Seri Ekonomi Teknik (Engineering Economy )
oleh: Kelompok 2
Irham,Argi,Difi,Marcel
Setiap orang sepakat akan pentingnya mempelajari engineering economics. Proyek sangat berkaitan dengan sebuah biaya. Sementara itu dalam ilmu engineering economics sering disebutkan berbagai macam jenis biaya seperti biaya tetap, biaya varabel, dan biaya biaya lain yang saling berkaiatan.
Referensi : Akuntanmuda.wordpress.com
++
Pertanyaan :
1. Ada berapakah macam biaya dalam cost terminology?
2. Seberapa penting biaya biaya tersebut dalam suatu proyek?
3. Bagaimana cara menentukan break event point?
Sumber : http://irnawt.wordpress.com
oleh: Kelompok 2
Irham,Argi,Difi,Marcel
Setiap orang sepakat akan pentingnya mempelajari engineering economics. Proyek sangat berkaitan dengan sebuah biaya. Sementara itu dalam ilmu engineering economics sering disebutkan berbagai macam jenis biaya seperti biaya tetap, biaya varabel, dan biaya biaya lain yang saling berkaiatan.
Secara sederhana dapat dikatakan biaya merupakan sejumlah pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh atau menghasilkan sesuatu. Di antara berbagai macam biaya yang telah kita pelajari terdapat biaya yang paling dasar yaitu biaya tetap dan biaya variable, kedua biaya ini merupakan jenis biaya yang hampir selalu ada dalam setiap komposisi biaya, namun perlu diketahui bahwa kedua jenis biaya itu memiliki kateristik yang berlawanan.
Apa itu Biaya Tetap ?
Biaya tetap merupakan jenis biaya yang bersifat statis (tidak berubah) dalam ukuran tertentu. Biaya ini akan tetap kita keluarkan meskipun tidak melakukan aktivitas apapun atau bahkan ketika kita melakukan aktivitas yang sangat banyak sekalipun.
Dalam proses produksi, biaya tetap akan selalu kita bayarkan atau keluarkan tanpa menghitung berapa banyak produksi yang kita lakukan, baik ketika tidak berproduksi atau sebaliknya saat produksi dilakukan dalam kapasitas maksimal.
Biaya tetap dan unit yang diproduksi atau aktivitas yang dilakukan memiliki hubungan yang terbalik. Hubungan terbalik ini maksudnya adalah semakin banyak unit yang kita produksi atau semakin banyak aktivitas yang kita lakukan maka biaya tetap per unit atau per aktivitas yang kita lakukan akan semakin kecil jumlahnya.
Apa itu Biaya Variabel?
Berkebalikan dengan biaya tetap, biaya variabel ini bersifat dinamis. Ia mengikuti banyaknya jumlah unit yang diproduksi ataupun banyaknya aktivitas yang dilakukan.
Pada biaya ini, jumlah yang akan kita keluarkan per unit atau per aktivitas justru berjumlah tetap sedangkan untuk biaya secara total jumlahnya akan menyesuaikan dengan banyaknya jumlah unit yang diproduksi ataupun jumlah aktivitas yang dilakukan.
Jika biaya tetap memiliki hubungan terbalik dengan jumlah unit yang diproduksi atau aktivitas yang dilakukan maka, secara total, biaya variabel sebanding dengan jumlah unit yang diproduksi atau aktivitas yang dilakukan. Semakin banyak aktivitas yang kita lakukan, maka akan semakin banyak biaya variabel yang kita keluarkan.
Bagaimana Jika Biaya Tetap dan Biaya Variabel Digabungkan?
Biaya tetap dan biaya variabel memang biasa disandingkan.
Kedua hubungan biaya tersebut dapat terlihat pada break-even point (BEP), yang mana break-even point merupakan titik dimana total pendapatan dari penjualan sejumlah produk sama dengan total biaya tetap ditambah biaya variabel.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa profit atau keuntungan akan diperoleh saat penjualan produk dapat melebihi break-event point dan bila kurang dari break-event point maka loss atau kerugian yang dialami.
Referensi : Akuntanmuda.wordpress.com
++
Pertanyaan :
1. Ada berapakah macam biaya dalam cost terminology?
2. Seberapa penting biaya biaya tersebut dalam suatu proyek?
3. Bagaimana cara menentukan break event point?
Sumber : http://irnawt.wordpress.com
1. Ada berapakah macam biaya dalam cost terminology?
ReplyDeleteAda 7 tipe kategori (berdasarkan referensi Engineering Economics 13th, Pearson Prentice Hall) :
Delete1. Fixed, variable and incremental cost
2. Recurring and Nonrecurring cost
3. Direct, Indirect and standard cost
4. Cash cost vs book cost
5. Sunk cost
6. Opportunity cost
7. Life cycle cost.
Dalam Cost Terminology, terdapat berbagai macam biaya tergantung dari klasifikasinya. Berikut saya coba jawab macam-macam biaya berdasarkan fungsi pokok perusahaan.
DeleteKLASIFIKASI BIAYA BERDASARKAN FUNGSI POKOK PERUSAHAAN
1. Biaya Produksi
Adalah biaya –biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan baku(mentah) dari pemasok dan mengubahnya menjadi produk selesai yang siap dijual. Elemen biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
2. Biaya Penjualan
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan produk selesai ,termasuk biaya iklan,biaya gaji para pramuniaga,biaya angkut barang –barang yang di jual, dan gaji manajer pemasaran.
3. Biaya Administrasi
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk administrasi secara umum,seperti gaji para eksekutif ,biaya penyelenggaraan akuntasi,gaji pegawai bagian administrasi , dan biaya habis pakai.
sumber KONSEP-KONSEP DAN TERMINOLOGI BIAYA
Muhammad Wildan
ManTel 2013
sesuai dengan mas airul dan dari sumber buku Engineering Economics 13th, Pearson Prentice Hall
Delete1. Fixed, variable and incremental cost
2. Recurring and Nonrecurring cost
3. Direct, Indirect and standard cost
4. Cash cost vs book cost
5. Sunk cost
6. Opportunity cost
7. Life cycle cost.
dan untuk di perusahaan biaya produksi dan biaya penjualan merupakan hal yang menjadi sektor pokok nanti nya dapat diperhitungkan revenue yang dihasilkan dan penting juga untuk plan2 perusahaan ke depan nya.
Melengkapi apa yang ditulis oleh Mas Airul di atas, dapat saya lanjutkan penjelasan dari masing-masing cost berdasarkan referensi yang sama yaitu sebagai berikut:
Delete1.1 Fixed cost adalah biaya yang yang tidak dipengaruhi oleh kemampuan volume produksi/operasi, sebagai ilustrasi adalah biaya gaji manajemen (G&A).
1.2 Variable cost adalah biaya yang besarnya sebanding dengan volume produksi/operasi, sebagai ilustrasi adalah biaya material dan biaya upah buruh yang meningkat seiring dengan semakin besarnya volume hasil yang diinginkan.
1.3 Incremental cost adalah biaya tambahan yang timbul sebagai akibat dari peningkatan satu atau beberapa volume output tambahan di luar volume output atau aktivitas rata-rata yang biasanya dihasilkan/dilakukan. Incremental cost ini dapat diasosiasikan dengan keputusan "go-or-no go" apabila biaya tambahan pada prakteknya sulit dihitung. Sebagai ilustrasi adalah biaya ketika menggunakan kendaraan produksi tahun 2007 untuk rutinitas perjalanan pulang-pergi (PP) antara Jakarta (Blora) - Bandung (Cihampelas) dengan jarak tempuh rata-rata sekitar 140 KM via tol cipularang pada tahun 2012 adalah sebesar Rp.A, namun pada tahun 2013 direncanakan akan disediakan fasilitas antar pool-to-door yang pada prakteknya sulit menghitung biaya tambahan untuk kelanjutan perjalanan dari Bandung (Cihampelas) ke rumah penumpang, sehingga pada akhirnya ditetapkan hanya tambahan Rp.20.000,- untuk sampai ke rumah.
2.1 Recurring cost adalah biaya yang timbul secara berulang karena proses produksi/operasi pada output/aktivitas yang serupa secara berkelanjutan. Sekilas tersirat memiliki kesamaan dengan Variable Cost. Berdasarkan penjelasan di referensi, Variable Cost juga dapat dianggap sebagai Recurring Cost, hanya terdapat perbedaan bahwa Recurring Cost dapat juga mencakup biaya tetap yang dibayar secara periodik. Sebagai contoh, jika biaya material produksi yang mana jumlahnya sebanding dengan volume produksi terhitung sebagai variable cost, dan biaya sewa pabrik yang mana nilainya tetap (tidak berkaitan dengan volume produksi), maka recurring cost mencakup biaya material produksi dan biaya sewa pabrik.
2.2 Nonrecurring cost adalah biaya yang tidak berulang meskipun total yang dikeluarkan bersifat kumulatif untuk jangka waktu yang singkat. Sebagai contoh dalam pembangunan pabrik, biaya yang dikeluarkan untuk akuisisi beberapa lahan (SITAC) karena lahan-lahan tersebut dimiliki oleh pemilik tanah yang berbeda dianggap sebagai nonrecurring cost, dan dianggap sebagai bagian dari biaya pembangunan pabrik.
3.1 Direct Cost adalah biaya yang dapat dihitung secara langsung per unit volume output, dan memang dialokasikan untuk produksi suatu produk. Sebagai contoh adalah biaya material besi batangan dalam proses produksi rangka kendaraan.
3.2 Indirect cost adalah biaya yang sulit untuk dihitung secara langsung per unit volue output. Sebagai contoh dalam produksi rangka kendaraan adalah biaya dari perawatan metal cutter, perawatan metal casting.
3.3 Standard cost adalah biaya per unit yang dapat mewakili kebutuhan perhitungan pembiayaan sebelum dilaksanakannya proses produksi. Biaya ini disusun berdasarkan perkiraan jam kerja buruh, materal, dan overhead. Umumnya, biaya ini digunakan terkait dengan keperluan persiapan penawaran kepada klien.
4.1 Cash cost adalah biaya yang dibayarkan secara tunai dan tercatat dalam cash flow.
4.2 Book cost adalah biaya yang tidak dibayarkan secara tunai tetapi merepresentasikan sebagian pembayaran pada periode sebelumnya. Book cost secara umum dikenal dengan depresiasi.
5. Sunk Cost adalah biaya yang terjadi sebelumnya dan tidak memiliki relevansi dengan perkiraan biaya ke depan untuk suatu kegiatan. Sebagai contoh, suatu perusahaan sebelumnya bergerak di bidang produksi Audio Cassette dengan masa depresiasi aset produksi selama 10 tahun, namun baru hanya 5 tahun kemudian perusahaan tersebut berhenti memproduksi lalu mengubah bidang bisnisnya menjadi keping CD/DVD. Dengan demikian, biaya-biaya produksi audio cassette selama 5 tahun yang telah dikeluarkan sebelumnya menjadi sunk cost.
Delete6. Opportunity Cost adalah biaya terjadi karena hilang atau tidak diambilnya kesempatan menerima usaha yang menguntungkan. Sebagai contoh adalah dalam hal seorang pegawai yang sedang mengambil kuliah S2 lalu kemudian dihadapkan pada pilihan mengukuti UTS atau melakukan tugas luar kota pada hari yang sama. Jika mahasiswa yang bersangkutan memilih mengikuti UTS sementara tempat kerja mahasiswa memberikan imbalan Rp.A untuk tugas luar kota tersebut, maka Rp.A tersebut menjadi opportunity cost.
