tujuan, dan menyebarkan rumor atau gosip untuk menyebabkan masalah (Mangoine dan Quinn, 1975 dalam Argyle, 2010).

      Peningkatan kepuasan kerja dapat dilakukan dengan peningkatan dari segi penghargaan (finansial dan non finansial) yang sepadan dengan beban dan tanggung jawab pekerjaan dan dengan memperhatikan kondisi maupun sarana prasarana yang digunakan sebagai penunjang dalam melaksanakan pekerjaan.

      Delete
    7. Hal ini juga dipengaruhi oleh budaya kerja dari perusahaan itu sendiri yang juga akan menjadi motivasi bagi pegawai. Budaya kerja serta kondisi lingkungan kerja akan menjadi salah satu hal yang paling berpengaruh untuk pegawai yang bekerja di sana. Tapi yang perlu dilihat juga adalah motivasi dari pribadi pegawai itu sendiri, di mana setiap pegawai pasti akan mempunya daya dorong bekerja yang berbeda-beda.

      Delete
    8. tingkat kepuasan pegawai bisa menjadi dua mata pedang bagi perusahaan, yang pertama tentu kepuasan pekerja atas perusahaan mereka menyebabkan tingginya nilai loyalitas yang mereka miliki kepada perusahaan tempat mereka bekerja. disisi lain tingkat kepuasan pegawai yang rendah akan perusahaanya membuat mereka akan bekerja seadanya dan cenderung tidak kompetitif.
      ketika dua hal itu ada dihadapan para petinggi perusahaan, menurut saya langkah yang tepat adalah 'raise the bar' sedikit demi sedikit. ini akan membuat tingkat kepuasan pekerja berkurang namun mereka tetap akan mau bersaing untuk mencapai goal baru yang sudah diset perusahaan untuk tetap bisa mencapai nilai yang diinginkan

      Delete
    9. Menurut saya tidaklah mungkin suatu perusahaan memperhatikan tingkat kepuasan pegawai jika pada awalnya kinerja karyawan perusahaan tersbut tergolong buruk. Sebaiknya untuk meningkatkan tingkat kepuasan pegawai dilaksanakan sistem award jika kinerja karyawan tersebut baik. Sehingga selain menambah tingkat loyalitas pegawai tersebut, akan tercipta dunia kerja yang kompetitif. Tetapi perlu ditekankan disini, dunia kerja yang kompetitif tersebut haruslah di pantau secara baik sehingga tidak malah berdampak ke sisi yang negatif.

      Delete
  23. Menurut saya, kepuasan kerja akan meningkatkan produktivitas dan motivasi karyawan dalam bekerja, yang juga akan meningkatkan prestasi kerjanya sehingga akan berdampak secara langsung terhadap kinerja perusahaan. Hal yang dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan selain dari segi material adalah perlakuan yang adil, kebebasan menyampaikan pendapat serta merasa dihargai oleh lingkungan dimana mereka bekerja.

    Dengan terciptanya lingkungan kerja yang nyaman tersebut maka karyawan akan ikut merasa memiliki dan bertanggungjawab terhadap kemajuan perusahaan. Hal ini yang perlu diatur oleh pihak Manajemen dengan menentukan target yang sesuai untuk tiap karyawan dan menciptakan kompetisi yang sehat sehingga tiap karyawan terus berlomba-lomba meningkatkan skill dan kreativitas mereka.

    Terima Kasih.
    Andrianto AW
    Mantel 2014

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepakat dengan Pak Andri. Karyawan adalah internal costumers dari sebuah perusahaan. Artinya, karyawan juga perlu diberikan layanan yang baik. Dengan diberikan layanan yang baik, tentu saja secara tidak langsung akan meningkatkan produktivitas dan motivasi kerja dari karyawan tersebut.

      Delete
  24. Q: Proses pengkajian ulang, evaluasi, dan pengendalian perusahaan salah satunya dicapai melalui proses audit. Adalah suatu hal yang umum, bahwa dalam budaya kerja kita di Indonesia, proses audit dipandang sebagai proses yang menjemukan dan menakutkan karena adanya kecenderungan seperti mencari-cari kesalahan. Sehingga muncul hambatan dalam proses audit, padahal kita menyadari pentingnya proses evaluasi dalam perusahaan.

    Pendekatan dan metode apa kiranya yang dapat memuluskan proses audit dan meningkatkan output dari proses audit itu sendiri?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut saya, guna memperlancar proses audit dan mendapatkan hasil yang optimal, harus tercipta saling percaya antara auditor dan auditee. Jika kepercayaan antara auditor dan auditee tidak terbangun, maka proses audit pasti akan mengalami banyak hambatan dan tujuan dari audit yaitu evaluasi, tidak akan tercapai. Karena kedua belah pihak akan selalu berpikir negatif. Bagi auditee, audit merupakan proses yang menjemukan dan menakutkan. Sedangkan bagi auditor, audit merupakan proses mencari-cari kesalahan guna mendapatkan angka credit.

      Delete
    2. Salah satu metode audit yang tepat adalah dengan melihat dari sudut pandang secara objektif, yang audit harus bersifat independen dan tidak tergantung pada jenis atau aktivitas organisasi yang diaudit.