7. Life-cycle cost adalah biaya total dari penjumlahan recurring cost dan nonrecurring cost.
a. Fixed, variable and incremental cost
DeleteBiaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak bergantung banyaknya produk yang dihasilkan, dan memiliki jumlah rupiah yang tetap. Bila produksi meningkat volumenya, biaya tetap per unit turun karena total biaya tetap menjadi tersebar pada jumlah output yang semakin besar.
Contoh biaya tetap yang khas adalah:
- Gaji administratif
- Penyusutan peralatan
- Asuransi
- Satuan jumlah yang dikeluarkan untuk program periklanan
- Pajak Bangunan
- Sewa
Biaya variable adalah biaya yang jumlahnya tetap untuk per unit output, tapi secara total berubah bila outputnya berubah. Total biaya variable dihitung dengan mengambil biaya variable per unit dan mengalikannya dengan jumlah yang diproduksi dan dijual.
Contoh biaya variable:
- Buruh/tukang
- Material langsung seperti kabel copper
- Biaya perizinan bahan bakar (bensin, listrik) sehubungan dengan area produksi
- Biaya pengemasan
- Komisi penjualan
Incremental cost adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau pengurangan output (biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi/operasi). Incremental cost juga merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari suatu keputusan. Incremental cost diukur dari berubahnya IC karena suatu keputusan. Oleh sebab itu sifatnya bisa variabel, bisa juga fixed. Contoh: penambahan biaya total produksi karena keputusan manajemen untuk penambahan tenaga kerja dan bahan baku.
b. Recurring and Nonrecurring cost
DeleteRecurring cost (biaya terulang) adalah biaya yang besarnya sama yang harus dibayarkan lagi dengan adanya tambahan suatu aktivitas yang menghasilkan produk (output) yang sama. Setiap penambahan 1 unit output, biaya yang ditanggung berulang atau bertambah sebesar biaya per unitnya. Contoh, apakah mesin photo copy digunakan atau tidak, perusahaan akan membayar uang sewa mesin photo copy sebesar Rp. 1 juta perbulannya.
Unrecurring cost ( biaya tak berulang) adalah biaya yang hanya muncul satu kali. Artinya, tidak ada sesuatu yang ditambahkan setelah biaya ini dikeluarkan. Contoh, biaya yang dikeluarkan untuk membeli tanah.
c. Direct, Indirect and standard cost
DeleteDirect cost (biaya langsung) adalah biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan pengacara
Indirect cost (biaya tak langsung) adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik. Contoh: biaya asuransi gedung
Standard cost adalah biaya standar adalah biaya perwakilan per unit output yang dihasilkan. Standard cost dihitung dari jam kerja langsung, material, dan biaya overhead.
d. Cash cost vs book cost
DeleteCash cost adalah biaya yang dibayarkan secara tunai dan tercatat dalam cash flow.
Book cost adalah biaya yang tidak dibayarkan secara tunai tetapi merepresentasikan sebagian pembayaran pada periode sebelumnya. Book cost secara umum dikenal dengan depresiasi.
e. Sunk cost
DeleteSunk cost adalah biaya yang sudah terlanjur keluar, dan tidak relevan lagi untuk memperhitungkan biaya maupun imbalan yang didapat. Logika dari definisi biaya ini adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai alternatif keputusan yang dibuat untuk melapisi pengeluaran yang ada, pengeluaran tersebut akan tetap ada (keluar).
f. Opportunity cost
DeleteOpportunity cost atau biaya peluang adalah biaya yang timbul karena adanya sumber daya yang hilang akibat diambilnya alternatif lain yang dianggap lebih baik.
9. Life cycle cost.
DeleteLife cycle cost adalah penjumlahan semua biaya yang berhubungan dengan produk, struktur, system, dan layanan selama fase akuisisi dan fase operasional. Terdapat beberapa life cycle cost yang perlu dipertimbangkan dan dapat bervariasi tertantung fasa/waktu/situasi:
1. Investment cost atau capital investment
First or Investment cost (biaya investasi) adalah biaya awal yang sebelum sebuah kegiatan operasional dilakukan. Contoh: biaya investasi lahan, bahan dan mesin dalam operasional perusahaan.
2. Working Capital adalah dana yang diperlukan untuk memulai dan mendukung aktivitas operasional, agar asset yang tersedia dapat dioperasionalkan. Misalnya produk tidak dapat dibuat tanpa material yang tersedia di gudang. Dalam perusahaan IT, investment cost misalnya adalah misalnya biaya pembelian mesin storage baru. Working capital adalah biaya untuk meng-hire programmer untuk start up migrasi ke mesin storage baru.
3. Operation and Maintenance cost (biaya operasi dan biaya perawatan) adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan dan merawat sistem dalam masa operasinya. Contoh: biaya perawatan peralatan dan fasilitas pabrik. Pada fasa ini aka nada banyak biaya tahunan berulang (recurring), baik yang sifatnya langsung (direct cost) maupun tidak langsung (indirect cost) yang berkaitan dengan lima area sumberdaya primer: SDM, mesin, material, energy dan informasi. Dalam perusahaan IT misanya biaya gaji engineer yang melakukan memonitor dan memaintain pengoperasionalan mesin storage baru.
4. Disposal Cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembuangan semua asset di akhir life cycle. Disposal cost termasuk nonrecurring cost.
Cost dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Delete1. Berdasarkan kaitannya dengan volume kegiatan
a. Fixed Cost
b. Variable Cost
c. Incremental Cost
2. Berdasarkan kaitannya dengan periode dikeluarkannya
a. Recurring Cost
b. Nonrecurring cost
3. Berdasarkan kaitannya dengan dampaknya terhadap objek yang dihasilkan
a. Direct Cost
b. Indirect Cost
c. Standard Cost
Cost di atas (point3) dapat berupa cost point 1 dan cost point 2
4. Klasifikasi lainnya
a. Sunk Cost
b. Opportunity Cost
c. Life-Cycle Cost
d. Investment Cost
Selain yang sudah disebutkan di atas, macam biaya dalam cost terminology adalah
Delete- Biaya Modal Investasi (CAPEX) dan Modal Kerja yaitu biaya-biaya untuk investasi peralatan-peralatan utama dan peralatan-peralatan pendukung, biaya investasi untuk kegiatan pengembangan (FS, Basic Design), investasi untuk penggantian (replacement), infrastruktur, utilities dan lain-lain.
- Biaya Operasi (OPEX)yaitu biaya yang harus disediakan untuk memenuhi kebutuhan biaya produksi / operasional sampai dengan suatu waktu dimana perusahaan bisa memperoleh pendapatan dari hasil penjualan produk / jasa yang dapat digunakan untuk membiayai produksi / operasionalnya.
- Biaya Per unit (AC) : Biaya yang dikeluarkan untuk mempro-duksi 1 unit barang jadi.
- Biaya Marginal (MC) : Tambahan biaya karena menambah 1 unit barang yang diproduksi
- Biaya Eksplisit : Biaya yang kelihatan dalam proses produksi
- Biaya Implisit : Biaya yang tidak kelihatan dalam proses produksi namun sebenarnya ada dan dikeluarkan.
Terminologi Dasar dari Biaya:
Deletea. Biaya Aktual (Actual Cost) – Biaya yang terjadi.
b. Biaya yang dianggarkan (Budgeted Cost) – biaya yang diramalkan, biaya masa depan.
c. Objek Biaya (Cost Object) – segala sesuatu yang biayanya ingin diukur dan ditetapkan.
d. Akumulasi biaya – kumpulan data biaya yang diorganisir dalam cara tertentu
e. Pembebanan biaya (Cost Assignment) –istilah umum yang meliputi pengumpulan akumulasi biaya sampai objek biaya. Ini mencakup:
1)Menelusuri akumulasi biaya yang berhubungan langsung dengan objek biaya
2)Mengalokasikan akumulasi biaya yang berhubungan tidak langsung dengan objek biaya
Dalam hal macam-macam biaya dalam cost terminology, saya sependapat dengan penjelasan Pak Antonius. Sedikit ingin menambahkan, untuk klasifikasi lain (sunk cost, Opportunity cost, Life cycle cost, Investment cost) bisa juga dinyatakan dengan klasifikasi biaya berdasarkan pembuatan keputusan. Dengan mengklasifikasi biaya ini, maka keseluruhan elemen biaya yang ada dapat dikelompokkan secara sistematis ke dalam golongan-golongan tertentu dan dapat digunakan sebagai informasi tambahan kepada manajemen untuk megambil kebijaksaaan selanjutnya ( perencanaan keuangan, pengambilan keputusan, dan sebagainya).
Delete2. Seberapa penting biaya biaya tersebut dalam suatu proyek?
ReplyDeleteMenurut saya biaya adalah ibarat sebuah pilar dalam sebuah bangunan. Walaupun didukung dengan pondasi (investasi) yang kokoh tapi tanpa perencanaan yang matang, bisa mengakibatkan kegagalan dari sebuah proyek.
DeleteDengan memahami dan mengetahui konsep biaya-biaya tersebut dalam pengelolaan proyek, kita menjadi tahu biaya-biaya apa saja yang harus dan paling sering dikeluarkan secara terperinci dan jelas baik biaya yang berkaitan dengan pengeluaran dan pemasukan sehingga kita dapat meminimalkan/menghilangkan kegagalan proyek.
Biaya-biaya tersebut berperan penting terhadap suatu proyek, karena dengan adanya data mengenai misalnya antara biaya produksi dan biaya penjualan, dengan menghitung biaya produksi dan biaya penjualan, kita dapat menghitung dan memprediksi untung/rugi nya suatu proyek yang kita jalani.
Deletesangat penting sekali, biaya2 tersebut untuk menggerakan proyek tersebut. banyangkan jika tidak ada biaya, bagaimana kita bisa memperkerjakan orang, memperoleh resources dsb.
Deleteproject sosial pun membutuhkan biaya untuk menggerakannya, semisal project posko banjir, bencana alam dsb
Dalam suatu proyek, investasi awal merupakan biaya yang sangat penting. dengan perencanaan biaya2 seperti soal nomor 1, maka kita dapat mengetahu hasil yang kita dapat nanti nya. Karena dengan perencaan yang matang kita mendapatkan hasil yang maksimal dan juga harus mengingat perubahan2 yang dapat terjadi, apabila proyek yang kita jalankan proyek yang memakan waktu sampai beberapa tahun ke depan.
DeleteSebagaimana pernah diulas bahwa tujuan dari usaha adalah (1) profit, (2) pertumbuhan bisnis, (3) sustainable, maka penting suatu perusahaan untuk mengetahui cost structure dari sebuah proyek. Dalam lingkup yang sempit adalah untuk mengetahui harga pokok dan harga jual. Dalam lingkup yang lebih luas adalah mengetahui berapa volume produksi yang harus dicapai untuk mendapatkan tingkat pertumbuhan bisnis tertentu. Dan dalam lingkup yang luas adalah mempersiapkan diri agar proyek-proyek yang dilaksanakan dapat memberikan reward yang memperkuat pemodalan untuk ekspansi
DeleteBiaya sangat penting dalam proyek karena merupakan syarat berjalannya suatu aktivitas dalam proyek. Struktur biaya harus di-breakdown sehingga jangan sampai ada biaya yang tidak teralokasi yang menyebabkan suatu pekerjaan terhenti karena tidak tersiapkan dananya.
DeletePenting untuk perencanaan dan pengendalian proyek. Beberapa aktivitas memiliki biaya yang berbeda. Dengan mengenali struktur biayanya dapat dipilih aktivitas yang paling sesuai dari beberapa alternatif yang tersedia.
DeleteDalam suatu proyek penting untuk menghitung estimasi biaya yang dibutuhkan sebagai dasar untuk menentukan apakah proyek tersebut layak direalisasikan atau tidak. Estimasi biaya tersebut memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak-pihak yang terkait seperti pemilik proyek, konsultan perencana maupun kontraktor.
DeleteBiaya merupakan komponen yang sangat penting dalam sebuah proyek. Estimasi biaya diperlukan untuk mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek atau investasi. Oleh karena itu, estimasi biaya sangat berpengaruh untuk mempelajari kelayakan proyek bagi pemiliknya. Bagi perencana, estimasi biaya berpengaruh pada pelaksanaan desain atau penerapan desain terhadap investasi proyek, dan menetapkan alternatif terbaik untuk penghematan biaya bagi pemilik. Bagi kontraktor, estimasi biaya menentukan besarnya nilai tender dan mendapatkan keuntungan potensial untuk bisa merealisasikan proyek sesuai yang diharapkan. Sedangkan untuk manajer proyek adalah dalam hal penentuan estimasi untuk mencapai keberhasilan sesuai perencana anggaran untuk penyelesaian proyek.
DeleteBiaya atau cost dapat digunakan oleh perusahaan sebagai bahan analisa untuk melihat apakah perusahaan mampu menjalankan sebuah proyek dan mendapat keuntungan dari proyek tersebut.
DeleteKita dapat gunakan istilah tidak ada biaya maka tidak ada aktifitas. Itulah arti pentingnya sebuah biaya, dimana sekecil apapun aktifitas yang kita lakukan maka pasti akan memerlukan sejumlah biaya yang kita keluarkan. Pelaporan pembiayaan akan terlihat dari cash flow ataupun balance sheet dari sebuah kegiatan/aktifitas.
DeleteDalam suatu proyek biasanya ada anggaran (budget). Untuk mengetahui apakah proyek yang akan kita kerjakan sesuai dengan anggaran, maka kita perlu menghitung biaya-biaya yang ada. Dengan mengetahui biaya-biaya tsb. kita bisa melakukan estimasi biaya dan pengendalian proyek.
DeleteBiaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. (Sumber Wikipedia)
DeleteJadi bisa disimpulkan peranan biaya sangatlah penting dalam suatu proyek yang akan dijalankan, karena merupakan dasar utama dalam menjalankan proyek, karena dengan memiliki biaya yang terstruktur maka perencanaan dan pengendalian proyek dari awal sampai akhir dapat dilakukan dan juga dengan mengetahui biaya-biaya yang akan diperlukan, proyek dapat diuji kelayakannya sebelum dijalankan.
Biaya dalam suatu proyek sangat penting. Aktivitas suatu proyek selalu ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu dan memiliki suatu titik awal (starting point) dan titik akhir (ending point). Biaya adalah sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sesuatu yang nantinya akan ditukarkan dengan keuntungan tertentu. Biaya maupun hasilnya adalah hal yang pokok untuk diukur. Penghitungan dan control biaya yang akurat, akan mementukan keberhasilan suatu proyek.
DeleteEstimasi biaya direncanakan dari awal, hal ini menjawab pentingnya biaya dalam suatu proyek, dalam sebuah proyek estimasi biaya adalah penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan persyaratan atau kontrak.
DeleteNiko Lastarda
ME 2014
Tanpa pemahaman mengenai biaya-biaya, sulit untuk melakukan estimasi dengan tepat, pada akhirnya profit dan pertumbuhan yg di targetkan sulit tercapai.
DeletePraditya
ME 2014
Estimasi yg tepat, bersumber dari pemahaman akan biaya-biaya yg terlibat didalamnya. Profit dan pertumbuhan yg meliputi kualitas, harga kompetitif dan waktu penyelesaian yg tepat dapat terpenuhi.
DeletePraditya
ME2014
Biaya adalah sebuah keniscayaan yang harus dikeluarkan dalam sebuah proyek, dengan jenis yang bermacam-macam seperti yang telah dijelaskan dalam Engineering Economics 13th, Pearson Prentice Hall. Keuntungan ataupun kerugian dalam sebuah proyek juga ditentukan oleh strategi mengelola biaya ataupun pengeluaran.
DeleteBagaimana bila terjadi kasus biaya yang tersedia ternyaya sedikit lebih rendah dari estimasi awal ? Apakah proyek tersebut masih bisa dijalankan ? Bagaimana cara mengatasinya ?
Delete3. Bagaimana cara menentukan break event point?
ReplyDeleteDalam menentukan BEP, kita perlu menentukan dulu 2 elemen dari rumus BEP yaitu :
DeleteBiaya tetap atau biaya tidak langsung (Fixed cost) adalah biaya yang tidak mengalami penambahan dalam jumlah totalnya walaupun volume penjualan atau kuantitas produksi berubah. Biaya tetap tidak tergantung terhadap banyaknya produk yang dihasilkan maupun jumlah penjualan.
Contoh : biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi dan gaji karyawan.
Biaya variabel (Variable cost) adalah biaya tetap untuk per unit produk, dan akan berubah bila mengalami perubahan dalam jumlah unit produksi maupun penjualan.
Contoh : buruh langsung, bahan baku, biaya bahan bakar
Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.
DeleteDalam menyusun perhitungan BEP, kita perlu menentukan dulu 3 elemen dari rumus BEP yaitu :
1. Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha, perabotan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama sekali.
2. Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya kantong plastic, biaya nota penjualan
3. Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli
Adapun rumus untuk menghitung Break Even Point ada 2 yaitu :
1. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point :
Total Fixed Cost
__________________________________
Harga jual per unit dikurangi variable cost
Contoh :
Fixed Cost suatu toko lampu : Rp.250,000,-
Variable cost Rp.6,000 / unit
Harga jual Rp. 15,000 / unit
Maka BEP per unitnya adalah
Rp.250,000
______________ = 28 units
15,000 – 6,000
Artinya perusahaan perlu menjual 28 unit lampu agar terjadi break even point. Pada pejualan unit ke 29, maka took itu mulai memperoleh keuntungan
2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :
Total Fixed Cost
__________________________________ x Harga jual / unit
Harga jual per unit dikurangi variable cost
Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP adalah
Rp.250,000
______________ x Rp.15,000 = Rp. 420,000,-
15,000 – 6,000
Artinya nilai ini adalah tingkat dimana penghasilan keseluruhan sama dengan biaya keseluruhan.
Muhammad Wildan
ManTel 2013
Referensi BEP
saya ingin share sesuai referensi yang saya dapat di blog website ini,
Deletehttps://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/analisis-dan-asumsi-breakeven/cara-menentukan-be
cara menentukan BEP dapat dilakukan dengan pendekatan secara grafis.
Dengan menggunakan sumbu X sebagai penunjuk volume kegiatan dan sumbu Y mentinjukkan nilai rupiah dari penghasilan dan biaya, maka titik break even akan diketahui dari perpotongan antara kurva Penghasilan keseluruhan dengan Biaya keseluruhan (TR = TC).
Gambarnya adalah sebagai berikut :
[IMG]http://i39.tinypic.com/2w6i5pi.jpg[/IMG]
Grafik break even dapat dibuat dengan meletakkan garis Biaya Total di atas garis Biaya Tetap Total atau di atas garis Biaya Variabel Total, hasilnya akan sama saja, yaitu bahwa break even dicapai pada tingkat penghasilan sebesar Rp 3.750.000,- (pada sumbu Y) atau 150.000 unit (pada sumbu X).
Cara penggambaran di sebelah kanan lebih tepat karena menunjukkan bahwa Biaya Variabel-lah yang lebih relevan untuk ditutup terlebih dahulu sebelum penghasilan penjualan itu digunakan untuk menutup biaya tetap. Hal itu benar karena biaya tetap merupakan biaya yang sudah terlanjur (sunk cost). Sehingga keputusan untuk meneruskan atau menghentikan produksi harus didasarkan pada keadaan bahwasanya selama penghasilan dari penjualan masih dapat menutup biaya variabel keseluruhan, maka selama itu pula lebih meng¬untungkan untuk meneruskan produksi daripada menghentikannya. Apalagi bilamana masih ada sisa penghasilan yang tersedia untuk memikul sebagian dari beban tetap. Dengan demikian dengan meneruskan produksi maka kerugian perusahaan akan lebih kecil bila dibandingkan dengan kerugian yang harus dipikul sebagai akibat menghentikan produksi.
Break Even Point terjadi jika total revenue = total cost pada suatu periode tertentu.
DeleteBerdasarkan Figure 2-4 di referensi (Engineering Economy 13th Edition, Pearson Prentice Hall), perlu dicermati terdapat beberapa macam kondisi BEP yaitu:
1. Kondisi BEP dimana peningkatan volume masih mampu memberikan profit.
2. Kondisi BEP dimana profit maksimal.
3. Kondisi BEP dimana peningkatan volume malah memberikan kerugian (loss)
Agar kondisi 2 diperoleh, maka harga jual dan volume produksi perlu dihitung secara tepat. Apabila harga jual telah didapatkan, maka perlu dihitung volume yang optimal melalui turunan pertama dari fungsi profit (loss) proses produksi
Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.
DeleteBEP atau Break Even Point adalah suatu kondisi dimana Total Cost sama dengan Total Revenue untuk jumlah produksi tertentu.
DeleteBEP adalah sebuah titik temu dalam grafik di atas dimana jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan sebanding dengan jumlah hasil yang diperoleh. Dan setelah melewati titik tersebut maka akan menjadi profit sebuah aktifitas.
DeleteDalam menentukan Break Event Point terdapat beberapa cara diantaranya:
Delete1.Secara grafis
Untuk menentukan posisi BEP secara grafis, maka perlu di gambar variabel-variabel yang ikut menentukan BEP seperti biaya total (biaya tetap dan biaya variabel) dan pendapatan total.
2. Metode Trial and Error
yaitu dengan menghitung keuntungan operasi suatu volume produksi/penjualan tertentu.
Apabila perhitungan tersebut menghasilkan keuntungan maka diambil volume penjualan/produksi yang lebih rendah, dan sebaliknya.
Demikian dilakukan seterusnya hingga dicapai volume penjualan produksi dimana penghasilan penjualan tepat sama dengan besarnya biaya total.
Misal dari contoh aplikasi, diambil volume produksi 6.000 unit, maka dapat dihitung keuntungan operasi adalah:
(6.000 x Rp100) — (Rp300.000 + (6.000 x Rp40))
Rp600.000 — (Rp300.000 + Rp240.000)
Rp.60.000 atau hasil dalam unit adalah Rp. 60.000 / Rp 100 = 6000 unit
Jadi, pada volume produksi 6.000 unit perusahaan masih mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa BEP-nya terletak di bawah 6.000 unit.
3. Secara Matematis
Untuk menentukan BEP secara matematis, dapat dicari formula (rumus) untuk mencari atau menentukan BEP dalam unit dan BEP dalam rupiah
Break even point ( BEP) adalah informasi yang dipakai untuk menganalisa hubungan anatara Revenue/Sales,Cost,Volume & Profit
DeleteFormula Menentukan Break Even Point:
1. Atas dasar unit (BEP unit)= FC/(P-FC)
2. Atas dasar sales dalam rupiah (BEF Rupiah)= FC/ (1- (VC/P))
Keterangan:
FC: Biaya Tetap
P : Harga jual per unit
VC: Biaya Variabel per unit
Biaya tetap (FC): total biaya yang tidak akan mengalami perubahan apabila terjadi perubahan volume produksi. Biaya tetap secara total akan selalu konstan sampai tingkat kapasitas penuh. Biaya tetap merupakan biaya yang akan selalu terjadi walaupun perusahaan tidak berproduksi.