      Delete
    3. Kecenderungan untuk mencari - cari kesalahan berasal dari pemahaman auditor yang kurang memahami proses audit itu sendiri. Menurut saya yang perlu diperbaiki adalah kinerja unit kerja audit tersebut. Dengan pemahaman yang baik, saya yakin proses audit dengan cara konvensional pun akan lebih maksimal

      Delete
    4. Mencoba menambahkan jawaban Tiara, sebelum dilakukan audit, auditor sebaiknya memberikan kriteria-kriteria yang menjadi objek audit yang jelas kepada perusahaan. Sehingga perusahaan akan mengetahui apa yang mesti diperhatikan dan mengantisipasi penilaian yang tidak objektif dan tidak jelas terhadap suatu kriteria. Dan juga menghilangkan ketakutan atas penilaian auditor.

      Delete
  25. Mencoba untuk menjawab pertanyaan Mas Alwyn, metode audit yang dilakukan terang-terangan oleh perusahaan selama ini. Sehingga terkadang hasil penilaiannya tidak akurat. Saya pikir dengan metode diam-diam atau audit yang tidak dipersiapkan terlebih dahulu akan lebih natural penilaiannya. Dalam arti, audit ini dilakukan tanpa sepengetahuan pihak-pihak yang akan di audit, sehingga terkesan hanya melakukan observasi. Setelah audit dilaksanakan, maka akan keluar penilaian yang natural. Hasil peilaian dibicarakan dengan karyawan ataupun pihak terkait, dan memberi motivasi serta masukan agar ke depannya lebih baik lagi. Dengan demikian audit lebih bersifat edukatif dan bukan hanya mencari kesalahan.

    ReplyDelete
  26. Q-01/2016

    Bagaimana LITBANG dalam negeri dapat berperan dalam menghadapi perubahan teknologi yang begitu cepat? Mohon pencerahannya ya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Litbang dalam negeri dapat melakukan riset yang mempertimbangkan keunggulan dalam negeri yang tentunya berbeda dengan negara lainnya, seperti riset pasar, kajian regulasi, riset budaya/perilaku, big data analysis, serta riset teknis untuk implementasi di Indonesia. Riset yang orisinil dan terukur tentunya dapat dijadikan pertimbangan ketepatan implementasi suatu teknologi.

      Delete
    2. Dalam melakukan riset dan penelitian, Litbang dalam negeri harus merumuskan dulu DNA apa yang menjadi kelebihan Indonesia dan bisa diandalkan kedepannya. Misal terkait dengan perubahan teknologi yang sangat cepat, Indonesia bisa fokus terlebih dahulu terhadap teknologi yang bisa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia seperti riset tentang pengembangan infrastruktur, riset tentang e-commerce yang telah dibuat oleh anak bangsa, riset tentang tren atau forecast industri kedepannya. Sehingga nantinya Indonesia sudah siap menghadapi perubahan dan tidak ketinggalan dengan negara-negara lain.

      Andrianus Radipta - MT2015

      Delete
    3. Menambahkan jawaban ibu anna, Litbang dalam negeri bisa lebih difokuskan kerjasama antara intstitusi pendidikan dan juga dunia industri, intitusi pendidikan berfungsi sebagai periset sedangkan dunia industri sebagai penyandang dana, kedua litbang dalam negeri juga bisa memanfaatkan hasil riset yang telah ada dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian (BPPT, LIPI) yang cocok untuk diterapkan.

      Terima Kasih

      Eko Hin Ari P.

      Delete
    4. Sumberdaya alam di Indonesia yang melimpah merupakan kekuatan ketika dimanfaatkan secara maksimal untuk menghadapi perubahan teknologi yang begitu cepat. Selain dari sisi geografis kedudukan Indonesia merupakan salah satu pasar yang sangat potensial bagi perkembangan ekonomi dan industri dunia. Situasi ini tentu dapat menjadi pengungkit bagi pengembangan riset teknologi berbasis potensi lokal. Tuntutan ke depan yang harus dijawab bersama adalah bagaimana memanfaatkan sumberdaya alam yang melimpah serta sumberdaya manusia yang tersedia dengan optimal
      Salah satu bentuk baru dalam rangka mengefektifkan serta memproduktifkan kegiatan litbang yang meliputi keterbatasan dana, globalisasi pasar dan langkanya tenaga ekspert seperti di Indonesia, maka kegiatan litbang dapat ditempuh dengan cara : merger, aliansi strategis, acquisition (pembelian) karena jika ditinjau dari segi kegiatan litbang upaya ini nampaknya cukup efektif untuk mendorong perkembangan teknologi. Selain itu dapat juga dilakukan dengan mengadakan kerjasama dalam kegiatan litbang. Pelaksanaan kegiatan litbang dalam rangka penguasaan teknologi, industri tidak dapat melaksanakannya sendiri akan tetapi industri juga harus mengadakan kerjasama dengan lembaga litbang dan perguruan tinggi. Suatu synergy dalam bentuk kerjasama antar pelaku dalam iptek yaitu industri - lembaga penelitian dan perguruan tinggi, perlu dikembangkan semakin erat serta ditata dan dilibatkan ke dalam program-program yang pelaksanaannya antara lain melalui pendirian apa yang disebut dengan "science based industrial park" atau "technology based industrial park" yaitu mengembangkan pusat-pusat industri di sekitar perguruan tinggi seperti UI, ITB, UGM dan/atau lembaga penelitian seperti LIPI dan BPPT

      Salam,
      Dewi Yanti ~ MT 2015

      Delete
    5. Yang pertama harus di lakukan adalah mengevaluasi secara internal, apa saja kelebihan dan kekurangan dari teknologi yang sudah di terapkan di Indonesia. Lalu melakukan benchmarking terhadap perkembangan teknologi secara global, sehingga mampu melihat dengan kaca mata yang lebih luas. Dan tidak lupa juga, kerja sama dengan litbang luar negeri dapat menjadi opsi agar mampu memberikan pemahaman yang lebih dan beradaptasi terhadap perkembangan teknologi yang begitu pesat.

      Insan Laksana Pribadi
      1506696640
      MT 2015

      Delete
    6. Litbang dalam negeri dapat sangat berperan dalam menghadapi perubahan teknologi yang cepat dari sisi kualitas dan kuantitas SDM. Namun yang menjadi persoalan klasik adalah dana riset yang terbatas. Hal ini perlu peran serta pemerintah dan swasta terutama pemilik modal untuk sama-sama berkontribusi yang saling menguntungkan dalam dunia riset tanah air.

      Delete
  27. Q-02/2016

    Apa saja pertimbangan yang harus dilakukan jika melakukan analisis EPS/EBIT dalam penggalangan modal suatu perusahaan? Mohon pencerahannya ya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Analisis Laba per Saham (LPS)/Laba Sebelum Bunga dan Pajak (Earnings Per Share – EPS / Earnings Before Interest and Taxes – EBIT) merupakan teknik yang paling luas digunakan untuk menentukan apakah utang, saham, atau kombinasi antara utang dan saham adalah alternatif terbaik untuk menggalang modal bagi penerapan strategi. Teknik ini melibatkan pencermatan dampak pembiayaan utang versus saham atas laba per saham berdasarkan berbagai asumsi dan atas EBIT.
      Beberapa pertimbangan dalam menetapkan penggalangan dana / pembiayaan modal perusahaan meliputi:
      1. Tingkat laba bisa lebih tinggi untuk alternatif saham atau hutang ketika tingkat EPSnya rendah;
      2. Fleksibilitas dalam mempertimbangkan kebutuhan modal masa depannya;
      3. Pengendalian;
      4. Dilusi kepemilikan dimana penerbitan saham mempengaruhi kekuasaan pengambilan keputusan dari mayoritas pemegang saham;
      5. Waktu dalam kaitannya dengan pergerakan saham, tingkat bunga, dan harga obligasi menjadi penting. Pada waktu harga saham tertekan, hutang menjadi alternatif terbaik dari sudut pandang biaya dan permintaan. Di sisi lain saat biaya modal (suku bunga) tinggi, penerbitan sahamlah yang menjadi lebih menarik/penting.

      Delete
    2. Mencoba menjawab pertanyaan Q-01/2016

      Penggalangan modal adalah salah satu dari 4 isu keuangan yang harus diperhatikan dalam penerapan strategi. 3 isu lainnya adalah: proyeksi laporan keuangan, anggaran keuangan dan evaluasi nilai bisnis. Seringkali strategi yang baik membutuhkan modal tambahan. EPS/EBIT adalah metode analisis yang digunakan untuk menentukan rasio yang tepat antara utang dan ekuitas sebagai sumber penggalangan modal.
      Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam analisis EPS/EBIT:
      1. Analisis penentuan pembiayaan terbaik dilakukan dengan mempertimbangkan ekonomi resesi, normal atau meledak
      2. Tingkat laba yang diinginkan.
      Tingkat laba bisa lebih tinggi untuk alternatif saham atau utang ketika EPS (Earning Per Share) lebih rendah
      3. Fleksibilitas
      Penggunaan utang saja atau saham saja membuat organisasi terkena kewajiban tetap. Ketika saham ditambah, maka pengendalian menjadi persoalan, karena kepemilikan mencair.