Biaya variable (VC): total biaya yang berubah-ubah tergantung dengan perubahan volume penjualan/produksi. Biaya variable akan berubah secara proposional dengan perubahan volume produksi.
4. Mengapa ada beberapa kategori biaya?
ReplyDeleteUntuk memudahkan seseorang (dalam penanganan sebuah proyek) untuk :
Delete1. menganalisa potensi biaya yang akan timbul di masa yang akan datang, sehubungan dengan rencana peningkatan, penambahan, penurunan atau penghilangan aktivitas tertentu; dan
2. menilai kewajaran nominal biaya yang timbul pada periode tertentu dengan melihat trend atau pergerakan aktivitas di periode yang sama.
1. karena sifat biaya tersebut yang berbeda-beda. Ada biaya yang selalu ada tiap bulannya, ada biaya yang muncul pada saat tertentu dsb.
Delete2. dengan mengkategorikan biaya, kita bisa menyusun cash-flow yang tepat. salah satu contohnya : bisa memprediksikan biaya yang keluar akan kembali setelah berapa bulan/thn, bisa menentukan harga jual yang tepat (tidak over price)
beberapa kategori biaya ini bertujuan untuk mengatur revenue yang kita dapat dan investasi yang akan kita keluarkan sehingga di kemudian hari tidak terjadi gangguan pada projek yang sedang dijalankan dan kita mendapatkan hasil yang maksimal dengan perencanaan biaya yang matang.
DeleteUntuk memudahkan dalam melakukan:
Delete(1) perhitungan overhead expense
(2) cost structuring biaya produksi yang volume-dependant
(3) cost structuring biaya produksi yang volume-independant
(4) cost structuring untuk supporting tools
(5) memisahkan biaya yang tidak terkait dengan bisnis (sunk cost)
(6) memperoleh standar biaya dalam proses produksi
(7) pengambilan keputusan (go-or-no go)
Kategori biaya ini diperlukan untuk memudahkan perencanaan dan penentuan skala prioritas dalam menentukan biaya yang diperlukan dalam suatu proyek sehingga dapat mendatangkan profit.
DeletePengelompokan biaya sangat diperlukan untuk perencanaan, pelaporan, monitoring progress/control, dokumentasi dan lesson learn dari sebuah aktifitas.
DeleteKlasifikasi biaya berguna untuk melihat pos-pos biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya, sehingga dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk meningkatkan efisiensi dari kegiatan usaha perusahaan tersebut dengan cara membuang atau meminimalisir komponen biaya yang kurang efisien.
DeletePada dasarnya untuk memudahkan pengambilan keputusan di fase perencanaan dan operasi (pengendalian). Walau memiliki nilai yang sama, namun perilaku biaya bisa berbeda-beda tergantung pada struktur biayanya.
DeletePerilaku biaya perlu dikenali agar sesuai dengan karakteristik operasi.
Umumnya keputusan diambil berdasarkan biaya terendah dengan tidak mengorbankan kualitas.
Karena pengkategorian biaya diperlukan untuk mengklasifikasikan biaya-biaya berdasarkan jenis dan tujuannya yag mengacu pada waktu tertentu,
Deletesehingga mempermudah mengalokasikan biaya-biaya dimana diperlukan untuk perencanaan berdasarkan prioritas yang telah ditentukan.
Adanya kategori atau klasifikasi biaya dimaksudkan untuk mengembangkan data biaya untuk membantu manajemen dalam menentukan kebijaksanaan yang berkaiatan dengan biaya seperti:
Delete- Penentuan laba usaha
- mengetahui perencanaan biaya masa depan
- Mengetahui informasi tentang hasil biaya sesungguhnya dibandingkan dengan biaya yang dianggarkan
- mengetahui keputusan apa yang harus diambil dlm menghadapi berbagai alternatif tindakan yang berhubungan dengan biaya.
Setuju dengan Mbak Mia, karena dengan kita mengkategorikan biaya, maka kita akan lebih mudah untuk melakukan perhitungan. Dan kita juga akan lebih mudah untuk mengontrol-mengontrol pembiayaan tersebut. Karena ada biaya yang tetap, yang dapat berubah dan lain-lain.
DeleteRezi Muharmen
MT 2014
Penggolongan biaya diperlukan dalam sebuah proyek untuk mengetahui tujuan dari biaya yang akan dikeluarkan, karna untuk tujuan yang berbeda, diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda pula.
Deleteadanya kategori/penggolongan biaya untuk memudahkan pos alokasi pengeluaran yang harus dilakukan. sehingga data arus kas keluar lebih jelas dan perencanaan biaya dari sebuah proyek lebih terkendali. ini untuk meminimalisir resiko kerugian yang mungkin timbul
DeleteKategori/ penggolongan biaya ini sangat penting. Menurut saya dalam melakukan budgeting, pastinya banyak detil-detil penting yang harus diperhatikan, untuk itu dengan adanya kategori-kategori ini, maka pembiayaan akan lebih terstruktur. Selain terstruktur, detil-detil dari biaya apa saja yang akan dianggarkan juga akan lebih teliti. Dengan adanya budgeting yang detail dan terstruktur, maka biaya-biaya insidentil akan bisa dikurangi, sehingga realita nya tidak akan jauh-jauh dari planning.
DeleteMengapa ada beberapa kategori biaya? Karena memudahkan seseorang untuk mendapat sesuatu atau mencapai tujuan tertentu dengan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang sesuai dengan pengetian biaya (cost) adalah jumlah uang yang dinyatakan dan sumber-sumber (ekonomi) yang dikorbankan terjadi dan akan terjadi untuk rnendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu.
Delete5. Keduanya dengan jelas telah disampaikan pada proses produksi. Mari kita diskusikan bagaimana Fixed Cost dan Variable Cost terkait dengan kegiatan pada proyek.
ReplyDeleteDalam konsep pembiayaan proyek semua biaya yang mungkin terjadi harus dibuat perencanaan proposal terkait biaya tetap seperti gaji manajer, tenaga ahli, tenaga administrasi, biaya depresiasi/mesin, sewa/asuransi, perawatan mesin, dll maupun terkait biaya variabel seperti harga material upah buruh, biaya energi dan biaya lembur yang perubahaanya berbanding proposional dengan volume suatu proyek. Konsep ini penting untuk penentuan alternative keputusan yang akan diambil maupun layak tidaknya suatu proyek untuk dijalankan.
DeleteLihat jawaban nomor 4.
DeleteDalam kegiatan suatu proyek, fixed cost dan variable cost ini memberikan suatu keputusan yang harus diambil perusahaan dalam mengelola biaya-biaya yang timbul
Deletepada suatu proyek sehingga menghasilkan operating profit margin bagi perusahaan.
dalam suatu proyek, fixed cost dan variable cost menurut saya adalah kategori sub besar yang pada akhirnya akan dikategorikan menjadi kategori-kategori lain yang lebih kecil. Jadi dalam perencanaannya fixed cost dan variable cost ini bisa menjadi tolak ukur awal dalam suatu proyek.
DeleteFix cost tidak dipengaruhi oleh banyak sedikitnya produk atau jasa yang dihasilkan, nilainya tetap dan tidak berubah. Contoh dari biaya tetap dari sebuah perusahaan adalah biaya sewa mesin foto copy, biaya sewa kendaraan operasional, gaji staf, asuransi, dll. Sedangkan variable cost besar kecilnya tergantung dari sedikit atau banyaknya produk dan jasa yang akan dihasilkan. Semakin besar produk yang ingin dihasilkan, biaya tidak tetap akan semakin tinggi dan sebaliknya. Contoh dari biaya ini adalah biaya material produksi. Semakin banyak produk yang ingin dihasilkan, maka material yang dibutuhkan juga akan semakin banyak dan biaya nya otomatis ikut menjadi banyak. Contoh lain adalah biaya bahan bakar, lembur tenaga kerja, dll
Deletekaitan kedua biaya tersebut dengan proyek adalah untuk mencari titik impas-nya, setelah mengetahui titik impasnya, kita menjadi tau diharga berapa kita menjual barang tsb. sehingga di akhir-nya suatu proyek tidak dikatakan rugi atau over budget..
ReplyDeleteTambahan: Didalam sebuah kegiatan/aktifitas project yang melibatkan 2 pihak, baik operator - vendor, atau vendor - subcont, sering kali diperlukan biaya under table. Bagaimana kita melihat hal ini, dikarenakan biaya tersebut dinyatakan dalam perencanaan sebuah project? Dan bagi beberapa pihak biaya ini dilakukan hanya sebagai pelicin saja sehingga akan mengurangi aspek kualitas yang ada...
ReplyDeleteAdanya "Dana Entertainment" secara tidak langsung dapat menurunkan kualitas suatu project. Hal ini terjadi karena dengan adanya “Dana Entertainment” suatu pengambilan keputusan bisa jadi tidak objektif terhadap kualitas namun ditentukan juga oleh faktor lainnya.
DeleteFenomena ini adalah sebuah rahasia umum yang ada di sekitar kita namun tidak dapat dihindari karena tidak ada aturan tegas yang mengatur tentang hal ini. Walaupun telah ada undang-undang yang mengatur tentang gratifikasi, hal ini tetap terbatas hanya kepada pegawai pemerintahan. Pasal 12B ayat (1) UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001, berbunyi Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. Ataukah harus dibuat undang-undang gratifikasi untuk perusahaan non-pemerintahan?
Menurut saya undang2 gratifikasi untuk perusahaan non-pemerintah itu perlu, namun undang-undang gratifikasi untuk perusahaan non-pemerintah memiliki kekuatan hukum yang tidak sama dengan undang-undang perusahaan pemerintah. Saya menemukan suatu link yang bisa membantu memahami masalah gratifikasi ini yang tidak secara langsung berhubungan dengan suatu kegiatan/aktifitas proyek sebagai bahan referensi, berikut linknya klik di sini.
DeleteSedikit menambahkan pendapat dari Pak Fiqri, ini memang seperti sudah menjadi rahasia umum dalam perebutan suatu project, dan memang sangat susah untuk di deteksi keberadaannya. Hal ini membuat suatu proyek dikerjakan bukan oleh perusahaan yang tepat, namun diperoleh oleh perusahaan yang cepat memberikan pelicin. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini salah satu strategi dari perusahaan tersebut. Namun tidak semua perusahaan yang melakukan hal ini. Karena masing-masing perusahaan memiliki aturan masing-masing.
DeleteRezi Muharmen
MT 2014
Memang sulit untuk sendirian menjaga idealisme dengan tidak memberi uang pelican atau “entertainment” untuk melancarkan suatu proyek yang akan atau sedang dikerjakan karena hal tersebut sepertinya sudah membudaya. Kalau kita tidak mengikuti “budaya” yang ada, maka proyek yang kita kerjakan tidak akan bisa berjalan lancar. Tapi seharusnya hal tersebut tidak boleh berdampak terhadap kualitas proyek yang dihasilkan, karena baik operator, vendor ataupun subcont pasti sudah menyadari pentingnya kualitas proyek yang sedang mereka kerjakan sekarang untuk keberlanjutan proyek yang akan datang. Mereka tidak akan ingin proyek yang dikerjakan sekarang adalah proyek yang terakhir, dan kontinuitas proyek dari operator-vendor-subcont terkait itu tergantung pada kualitas hasil proyek yang pernah dilaksanakan. Kualitas dapat terlihat, terukur dan dapat diverifikasi oleh auditor independen lain, sehingga walaupun sudah melakukan operasi bawah meja tetapi tidak akan bisa menjaga kontinuitas proyek. Jika memang masih belum bisa untuk menghentikan proses pemberian uang pelicin, the least we can do adalah berusaha untuk menjaga integritas diri sendiri untuk tidak menerimanya jika diberi.
DeletePak Apip..Menurut saya biaya under table/fee project dalam kegiatan project adalah termasuk dalam variable cost. Dalam perencanaan project under table cost dan sejenisnya tidak dicantumkan secara gamblang dalam perencanaan project, namun disisipkan dalam pos tertentu. Di Indonesia terlepas dari sisi-sisi positif dan negatif, seorang Project Manager yang baik tentu akan memperhitungkan variable cost tersebut. Tidak semua under table fee/fee project pasti akan mengurangi kualitas project, bisa jadi kualitas project tetap tapi margin keuntungan perusahaan tersebut berkurang. Semoga Indonesia bisa segera seperti Finlandia, Swedia atau Singapura dimana hal-hal tersebut sudah tidak lazim.
Deletetertarik dengan issue yang digelontorkan pak apip dan ditanggapi teman-teman , mari kita share di sini langkah-langkah untuk mengurangi atau menghilangkan biaya undertable / biaya entertaiment ini , langkah-langkah apa saja yang bisa di tempuh ??
ReplyDeletesalah satu cara menurut saya adalah dengan menerapkan tender dan penagihan secara online , sehingga terbuka bagi publik sebagai auditor , mungkin teman-teman bisa sharing langkah-langkah lainya , terima kasih
Saya setuju dengan Pak Sartika, dengan pengadaan tender atau lelang umum secara online maka pengadaan proyek menjadi lebih transparan dan terbuka. Pemerintah telah mempunyai portal tersebut seperti LKPP dan PSSE.
Deletecmiiw
Menurut Anda apakah pengertian dari General Economic Environment ?
ReplyDeleteTerima Kasih.
Andrianto A.W.
MT 2014
Adalah faktor ekonomi yang terdiri dari faktor-faktor eksternal dan dalam perekonomian yang lebih luas dapat mempengaruhi bisnis.
DeleteLebih dalam lagi, environment ini dapat dibagi menjadi Mikroekonomi dan Makroekonomi.
Faktor - faktor yang mempengaruhi dalam mikroekonomi:
Market size
Demand
Supply
Competitors
Suppliers
Distribution chain, such as retailer stores
Sedangkan dalam Makro ekonomi, faktor - faktor yang mempengaruhi adalah
Interest rates
Taxes
Inflation
Currency exchange rates
Consumer discretionary income
Savings rates
Consumer confidence levels
Unemployment rate
Recession
Depression
Mohamad Fiqri
MT '14
Economic environment adalah keseluruhan faktor ekonomi, seperti pekerjaan, pendapatan, inflasi, suku bunga, produktivitas, dan kekayaan, yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen atau perusahaan.
DeleteSeperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sunk cost adalah biaya yang telah dikeluarkan dan tidak dapat dipulihkan kembali. Sebelum dikeluarkan, sunk cost termasuk ke dalam bagian opportunity cost(sebagai dana cadangan atau lainnya) dan tidak relevan terhadap pengambilan keputusan di masa depan. Akan tetapi banyak investor yang terkena jabakan sunk cost / sunk-cost trap yaitu membuat keputusan dengan cara disesuaikan dengan pilihan yang lalu, ketika pilihan yang lalu tidak kelihatan valid. Sunk-cost ini secara rasional tidak relevan dengan keputusan sekarang, hal ini mengarahkan kita untuk membuat keputusan yang tidak sesuai. Menurut Anda bagaimana sebaiknya langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi jebakan sunk cost ini ?
ReplyDeleteMencoba menjawab pertanyaan mas Andrianto, dari sumber yang saya baca dari literatur ini adalah subject(perseorangan/perusahaan) seharusnya membuat keputusan berdasarkan pada marginal cost dan juga keuntungan dari keputusan yang akan diambil, kemudian juga subject seharusnya tidak terjebak dengan investasi masa lalu ketika akan mengambil keputusan yang mempengaruhi masa depan. Untuk lebih jelaskan silakan membaca literatur yang saya cantumkan, silahkan bila ada yang ingin menambahkan,
DeleteArtikel dari mas Syaiful sangat menarik, dan jika dilihat sunk cost trap juga tidak terlepas dari faktor psikologis pembuat keputusan (decision maker) dimana kesalahan pembuatan keputusan karena sunk cost trap yang berakibat pada keputusan yang buruk terkadang tidak terletak pada proses pembuatan keputusan tetapi lebih pada jebakan pikiran pembuatan keputusan (Psychological Traps). Dan yang bisa dilakukan untuk mengatasai Psychological Traps terkait dengan sunk cost adalah dengan melihat keluar dan mendengarkan secara hati-hati cara pandang orang-orang yang tidak terlibat dengan keputusan awal sehingga pembuat keputusan dapat mengetahui pengaruh dari bias sunk-cost pada keputusan dan rekomendasi yang dibuat oleh bawahannya, kemudian menguji bagaimana cara mengakui kesalahan awal yang menyusahkan dan jangan mengolah budaya ketakutan dan kegagalan yang menjadi contoh untuk mengabadikan kesalahan.
DeleteSetelah kita mengetahui macam-macam biaya yang ada, maka dalam manajemen proyek untuk mengontrol cashflow yang dikeluarkan, diperlukan pendekatan analisis CPI/Cost Performance Index.
ReplyDeleteFaktor efisiensi biaya yang telah dikeluarkan dapat diperlihatkan dengan membandingkan nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (BCWP, Budgeted Cost of Work Performed) dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (ACWP, Actual Cost of Work Performed). Adapun rumus untuk CPI adalah :
CPI = BCWP / ACWP
Nilai CPI ini menunjukkan bobot nilai yang diperoleh (relatif terhadap nilai proyek keseluruhan) terhadap biaya yang dikeluarkan. CPI < 1 menunjukkan kinerja biaya yang buruk, karena biaya yang dikeluarkan (ACWP) lebih besar dibandingkan dengan nilai yang didapat (BCWP) atau dengan kata lain terjadi pemborosan.
Terima Kasih.
Andrianto AW
MT 2014
Pada prakteknya dari ke-7 kategori cost(berdasarkan Engineering Economics 13th, Pearson Prentice Hall) :
ReplyDelete1. Fixed, variable and incremental cost
2. Recurring and Nonrecurring cost
3. Direct, Indirect and standard cost
4. Cash cost vs book cost
5. Sunk cost
6. Opportunity cost
7. Life cycle cost.
Kategori manakah yang umumnya digunakan dalam cost planning suatu proyek atau investasi tertentu?
Menurut saya, dalam merencanakan suatu proyek membutuhkan perhitungan modal tetap, yaitu bagian dari biaya proyek yang dipakai untuk membangun atau menghasilkan produk proyek yang diinginkan, mulai dari pengeluaran studi kelayakan, desain engineering, pengadaan, pabrikasi, konstruksi sampai instalasi.
DeleteModal tetap terdiri dari :
Biaya Langsung (Direct Cost) : biaya yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek.
Contoh : pengadaan peralatan utama, site preparation, pembangunan gedung/gudang
Biaya Tidak Langsung (Inderect Cost) : pengeluaran untuk manajemen, supervisi, dan pembayaran material dan jasa.
Contoh: employee salary, biaya overhead (sewa kantor,telepon,komputer), Tax
Selain itu, dalam perencanaan suatu proyek bisa juga dilihat dari sudut pandang kategori Biaya Tetap (Fixed Cost) dan
Biaya Variabel (Variable Cost).
Salam,
Putri Dwi Noor RS.
Mantel 2014.
Mencoba menjawab pertanyaan dari mba naila, yang umum digunakan untuk planing suatu project adalah 1. Fixed, variable dan incremental cost.
DeleteAnalisa BCR (Benefit Cost Ratio) adalah suatu analisa proyek yang sangat umum digunakan untuk mengenal proyek-proyek yang bersifat umum dan dibiayai oleh pemerintah.Untuk melaksanakan analisa BCR,perlu terlebih dahulu mengidentifikasikan terhadap dampak positif atau keuntungan bagi masyarakat umum dan dampak negatif yang akan menjadi konsekuensi bagi masyarakat umum sebagai akibat dari pelaksanaan proyek serta initial cost pengeluaran untuk biaya awal,biaya operasional dan biaya pemeliharaan proyek tersebut.
ReplyDeleteMetode BCR dilakukan dengan cara membandingkan semua manfaat (benefit) dengan jumlah biaya (cost) total yang dibutuhkan setelah dikonversikan ke dalam nilai uang sekarang (present value). Dari Principles of Engineering Economy, 3rd edition dirumuskan sebagai berikut:
BCR = Benefit / Cost
Nilai BCR yang mungkin terjadi ialah:
1. BCR > 1: secara ekonomi proyek layak untuk dilaksanakan.
2. BCR = 1: secara ekonomi proyek layak untuk dilaksanakan karena masih ada manfaat lain yang belum diperhitungkan.
3. BCR < 1: secara ekonomi proyek tidak layak untuk dilaksanakan
Terima Kasih.
Andrianto A.W.
MT 2014
Sedikit menambahkan atas pendapat-pendapat yang telah disampaikan sebelumnya. Banyak faktor yang mempengaruhi nilai uang terhadap waktu, beberapa di antaranya yaitu bunga bank, kurs, kebijakan pemerintah, kondisi politik dan ekonomi dll, yang mana semua itu merupakan suatu ketidakpastian yang harus kita persiapkan dalam menghadapinya.
DeleteKetidakpastian dapat dikatakan merupakan salah satu resiko yang dapat mengakibatkan kerugian, keterlambatan atau kegagalan dalam mengerjakan suatu proyek. Resiko-resiko tersebut dapat diatasi dengan melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, seperti menyediakan dana cadangan apabila terdapat perubahan kurs yang mengakibatkan biaya proyek meningkat atau mempersiapkan alternatif-alternatif lain apabila alternatif awal yang dijalankan mengalami kendala yang mengakibatkan pelaksanaan proyek terganggu. hal tersebut berguna untuk mempertahan suatu proyek agar perhitungan nilai uang dalam proyek tidak terlalu meleset jauh dari hitungan awal selama durasi proyek.
Sangat menarik pembahasan yang disampaikan oleh Pak Andrianto, dimana Benefit Cost Ratio (BCR) dapat digunakan untuk menganalisa proyek-proyek dibiayai oleh pemerintah. sebagaimana kita ketahui biasanya analisa BCR dipergunakan dalam suatu proyek/bisnis. Pertanyaannya, dapatkah pendekatan cost benefit analysis diterapkan diluar proyek/bisnis?
DeletePendekatan cost benefit analysis adalah analisis tentang perbandingan atau selisih antara penerimaan yang diperoleh dengan ongkos yang dikeluarkan dari suatu kegiatan. Penerapan pendekatan tersebut diluar kegiatan bisnis seringkali dipandang terlalu menyederhanakan persoalan.
Pengertian tentang penerimaan tidak sekadar diartikan dalam jumlah uang yang diterima, dan biaya tidak diartikan sekadar sebagai jumlah uang yang dikeluarkan. Tetapi penerimaan ditafsirkan sebagai manfaat, biaya diartikan sebagai pengorbanan. Di samping itu manfaat dan pengorbanan itu juga dapat dilihat dalam jangka waktu dan konteks yang berbeda.