      Farah Daniaji
      1506696571 - MT'15

      Delete
    3. Mencoba menjelaskan lebih lanjut apa yang sudah disampaikan Mba Anna diatas. Beberapa pertimbangan yang harus dipikirkan dalam menggunakan Analisis EPS/EBIT untuk penggalangan modal :
      1. Tingkat laba bisa lebih tinggi untuk alternatif saham atau hutang ketika tingkat EPSnya rendah. Maksudnya adalah ketika misi suatu perusahaan memaksimalisasi laba yang ketat, yang berlawanan dengan maksimalisasi keuntungan pemegang saham, maka sahamlah yang menjadi pilihan pembiayaan paling baik, bukannya hutang.
      2. Fleksibilitas. Maksudnya, saat struktur modal sebuah organisasi berubah, demikian pula fleksibilitasnya untuk mempertimbangkan kebutuhan modal masa depannya. Menggunakan hutang saja atau saham saja untuk menggalang modam di masa sekarang dapat membuat organisasi terkena kewajiban tetap, terjerat oleh peraturan , atau terhalang hambatan-hambatan lain yang dapat secara serius melumpuhkan kemampuannya untuk mencari modal tambahan pada masa mendatang.
      3. Pengendalian. Maksudnya, ketika saham tambahan diterbitkan untuk pembiayaan, kepemilikan dan kendali atas usaha mencair. Hal ini dapat menjadi masalah yang serius di lingkungan bisnis saat ini yang ditandai oleh pengambilalihan secara paksa, merger dan akuisisi.
      4. Dilusi kepemilikan dimana penerbitan saham mempengaruhi kekuasaan pengambilan keputusan dari mayoritas pemegang saham; Sebagai contoh, ketika keluarga Smucker (perusahaan selai dan jeli terkemuka) mengakuisisi Dickson Family Inc., perusahaan tersebut terutama menggunakan hutang agar tidak "menipiskan" kepemilikan keluarga.
      5. Waktu dalam kaitannya dengan pergerakan saham, tingkat bunga, dan harga obligasi menjadi penting. Pada waktu harga saham tertekan, hutang menjadi alternatif terbaik dari sudut pandang biaya dan permintaan. Di sisi lain saat biaya modal (suku bunga) tinggi, penerbitan sahamlah yang menjadi lebih menarik/penting.

      Referensi : Fred R David , 2011, p.465-466

      Salam,
      Gilang Permata /MT-2015

      Delete
    4. Analisis EPS/EBIT digunakan untuk melihat dampak dari berbagai alternatif pendanaan terhadap EPS (Earning per share) pada tingkatan EBIT (Earning Before Interest and Tax) yang bervariasi.
      Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara :
      1. Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu
      2. Mengulang langkah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda
      Hasilnya kemudian digambarkan dalam grafik EBIT-EPS.
      Oleh karena itu, yang harus diperhatikan dalam analisis ini adalah deviasi standard (tingkat variabilitas) EBIT perusahaan.

      Sumber : https://kupastuntaskeuangan.wordpress.com/kebijakan-struktur-modal/

      Delete
  28. Q-03/2016

    Ada yang menyebutkan bahwa waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi strategi adalah saat kinerja Perusahaan berada di puncak. Mengapa demikian? Mohon pencerahannya ya ....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Evaluasi Strategi dimaksudkan agar Perusahaan tetap berada di dalam tujuan serta berhasil beradaptasi dengan lingkungan yang sedang berubah.

      Tidak ada strategi yang dapat digunakan sepanjang waktu dan tidak ada perusahaan yang dapat unggul setiap waktu karena umumnya siklus hidup dari perusahaan berbentuk huruf S (S-curved).

      Ketika Perusahaan berada di puncak, maka perlu dilihat kembali antara tujuan dan target yang diinginkan. Ketika target tersebut telah tercapai maka hendaknya Perusahaan membuat target yang baru yang dapat membawa perusahaan ke Posisi yang lebih baik. Di sisi lain saat kinerja perusahaan berada di puncak, maka ketersediaan resources tentu lebih baik sehingga akan memudahkan untuk pengalokasian sumber daya guna mendukung strategi baru yang akan dilaksanakan.

      Delete
    2. Saya sepakat dengan pernyataan mas Jaka Suganda. Memang siklus hidup suatu perusahaan berbentuk S-curved, sehingga kita tidak boleh terlena. Ketika kita berada di puncak tentunya akan mencapai titik optimum sebelum kita turun. Sebelum hal itu terjadi, kita perlu menciptakan second curved dengan memanfaatkan resources dan link terbaik saat itu sehingga dapat terus mempertahankan keunggulan.

      Delete
    3. Tahapan dalam manajemen strategi adalah:
      1. Analisis Strategi
      2. Membuat Formulasi dari strategi
      3. Melakukan Implementasi Strategi
      4. Evaluasi Strategi
      Dari keempat tahapan diatas maka evaluasi strategi sendiri merupakan tahapan terakhir, dimana dengan semakin kompleksnya masalah lingkungan sehingga semakin sulitnya memprediksi masa organisasi.
      Dan menurut Richard Rumelt ada 4 kriteria untuk mengevaluasi strategi yaitu:
      1. Kesesuaian ( consonance)
      2. Keunggulan ( advantage )
      3. Konsistensi ( consistency )
      4. Kelayakan ( feasibility )
      Dari kriteria keunggulan sendiri adalah posisi dimana segala hal unggul baik itu sumber daya, ketrampilan maupun posisi sehingga sangat cocok ketika posisi di puncak kita melakukan evaluasi strategi, ibarat kata, untuk mendapat worst case ambilnya dari kemungkinan yang paling besar.
      Salam,
      Osphanie Mentari Mantel 2015

      Delete
    4. Evaluasi strategi vital untuk kebaikan suatu organisasi, evaluasi yang sesuai bisa menyadarkan manajemen akan masalah atau potensi masalah sebelum situasi menjadi kritis. Evaluasi strategi meliputi tiga aktivitas pokok yaitu :
      1. penyelidikan atas landasan yang mendasari strategi perusahaan
      2. pembanding hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya
      3. corrective action untuk memastikan kinerja sesuai dengan rencana.
      Pada saat kinerja di perusahaan di puncak, aktivitas evaluasi strategi dapat dilihat sebagai tool untuk melihat di tahapan manajemen strategi mana yang perlu menjadi perbaikan, agar perusahaan tersebut dapat mencapai tujuan jangka panjangnya. Kita bisa melihat contoh perusahaan perangkat telepon (handset) NOKIA yang pada akhir dan awal tahun 2000 an dimana mereka merajai pangsa handphone di dunia dan begitu terlena di puncak kejayaannya dan sekarang sudah tidak ada. Hal ini disebabkan keterlambatan akan evaluasi strategi yang dijalankan sehingga perusahaan tersebut tidak dapat sustain.

      referensi : Fred R David, 2011, p 500
      Salam,

      Jhony Mangiring - MT 2015

      Delete
    5. Mencoba menjawab pertanyaan Q-03/2016

      Menurut saya, evaluasi terhadap strategi tidak hanya di saat kinerja Perusahaan berada di puncak. Evaluasi harus selalu dilakukan ketika ada perubahan dalam faktor eksternal yg berpengaruh dan faktor internal perusahaan melalui Matriks Penilaian Evaluasi Strategi. Tindakan korektif trhadap strategi hampir selalu diperlukan kecuali ketika :
      1. Faktor-faktor eksternal dan internal tidak berubah secara signifikan
      2. Perusahaan berkembang secara memuaskan ke arah pencapaian tujuan yang tersurat.

      BR,
      Kharisma Muhammad/MT-15

      Delete
    6. Pada saat perusahaan berada di puncak, biasanya mereka berada pada zona nyaman atau comfort zone. Hal ini yang berbahaya karena kadang mereka berpikir bahwa kondisi tersebut akan berlangsung selamanya. Dari pengalaman, kita sudah belajar contohnya dari Nokia, Sony dan Kodak. Mereka adalah pemimpin di pasarnya masing-masing, dan sempat mengalami puncak kejayaan pada masanya. Akan tetapi karena tidak melakukan evaluasi strategi, yaitu tidak mengikuti perkembangan pasar yang terjadi dan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal, akhirnya mereka pelan-pelan mengalami kejatuhan. Oleh karena itu evaluasi strategi perlu terus dilakukan, utamanya pada saat kinerja perusahaan berada di puncak.

      Wahyu Raditya - MT 2015

      Delete
    7. Q-03/2016
      Waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi strategi adalah pada saat faktor internal dan eksternal perusahaan dinilai berubah. Kapan kita tahu faktor internal dan eksternal perusahaan berubah? Dengan melakukan evaluasi secara berkala/periodik. Sehingga menurut saya, evaluasi strategi yang tepat dilakukan secara periodik/berkala

      Terima kasih.
      Fery A.
      MT 2015

      Delete
    8. Risk management merupakan salah satu subjek dalam manajemen strategis. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi potensi ancaman dan kondisi yang menghalangi tujuan perusahaan. Kepekaan dalam melihat faktor internal dan eksternal sangat dibutuhkan dalam hal ini. Dampaknya adalah dapat melihat kondisi perusahaan dan dapat mengevaluasi kinerja/strategi perusahaan tsb.

      Salah satu tools dalam mengevaluasi strategi adalah matriks BCG, yang membandingkan antara kondisi perusahaan dengan kondisi pasar. Saat perusahaan dalam kondisi growth atau menghasilkan profit besar-besarnya, seharusnya perusahaan tidak terlena. Selain harus menjaga kenaikan profit, perusahaan juga harus memitigasi jenuhnya pasar. Maka dari itu pada kondisi ini perusahaan dapat mencari sumber S-Curve baru.

      Beberapa strategi yang dapat membantu perusahaan dalam mencari S-Curve pada saat kondisi profit perusahaan sedang tinggi-tingginya (Growth) antara lain: Integrasi ke belakang, depan, horizontal (untuk mengurangi beban operasional), pengembangan pasar (berinvestasi pada daerah yang belum banyak user namun berpotensi untuk menghasilkan profit), penetrasi pasar (menjaga profit yang sedang naik), pengembangan produk (mencari profit dari segmen lain sebagai alternatif sebagai bentuk mitigasi dari jenuhnya pasar)

      Delete
    9. Proses evaluasi strategi pun bisa dilakukan secara kontinu secara berkala untuk memungkinkan pengukuran kemajuan dan pemonitoran yang lebih efektif. Namun, ada beberapa strategi membutuhkan waktu bertahun - tahun untuk dapat diterapkan dan akibatnya hasil yang diharapkan mungin tidak tampak cepat.

      Setuju dengan pendapat Pak Jaka dan Mbak Anna bahwa tidak ada perusahaan yang bakal berada di puncak dengan waktu yang lama. Saat berada di puncak, perusahaan harus mengevaluasi kembali matriks internal dan eksternal mereka lalu mengukur kembali kinerja organisasi baik dari sisi keuangannya dan tindakan korektif sangat diperlukan jika terdapat perubahan. Dengan ini perusahaan akan mampu membuat S-Curve baru lagi.