Sebagai contoh penilaian dalam mengukur kinerja KPK, dimana jika kita hanya mengukur persoalan secara sederhana maka tidak perlu adanya tindakan pemberantasan korupsi kalau tindakan itu tidak mengakibatkan jumlah uang yang dikembalikan ke kas negara lebih besar dari Anggaran Belanja KPK. Hal tersebut yang masih menjadi persoalan pemerintahan Indonesia jika kinerja KPK harus diukur hanya sekadar dengan perbandingan atau selisih antara besarnya Anggaran Belanja dengan besarnya jumlah uang negara yang dikembalikan atau yang mampu diselamatkan.
Padahal KPK tidak bekerja semata-mata untuk mengembalikan uang negara pada setiap kasus, tetapi memberantas korupsi dengan hukuman yang setimpal bagi pelaku tindak pidana korupsi. Itulah sebabnya, maka pengembalian uang negara yang dikorup tidak menghilangkan perkara.
Demikianlah, kalau cost benefit analysis ingin diterapkan di luar sektor proyek/bisnis, pengertian tentang cost benefit itu perlu dimodifikasi dalam pengertian yang lebih luas dan disesuaikan dengan tujuan dan pangkal tolak dari suatu kegiatan.
KELOMPOK 5 MT-2015
ReplyDelete1. Apa pentingnya memahami cost estimation techniques dan mengapa kita harus membuat cost estimation dengan baik?
2. Pada saat proyek berjalan, bolehkah kita mengajukan perubahan biaya/amandemen, dan pada saat kondisi apa saja hal tersebut dapat diterima?
Dalam mengerjakan suatu proyek, biaya merupakan hal yang penting untuk diperhatikan selain mutu dan waktu. Untuk menentukan biaya yang diperlukan/dikeluarkan oleh suatu proyek perlu cost estimation techniques yang baik dan matang. Estimasi ini diprediksi dari awal proyek berjalan hingga proyek berakhir (termasuk biaya audit jika diperlukan).
DeleteMengapa cost estimation techniques ini penting karena uang atau biaya merupakan sesuatu yang limit dari sebuah perusahaan. Mengapa cost estimation arus dibuat dengan cara baik, ini untuk meminimalkan over-budget atau untuk mendapatkan cost effective. Perusahaan untuk mengerjakan suatu proyek pasti membutuhkan dana tambahan yang berasal dari investor atau pemberi pinjaman. Dengan cost estimation techniques ini kita bisa mempertimbangkan biaya investasi yang harus dikeluakan, biaya operasi dan biaya pemeliharaan baik di awal proyek maupun biaya tahunan lainnya.
Ini dapat dilakukan dengan memperhatikan life cycle, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih effective. Dengan life cycle kita bisa menentukan kapan biaya minimum dan biaya maksimum yang harus dikeluarkan. Saat biaya minimum bisa diperoleh dengan mengurangi resources yang ada. Ini dilakukan di awal dan diakhir proses. Dan biaya maksimum terjadi saat di middle kurva. Disini kita perlu resources tambahan untuk proses produksi. Selain memperhatikan life cycle, untuk mencapai cost effective perlu pendekatan melalui data terdahulu dari proyek yang sama (top-down) dan menghitung biaya sampai unit terkecil (bottom-up).
Jika cost effective tercapai maka revenue harus memperoleh pengembalian yang memadai atas dana yang diinvestasikan dalam hal keuntungan (kekayaan tambahan) jika perusahaan adalah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan menjadi kompetitif di masa depan.
Oleh : MT 2015 – Hanimaulia - 1506776383
Menjawab pertanyaan no. 1 mengenai pentingnya memahami cost estimation techniques.
DeleteSuatu proyek bisa dikatakan sukses ketika proyek tersebut memenuhi ketepatan biaya, ketepatan waktu dan ketepatan performa. Karena dari itu cost estimation atau estimasi biaya adalah hal esensial yang harus dilakukan. Manfaat cost estimation itu sendiri menurut buku Engineering Economy oleh William G. Sullivan adalah:
1. Bermanfaat dalam penetapan harga jual, proses quoting, bidding, dan evaluasi kontrak
2. Menentukan suatu produk menguntungkan atau tidak untuk dibuat dan didistribusikan
3. Evaluasi jumlah modal yang bisa dijustifikasi untuk perubahan proses/pengembangan
4. Membangun tolok ukur untuk program peningkatan produktifitas
Sehingga untuk dapat melakukan cost estimation yang baik, kita harus memahami teknik-teknik dalam cost estimation, seperti bottom up dan top down. Ketika cost estimation dilakukan dengan baik, hal ini dapat meminimalisir ketidaktepatan cashflow, overbudget, maupun underbudget dalam suatu proyek.
Farah Daniaji (NPM 1506696571)
1. Menurut buku Engineering Economy oleh William G. Sullivan, pada bab cost estimation technique, dibahas mengenai jenis cost (Fixed cost, variable cost, dll) sampai penejelasan Break Even Point (BEP). Pentingnya memahami hal ini adalah agar pelaksana proyek dapat memahami sifat dari suatu biaya (cost). Dengan mengetahui sifat dari suatu biaya akan memudahkan pelaksana proyek dalam hal pengambilan keputusan di tahap perencanaan dan operasional.
DeleteDengan memahami cost estimation technique akan memudahkan kita dalam membuat cashflow yang merupakan tools untuk melakukan pengendalian biaya.
2. Amandemen kontrak dapat saja dilakukan dengan syarat, pada kontrak awal telah disetujui atau terdapat poin yang mengizinkan adanya amandemen kontrak. Jika case nya proyek pemerintah, dengan dasar Perpres No 54/2010, amandemen kontrak/perubahan biaya hanya dapat dilakukan terhadap volume/harga satuan/komponen biaya saja dan TIDAK BOLEH MERUBAH total nilai kontraknya. Dengan kata lain, total nilai kontrak tidak boleh berubah, namun komponen biaya dalam menyusun total nilai kontrak dapat berubah.
Mandala A.F (Kelompok 1)
MMT 2015
1506696716
Mencoba menjawab pertanyaan no.2
DeleteAmandemen Kontrak merupakan produk lanjutan dari CCO (Contract Change Order). Jika terjadi CCO berarti akan terjadi Addendum atau Amandemen Kontrak, sedangkan jika terjadi Addendum atau Amandemen belum tentu telah terjadi CCO.
Perpres 54 tahun 2010 Pasal 87 Ayat 1 tentang Perubahan Kontrak menyatakan sebagai berikut
Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan perubahan Kontrak yang meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan.
ketentuan dalam amandemen kontrak juga di atur dalam Perka LKPP No. 2 tahun 2011 tentang Standar Dokumen Pengadaan
Amandemen kontrak dapat dilakukan bila pada awal perjanjian terdapat kesepakatan bahwa ada klausul yang memperbolehkan melakukan amandemen kontrak
Lolo Ardy B
MT 2015
Menjawab pertanyaan nomor 1, menurut saya tentu sangat penting untuk memahami cost estimation techniques. Hal ini sangat berkaitan dengan tiga komponen utama dalam proyek yaitu biaya, mutu dan waktu. Ketiga komponen ini sangat berkaitan dan saling mempengaruhi dimana perubahan pada salah satunya akan berakibat pada perubahan komponen lainnya. Dengan memahami cost estimation techniques saat pelaksanaan proyek kita akan dapat melakukan pengendalian pada komponen biaya, yang tentunya akan meminimalisasi perubahan pada komponen mutu dan waktu, serta juga meminimalisasi terjadinya overbudget ataupun underbudget. Selain itu, dengan memahami cost estimation techniques saat perencanaan proyek kita juga akan dapat melakukan estimasi terkait layak atau tidaknya suatu proyek dilaksanakan dan estimasi atas hasil yang akan didapat nantinya.
DeleteSalam,
Dimas A Prasetyo
MT 2015
Menjawab pertanyaan nomor 1,,,
DeleteTujuan utama dari dilakukannya cost estimation dalam pelaksanaan sebuah proyek adalah jelas : agar proyek yang dilakukan dapat selesai sesuai dengan budget yang di tetapkan di awal. Namun kita juga harus mempelajari tipe – tipe teknik dalam cost estimation karena setiap proyek dan atau perusahaan kemungkinan besar memiliki kondisi yang berbeda – beda. Terdapat dua tipe Cost Estimation Techniques yang paling sering di bandingkan, yakni :
- Top-Down Budgeting
Merupakan perencanaan biaya yang dilakukan pada top level management dan estimasi terus dilakukan sampai ke level terbawah.
- Bottom-Up Budgeting
Merupakan perencanaan biaya yang di lakukan di level bawah managemet dan estimasi dilakukan terus sampai ke level paling atas.
Sebagai contoh, dari kedua teknik tersebut yang paling sering digunakan adalah tipe Top-Down, karena berbagai alasan. Salah satu nya agar tidak ada mark-up biaya di level bawah. Namun, untuk sebuah proyek yang pertama kali dilakukan, dan perusahaan tidak memiliki data yang bisa dijadikan sebuah patokan, maka Bottom-Up Budgeting perlu di lakukan. Hal ini dikarenakan orang di level bawah, seringnya dan seharusnya lebih paham masalah teknis ketimbang para top level management.
Regards,,,
Insan Laksana - 1506696640
MTUI 2015
Mencoba menjawab poin 2.
DeleteYa, boleh. Tentunya hal ini biasanya terjadi karena beberapa faktor. Faktor – faktor tersebut juga seharusnya sudah dijabarkan terlebih dahulu dalam perencanaan proyek, yakni tepatnya Risk and Mitigation Plan. Jadi setiap resiko yang diperkirakan terjadi harus memiliki rencana mitigasi nya sehingga dapat diminimalisir dampak yang di timbulkan. Beberapa contoh faktor resiko tersebut antara lain :
- Keterlambatan pengiriman material proyek
- Keterlambatan pengerjaan proyek
- Kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dollar
Tentunya setiap perubahan biaya yang dilakukan harus sesuai dengan Risk and Mitigation Plan yang telah ditetapkan di awal dan secara keseluruhan masih memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan.
Thanks.
Muhammad Yusuf (1506696792)
Mantel UI 2015
cost estimation techniques lumayan penting untuk dipahami dikarenakan estimasi biaya sangat memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek dimana berkaitan nanti dengan besarnya dana yang harus disediakan untuk memulai projek tersebut. Jika kita tidak membuat estimasi biaya yang tidak baik maka akan berakibat over budget nantinya, dan hal ini juga berhubungan dengan kebijakan yang akan dipakai dalam penentuan seberapa besar investasi yang harus dilakukan include biaya maintenance nantinya. Yang penting dalam pengestimasian biaya adalah prediksi ini harus dilakukan ditahap awal proyek sehingga dibutuhkan rincian yang akurat dan bisa dipertanggung jawabkan nantinya.
DeleteBR//
Osphanie Mentari P
1506696804
Menjawab pertanyaan no.1
DeleteCost estimation techniques penting untuk dipahami karena semua proyek yang akan kita kerjakan pasti membutuhkan biaya, dan biaya diperlukan memiliki banyak jenis, sehingga kita harus bisa memahami dan mengelompokkannya agar biaya tsb tepat guna dan tepat secara kuantitas, tidak kelebihan tetapi juga tidak sampai kekurangan. Kemudian alasan mengapa kita harus bisa membuat cost estimation dengan baik adalah karena dana yang diberikan oleh manajemen terbatas, sehingga perlu alokasi dan estimasi yang sangat baik sehingga proyek bisa dipertanggung jawabkan dan output yang dihasilkan sesuai dengan harapan.
Mencoba menjawab pertanyaan no.2 terkait perubahan/amandemen kontrak suatu project
DeletePada dasarnya pengajuan perubahan/amandemen apapun itu (tidak hanya meliputi biaya, waktu, lokasi, dst) pada suatu kontrak adalah sah-sah saja dan bahkan sering dijumpai dalam project, selama perihal pengajuan perubahan itu diatur dan tercantum jelas dalam kontrak sebelumnya. Dari pengalaman kami pribadi pernah mengalami hal serupa terkait Adendum kontrak ini, dimana kami mendapat pekerjaan berupa galian kabel optik untuk support project fiberisasi di Jawa Barat. Dari custumer menginfokan bahwa terjadi perubahan rute jalur, dimana secara kalkulasi panjang rute jalur relatif sama namun medan yang dilalui menjadi jauh lebih sulit karena daerah galiannya merupakan jalur bukit berbatu, sehingga proses galian menjadi lebih sulit. Hingga akhirnya dilakukan Adendum dari kontrak yang ada sebelumnya.
Dari pengalaman diatas, pun dari literatur yang saya baca, berdasarkan ketentuan yang ada sebenarnya CCO, Adendum, dan Amandemen merupakan istilah yang sama, yaitu sama-sama terjadinya perubahan-perubahan yang diatur dan disepakati para pihak bersangkutan, namun secara cakupan/luasan Adendum/Amandemen sifatnya lebih umum/general dibandingkan CCO terkait perubahan-perubahan yang terjadi. Istilah Adendum sendiri biasanya dipakai pada perjanjian atau kontrak, sedangkan Amandemen biasanya dipakai pada UU atau dasar hukum tertulis. Jadi jika terjadi CCO berarti akan terjadi Adendum atau Amandemen kontrak, sedangkan jika terjadi Adendum atau Amandemen kontrak belum tentu terjadi CCO.
Mengenai jenis Adendum akibat perubahan lingkup pekerjaan (CCO) atau adendum tambah kurang terbagi menjadi 4 jenis perlakuan, yaitu:
1. Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak tetap
2. Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak bertambah
3. Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak tetap, target/sasaran berubah
4. Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak bertambah, target/sasaran berubah
Terimakasih,
Achmad Rasjidi Imran
MT 2015
Mencoba menjawab point no.1
DeleteMenurut saya, dalam cost concept & design economic, guna kita mengenal berbagai istilah biaya dalam teknik cost estimation adalah :
1. mempersiapkan cash flow yang jelas sehingga tidak terjadi overbudget (karena biaya dan resource lain jumlahnya terbatas).
2. efektif dan efisien dalam memakai biaya.
3. untuk menganalisis dan membandingkan alternatif-alternatif serta membantu menentukan desain proyek teknik yang rinci.
4. agar dapat berkomunikasi secara efektif terhadap personel-personel lain dalam suatu proyek teknik (mis, engineer sub lain, divisi management) sehingga tidak terjadi miskomunikasi antar divisi dalam suatu proyek, karena biaya2 dalam suatu proyek melibatkan kebutuhan & permintaan dari divisi lainnya.
Regards,
Kharisma Muhammad
1506696685
Menjawab pertanyaan nomor 1. Adalah penting untuk memahami cost estimation techniques karena model ini akan digunakan sebagai pengembangan cash flow untuk alternatif-alternatif yang didefinisikan oleh WBS. Dari sudut pandang manajemen proyek, cost estimation digunakan untuk mengevaluasi tingkat kelayakan ekonomis dari suatu proyek, mengevaluasi alternatif-alternatif proyek dan membentuk suatu kontrol biaya dan anggaran (Scott & Amos, 2007:9).
DeleteCost estimation harus dilakukan dengan baik karena hasilnya dapat digunakan untuk berbagai tujuan, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Menyediakan informasi yang berkaitan dengan harga-harga yang akan digunakan untuk keperluan tender, kontrak, dsb.
- Menentukan apakah suatu produk layak diproduksi dan apakah dapat menghasilkan keuntungan.
- Mengevaluasi berapa banyak modal yang dapat dijustifikasi untuk suatu change process atau perbaikan-perbaikan lainnya.
- Digunakan sebagai benchmark untuk program peningkatan produktifitas.
1 . Cost Estimation Techniques sangat penting untuk dipahami, hal ini dikarenakan estimasi cost adalah salah satu fundamental dasar dalam merencanakan proyek dengan baik. Karena seperti yang kita tahu bahwa salah satu resource kita yang terbatas adalah uang. Dengan menggunakan Cost Estimation Techniques dengan baik, kita bisa mengembangkan dan mengatur cash flow proyek pada masing masing alternatif yang kita miliki dalam prosedur analisis ekonomi teknik yang tepat. Selain itu tanpa perencanaan cost yang baik, terlalu banyak resiko yang bisa terjadi, seperti terjadinya over budget atau bahkan under budget dalam suatu proyek.
ReplyDelete2. Amandemen kontrak, bisa berarti perpanjangan kontrak atau perubahan-perubahan item tertentu dari suatu kontrak yang sudah di sepakati bersama. Kita boleh dan bisa saja melakukan amanden kontrak, selama pasal tentang pengaturan amandemen itu sudah disetujui dan dibahas pada awal kontrak oleh kedua pihak. Sehingga ketika situasi-situasi tertentu terjadi, hal ini masih bisa dikordinasikan dan dinegosiasikan kembali oleh kedua belah pihak.
Amandemen kontrak biasanya terjadi kerena:
-Proyek tidak bisa selesai dalam waktu yang sudah ditentukan, sehingga perlu perpanjangan waktu
-Ada pekerjaan yang di luar scoop of work yang di tentukan di awal, sehingga terjadi cost yang tak terduga.
Panji Setia
MT 2015
menambahkan jawaban Panji Setia untuk pertanyaan nomor 2.
DeletePerubahan biaya/kontrak bisa saja terjadi, dari literatur-literatur yang pernah saya baca, bahwa beradasarkan ketentuan-ketentuan yang ada sebenarnya ada istilah-istilah yang biasa disebutkan untuk menggambarkan sebuah perubahan dalam kontrak, yaitu CCO (contract change order), Adendum dan Amandemen.
Jika terjadi CCO berarti akan terjadi adendum atau amandemen kontrak, sedangkan jika terjadi adendum atau amandemen belum tentu telah terjadi CCO.
Sebab menurut ketentuannya adalah sebagai berikut:
1. Segala sesuatu perubahan pada kontrak dilakukan melalui adendum kontrak.
2. Jenis Adendum kontrak:
a. Adendum akibat perubahan lingkup pekerjaan (CCO) atau sering disebut adendum tambah/kurang.
b. Adendum akibat perubahan jadwal pelaksaan pekerjaan atau sering disebut adendum waktu.
c. Adendum akibat penyesuaian harga/eskalasi atau sering disebut adendum harga/nilai kontrak.
Sedangkan CCO memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.
b. Menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan.
c. Menggubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Lalu apa perbedaan adendum dan amandemen kontrak?
Adendum dan amandemen dalam istilah kontrak adalah dua buah kata yang berpadanan. Kedua kata berarti adanya sebuah perubahan atau penambahan atau pengurangan. Namun, Adendum biasanya digunakan dalam istilah perubahan pada suatu perikatan atau perjanjian atau kontrak. Sedangkan Amandemen biasanya digunakan untuk perubahan suatu undang-undang atau dasar hukum tertulis.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa adendum dan amandemen secara substantif adalah sama. Hanya saja pemakaian kedua kata tersebut lebih lazim digunakan disalah satu topik saja, yaitu adendum adalah perubahan pada suatu perikatan perjanjian atau kontrak, sedangkan amandemen pada domain undang-undang atau dasar hukum tertulis.
Demikian sekilas gambaran dasar dan pengertian perbedaan CCO (Contract Change Order), Adendum/Amandemen pada sebuah kontrak.
Terima Kasih.
Ria Soraya
Mantel 2015 (1506776540)
Untuk proyek yang berkaitan dengan Pemerintah, dasar hukumnya adalah :
DeletePeraturan Presiden No. 54 tahun 2010 Pasal 87 Ayat 1 tentang Perubahan Kontrak :
Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan perubahan Kontrak yang meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan.
Peraturan Kepala LKPP No. 2 tahun 2011 tentang Standar Dokumen Pengadaan pada Bagian Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK) Klausul Addendum atau Perubahan Kontrak dalam hal ini diambil dari Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Metoda Pascakualifikasi
34.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.
34.2 Perubahan Kontrak bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak, meliputi:
1. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;
2. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan;
3. perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan, perubahan pelaksanaan pekerjaan dan/atau penyesuaian harga.
34.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PA/KPA dapat membentuk Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK.
Terimakasih
Cicin Aslian
Mantel 2015 (1506696496)
Melengkapi syarat terkait Perubahan Kontrak untuk proyek yang berkaitan dengan Pemerintah terdapat dalam ayat 2 s.d 5 Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 87, yaitu
Delete(2) Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan:
a. tidak melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari harga yang tercantum dalam perjanjian/Kontrak awal; dan
b. tersedianya anggaran.
(3) Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan utama berdasarkan Kontrak, dengan melakukan subkontrak kepada pihak lain, kecuali sebagian pekerjaan utama kepada penyedia Barang/Jasa spesialis.
(4) Pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Penyedia Barang/Jasa dikenakan sanksi berupa denda yang bentuk dan besarnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Dokumen Kontrak.
(5) Perubahan kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat dilakukan sepanjang disepakati kedua belah pihak.
Dimana dalam Penjelasan atas PP No. 54 Tahun 2010, masalah administrasi yang dimaksud antara lain pergantian PPK dan perubahan rekening penerima.
Terima Kasih,
Adhitya Widyatama
Mantel 2015 (1506696325)
1. Cost estimation techniques sangat penting untuk dipahami, karena cost estimation sangat penting dalam perencanaan suatu proyek. Dengan membuat cost estimation yang baik akan memberikan gambaran cash flow yang jelas, sehingga dapat kita jadikan baseline dalam tahap pelaksanaan proyek.
ReplyDelete2. Seiring dengan berjalannya suatu proyek, user terkadang menjadi lebih pintar sehingga menginginkan adanya perubahan baik itu penambahan ataupun pengurangan item pekerjaan/hasil yang diinginkan yang tidak disebutkan dalam kontrak.
Dalam hal ini, kita boleh saja mengajukan amandemen kontrak terkait perubahan tersebut dengan syarat perubahan-perubahan tersebut harus sudah mendapat persetujuan dari PM dan Top Level Management, karena setiap perubahan akan menimbulkan biaya.
Dan sebaiknya kita perlu lebih selektif terhadap permintaan perubahan dari user agar proyek tetap berjalan sesuai rencana awal, baik dari segi biaya dan waktu penyelesaian proyek.
Amandemen kontrak dapat diterima dalam kondisi :
- Adanya permintaan perubahan dari User dan sudah mendapat persetujuan dari PM dan Top Level Management
- Proyek tidak dapat selesai tepat waktu, sehingga memerlukan amandemen kontrak untuk perpanjangan waktu
Untuk pertanyaan nomor satu, saya setuju dengan pendapat Mas Panji tentang pentingnya memahami cost estimation technique. Dengan mampu memahami dan mengimplementasikan teknik yang tepat maka kita dapat membuat estimasi biaya yang akurat pada tahapan perencanaan proyek, dimana biaya (cost) menjadi salah satu faktor penting dari perencanaan proyek selain waktu dan mutu.