      Terima Kasih
      Hanimaulia

      Delete
    10. Menurut pendapat saya, tidak ada waktu yang paling tepat untuk melakukan evaluasi.
      Karena evaluasi merupakan tahap yang harus ada dan dilakukan secara berkala, entah posisi perusahaan ada diatas, ataupun posisi perusahaan sedang rendah serendah-rendahnya.
      hal ini dikarenakan, apabila kita tidak melakukan evaluasi secara berkala dalam waktu yang sudah ditentukan, terdapat risiko bahwa perusahaan tidak menyadari adanya perubahan eksternal yang terjadi diluar perusahaan.

      Panji Setia
      MT 2015

      Delete
    11. Setuju dengan pendapat dengan teman2 di atas bahwa waktu yang tepat untuk terus melakukan evaluasi strategi adalah saat kinerja perusahaan berada di puncak. Sebagai contoh operator telekomunikasi di Indonesia pada masa jayanya sumber pendapatannya berasal dari Voice dan SMS tetapi dengan memasuki era 3G dan LTE yang berbasiskan data, operator terlena sehingga ketika pada saat di puncak tidak menyadari akan potensi munculnya pesaing2 baru seperti penyedia layanan Over the Top seperti Whatsapp, Skype dan lainnya saat ini yang dapat menggantikan layanan Voice dan SMS padahal layanan serupa telah tersedia pada saat operator masih pada masa jaya seperti Mig33 tetapi belum dianggap sebagai faktor eksternal yang berpengaruh.

      Adhitya Widyatama
      ManTel 2015

      Delete
    12. Sependapat dengan Pak Wahyu.. Evaluasi perlu untuk dilakukan pada saat kinerja perusahan dalam kondisi puncak dikarenakan pada saat itu perusahaan cencerung berada dalam zona nyaman. Pada saat dalam zona nyaman tersebut perusahaan cenderung terbuai dengan kesuksesan strategi yang dijalankan sebelumnya dan tidak peka terhadap perubahan eksternal yang terjadi. Hal ini mengakibatkan perusahaan cenderung untuk selalu menerapkan strategi yang sama walaupun seharusnya mengubah strategi mengikuti perubahan eksternal yang terjadi.

      Delete
  29. Q-04/2016

    Kapan perubahan visi dan misi perusahaan perlu dilakukan sebagai tindakan koreksi dari hasil evaluasi strategi suatu perusahaan? Mohon pencerahannya ya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aktivitas evaluasi strategi untuk penting untuk mengukur kinerja organisasi (measuring organizational performance) atau perusahaan. Aktivitas ini mencakup pembandingan hasil yang diharapkan (expected) dengan hasil yang sebenarnya (aktual). Baik tujuan jangka panjang maupun tujuan tahunan umum menggunakan proses ini.

      Ketika kegagalan untuk membuat kemajuan yang memuaskan kearah tercapainya tujuan jangka panjang dan tujuan tahunan, di saat/moment itulah perusahaan perlu melakukan perubahan visi dan misi.

      Faktor-faktor berikut sebagai pertimbangan perusahaan perlu mengambil tindakan korektif untuk melakukan perubahan visi dan misi:
      - Kebijakan yang tidak masuk akal
      - Perubahan ekonomi yang tidak terduga
      - Pemasok atau distributor yang tidak bisa
      diandalkan/strategi yang tidak efektif

      Referensi : Fred R David , 2011, p.509

      Salam,
      Ade Munandar / MT-2015

      Delete
    2. Perubahan visi dan misi perlu dilakukan sebagai tindakan koreksi dari hasil evaluasi strategi suatu perusahaan dikarenanakan agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan tersebut. perubahan yang dimaksud adalah kondisi dimana organisasi/perusahaan mendapat tekanan yang membuat perusahaan tersebut harus menentukan arah, struktur, maupun strategi untuk menjaga kesinambungan perusahaan.
      suatu visi dan misi akan mengalami perubahan ketika tujuan perusahaan tidak tercapai dan visi misi sebelumnya sudah tidak relevan pada kondisi sekarang ini.

      Salam
      Lolo Ardy (1506776452)
      MT 2015

      Delete
    3. Mencoba menjawab pertanyaan, perubahan visi dan misi perusahaan pada dasarnya akan mengarah pada perubahan organisasi internal perusahaan tersebut. Visi dan misi merupakan smber dari pembentukan tata nilai perusahaan sehingga menjadi dasar pemilihan strategi. Hal yang paling mendorong terkait berubahnya visi dan misi perusahaan yakni kata perubahan itu sendiri atau terdapat suatu keadaan yang memaksa untuk perusahaan tersebut mencari cara lainnya untuk menentukan arah, struktur, kapabilitas maupun strategi untuk tetap dapat melanjutkan bisnisnya. Perubahan merupakan sesuatu yang pasti terjadi sehingga sebuah perusahaan harus siap dalam menerima perubahan untuk tetap bertahan dalam persaingan bisni. Beberapa sumber perubahan terhadap suatu perusahaan diantaranya adalah persaingan regulasi, keinginan konsumen, perubahan teknologi, ekonomi, siklus hidup organisasi, akuisisi dan merger.
      Salam
      Febrina Amir – MT 2014

      Delete
    4. Sebelum memutuskan untuk mengubah visi misi, terdapat beberapa kondisi yang harus dipenuhi terlebih dahulu, antara lain:

      1. Mengkaji ulang landasan yang mendasari strategi
      - Membuat matriks IFE dan EFE baru
      - Bandingkan dengan matriks IFE dan EFE pada awal penentuan strategi yang ingin diganti
      - Analisis apakah terdapat gap signifikan antara faktor eksternal dengan faktor internal (signifikan jika terdapat threat yang tidak dapat dimitigasi dengan faktor internal atau terdapat kesempatan yang tidak maksimal dimanfaatkan)
      - Jika terdapat perbedaan signifikan langsung dilakukan tindakan korektif
      - Jika tidak terdapat perbedaan signifikan lanjut ke tahapan (2)

      2. Mengukur Kinerja Organisasi
      - Bandingkan realisasi tujuan jangka pendek perusahaan
      - Jika tidak terdapat perbedaan, tidak perlu mengubah strategi perusahaan
      - Jika ada perubahan ambil tindakan korektif

      3. Pengambilan Tindakan Korektif
      - Mengubah strategi dengan menganalisis tujuan perusahaan menggunakan balance score card (BSC) atau alat analisis lainnya
      - Jika strategi dan tujuan yang ingin dicapai berbeda signifikan dengan visi misi perusahaan sebelumnya, maka visi misi perlu diganti

      Namun perlu diperhatikan jika mengubah visi misi perusahaan, akan mengubah budaya organisasi, struktur, strategi, bahkan teknologi yang digunakan. Dalam kata lain adalah memiliki cost yang sangat besar dan dalam keberhasilan implementasinya membutuhkan waktu yang tidak instan.

      Delete
    5. Visi dan misi sangatlah perlu untuk dievaluasi. Kapan visi dan misi perusahaan perlu dirubah? Ketika ada perubahan pada perusahaan tersebut, perubahan dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana terjadi tekanan yang membuat organisasi harus memiliki cara lain untuk menentukan arah suatu peruhaan untuk melanjutkan keberlangsungan perusahaannya. Perubahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hal yang dapat menyebabkan perubahan diantaranya ekonomi, merger, persaingan, dsb. Oleh karena itu, adanya penyesuaian organisasi terhadap perubahan merupakan suatu keharusan salah satunya dengan merubah visi dan misi perusahaan tersebut.

      Salam,
      Rizky Damiri Putra
      1506776566
      Manajemen Telekomunikasi 2015

      Delete
    6. Menjawab pertanyaan Q-04/2016.

      Menurut saya, Visi dan misi perusahaan sangatlah perlu untuk dievaluasi. Mengapa demikian? Karena adanya "Perubahan". Perubahan dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang berubah, beralih atau terjadinya pertukaran. Dalam manajemen sebuah perusahaan, perubahan dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana terjadi tekanan yang membuat perusahaan harus memiliki cara lain untuk menentukan arah, struktur, kapabilitas maupun strategi untuk melanjutkan aktivitasnya. Perubahan merupakan sesuatu yang pasti terjadi dan tidak dapat dihindari. Oleh karena itulah, adanya penyesuaian perusahaan terhadap perubahan merupakan suatu hal yang mutlak. Ada beberapa sumber yang dapat menyebabkan perubahan, antara lain persaingan, regulasi, konsumen, teknologi, ekonomi, siklus hidup perusahaan, akuisisi dan merger, yang kesemuanya itu merupakan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang harus selalu diperhatikan dan penting dalam evaluasi menentukan strategi demi kelangsungan perusahaan.


      Terima Kasih,
      Ria Soraya - MT 2015

      Delete
  30. Visi dan misi perlu dirubah apabila
    1. tren faktor eksternal sudah menyimpang jauh dari kondisi saat visi dan misi eksisting dibuat, sehingga tidak bisa menjawab/merepresentasikan kondisi eksisting seperti "kita ingin menjadi apa?" atau "apakah bisnis kita ini?";
    2. terjadi kemitraan (merger, akuisisi, dll), sehingga terjadi perubahan nilai-nilai perusahaan dan perlu visi misi baru untuk pemersatu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menambahkan jawaban dari Mba Anna Christina dan Mba Lucia Ika

      Bahwa pada dasarnya Visi dan Misi dapat dirubah jika tidak lagi sesuai dengan situasi internal dan eksternal organisasi atau perusahaan. Visi dan misi sebaiknya bersifat fleksibel. Tapi ini tidak berarti bahwa setiap Visi dan Misi harus selalu berubah dan bahkan terkesan dikendalikan oleh lingkungan, tapi justru para stakeholder (manajemen) harus faham betul, peka dan yang terpenting tahu betul apa yang harus dilakukan terhadap apapun kondisi yang terjadi. Kejelian mengantisipasi perubahan jaman merupakan kunci dari pembuatan visi dan misi yang fleksibel.

      Kekakuan dalam merubah visi dan misi yang tidak lagi sesuai perkembangan jaman akan membuat organisasi semakin stagnan dan begitu-begitu saja. Dan akhirnya mengakibatkan kinerja menurun, hasil tidak maksimal dan bahkan perusahaan terancam ditutup, dilikuidasi, dst. Jadi evaluasi strategi tidak hanya dilakukan saat kinerja perusahaan berada di puncak, tapi bisa juga dilakukan saat kondisi perusahaan dalam keadaan steady dalam beberapa periode (stagnan) sehingga perlu dilakukan evaluasi strategi. Sebuah pepatah mangatakan : “ If you don’t change, you’ll die. ( jika anda tidak berubah, anda akan mati). Hal ini juga berlaku untuk visi dan misi dari suatu organisasi atau perusahaan.