ReplyDeleteEstimasi biaya apabila dilakukan dengan benar dan akurat, memungkinkan suatu perusahaan untuk dapat menentukan apakah alternatif yang ada pada suatu proyek akan memberikan keuntungan atau tidak. Sebaliknya, ketidakakuratan estimasi biaya dapat menimbulkan dampak yang mengganggu semua pihak yang terlibat pada proyek tersebut, baik perencana, pelaksana, maupun pemberi tugas (owner), serta investor dalam menentukan apakah proyek tersebut layak atau tidak untuk dijalankan.
Selain itu, estimasi biaya yang baik dan akurat dapat memperkecil risiko terjadinya over budget dan under budget pada pelaksanaan suatu proyek, yang dapat dinilai melalui Cost Performance Index-nya (CPI).
Lucia Ika
MT-2015
Mencoba menjawab point pertama,
ReplyDeleteMemahami teknik estimasi biaya tentunya sangat penting dalam penyelenggaraan sebuah proyek karena ketidaktepatan yang terjadi dalam mengestimasi biaya akan berakibat kurang baik pada pihak-pihak yang terlibat di dalam proyek tersebut. Pada umumnya, sebuah proyek dilakukan melalui beberapa tahapan yang membutuhkan rentang waktu tertentu dalam penyelesaiannya sehingga estimasi biaya sangat dibutuhkan dalam sebuah proyek. Bagi pemilik proyek (owner), estimasi biaya diperlukan sebagai pegangan dalam menentukan kebijakan yang dipakai untuk menentukan besarnya investasi, menyusun anggaran proyek dan sebagai dasar mengevaluasi biaya penawaran calon kontraktor. Sedangkan bagi pelaksana proyek (kontraktor) estimasi biaya diperlukan untuk menetapkan besarnya biaya penawaran kepada pemilik proyek, dasar dalam menetapkan besarnya biaya pelaksanaan pekerjaan, dan dasar dalam menetapkan keuntungan
Akan tetapi dalam kebanyakan kasus, jumlah modal/biaya yang tersedia terbatas, dan tambahan modal/biaya hanya dapat diperoleh pada peningkatan biaya tambahan (incremental cost). Sehingga kita harus mencari solusi terhadap masalah penganggaran, pengalokasian, atau modal yang tersedia bagi berbagai kemungkinan penggunaannya. Dengan membuat estimasi biaya yang baik, kita bisa mengatasi permasalahan diatas secara cepat, mudah dan dengan hasil yang cukup akurat sehingga terhindar dari terjadinya over budget atau under budget.
Terimakasih
Dewi Yanti
MT 2015
1. cost estimation technique sangatlah penting dipahami dalam perencanaan suatu proyek sehingga kita dapat memperkirakan biaya yang timbul atas proyek tersebut. Dalam suatu proyek kita akan diberikan pagu/batasan dana yang akan digunakan untuk proyek tersebut. Cost estimation technique akan membantu kita mengerjakan proyek tersebut dengan dana yang tersedia sehingga proyek tersebut dapat berjalan sesuai dengan nilai keekonomian yaitu tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu.
ReplyDelete2.untuk pertanyaan nomor dua,addendum dapat dilakukan bila ada kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan kontrak tersebut. Addendum yang disepekati oleh kedua belah pihak meliputi perubahan ruang lingkup pekerjaan, perubahaan jadwal penyelesaiaan pekerjaan, perubahaan harga kontrak, dan hal-hal menyangkut administrasi (seperti perubahan rekening penerima).
Perubahan kontrak dilakukan bisa dari pihak pertama yaitu pemberi proyek ataupun pihak kedua yaitu pelaksana proyek asalkan kedua belah pihak tersebut membicarakan secara bersama dan bersepakat atas perubahan kontrak yang dituangkan dalam addendum.
Jhony Mangiring
MT-2015
1. Apa pentingnya memahami cost estimation techniques dan mengapa kita harus membuat cost estimation dengan baik?
ReplyDeleteKarena cost estimation techniques telah menganalisa biaya tetap, biaya variabel, dan BEP, maka cost estimation techniques :
-mempermudah dalam penghitungan dan estimasi kebutuhan dalam proyek
-memudahkan pengambilan keputusan di fase perencanaan awal dan dalam operasional, termasuk pengendalian (control dan koreksi).
Salam,
Fery Andriyanto
MT 2015
Apakah bisa dikatakan bahwa pentingnya kita memahami cost estimation techniques agar estimasi biaya yang diajukan punya landasarn teori yang benar... Jadi, tidak dipertanyakan oleh pihak lain.
DeleteSaya sepakat dengan pendapat Bapak. Pentingnya teknik estimasi biaya selain untuk menjadi pedoman selama berjalannya proyek agar tepat biaya, teknik ini juga penting untuk menjadi landasan besaran biaya yang dtentukan dalam proyek. Contoh estimasi harga material X sebesar Rp 10.000.000 ditentukan dengan teori estimasi yang tepat (sehingga penentuan nilai Rp 10.000.000 TIDAK berdasarkan nilai kira-kira).
DeleteApakah bisa dikatakan bahwa pentingnya kita memahami cost estimation techniques agar estimasi biaya yang diajukan punya landasarn teori yang benar... Jadi, tidak dipertanyakan oleh pihak lain.
Delete---
saya setuju,
opini saya tentang cost estimation techniques dan arti pentingnya (refer terhadap buku engineering economy):
estimasi selalu melibatkan uncertainty, uncertainty merupakan risk. Tujuan dari economy engineering adalah how to deal with the risk, bagaimana kita mengelola risk menjadi sebuah oportunity. Dengan pengetahun dalam cost estimation techniques akan sangat membantu kita dalam mengendalikan risiko dimasa datang.
Benar bahwa pentingnya pemahaman cost estimation techniques diperlukan agar estimasi biaya yang diajukan punya landasan teori yang benar.
DeleteIstilah estimasi biaya digunakan untuk menjelaskan proses memperkirakan (forecasting) konsekuensi biaya pada saat ini dan masa datang dari sebuah engineering design. Kesulitan utama dalam estimasi analisa ekonomi adalah kebanyakan proyek yang prospektif relatif unik, design effort yang pada dasarnya sama belum pernah dilakukan untuk memenuhi persyaratan fungsional dan batasan ekonomi yang sama. Biasanya tidak terdapat data masa lalu yang akurat untuk dapat digunakan estimasi cost and benefit secara langsung (tanpa modifikasi). Namun, dapat dimungkinkan untuk mengembangkan data pada outcome desain tertentu di masa lalu yang terkait dengan outcome yang diestimasi dan diberikan penyesuaian pada data tersebut berdasar persyaratan desain dan kondisi masa datang yang diharapkan.
Tujuan estimasi adalah mengembangkan proyeksi cashflow, bukan membuat data yang tepat/pasti di masa datang. Baik estimasi awal atau estimasi akhir tidak diharapkan benar-benar tepat, tetapi lebih cenderung ke memenuhi kebutuhan secukupnya dengan biaya yang masuk akal serta biasanya ditampilkan dalam kisaran angka.
Estimasi biaya dapat bervariasi, dari perhitungan kasar oleh seorang ahli hingga perhitungan detail dan prediksi akurat yang disiapkan oleh tim proyek. Tingkat detail dan akurasi estimasi tergantung pada:
-waktu dan effort yang tersedia, terjustifikasi pada pentingnya studi dilakukan
-kesulitan estimasi item yang dipertanyakan
-metode atau teknik yang digunakan
-kualifikasi estimator
-sensitivitas hasil studi pada estimasi faktor tertentu
Individu yang menggunakan estimasi yang telah dibuat harus menyadari bahwa estimasi tersebut akan mengalami kesalahan untuk batas tertentu, walaupun telah menggunakan teknik estimasi rumit sekalipun. Namun, error dari estimasi dapat diminimalkan dengan menggunakan data yang dapat dihandalkan dan metode estimasi yang tepat/sesuai.
Salam,
Menjawab pertanyaan no 1
ReplyDeletePemahaman tentang cost estimation technique sangat penting karena sukses atau tidaknya suatu project dapat dilihat dari estimasi biayanya. Salah satu tugas awal dalam memanage sebuah proyek adalah mengestimasikan biaya. Estimasi biaya harus akurat, transparan, dan reliable. Faktor ini sangat penting karena biaya merupakan resource yang terbatas. Untuk dapat mengestimasikan biaya dengan baik, PM harus memiliki informasi detail tentang task, resource dan waktu yang dibutuhkan dalam project. Dari sisi share holder salah satu yang dilihat dari suatu project adalah cost estimation, karena dari cost estimation yang baik dapat terlihat kebutuhan sumber dana project, waktu tahapan pencairan, perkiraan bunga, ROI, dan resiko kondisi perekonomian terhadap project. Sehingga diperlukan cost estimation yang baik untuk mendapatkan approval terhadap project tersebut.
Insania Khoiriah (MT 2015)
Cost estimation penting karena dengan pemahaman yang baik maka kita dapat merencanakan biaya-biaya (yang sifatnya terbatas) dalam proyek agar proyek atau investasi tersebut layak dikerjakan, menghasilkan keuntungan dan mempermudah dalam pengendalian proyek dengan adanya cash flow sehingga tujuan proyek dapat terealisasi secara tepat biaya, waktu dan kualitas.
ReplyDelete1. Apa pentingnya memahami cost estimation techniques dan mengapa kita harus membuat cost estimation dengan baik?
ReplyDeleteCost estimation techniques adalah tahap awal dalam project cost management. Project cost management mencakup proses-proses yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai dengan budget yang telah disetujui. Kita selaku project managers harus melakukan estimasi dengan serius jika ingin menyelesaikan proyek sesuai budget constraints. Sebagian besar biaya umumnya adalah labor costs, maka project manager harus mendevelop dan men-track estimasi biaya untuk untuk labor ini.
Gambar
Gambar 1. Proses dalam Manajemen Biaya Proyek
Sebagai informasi tambahan, terdapat 2 (dua) tools/technique yang dapat digunakan dalam estimasi biaya yaitu:
a) Analogous atau top-down estimates: Gunakan biaya actual dari proyek sebelumnya yang serupa untuk mengestimasi biaya proyek saat ini.
b) Bottom-up estimates: mengestimasi biaya masing-masing work items (activities) dan menjumlahkannya untuk mendapatkan biaya total proyek.
2. Pada saat proyek berjalan, bolehkah kita mengajukan perubahan biaya/amandemen, dan pada saat kondisi apa saja hal tersebut dapat diterima?
Pada umumnya kontrak yang telah disepakati tidak dapat dirubah apalagi jika menyangkut budget. Seperti penjelasan mas Mandala Firstanto bahwa pada kasus proyek pemerintah “total nilai kontrak tidak boleh berubah, namun komponen biaya dalam menyusun total nilai kontrak dapat berubah”. Pada kasus lainnya yaitu pada proyek restorasi St. Paul's Cathedral di London yang memakan waktu 50 tahun, perubahan biaya diijinkan oleh parlemen dan dewan gereja Anglican karena prioritas berada pada kemegahan dan karya agung arsitektur. Kondisi lain yang dapat diterima adalah apabila terjadi force majeure seperti bencana alam atau hal tidak terduga lainnya yang menyebabkan project manager perlu melakukan perubahan biaya agar proyek dapat selesai. Memang unsur BMW (biaya, mutu, waktu) akan saling tarik menarik dan mungkin perlu ada yang dikorbankan. Apabila kita berorientasi pada waktu atau mutu, maka perlu menambah personil (berdasarkan level profesionalitas SDM) dan sumber daya lainnya yang akan menambah komponen biaya.
Salam,
Anna Christina Situmorang
Mantel 2015