      Salam,
      Achmad Rasjidi Imran

      Delete
  31. Visi dan misi perusahaan perlu diubah sebagai tindakan korektif jika visi dan misi yang dimiliki gagal membawa perusahaan mencapai tujuan yang telah ditentukan, dengan catatan bahwa pada evaluasi yang dilakukan ditemukenali bahwa tidak terdapat hal yang salah dengan implementasi strategi serta tidak terjadi perubahan faktor eksternal dan internal yang signifikan.

    Selain itu perkembangan jaman juga dapat dipertimbangkan sebagai faktor untuk mendorong dilakukannya perubahan pernyataan visi dan misi suatu perusahaan.

    Lucia Ika Susanti - MT 2015

    ReplyDelete
  32. perubahan visi-misi perusahaan sebagai tindakan korektif dari hasil evaluasi strategi perlu dilakukan jika terjadi perbedaan yang siginifikan dari analisis matriks eksternal dan internal pada saat penyusunan strategi dengan revisi matriks eksternal dan internal.
    Perlu diperhatikan bahwa mengubah visi-misi perusahaan berarti sama dengan mengubah keseluruhan arah dari perusahaan tersebut sehingga perlu dianalisis secara cermat tentang perlu atau tidaknya penggantian visi-misi perusahaan.

    Diah K.-Mantel 2015

    ReplyDelete
  33. Tindakan korektif penting dilaksanakan ketika penyimpangan performansi telah teridentifikasi pada proses evaluasi strategi. Analisis mendalam harus dilakukan untuk menentukan faktor yang menyebabkan penyimpangan performansi tersebut. Tindakan korektif terkadang harus mereformulasi strategi jika dari hasil evaluasi tidak ditemukenali kesalahan dalam implementasi strategi. Pada kondisi ini,perusahaan harus memulai kembali proses manajemen strategis, menyusun kembali visi dan misi sesuai dengan kondisi internal dan eksternal yang baru. Perubahan visi dan misi harus menganalisa faktor internal (resource perusahaan, kompetensi utama, dll) serta faktor eksternal (lingkungan macro dan micro, kompetisi di pasar, dll). Dari analisa yang dilakukan dapat diidentifikasi strengths, weaknesses, opportunities dan threats bagi organisasi sehingga memberikan gambaran jelas situasi organisasi saat ini.

    Insania Khoiriah - MT 2015

    ReplyDelete
  34. Kapan perubahan visi dan misi perusahaan perlu dilakukan sebagai tindakan koreksi dari hasil evaluasi strategi suatu perusahaan?

    Perancangan visi dan misi yang baik sangat penting untuk merumuskan, menerapkan dan mengevaluasi strategi perusahaan.

    Evaluasi visi dan misi dilakukan untuk melihat apakah visi dan misi saat ini yang menjadi landasan kegiatan perusahaan masih efektif atau tidak. Evaluasi visi dan misi perlu dilakukan karena perubahan akan selalu terjadi baik dari sisi internal maupun sisi eksternal yang dapat mengakibatkan visi dan misi sudah tidak sesuai lagi dengan tujuan perusahaan.

    Evaluasi visi dapat dilakukan dengan melihat apakah tujuan jangka panjang yang terdapat dalam pernyataan visi sudah tercapai ataukah belum.

    Evaluasi misi dapat dilakukan dengan melihat 9 komponen misi, apakah misi perusahaan masih memenuhi 9 komponen atau tidak. Semakin lengkap komponen misi, maka semakin efektif. Semakin sedikit komponen yang ada dalam misi, maka semakin tidak efektif misi tersebut.

    Indikasi sebuah perusahaan perlu melakukan perubahan visi dan misi antara lain:
    1. Perubahan ekstrem faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kesinambungan perusahaan.
    2. Perubahan bisnis perusahaan.
    3. Perubahan (perluasan) segmentasi pasar.
    4. Evaluasi visi perusahaan yang sudah tidak merepresentasikan tujuan jangka panjang perusahaan.
    5. Evaluasi misi perusahaan yang sudah tidak efektif, hanya sedikit komponen yang terpenuhi.

    Referensi:
    - Strategic Management, Fred R. David, 2011.

    Salam.
    Bagus Riyowiyoso MT2015

    ReplyDelete

Membuat Link Pada Komentar Anda
Agar pembaca bisa langsung klik link address, ketik:
<a href="link address">keyword </a>
Contoh:
Info terkini klik <a href="www.manajementelekomunikasi.org"> disini. </a>
Hasilnya:
Info terkini klik disini.

Menambahkan Gambar Pada Komentar
Anda bisa menambahkan gambar pada komentar, dengan menggunakan NCode berikut:

[ i m ] URL gambar [ / i m ]

Gambar disarankan memiliki lebar tidak lebih dari 500 pixels, agar tidak melebihi kolom komentar.

---

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger