Friday, March 1, 2013

03. Penilaian EKSTERNAL

Seri Konsep Manajemen Strategis
oleh: Tim III 
Errie Kusriadie (ME), Harun Al-Rasyid (ME), Rinaldy Resinanda (MT), Renni Ekaputri (MT)

(artilel sejenis ada disini)

Penilaian internal dan eksternal merupakan suatu alat manajemen dasar yang digunakan tidak hanya dalam perencanaan strategik, tetapi juga dalam pengembangan kebijakan dan penyelesaian masalah. Alat ini memberikan penilaian mendasar bagi organisasi/perusahaan.

Audit manajemen strategis / environmental scanning / industry analysis berfokus pada upaya identifikasi dan evaluasi tren dan kejadian di luar kendali satu perusahaan.

Tujuan audit eksternal adalah:  mengembangkan sebuah daftar terbatas dari peluang yang dapat menguntungkan sebuah perusahaan, serta ancaman yang harus dihindari.

Penilaian eksternal, atau disebut juga sebagai environmental scan, mengidentifikasi kesempatan (opportunities) dan ancaman (threats) yang ada dalam lingkungan yang sekarang dan antisipasi perubahan-perubahan lingkungan di masa yang akan datang.

Setelah melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi, proses serupa dapat diikuti untuk menentukan ancaman dan kesempatan yang dihadapi oleh organisasi publik.

Audit eksternal dan internal akan mengontrol proses dari sebuah pemodelan manajemen strategis yang komprehensif, pada saat menetapkan tujuan jangka panjang, memilih strategi, menerapkan strategi, dan mengevaluasi kinerja.

Untuk melakukan audit eksternal, sebuah perusahaan harus terlebih dulu mengumpulkan intelijen kompetitif dan informasi mengenai 5 kekuatan eksternal utama yang mencakup :
  1. Kekuatan ekonomi 
  2. Kekuatan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan 
  3. Kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum 
  4. Kekuatan teknologi 
  5. Kekuatan kompetitif 
Sering kali dalam mendapatkan informasi-informasi eksternal, sebuah perusahaan harus “memata-matai” lingkungan ataupun saingan. Intelijen kompetitif (competitive intelligence-CI) menurut Society of Competitive Intelligence Professionals (SCIP), adalah sebuah proses yang sistematis dan etis untuk mengumpulkan serta menganalisis informasi mengenai aktivitas pesaing dan tren bisnis umum untuk mencapai tujuan bisnis sendiri.

Menurut Freund, beberapa hal yang harus dimiliki dalam sebuah penilaian faktor-faktor eksternal adalah:
a.   Penting untuk pencapaian jangka panjang dan tahunan
b. Terukur
c. Bisa diterapkan untuk semua perusahaan saingan
d. Hierarkis dalam kaitan perusahaan secara menyeluruh

Para penganut pandangan I/O (Industrial Organization), seperti Michael Porter, berkeyakinan bahwa kinerja organisasi sangat ditentukan oleh kekuatan-kekuatan industri. Faktor-faktor eksternal lebih penting daripada faktor internal dalam upaya perusahaan mencapai keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif ditentukan dari pemposisian kompetitif dalam industri.

Menurut Porter (Porter’s Five Forces Model), hakikat persaingan di suatu industri tertentu dapat dipandang sebagai perpaduan dari lima kekuatan :
  1. Persaingan antar perusahaan saingan 
  2. Potensi masuknya pesaing baru 
  3. Potensi pengembangan produk-produk pengganti 
  4. Daya tawar pemasok 
  5. Daya tawar konsumen 

Tiga langkah berikut untuk menggunakan Model Lima Kekuatan Porter dapat menunjukkan bagaimana persaingan di suatu industri tertentu sedemikian rupa sehingga perusahaan dapat memperoleh laba yang masuk akal :
  1. Identifikasi berbagai aspek atau elemen penting dari setiap kekuatan kompetitif yang mempengaruhi perusahaan. 
  2. Evaluasi seberapa kuat dan penting setiap elemen tersebut bagi perusahaan. 
  3. Putuskan apakah kekuatan kolektif dari elemen-elemen tersebut cukup untuk membuat perusahaan terjun ke industri baru atau tetap bertahan di industri saat ini. 

Sumber-sumber informasi eksternal, meliputi:
  1. Sumber-sumber yang tidak dipublikasikan, mencakup survei konsumen, riset pasar, pidato pada rapat profesional atau pemegang saham, program televisi, wawancara, dan perbincangan dengan para pemangku kepentingan. 
  2. Sumber-sumber yang dipublikasikan, mencakup terbitan berkala, jurnal, laporan, dokumen pemerintah, abstrak, buku, direktori, surat kabar, dan manual. 

Perubahan strategi dapat saja dilakukan oleh perusahaan karena pesaingnya, diantaranya:
  1. Penurunan harga 
  2. Peningkatan kualitas 
  3. Penambahan fitur 
  4. Penyediaan layanan yang lebih baik 
  5. Perpanjangan garansi 
  6. Pengintensifan iklan 

Jika melihat potensi masuknya pesaing baru, tugas penyusun strategi adalah:
  1. Identifikasi semua perusahaan yang berpotensi masuk ke pasar. 
  2. Memonitor strategi perusahaan saingan baru. 
  3. Menyerang balik jika diperlukan. 
  4. Memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada. 

Untuk meningkatkan kekuatan perusahaan, banyak perusahaan menjalin kemitraan strategis dengan pemasok, hal ini bertujuan:
  1. Mengurangi biaya persediaan dan logistik. 
  2. Mempercepat ketersediaan komponen generasi selanjutnya. 
  3. Meningkatkan kualitas spare part dan komponen yang dipasok, serta mengurangi kecacatannya. 
  4. Menekan pengeluaran baik dari diri mereka sendiri maupun pemasok mereka. 

Konsumen miliki ketertarikan yang sangat penting bagi sebuah perusahaan, hal ini dikarenakan daya tawar mereka yang semakin besar dalam kondisi:
  1. Mudah beralih merk. 
  2. Konsumen menduduki tempat yang sangat penting bagi produsen. 
  3. Penurunan daya beli akan menjadi masalah bagi produsen. 
  4. Banyak konsumen yang memegang informasi tentang produk, harga, dan biaya produsen. 
  5. Konsumen memegang kendali mengenai apa, dan kapan mereka bisa membeli produk. 

Faktor-faktor eksternal yang telah dipaparkan di atas sangat perlu untuk dibuatkan sebuah prakiraan / forecast, yang berfungsi sebagai asumsi dasar mengenai tren dan kejadian masa depan. Alat peramalan dikelompokan menjadi dua, yaitu teknik kuantitatif dan kualitatif.

Dalam rangka menghadapi globalisasi, diperlukan analisis:
  1. Matriks evaluasi faktor eksternal (external factor evaluation matrix - EFE)
  2. Matriks profil kompetitif (competitive profile matrix - CPM)


Matriks evaluasi faktor eksternal (external factor evaluation matrix - EFE) 
  • Faktor-faktor keberhasilan hanya mencakup data spesifik atau faktual dan hanya berfokus pada isu-isu internal. 
  • Faktor-faktor keberhasilan penting yang dikelompokkan menjadi peluang dan ancaman. 
  • Peringkat dan skor bobot total perusahaan-perusahaan pesaing tidak dibandingkan dengan perusahaan sampel.
Matriks profil kompetitif (competitive profile matrix - CPM)
  • Faktor-faktor keberhasilan lebih luas, karena tidak mencakup data spesifik atau faktual dan mungkin berfokus pada isu-isu internal. 
  • Faktor-faktor keberhasilan penting yang tidak dikelompokkan menjadi peluang dan ancaman. 
  • Peringkat dan skor bobot total perusahaan-perusahaan pesaing dapat dibandingkan dengan perusahaan sampel. 
Dari "Bab 3 - Penilaian Eksternal", kita dapat menyimpulkan, satu tanggung jawab utama penyusun strategi adalah memastikan pengembangan suatu sistem audit eksternal yang efektif.

Sumber:
David Fred R., Manajemen Strategis Konsep edisi12, Penerbit Salemba Empat, 2009.


Artikel Terkait

140 comments:

  1. Rupanya audit eksternal ini berbeda dengan audit eksternal yang dilakukan di instansi pemerintah. Kalau audit eksternal di sini subjeknya internal, objeknya eksternal, sedang yang biasa dilakukan instansi kebalikannya, objeknya internal, subjeknya dari luar. Nah, biasanya yang diaudit di instansi itu seputar prosedur dan sejenisnya (hal-hal administratif). Alangkah baiknya jika instansi pemerintah mengadopsi juga audit eksternal model begini. Maaf kalau salah.., demikian terimakasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin maksudnya Ibu Elok audit keuangan oleh pihak eksternal instansi.

      Penilaian eksternal atau audit eksternal disini maksudnya berbeda. Kalau yang pertama tadi biasanya lebih kepada audit kepatuhan (compliance audit). Disini lebih dimaksudkan untuk menilai / assess kondisi yang terjadi di luar kendali instansi / perusahaan.

      Delete
  2. Menarik. Boleh tanya ya.... Bagaimana membuat daftar "terbatas" tersebut dan berapa banyak "terbatas itu".

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bagaimana membuat daftar 'terbatas' yang akan dikembangkan antara lain dengan membuat:

      MATRIKS EVALUASI FAKTOR EKSTERNAL memungkinkan para penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks EFE dapat dibuat dengan lima tahapan :
      1. Buat daftar lima faktor eksternal yang diidentifikasi dalam proses audit eksternal.
      2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (palingpenting)
      3. Berikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci tentang
      seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespons faktor tersebut.
      4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatny untuk menentukan nilai tertimbang
      5. Jumlahkan nilai tertimbang dari masing-masing variabel untuk menentukan total nilai tertimbang bagi organisasi

      MATRIKS PROFIL KOMPETITIF (Kompetitive Profile Matrix—CPM)

      Matriks Profil Kompetitif mengidentifikasi pesaing utama perusahaan serta kekuatan dengan kelemahan mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis dari perusahaan contoh. Bobot dan total nilai tertimbang untuk CPM dan EFE memiliki arti yang sama. Tetapi, faktor penentu keberhasilan (critical success factor-CSF) dalam CPM mencakup isu eksternal dan internal; dengan demikian, peringakt mengacu pada kekuatan dan kelemahan, dimana 4 = kekuatan utama, 3= kekuatan minor, 2= kelemahan minor, 1= kelemahan utama.

      Ada beberapa perbedaan penting antara EFE dan CPM. Pertama-tama, faktor penentu keberhasilan dalam CPM lebih luas, mereka tidak memasukan data yang spesifik dan faktual, bahkan berfokus pada isu internal. Faktor penentu keberhasilan dalam CPM juga tidak dikelompokan dalam peluang dan ancaman seperti dalam EFE dalam CPM, peringkat dan total nilai tertimbang untuk perusahaan pesaing dapat dibandingkan dengan perusahaan contoh. Analisis komparatif ini memberikan informasi strategis internal yang penting

      Dari 'daftar terbatas' dalam matriks tersebut barulah dikembangkan sebagaimana tujuan dari audit eksternal itu di buat untuk mengidentifikasi variabel kunci yang menawarkan respons yang dapat dijalankan. Mengenai berapa jumlah 'terbatas'nya tidak ada batasan yang baku tergantung peluang peluang yang ada dan memberi manfaat dan juga tergantung ancaman-ancaman yang harus dihindari dan bisa dijalankan dalam suatu tindakan.

      Salam Strategi

      Delete
    2. Yth . Pak Fajar ,
      menurut saya "daftar terbatas" tersebut adalah salah satu strategy untuk mendapatkan hasil maksimal dari suatu audit.
      Daftar tersebut tidak bisa disebutkan berapanya , tetapi lebih kepada menjawab pertanyaan "apa yang akan atau ingin di capai / diketahui oleh suatu organisasi atau siapapun yang melaksanan audit ini" . Jadi mungkin menurut pendapat saya adalah kita membatasi dengan faktor atau aspel yang ingin mendapatkan penilaian dan nantinya mendapatkan analisa dan kesimpulan serta tindaklanjut dari aspek atau faktor yang dinilai tersebut.
      Daftar tersebut diambil bisa menggunakan theory "PARETO" atau lebih dikenal dengan theory 80 20 Rule (80% hasil ditentukan oleh penyelesaian 20% pekerjaan) yang artinya kita cukup mengerjakan pekerjaan 20% yang dnilai akan menghasilkan 80% hasil yang baik.
      Dengan rule tersebut maka kita bisa lebih fokus pada faktor atau aspek yang sangat dominan untuk dikerjakan atau di audit terlebih dahulu, sehingga daftar terbatas tersebut artinya sangat tergantung dari masing-masing perusahaan / organisasi yang bersangkutan.
      Mohon koreksi jika salah
      wasalam

      Mustain / MANTEL 2012

      Delete
    3. Sebagai tambahan dari penjelasan bung very pada tahapan kedua pembobotan matrix External Factor Evaluation (EFE) nilai pembobotan pada setiap faktor dengan kisaran 0 (tidak penting) hingga 1 (terpenting), bobot tertinggi diberikan pada faktor-faktor yang memiliki pengaruh terbesar pada prestasi perusahaan. Kalau lihat dari contoh pada buku Fred R. David hal. 160 Tabel 3-7, nilai pembobotan bervariasi dari 0,03 sampai 0,12 (kalau dijumlahkan maksimum (1,00) untuk penentuan bobot tersebut dapat menggunakan metode “Paired Comparison” metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal serta faktor-faktor dalam struktur industri. Penentuan bobot dari setiap faktor digunakan skala 1,2, dan 3
      Faktor Penentu A B C D Total
      Kekuatan/Peluang
      A.
      B.
      Kelemahan/Ancaman
      C.
      D. Total

      Nilai 1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
      Nilai 2 : Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
      Nilai 3 : Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

      Sumber : Kinnear and Taylor (1991)

      Delete
    4. @pak Mustain Aziz:
      Prinsip PARETO bisa digunakan disini. Tetapi 20% itu jumlahnya berapa ya.... :)

      Delete
    5. @Pak Fajar , seperti yang saya sampaikan sebelumnya , untuk memulai ssebuah audit , kita sebagai owner dari yang akan melakukan audit harus menentukan terlebih dahulu aspek atau faktor yang akan di audit. Aspek ini adalah yang paling krusial utuk didapatkan hasil analisa dari audit tersebut. Nah..dari sini kita menghitung berapa jumlah daftar masalah atau aspek yang akan dilakukan audit , misalnya dari 20 masalah ada 10 aspek yg akan di audit, maka PARETO yg diambil adalah 20% dari 10 aspek yg dianggap paling menentukan hasil maksimal. Dengan pemilihan ini maka diharapkan akan fokus dalam melakukan audit.
      Atau mungkin rekan2 mau menambahkan ?

      Delete
    6. Mau menanggapi dan bertanya ya Mas Mustain,

      Berarti Owner yang menentukan aspek apa yang akan di audit, berdasarkan penentuan aspek mana yang akan memberikan hasil maksimum ya? Bukan berdasarkan aspek yang paling trend diluar yang sangat mempengaruhi kinerja/kondisi perusahaan/owner ya? :D

      Delete
  3. Dear Mba Elok,

    Kami tim 3 hampir sepaham dengan mba elok, ...
    Sebenarnya sektor publik juga melaksanakan hal seperti diatas.Tetapi kualitas pengkajiannya lebih lemah.

    Lagipula, tidak semua dapat diadopsi.Dikhawatirkannya, seperti yang dikatakan Vernon Kam (1989), sektor publik bisa memiliki semangat kapatalistik yang berlebih jika keseluruhan "manajemen swasta" diadopsi.

    Lebih jauh lagi, jumlah pesaing, dan jenis persaingannya juga berbeda antara swasta dan publik.

    Berdasar penelitian Brown dan Raghunanda (1995), kualitas audit pada sektor publik lebih rendah dari sektor swasta, dikarenakan litigation risk yang rendah.

    Secara akuntansi, sektor publik tidak banyak berbeda dengan swasta. Tetapi mereka tetap saja berbeda, sehingga tidak dapat diadopsi secara langsung tanpa modifikasi.

    Kenapa ? yuk kita lihat bedanya,

    Sektor publik:
    - Non-profit motive
    - Sumber pendanaan : pajak, retribusi, hutang, obligasi pemerintah, BUMN/BUMN, penjualan asset negara
    - Pertanggungjawaban pada masyarakat dan parlemen.
    - Struktur organisasi birokratis, kaku, dan hierarkis
    - Karakteristik anggaran terbuka untuk publik
    - Menggunakan sistem cash basis accounting (transaksi dicatat berdasar jumlah nominal)

    Sektor swasta:
    - Profit motive
    - Sumber pendanaan : pembiayaan internal (modal sendiri, laba ditahan, penjualan aktiva), pembiayaan eksternal (hutan bank, obligasi, penerbitan saham).
    - Struktur organisasi fleksibel, bisa horizontal, piramid, lintas fungsional.
    - Karakteristik anggaran tertutup untuk publik (kecuali yang Tbk).
    - Menggunak accrual basis accounting (dicatat ketika diterima/diakui, dan pada saat terjadi transaksi)

    Sekali lagi poin penting disini adalah:
    Manajemen sektor swasta berfokus pada keuntungan.
    Manajemen sektor publik berfokus pada efektivitas dan efisiensi dari pemberian dan penggunaan dana yang diberikan tersebut.

    Tapi pada dasarnya baik sektor publik dan swasta, pasti mereka juga melakukan forcasting baik to the outside/inside.

    Sebenarnya hampir sama antara sektor publik dan swasta dalam hal "pengertian" audit ekesternal/internal, tetapi mungkin yang mba elok maksud berbeda adalah ketika kita melihat "subjek-objek" berbeda. Karena sektor swasta-pun juga akan di audit oleh pihak eksternal.

    Mungkin kita lebih telaah lagi pengertian penilaian eksternal dan internal.

    -Eksternal : fokus pada upaya identifikasi dan evaluasi tren dan kejadi diluar kendali, untuk kompetisi.

    -Internal : fokus pada upaya identifikasi dan evaluasi kekuatan kelemahan suatu organisasi/perusahaan dalam area fungsional bisnis, terutama manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian/pengembangan, SIM (sistem informasi manajemen).


    Sumber :
    PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntasi Pemerintah.
    David Fred R., Manajemen Strategis Konsep edisi12, Penerbit Salemba Empat, 2009.

    ReplyDelete
  4. Terima kasih banyak Pak atas pertanyaannya,

    Terbatas, audit eksternal tidak ditujukan untuk mengembangkan daftar yang sangat panjang tentang semua faktor yang mungkin memengaruhi suatu bisnis; audit eksternal ditujukan untuk meng-identifikasi variable kunci yang menawarkan respon yang harus dijalankan.

    Untuk menjalankan audit eksternal, perusahaan harus mendapatkan informasi tentang tren ekonomi, social, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, dan teknologi.

    Contoh: Nevada adalah negara bagian yang tumbuh paling cepat. Arizona, Colorado, dan Florida berada sedikit dibawahnya. Negara bagian yang mengalami kehilangan orang terbesar adalah North Dakota, Wets Virginia, Iowa, Louisiana, dan Pennsylvani.

    Informasi ini menjadi penting untuk formulasi strategi yang berhasil, termasuk dimana harus menempatkan pabrik baru dan pusat distribusi dan dimana harus memfokuskan upaya-upaya pemasaran.

    Terima kasih.

    Wassalamu`alaykum wr.wb.

    Renni Ekaputri (MANTEL)

    ReplyDelete
  5. Kalau audit eksternal bertujuan mencari informasi sekomprehensif mungkin tentang kondisi pasar, kondisi pesaing, maupun kondisi lingkungan alam dan sosial, berarti di sini nilai etika bisnis yang sudah kita pelajari sebelumnya punya peran yang tidak sedikit.

    Semua perusahaan pasti menutup rapat-rapat informasi mengenai kondisi real khususnya dalam hal strategi dan data-data penting perusahaan. Di sini membuka peluang bagi suatu perusahaan untuk bertindak di luar nilai etika.

    Yang jadi tantangan dalam proses audit eksternal adalah bagaimana agar bisa mendapatkan informasi selengkap mungkin dengan menjaga etika bisnis terhadap para pesaing.

    Butuh pendapat dari rekan-rekan..

    Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seperti yang telah dijelaskan di artikel diatas tujuan audit eksternal (external audit) adalah untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Permasalahannya adalah bagaimana didalam mengembangkan daftar itu agar masih dalam koridor etika bisnis yang berlaku? Salah satunya adalah memaksimalkan semua lini perusahaan atau organisasi di tingkat manajer sampai karyawan terdepan yang bersentuhan untuk menggali semua informasi yang ada di perusahaan pesaing untuk kemudian kita analisa, boleh jadi kita Analisa SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Tentunya tetap dalam koridor etika bisnis yang berlaku.

      Delete
  6. Dear Pak Rinto,

    Terima kasih atas pertanyaannya, akan kami coba jawab.

    Informasi-informasi yang dibutuhkan sekiranya telah dijabarkan pada hal.125-130 bab 3 Fred David. Kebanyakan informasi tersebut bisa diakses oleh umum. Sedangkan untuk rumusan strategi yang lebih detail memang tidak mudah. Oleh sebab itu dibutuhkan intelijen kompetitif.

    Sebenarnya intelijen kompetitif bukanlah spionase korporat, karena sebenarnya 95% data yang dibutuhkan dapat diakses publik.

    Tetapi memang sering kali "persaingan bisnis abaikan etika".

    Contoh:
    - P&G mengambil 80 dokumen dari kantong sampah Unilever di Chicago.
    - Patricia Dunn mengundurkan diri sebagai Kepala Eksekutif Hewlett-Packard setelah hasil investigasi membuktikan bahwa dirinya telah membocorkan rahasia perusahaan kepada pers.
    - Tahun 2005, Boeing mengganti CEO Harry Stonecipher setelah terungkap email dirinya yang menjalin hubungan dengan seorang eksekutif perempuan di perusahaan itu. Boeing mengatakan pada waktu itu Stonecipher, yang kemudian menikah, dipecat bukan lantaran berselingkuh, tetapi melanggar kode etik Boeing.
    - Penghindaran pajak terungkap(L. Dennis Kozlowski dari Tyco International Ltd), mengundurkan diri pada 2002. Ia menghindari dari pajak penjualan di New York atas pembelian karya seni. Kemudian dihukum karena mencuri puluhan juta dolar AS.

    Pihak organisasi/perusahaan yang menganggap "etika bisnis dapat mengakibatkan kekalahan" adalah merupakan pandangan jangka pendek.

    Oleh sebab itu mengoptimalkan strategi dan inovasi merupakan kunci penting dalam persaingan usaha.

    Wassalamu`alaykum wr.wb.

    Renni Ekaputri (MANTEL)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Mas Rinto,

      Saya menambahkan intelijen kompetitif memang secara tidak langsung membuka peluang bagi suatu perusahaan untuk bertindak di luar nilai etika.
      Tapi dalam intelijen kompetitif memiliki kode etik. Di AS, untuk menghindari masalah etika dan hukum yang mungkin menghalangi kinerja pelaku CI, maka perkumpulan profesional CI (SCIP), membuat aturan kode etik tersendiri dari yang harus ditaati dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh para anggotanya. Kode etik tersebut adalah:
      1. To continually strive to increase the recognition and respect of the profession.
      2. To comply with all applicable laws, domestic and international.
      3. To accurately disclose all relevant information, including one's identity and organization, prior to all interviews.
      4. To avoid conflicts of interest in fulfilling one's duties.
      5. To provide honest and realistic recommendations and conclusions in the execution of one's duties.
      6. To promote this code of ethics within one's company, with third-party contractors and within the entire profession.
      7. To faithfully adhere to and abide by one's company policies, objectives and guidelines.
      (sumber : http://www.scip.org/About/content.cfm?ItemNumber=578)

      sehingga dengan adanya hal ini, bisa menjadikan intelijen kompetitif sebagai strategi dan perusahaan tetap menjaga etika bisnis dengan kompetitor

      Delete
  7. " Bukan spesies yang paling kuat yang akan bertahan atau yang paling cerdas, tetapi yang paling tanggap terhadap perubahan " - Charles Darwin -.
    Kutipan yang dikatakan oleh Charles Darwin di atas apabila kita kaitkan dalam dunia bisnis bahwa suatu perusahaan apabila ingin memperoleh suatu keunggulan dan mempertahankannya dalam jangka waktu yang lama harus selalu peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di kalangan eksternal perusahaan seperti kondisi ekonomi, sosial masyarakat, lingkungan, politik dan lain sebagainya.
    Mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang dan ancaman eksternal memampukan organisasi untuk mengembangkan suatu misi yang jelas, merancang strategis guna mencapai tujuan jangka panjang dan mengembangkan berbagai kebijakan untuk meraih tujuan tahunan.
    Sehingga dapat dikatakan bahwa audit eksternal penting untuk dilakukan sebagai langkah dalam penyusunan visi dan misi suatu perusahaan yang telah kita bahas pada artikel sebelumnya.

    ReplyDelete
  8. Adakah contoh yang dapat disampaikan yang menunjukkan dampak (favorable atau unfavorable) dari setiap perubahan eksternal di bidang ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum dan teknologi bagi industri telekomunikasi di Indonesia di masa lalu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kasus telkomsel dan indosat adalah contoh anyar dari suatu ancaman (faktor eksternal)ketidakpastian di bidang hukum yang dapat berpengaruh terhadap perusahaan, berikut linknya
      http://inet.detik.com/read/2013/02/14/103620/2169782/328/kasus-telkomsel-indosat-bisa-hambat-pembangunan-broadband?topnews

      Delete
  9. Rekan-rekan ManStra ,
    Yang tidak kalah penting setelah ada hasil dan kesimpulan dari hasil audit external ini adalah "TINDAK LANJUT" dari analisa dan kesimpulan temua dari audit tersebut. Tindak lanjut adalah proses pelaksanaan rekomendasi dari hasil audit yang harus dilaksanakan. Sebuah temuan dan analisa dari auditor merupakan suatu masukan yang sangat berharga untuk kemajuan dan kelangsungan sebuah organisasi yang sedang di audit. Saya mempunyai pengalaman di perusahaan saya, kami menugaskan salah satu lembaga auditor untuk melakukan survey external mengenai tingkat kepuasan pelanggan dibandingkan dengan perusahaan sebelah (competitor). Setelah berhasil mendapatkan hasil dan dilakukan analisa maka disimpulkan ada 1 faktor yang menyebabkan perusahaan saya kalah tingkat kepuasaan pelanggan dibandingkan dengan perusahaan kompetitor , faktor tersebut adalah harga. dengan kondisi tersebut maka kami menindak lanjuti dengan kajian khusus mengenai faktor-faktor yang menyebabkan harga perusahaan saya lebih mahal dibandingkan dengan perusahaan kompetitor ,sampai pada suatu kesimpulan bahwa pesusahaan saya tidak bisa lagi menurunkan harga karena secara cost base (harga dasar) memang sudah sangat tipis untuk mencapai margin yang diinginkan oleh pemilik / pemegang saham. Tetapi dari faktor tersebut memang ditemukan perbedaan antara perusaahan kompetitor dengan kami , yaitu aspek after sales (pelayanan setelah masa garansi yang sangat handal dengan dibuktikan dengan hasil survey external yang menyatakan tingkat kepuasan pelanggan dengan nilai terbesar adalah pada aspek pelayanan after salesnya). dengan hasil temuan tersebut perusahaan saya mengambil strategi tidak akan menurunkan harga tetapi meningkatkan aspek pelayanan after sales. Dengan tindak lanjut strategi tersebut , setelah 2 tahun berjalan terbutki pelayanan after sales tersebut menjadi salah satu faktor magnet / daya tarik bagi pelanggan-pelanggan perusahaan saya.
    Yang ingin saya tekankan disini adalah tindak lanjut dari hasil audit external tersebut harus sesuai dan dipantau secara kontinue.
    mari kita diskusi ....

    salam ManStra

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali.

      Semua "temuan" (output) Penilaian Eksternal yang telah disetujui harus ditindaklanjuti pada waktunya. Makasih sudah sharing dan sudah mengingatkan kita semua :)

      Delete
    2. Setuju dengan Pak Mustain, terutama untuk statement terakhir "tindak lanjut.....harus sesuai dan dipantau secara kontinue".

      Mengambil contoh case yang terjadi beberapa tahun lalu di dunia telco, yaitu sekitar 2006 - 2010 dimana penilaian eksternal terhadap tarif pesaing ditindaklanjuti dengan 'kelatahan' penurunan tarif voice. Hal ini menimbulkan perang tarif antar operator dan pada akhirnya operator telco menjadi 'dump pipe'.

      Hal yang serupa terjadi dua tahun ini, dimana penilaian eksternal terhadap OTT ditindaklanjuti operator Telco dengan juga berperan sebagai penyedia layanan digital music, social networking dan sebagainya namun saat ini belum menunjukkan kesuksesan yang significant.

      Maka sesuai dengan pernyataan Pak Mustain, kesesuaian dan monitoring secara kontinue perlu dilakukan agar tindak lanjut dari penilaian eksternal bukan hanya sekedar mengikuti apa yang telah dilakukan pesaing lain.

      Regards,

      LIA ASTARI
      Manajemen Telekomunikasi 2012

      Delete
  10. Much thankful for the question,

    One of the most favorable and unfavorable things that could happen as a consequences of environment effect is:

    favorable : strong growth of telecommunication firms and economic growth in general.

    unfavorable : High bankruptcy rate among telecommunication firms and recession.

    In the middle 1997,the indonesian economy is "in deep recession" with high depreciation and likely to change unstable. The political situation remains highly change suddenly instability on Rupiah's exchange rate.

    Because of the variation of Rupiah's currency rate, INDOSAT noted that "the income statement/profit-loss statement/revenue statement" shown the revenue was decreasing at the lowest point during a particular period.

    It's difficult to make an active policies to pull the telecommunication firms out of the unstability condition.

    Yes, a fact that makes it right or fair to do "a strategic management".

    Accurately written by 3rd TEAM :
    ERRIE (ME), HARUN (ME), RINALDY (MT), RENNI (MT)







    ReplyDelete
  11. Mungkin yang sedikit menjadi rancu pada phrase “audit eksternal” adalah pada kata audit yang cenderung mengarah pada audit keuangan suatu perusahaan oleh lembaga akuntan public (seperti yang dimaksud oleh Mbak Elok sebagai “objeknya internal, subjeknya dari luar”) yang sebenarnya model audit seperti itu dilakukan baik oleh instansi pemerintah (lembaga publik) dan juga perusahaan swasta. Sementara audit eksternal di sini menurut saya pribadi lebih cenderung ke Opportunities & Threat (O&T) dari analisa SWOT seperti yang disinggung oleh Pak Very Budiman. Hanya saja dalam Manajemen Strategis hal ini (O&T) diistilahkan sebagai audit eksternal karena memang kedua faktor ini merupakan pengaruh dari luar (eksternal) yang cenderung diluar kendali perusahaan dimana Opportunities bersifat sebagai favourable (menguntungkan) sedangkan Threat bersifat unfavourable (tidak baik).

    Dalam industry telekomunikasi di Indonesia sendiri, perubahan eksternal dapat memberikan pengaruh yang cukup berarti bagi industry. Sebagai contoh dampak perubahan eksternal yang pernah terjadi adalah seperti yang disebutkan oleh Mas Bloko mengenai sempat “pailit” nya salah satu operator selular terbesar di Indonesia akibat faktor eksternal di bidang hukum yang bersifat unfavourable.

    Contoh lain adalah pertumbuhan telekomunikasi selular yang sangat pesat di Indonesia yang sedikit banyak adalah sebagai dampak dari bidang ekonomi yaitu pertumbuhan GDP Indonesia yang cenderung meningkat beberapa tahun terakhir dan ini menjadi dampak favourable bagi industri. Dari bidang sosial muncul booming social media dan aplikasi yang selain memberikan dampak favourable berupa meningkatnya traffic namun juga memberi dampak unfavourable seperti munculnya ancaman pesaing baru yaitu OTT. Perubahan demografis juga memberi dampak bagi industry di mana saat industry ini sedang tumbuh, demografi Indonesia sedang didominasi oleh usia working age (15-64) dan menjadi bonus demografi hingga tahun 2020 sehingga memberi dampak favourable bagi industry. Dari sisi pemerintahan, pemerintah sangat mendorong pertumbuhan broadband di Indonesia yang berdasarkan penelitian World Bank (2009) mengatakan bahwa pertumbuhan broadband 10% dapat meningkatkan GDP suatu negara hingga 1,38% dan inisiatif ini memberikan dampak favourable bagi industry. Sedangkan di bidang teknologi, perubahan dapat memberikan dampak favourable maupun unfavourable bagi industry dan hal itu sangat tergantung pada kesiapan industry dalam mengantisipasi perubahan tersebut. Sebagai contoh, perubahan trend dari teknologi fixed-line ke wireless memberikan dampak unfavourable bagi industry fixed dimana membuat revenue-nya terus turun.

    Dari contoh-contoh pengaruh eksternal yang pernah terjadi di industry telekomunikasi Indonesia yang memberikan dampak baik favourable maupun unfavourable dapat disimpulkan bahwa faktor eksternal seperti ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum dan teknologi akan mempengaruhi industry telekomunikasi dan memberikan dampak yang beragam sehingga peran audit eksternal sangat penting dalam perencanaan strategik, pengembangan kebijakan dan juga penyelesaian masalah.

    Dewi Asri - 1206312220

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang, Penilaian eksternal lebih tepat digunakan disini.

      Kita akan menemukan kondisi perubahan yang ekstrim. Di bidang teknologi kita mengenal istilah destructive innovation yang biasanya akibatnya bisa fatal bagi incumbent. Deteksi dini dan tindaklanjut yang baik bisa membantu perusahaan.

      Delete
    2. Benar sekali mba Dewi, peranannya disini sebagai auditor atau penilai adalah utk meminimalkan faktor2 eksternal yang dapat berdampak buruk bagi organisasi (atau yang biasa dikenal dengan ancaman). Lalu dengan kejadian ini apakah ini menunjukkan bahwa perencanaan yg dilakukan kurang matang sehingga tidak meng-akomodasi kasus seperti ini? atau apakah ini karena faktor unfavorable semata? adakah penjelasan logis dibalik kejadian ini mba??
      Terima kasih sebelumnya

      salam hangat

      Delete
    3. Memang benar sekali Pak Fajar dan Mbak Nova bahwa penilaian eksternal dalam bidang teknologi sangat penting terutama untuk mengantisipasi kemunculan destructive atau disruptive technology yang kemunculannya bersifat tiba-tiba dan dapat menjadi dominan dalam waktu yang singkat.

      Sebagai contoh keberhasilan antisipasi terhadap disruptive technology melalui proses penilaian eskternal adalah Telkom yang berbasis fixed-line dengan tepat memilih portofolio bisnis baru dengan mendirikan Telkomsel sebagai antisipasi terhadap booming teknologi wireless GSM, dan hal yang sama juga dilakukan Indosat dengan mendirikan Satelindo. Kedua contoh ini menunjukkan bahwa penilaian eksternal sangat penting dimana ketepatan prediksi dan antisipasinya juga sangat diperlukan sehingga dapat mengubah ancaman menjadi peluang dan kekuatan :)

      Delete
  12. Dalam menentukan suatu Strategi Perusahaan, dimulai dari tiga tahap:
    1. Formulating Strategy
    2. Strategy Implementation
    3. Strategy Evaluation

    Jika suatu company ingin menerapkan sebuah strategi (Tahap Formulating), maka salah satu tool yang dapat digunakan adalah menggunakan Matrix External Factor Evaluation (EFE).

    Matrix EFE adalah strategic tool yang dapat digunakan untuk:
    -Mengevaluasi Strategi Existing
    -Mengevaluasi Lingkungan External Perusahaan
    (economic,social,technological,government,political, legal and competitive information)

    “…External audit is NOT aimed at developing an exhaustive list of every possible factor that could influence the business;
    rather it is aimed at identifying key variables that offer actionable responses.”
    (Fred R. David)

    Faktor eksternal yang diambil setelah analisis secara mendalam pada lingkungan eksternal. Ada beberapa faktor yang baik dan beberapa yang buruk bagi perusahaan di lingkungan eksternal. Oleh karena itu faktor eksternal dibagi menjadi dua kategori, yaitu Opportunity dan Threats.

    -Opportunities
    Opportunities adalah kemungkinan yang ada di lingkungan eksternal, hal ini tergantung perusahaan apakah perusahaan bersedia untuk memanfaatkan peluang tersebut atau mereka akan mengabaikan peluang karena kurangnya sumber daya

    -Threats
    Threats merupakan hal yang buruk bagi perusahaan, jumlah ancaman dari lingkungan eksternal membuka banyak celah bagi perusahaan.
    Banyaknya jumlah ancaman bagi perusahaan dapat mengurangi kekuasaan mereka di industri.

    ReplyDelete
  13. Dear Rekans,

    Mohon maap numpang tanya... lalu apa hubungan audit internal dan eksternal suatu organisasi dan kaitannya dengan visi misinya?
    apakah "benchmarking" bisa dikatakan sebagai kegiatan audit eksternal yang tidak melanggar etika??
    mohon pencerahannya suhu - suhu sekalian

    salam hangat dari team 1

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Mbak Ayu,

      Audit eksternal dan internal suatu organisasi memberikan evaluasi yang selengkap mungkin, yang dapat digunakan untuk membuat gambaran internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang ada dalam organisasi di beberapa peride lalu, saat ini, dan dalam jangka waktu beberapa periode ke depan. Dengan mengetahui kondisi dan posisi saat ini, dapat dievaluasi juga apakah organisasi berada pada jalur yang diinginkan dan apakah organisasi sudah atau dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Arah dan tujuan ini biasanya tertuang dalam visi dan misi perusahaan.

      Dalam benchmarking sendiri, terdapat unsur etika bisnis yang seringkali memiliki batasan ambigu. Benchmarking dapat memenuhi koridor etika bisnis selama kode etik tersebut tidak dilanggar, misalnya dengan menggunakan data yang tersedia secara terbuka seperti perbandingan laporan keuangan, hasil survey, dsb.

      Delete
  14. Salam Manajemen Telekomunikasi ...

    Saya akan mencoba menanggapi pertanyaan dari pak Fajar.

    Untuk mengetahui batasan dari "limited list" yang kita butuhkan dalam rangka penilaian eksternal, terlebih dahulu kita kembalikan kepada hakikat dari penilaian eksternal, dimana tujuan dari "limited list" tersebut adalah untuk mengidentifikasi:

    - peluang yang akan menguntungkan perusahaan
    - ancaman yang merugikan perusahaan dan harus dihindari

    Ada banyak faktor eksternal, namun jika dikategorikan hanya ada 5 kekuatan utama seperti yang ditulis di atas yaitu : ekonomi, sosial budaya dan lingkungan, politik pemerintahan, teknologi dan kekuatan kompetitif.

    Selanjutnya kita putuskan hal-hal paling berpengaruh dari kategori-kategori di atas untuk kemudian kita masukkan ke dalam Matriks Evaluasi Faktor Eksternal.

    Jumlah yang disarankan adalah : minimal 10 faktor dan maksimal 20 faktor, yang mencakup peluang dan ancaman.

    Faktor-faktor tersebut kemudian kita berikan bobot, skor dan peringkat untuk analisis lebih lanjut.

    ReplyDelete
  15. Q1/2014
    Dapatkah kita menemukan trend apa saja yang terjadi di lingkungan eksternal yang menurut Anda paling berpengaruh terhadap Industri dan Perusahaan di sektor Telekomunikasi(MT)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trend yang paling berpengaruh terhadap industri dan perusahaan di sektor Telekomunikasi adalah pemberlakukan uu no 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi membuat industri telekomunikasi yang dahulunya bersifat monopolistik menjadi bersifat liberal. hal tersebut membuat bertambahnya jumlah pemain di sektor telekomunikasi menjadi 10 operator. Semakin banyaknya jumlah operator membuat persaingan harga menjadi semakin sengit hingga membuat perang tarif diantara operator tidak terelakan lagi. Semakin banyaknya operator juga membuat konsumen dengan gampangnya berpindah ke operator lain karena terpengaruh oleh bonus-bonus dan gimmick yang ditawarkan oleh operator. hal tersebut membuat curn rate di Indonesia tertinggi, yaitu diatas 10 persen perbulan

      regards,
      april rustianto / MT '13

      Delete
    2. Saya setuju dengan mas April tentang faktor regulasi dapat mempengaruhi secara eksternal suatu perusahaan khususnya Telekomunikasi. Kita ingat dulu Telkom sempat menjadi satu-satunya operator yang sangat dominan, sehingga terasa tidak ada persaingan dan menyebabkan pertumbuhan inovasi tidak secepat sekarang. Tetapi permasalahan sekarang malah kebablasan karena jumlah operator juga terlalu banyak, sehingga pemakaian alokasi frekuensi tidak optimal. Diharapkan juga persaingan tariff tidak melakukan praktek pemotongan harga jauh dibawah harga dasar (price floor) secara temporer untuk mematikan competitor lain (abuse of dominance), sehingga sangat diperlukan peran regulasi untuk penetapan harga, baik secara skema rate of return, insentif, maupun benchmarking harga secara internasional sehingga tujuan regulasi harga dapat mencegah praktek kekuatan pasar, memperoleh efisiensi ekonomis, memperkecil biaya regulasi, memastikan kualitas service, memastikan harga telephone yang kompetitive dan mendapatkan kompensasi dan profit yang jelas.

      Delete
    3. Opini saya: trend yang muncul saat ini dan berpengaruh pada sektor telekomunikasi adalah sbb:
      - adanya convergency
      - persiapan LTE dengan 4G-nya
      - digitalisasi TV
      - alokasi freq 700MHz after digitalisasi TV
      - refarming frekuensi
      dimana beberapa faktor diatas sangat mempengaruhi opex dan capex perusahaan yang bergerak di sektor telekomunikasi.

      Delete
    4. Menurut saya aspek yang sangat berpengaruh adalah sbb:

      1. Kekuatan teknologi --> pengembangan teknologi akses (selular), teknologi gadget (smartphone dll), teknologi kompetitor Wifi, aplikasi-aplikasi OTT
      2. Kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum --> pemberlakukan uu no 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi membuat industri telekomunikasi yang dahulunya bersifat monopolistik menjadi bersifat liberal.
      3. Kekuatan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan --> sifat konsumtif, merebaknya aplikasi social media, messaging group, dll
      4. Kekuatan kompetitif --> baik sesama pemain telco maupun dengan industri lainnya dengan pasar sama (ex. Wifi)
      5. Kekuatan ekonomi --> pertumbuhan GDP Indonesia yang cenderung meningkat beberapa tahun terakhir dan ini menjadi dampak bagi industri.



      Delete
    5. Sedikit menambahkan, pengembangan teknologi terkadang disesuaikan dengan kondisi sosbud atau trend yang ada (Disesuaikan dengan kebutuhan konsumen) Perilaku etnis dan adat istiadat, struktur sosial, pola gaya hidup masyarakat kota, persepsi konsumen, pola pembelian konsumen.

      Delete
    6. Terdapat banyak faktor eksternal yang mempengaruhi sektor telekomunikasi. Untuk yang paling berpengaruh, saya memilih 3 faktor berikut:

      1. faktor regulasi/hukum: contohnya adalah pemberlakuan UU no. 36/1999 tentang telekomunikasi, kemudaian peraturan tentang tarif interkoneksi, dll
      2. faktor manusia (sosial/demografis): manusia sebagai pengguna sektor telekomunikasi memiliki pengaruh yang besar terhadap bisinis telekomunikasi itu sendiri, karena manusia menjadi selektor terhadap apa yang terus survive dan apa yang akhirnya mati. Seperti misalnya ditinggalkannya beberapa produk dan perusahaan produsen telepon genggam, maraknya produk dan aplikasi online, pergeseran struktur revenue operator, dll
      3. faktor teknologi: terdapat banyak hal seperti misalnya perkembangan teknologi dan pasar smartphone, deployment 4G dan 5G, keterbatasan dan penataan/refarming spektrum, perkembangan aplikasi dan layanan online, dll.

      Delete
  16. Trend lingkungan eksternal yang paling pengaruh, khususnya terhadap sektor telekomunikasi adalah dari kekuatan teknologi, dimana salah satu contohnya adalah dengan pengembangan teknologi femto cell.
    Dengan teknologi femto cell, solusi terhadap masalah coverage dan kapasitas terutama dengan semakin bertambahnya konsumsi komunikasi data dapat teratasi oleh penyedia jaringan telekomunikasi seluler.
    Para customer mendapatkan reliability network yang lebih baik terutama untuk site-site yang traffiknya cukup padat (seperti mall), selain itu para customer mendapatkan pengalaman kecepatan data lebih tinggi.
    Dengan dukungan dengan teknologi lainnya seperti 'cognitive radio', maka penggunaan spektrum frekuensi dapat lebih efisien.
    Dan melalui kombinasi dua teknologi tersebut, para penyedia jaringan telekomunikasi selular mendapatkan peluang untuk mengembangkan bisnis baru.

    ReplyDelete
  17. Menurut saya trend yang paling berpengaruh dalam lingkungan eksternal terhadap industri telekomunikasi adalah :
    1. Perkembangan teknologi yang mengarah ke konvergensi antara call (voice), layanan data dan multimedia (broadcasting).
    2. Perkembangan layanan OTT (Over The Top) yang dapat mempengaruhi bisnis legacy (voice call dan sms). Akan sulit bagi operator untuk membalikkan pergeseran perilaku konsumen dari sms peer-to-peer ke message jejaring sosial, instant messaging, dan peer-to-many komunikasi. Sementara itu layana VoIP (Voice over IP) juga sedang memperbaiki kualitasnya.
    3.Perkembangan regulasi telekomunikasi seperti penggunaan tower bersama, frekuensi bersama, penggunaan frekuensi netral, dll.
    4. Faktor politik yang dapat mempengaruhi keputusan pembangunan infrastruktur telekomunikasi seperti kelanjutan proyek Palapa Ring, dll.
    5. Kebutuhan customer terutama dikalanagan youth (kaum muda) yang sudah trend menggunakan layanan data seperti internet and email mobile, social media messaging, video streaming, on line gaming, dan layanan data lainnya.
    6. Perkembangan teknologi handset smartphone yang menuntut adanya feature-feature dan layana baru dari operator.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya pak, saat ini infrastruktur harus juga mendukung untuk penggunaan semua layanan tersebut diatas. Karena saat ini dengan kebutuhan data yang besar maka jaringan transport yang dibutuhkan juga seharus nya sudah ditambah oleh telkom untuk mengimbangi semua layanan diatas.

      Delete
  18. Dear Pak Fajar,
    Berdasarkan pengamatan saya, lingkungan eksternal yang paling berpengaruh bagi sektor telekomunikasi antara lain:
    1. Munculnya pesaing baru yang berasal dari "luar dunia" telekomunikasi, berupa pemain OTT
    2. Perubahan teknologi yang cukup cepat (kurang dari 10 tahun)
    3. Harga gadget yang semakin murah sehingga mendukung perubahan pola hidup masyarakat untuk kebutuhan koneksi digital
    4. Kebijakan dan regulasi pemerintah, mengenai boleh atau tidaknya teknologi baru digunakan serta alokasi frekuensi yang boleh di-refarming.
    Demikian dari saya..

    Thanks & regards,
    Anton MT'13

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya setuju dengan mas Anton tentang hal tersebut di atas. Saya hanya ingin menambahkan lagi trend lain yaitu korelasi dengan bisnis perbankan sepertinya munculnya trend e-money dari operator, di mana operator pun menyediakan layanan transaksi keuangan, bahkan sebelumnya ada wacana penggunaan pulsa (account balance) untuk transaksi, hanya belum disetujui. Sehingga praktis dalam 1 nomor pelanggan (MSISDN) terdapat beberapa account seperti account balance (pulsa), account e-money dan account bonus. Di samping itu yang related dengan perbankan adalah layanan recharging (pengisian pulsa) via ATM. Dimana server bank dikoneksikan (via firewall tentunya) dengan server billing online operator.

      Delete
    2. Menambahi keterangan mas anton yang nomor 4, untuk meghadapi tren konvergensi perlu dukungan dari pemerintah seperti pencabutan larangan pada izin/lisensi penggunaan spektrum frekuensi. Pertama, alokasi spketrum untuk 2G sebaiknya bisa digunakan untuk 3G juga, jadi pemilik izin berhak menentukan menggunakan teknologi 2G atau 3G. Kedua, regulator memberikan fleksibilitas yang tinggi agar pemegang izin bisa menjual sebagain atau semua alokasi spektrum melalui negosiasi komersial. Ketiga, diperbolehkannya spektrum sharing untuk menghemat biaya capex maupun opex penyelenggara jasa dan jaringan telekomunikasi. Ketiganya tersebut dapat dilakukan jika UU konvergensi diundangkan mengganti UU telekomunikasi yang ada sekarang, dan tentu saja perlu kerja sama dan kerja keras semua pihak yang berkepentingan. Terimakasih

      Delete
  19. Menurut saya trends kurs (nilai tukar) terutama terhadap kurs rupiah thd dollar.Bahkan salah satu operator indonesia mengalami rugi kurs sampai 2,7T (http://m.detik.com/finance/read/2014/03/05/073540/2515610/6/)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya setuju dengan mas Azzinar, ada operator yang mengalami "rugi selisih kurs" di laporan keuangannya karena beban hutang dengan perubahan trend kurs dollar, sehingga ada kenaikan beban selisih kurs dari tahun 2012 ke 2013 sampai 251.8%

      Delete
  20. Tambahan opini saya: menurut saya faktor yang paling sangat berpengaruh terhadap tren pertumbuhan perusahaan dalam hal ini yang bergerak di sektor telekomunikasi di Indonesia adalah sangat bergantung kepada kebijakan dan ketegasan pemerintah dalam menerbitkan regulasi baik berupa UU, PP, atau Permen. Seiring dengan MP3I disini pemerintah harus tegas dan bijak demi tercapainya apa yang sudah ditargetkan, dan para pelaku bisnis itu sendiri, pada akhirnya dapat dipastikan akan mengikuti kepada kebijakan yang ada.

    ReplyDelete
  21. menurut saya saat ini yang lumayan berpengaruh terhadap penggunaan voice yang tidak lagi melalui pstn dan gsm, melainkan sedang booming saat ini menggunakan voip sebagai pengganti dari voice, kita hanya butuh biaya internet sudah bisa melakukan panggilan ke teman kita yang punya acc yang sama. dan saat ini juga dengan perkembangan LTE yang sangat pesat di berbagai negara mempengaruhi tingkat kecepatan dalam berakses internet, sehingga infrastruktur telekomunikasi juga semakin meningkat.

    ReplyDelete
  22. Saya ingin merefer pada buku panduan Fred.R.David bahwa faktor eksternal bisa berasal dari faktor ekonomi, sosial budaya dan lingkungan, politik pemerintahan, teknologi dan kekuatan kompetitif yang bisa memberikan pengaruh baik berupa peluang ataupun ancaman.

    Dalam sektor Industri telekomunikasi, menurut saya beberapa trend di lingkungan eksternal yang berpengaruh adalah :

    1. Perubahan life style dan cara pandang consumer telekomunikasi terhadap layanan telekomunikasi:
    Dulu kita hanya concern pada kebutuhan berkomunikasi sebatas voice dan sms. Beberapa tahun terakhir konsumen sudah pada tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap konektivitas dan kecepatan handal (addicted to connectivity and speed). Life style yang berkembang menjadi serba online dan mobile, mulai dari transaksi online (e-commerce, online payment), permintaan aplikasi dan layanan yang membutuhkan bandwidth tinggi (games, video streaming) dsb. Hal ini membuat operator telekomunikasi berusahan selalu melakukan ekspansi dan modernisasi perangkat untuk meningkatkan ketersediaan konektivitas broadband agar dapat memenuhi kebutuhan pasar. Kondisi ini memicu munculnya teknologi terbaru seperti LTE, IMS, VoLTE yang memungkinkan untuk kebutuhan layanan voice, data, dan aplikasi dengan bandwidth yang tinggi. Dalam hal ini perubahan social budaya manusia memicu munculnya teknologi2 baru.

    2. Berkembangnya teknologi bidang lain yang bisa dikombinasikan dengan telekomunikasi :
    Berkembangnya teknologi di bidang lain yang dikombinasikan dengan teknologi telekomunikasi memunculkan trend baru. Dalam hal ini adanya telkologi baru dan kekuatan kompetitif memicu munculnya peluan bisnis baru. misal :
    - Berkembang teknologi Prosesor Quad-Core untuk smartphone memicu revolusi industri gadget dan developer aplikasi. Dengan processor berteknologi tinggi, berbagai feature dan aplikasi bisa ditanamkan pada smartphone. Bahkan saat ini perangkat semakin fleksibel dan berkembang ke arah "Wearable Device" (perangkat portabel yang dikenakan di tubuh seperti Google Glass, Fitbit Flex, dsb). Perangkat itu sudah dibekali banyak sensor yang memungkinkan merekam aktivitas tubuh manusia seperti tekanan darah, denyut jantung, dan juga bisa dihubungkan dengan aplikasi pengontrolan perangkat rumah pintar (Home Automation) seperti: mengunci pintu, mengatur AC, memutar musik di home entertaintment system melalui sebuah hub yaitu smartphone.
    - Perkembangan teknologi smart grid: yakni perpaduan teknologi informasi, telekomunikasi dan tenaga listrik yang memungkinkan adanya komunikasi 2 arah antara utility company seperti PLN dengan konsumen. Dengan SMART GRID konsumen akan mempunya kendali penuh untuk mengatur pemakaian energi listrik mereka. Teknologi sensor dan kendali otomatis pada SMART GRID memungkinkan pengaturan pengaktifan peralatan listrik konsumen secara otomatis dengan mempertimbangkan jumlah enegri listrik yang ada.

    ReplyDelete
  23. 3.Evolusi platform jejaring social:
    Besarnya animo konsumen mendorong developer mengembangkan berbagai aplikasi. Aneka platform dan aplikasi penunjangnya ini semakin memperbanyak pilihan cara berkomunikasi bagi penggunanya. Gejala ini bisa dianggap sebagai peluang maupun ancaman dari sudut pandang yang berbeda :
    - Bagi gadget manufacturer merupakan peluang untuk meluncurkan ponsel yang memiliki fasilitas jejaring sosial yang ditanam di perangkat
    - Bagi user (konsumen) merupakan keuntungan karena memiliki alternative lain untuk berkomunikasi, sehingga menggeser kebiasaan penggunaan voice yang berbayar, menjadi penggunaan text messaging yang free.
    - Bagi operator telekomunikasi merupakan peluang sekaligus ancaman karena aplikasi text messaging telah menggeser dominasi carrier (operator telekomunikasi) dalam menentukan arah industri telekomunikasi. Peran signifikan sekarang ini dipegang oleh para produsen gadget dan developer aplikasi dimana pertumbuhan revenue data lebih tinggi dibanding voice. Dan nilai kapitalisasi pasar perangkat dan developer lebih tinggi ketimbang operator telco. Tren tersebut memunculkan beberapa tantangan bagi operator untuk meningkatnya trafik data kualitas layanan bagi pelanggan, serta tantangan untuk dapat bersaing dengan developer pengembang layanan aplikasi (OTT).
    - Bagi regulator perkembangan teknologi ICT yang sangat cepat, merupakan tantangan untuk segera menyediakan regulasi bagi teknologi2 terbaru.

    4.Menguatnya posisi tawar konsumen :
    Jumlah operator telekomunikasi yang cukup banyak (terutama di Indonesia) menyebabkan sempitnya ruang diferensiasi harga antar operator mengakibatkan harga semakin bersaing. Kondisi ini mengakiatkan customer berada pada posisi tawar yang lebih kuat dan semakin bebas menentukan tarif komunikasinya sendiri (mudah berpindah dari operator satu ke yang lain). Dengan kondisi ini, maka menjadi tantangan bagi operator untuk menacri strategi dalam pengembangan bisnisnya.

    ReplyDelete
  24. Sedikit sharing dari saya....Cisco VNI Mobile,2014 menyebutkan bahwa perangkat yang terkoneksi tumbuh sebesar 8% pertahun, pertumbuhan paling besar adalah smartphone dan M2M. Trend pertumbuhan tersebut tidak sama untuk masing-masing negara, asia pasifik menduduki peringkat paling tinggi yaitu sebesar 42% diikuti amerika utara sebesar 18%. Khususnya untuk Asia trend penggunan layanan data paling besar dipakai oleh kalangan usia 8 s.d 35 tahun, sedangakan untuk usia 35 tahun keatas hanya 14 %. untuk itu tidaklah mengherankan jika pemakaian data sebagian besar digunakan untuk Game, video, musik dan theme. Meihat dari tren-tren tersebut khususnya di Asia, baik pelaku usaha maupun pemerintah harus jeli dan proaktif menyikapi hal tersebut agar semua effort yang dilakukan efektif dan efisien, Trimss

    ReplyDelete
  25. Menurut saya yang paling berpengaruh pada industri dan perusahaan telekomunikasi adalah perkembangan teknologi. Adanya penemuan teknologi baru dapat menggoyang industri dan menimbulkan gaya hidup baru di masyarakat.
    Contohnya adalah SMS. Ketika layanan SMS ini muncul, operator pager langsung jatuh. Bisnis kartu lebaran / telegram indah menurun. Tetapi disisi lain muncul gaya hidup baru berupa polling via sms, promo via sms dll.
    Ketika SMS telah berkembang pesat baru muncul regulasi terkait SMS. Regulasi baru muncul belakangan ketika teknologi telah berkembang luas dan telah menjadi gaya hidup masyarakat.

    ReplyDelete
  26. dalam audit eksternal lebih baik menggunakan CPM atau EFE? atau keduanya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mencoba menjawab untuk perntanyaan ini, pada dasarnya untuk EFE (external factor evaluation matrix) atau CPM (competitive profile matrix) sama saja, hanya saja bila kita ingin memasukkan factor2 audit external dari perusahaan lain atau competitor kita menggunakan CPM.

      Delete
    2. Menurut saya lebih baik menggunakan keduanya utk hasil yang lebih tepat. Bobot dan skor bobot total CPM maupun (EFE), memiliki arti yang sama. Namun terdapat beberapa perbedaan utama antara EFE dan CPM. Pertama, faktor penentu keberhasilan dalam CPM lebih luas, mereka tidak memasukan data yang spesifikdan factual, bahkan berfokus pada isu internal. Faktor penentu keberhasilan dalam CPM juga tidak dikelompokkan dalam peluang dan ancaman seperti dalam EFE. Dalam CPM, peringkat dan total nilai tertimbang untuk perusahaan pesaing dapat dibandingkan dengan perusahaan.

      Delete
    3. Menurut saya lebih baik digunakan kedua matriks tersebut. Karena semakin banyak parameter maka audit menjadi lebih baik. dimana matriks tersebut mempunyai lingkup yang berbeda, dimana pada CPM Faktor-faktor keberhasilan lebih luas, karena tidak mencakup data spesifik atau faktual dan mungkin berfokus pada isu-isu internal. Faktor-faktor keberhasilan penting yang tidak dikelompokkan menjadi peluang dan ancaman. Peringkat dan skor bobot total perusahaan-perusahaan pesaing dapat dibandingkan dengan perusahaan sampel. sedangkan pada matriks EFE sebaliknya.

      Delete
    4. Menurut saya jika harus memilih, saya akan menggunakan metode EFE (external factor evaluation matrix). Karena, yang dilihat adalah faktor-faktor eksternal dari perusahaan. Faktor tersebut sangat berguna dalam perhitungan audit, karena dapat melihat kinerja kompetitor, melihat keadaan ekonomi kedepan, dan lain-lain. Sehingga dapat memudahkan para pimpinan untuk mengambil langkah kedepan yang lebih baik.

      Thanks,
      Michael Purba
      Mantel 2014

      Delete
    5. Menurut saya, seperti komentar teman2 dinatas bahwa sebaiknya menggunakan kedua teknik tersebut. EFE penting pemahaman terhadap faktor yang digunakan didalam Matriks EFE lebih penting dibanding bobot sesungguhnya dan penilaian yang diterapkan CPM untuk mengidentifikasi pesaing utama perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan mereka dalam hubungan dengan suatu posisi contoh perusahaan strategis

      Delete
    6. Menurut saya penggunaan CPM atau EFE bisa sesuai dengan kebutuhan, jika melakukan audit eksternal secara spesifik mengenai peluang dan tantangan perusahaan kedepannya maka lebih baik menggunakan EFE tapi jika melakukan audit eksternal secara spesifik dengan ukuran perbandingan dengan produk sejenis dari perusahaan lain maka sebaiknya menggunakan CPM. Tetapi jika dikaitkan dengan perencanaan strategi perusahaan kedepannya maka alangkah lebih baik menggunakan CPM maupun EFE sekaligus agar identifikasi yang didapat lebih komprehensif.

      Delete
    7. Menurut pendapat saya, lebih baik menggunakan keduanya untuk mendapatkan hasil audit eksternal yang optimal. Hal ini dikarenakan kedua matriks tersebut memiliki kelebihan masing-masing. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa matriks EFE memiliki faktor-faktor keberhasilan penting yang dikelompokkan menjadi peluang dan ancaman, meskipun hanya mencakup data spesifik atau faktual. Sedangkan pada matriks CPM, memiliki faktor-faktor keberhasilan yang lebih luas, karena tidak hanya mencakup data spesifik atau faktual, serta peringkat dan skor bobot total perusahaan-perusahaan pesaing dapat dibandingkan dengan perusahaan sampel.

      Delete
    8. mencoba menambahkan, dari sumber yang saya baca keduanya memiliki tujuan yang berbeda dimana EFE digunakan untuk mengevaluasi opportunity dan threat yang ada sekarang terjadi di perusahaan/organisasi dan didalam EFE terdapat 5 key internal forces, kemudian CPM digunakan untuk membandingkan perusahaan/organisasi secara langsung dengan kompetitor berhasil atau tidaknya dalam industri dan juga mengecek apakah perusahaan/organisasi dalam keadaaan yang baik dibandingkan juga dengan kompetitor, CPM meliputi faktor internal dan external. oleh karena itu baiknya audit external menggunakan keduanya.

      Delete
  27. Q-01/2014
    Jika topik ini diabaikan, apa saja potensi masalah yang akan muncul dan berapa fatal akibatnya? Mohon dijelaskan ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perusahaan tidak dapat mengidentifikasi potensi peluang yang sesungguhnya dapat dikembangkan lagi serta ancaman yang harus dihindari apalagi dari kompetitor bidang sejenis. Akibat fatal yang terjadi tentu kebangkrutan. Contoh kasusnya terjadi kepada Nokia yang begitu dominan di handset digeser oleh OS Android. Malah sekarang nama besar Nokia tinggal sejarah yang telah di akuisisi oleh Windows.

      Delete
    2. Jika audit eksternal diabaikan maka perusahaan tidak akan mampu untuk melihat peluang dan antisipasi dari masalah yang akan datang. Tentunya hal ini akan berakibat buruk bagi perkembangan bahkan bisa menyebabkan gulung tikar.

      Lingkungan dan dunia berubah, maka perusahaanpu harus ikut berubah mengikuti perkembangan jaman.

      Delete
    3. jika penilaian eksternal diabaikan potensi yang akan timbul adalah perusahaan tidak punya strategi dalam menghadapi perubahan yang terjadi diluar perusahaan, seperti perubahan isu ekonomi, isu politik, demografi, sosial politik dan budaya, hukum, teknologi. Perusahaan akan kehilangan daya saing, dan yang lebih fatal lagi perusahaan akan tutup kalah kompetitif.

      Delete
    4. Sebuah perusahaan dapat mnejalankan usahanya dengan baik bukan ditunjang oleh kinerja internal perusahaan yang baik, tetapi juga bagaimana perusahaan tersebut dapat memanfaatkan peluang dan menanggulangi ancaman ekternal yang terjadi. Seperti yang dipaparkann pada penjelasan materi di atas, Kekuatan ekonomi, Kekuatan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan, Kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum, Kekuatan teknologi, Kekuatan kompetitif merupakan faktor-faktor eksternal yang harus diperhatikan betul oleh si pemegang kekuasaan sebelum memutuskan suatu kebijakan atau strategi bagi perusahaan.

      Delete
    5. Perusahaan tidak dapat melihat perkembangan teknologi kompetitornya, sehingga akan kalah bersaing dengan kompetitor. contoh kasusnya, blackberry yang semakin menurun penggunanya karena kalah bersaing dengan android. Blackberry tidak sadar bahwa kompetitornya sudah semakin maju dari sisi system dan model sedangkan blackberry hanya mengembangkan model saja.

      Delete
    6. Menurut pendapat saya, jika tren eksternal ini diabaikan, maka perusahaan tidak akan dapat mengantisipasi ancaman apa yang akan muncul kedepannya. Serta juga sangat disayangkan jika tren eksternal ini diabaikan. Perusahaan tidak akan bisa mengidentifikasi peluang yang muncul dimasa depan agar dapat merumuskan strategi yang tepat untuk bertahan dan terus memperoleh EBITDA yang stabil bahkan meningkat.

      Delete
    7. Setuju dengan pendapat teman - teman, bahwa kalau topik audit eksternal diabaikan maka akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan akibatnya akan menimbulkan kerugian bahkan bisa menyebabkan perusahaan tumbang. Jika perusahaan mengabaikan kondisi eksternal yang jelas - jelas berada diluar kendali perusahaan, berarti perusahaan mengabaikan kesesuaian strategi yang dijalankan dengan kondisi pasar saat ini, perusahaan akan mengabaikan kekuatan pesaing, bahkan perusahaan akan jauh tertinggal dari pesaingnya jika mengabaikan tren yang terjadi. Mengabaikan faktor - faktor yang berada diluar kendali perusahaan ini, juga akan membahayakan perusahaan karena tidak mampu membaca kelemahan eksternal dan juga mengambil kesempatan untuk memanfaatkan kekuatan eksternalnya.

      Delete
    8. Jika audit eksternal diabaikan maka praktis perusahaan tersebut akan sulit mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di luar perusahaan. Jika hal ini terjadi maka otomatis perusahaan tersebut tidak bisa mengidentifikasi kehendak pasar sehingga resiko yang bisa terjadi adalah produk yang dihasilkan tidak laku di pasaran.

      Delete
    9. Faktor eksternal merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Jika faktor-faktor eksternal dalam manajemen strategi diabaikan, maka, perusahaan tidak akan bisa bersaing didalam industri, menimbulkan kerugian finansial, dapat menjatuhkan brand image perusahaan, dan yang paling fatal bisa mengakibatkan perusahaan tidak mampu lagi eksis di industri. Secara positif, dengan mengabaikan faktor eksternal, maka potensi peluang pengembangan perusahaan akan hilang begitu saja

      Delete
    10. Kondisi eksternal adalah hal yang tidak mampu dicegah, untuk itu perlunya penilaian eksternal adalah untuk membantu perusahaan mengantisipasi segala keadaan yang mungkin terjadi.
      Darimana suatu perusahaan bisa mengantisipasi keadaan eksternal? tentunya dari trend-trend yang ada. Dengan membaca trend yang terjadi, perusahaan bisa melakukan forecasting, strategi apa yang harus diperbarui atau bahkan diubah.

      Delete
    11. 3. Faktor external bertujuan untuk mengetahui ancaman dan peluang. Jadi menurut saya faktor external sangat penting karena dari tren faktor external kita dapat mengetahui ancaman-ancaman apa yang dapat menghambat perusahaan kita dan dari ancaman-ancaman tersebut kita akan dapat membuat strategi untuk menghindari ancaman tersebut dan dapat memberikan peluang untuk perusahaan dapat berkembang.

      Delete
    12. Saya berpendapat bahwa tren eksternal adalah sesuatu yang beyond control dari suatu perusahaan. Seringkali berdampak sangat signifikan bagi kinerja perusahaan, namun demikian dilihat dari sudut pandang saya bahwa tren itu diasosiasikan dengan perubahan dan hendaknya kita dapat mendapatkan peluang bisnis, kesempatan, inovasi baru, pengembangan produk dll akibat perubahan tersebut. Satu quotes menyatakan bahwa “Become a student of change. It is the only thing that will remain constant. – Menjadi pelajar perubahan merupakan satu hal yang abadi,” Oleh karena nya hendaknya kita harus sensitif terhadap setiap perubahan.

      Delete
    13. Faktor eksternal merupakan faktor diluar perusahaan perusahaan yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan mendapatkan untung atau bahkan bertahan hidup. Apabila faktor eksternal diabaikan dalam proses penilaian atau pengambilan kebijakan, maka keberlangsungan perusahaan bisa terancam mengingat kebijakan strategis perusahaan memiliki akibat yang luas terhadap kesejahteraan karyawan dan kelangsungan hidup perusahaan.

      Delete
    14. Jika faktor eksternal diabaikan, maka suatu organisasi tidak dapat mengidentifikasi faktor kunci dan memberikan respon atau strategi yang tepat. Audit Eksternal adalah bagian penting dalam Management Strategis. Audit Eksternal digunakan untuk mengevaluasi berbagai faktor eksternal untuk di manfaatkan/di antisipasi peluang dan ancamannya untuk menghasilkan strategi yang efektif untuk kelangsungan perusahaan. Perusahaan yang tidak dapat memanfaatkan atau mengantisipasi peluang dan ancaman eksternal bisa jadi sedang menuju kehancuran.

      Delete
    15. Jika Topik Faktor Eksternal diabaikan, suatu perusahaan/organisasi tentunya akan kesulitan dalam membaca Opportunity dan Thread yang ada pada lingkungan bisnis mereka. Sehingga penerapan strategis perusahaan bisa jadi akan tidak sesuai dalam tujuan untuk mengambil keuntungan dari Oppotunity dan Thread yang ada tersebut.

      Delete
    16. Jika penilauan faktor elsternal ini diabaikan, perusahaan akan mengalami kerugian, pertama karena mengabaikan peluang yang seharusnya bisa digunakan untuk menambah keuntuangan dan kedua karena mengabaikan ancaman yang ajan merusak bisnis mereka sehingga gagal meminimalisir akibat dari ancaman-ancaman itu.

      Delete
  28. menurut saya salah satu potensi masalah yang akan muncul adalah tidak bisanya perusahaan berkembang menghadapi perubahan global yang semakin lama sulit untuk diprediksi. akibatnya bisa saja perusahaan akan menanti detik-detik terakhir sebelum berkembang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang ada sebuah kendala seperti yang saat ini kita hadapi ketika kita akan menghadapi era MEA, salah satu contoh perubahan dimana dicabutnya keputusan embargo perusahaan asing yang masuk kedalam negeri. tantangan ini perlu dihadapi dengan matang. sebenarnya dikeluarkan nya warning dari pemerintah akan adanya MEA ini membuat kita bisa memiliki waktu yang cukup untuk memikirkan strategi yang tepat untuk masalah ini. jika perusahaan bersikap "don't care" akan hal ini, sangat lah besar kemungkinan perusahaan justru akan mengalami sebuah masa sulit ketika MEA sudah berjalan dimana persaingan sudah semakin ketat dan sudah tidak tersaring lagi.

      Delete
  29. Penilaian eksternal secara reguler sangat dibutuhkan untuk mengetahui trend-trend apa saja yang sedang berkembang saat ini dan ke depannya. Sebagai contohnya pada saat terjadi krisis moneter di Indonesia pada tahun 1998, salah satu trend yang sedang berkembang saat itu di tengah lesunya perekonomian masyarakat Indonesia adalah produk/barang substitusi, dengan harga yang ditawarkan jauh lebih murah. Contohnya menjamurnya motor-motor buatan Cina/Mocin berbagai merk (Jialing, Tossa,Sanex,dll) yang laris manis di pasaran hingga periode tahun 2002. Apabila tidak jeli melihat trend dan peluang yang ada maka tentunya kita akan terlibas oleh perusahaan lain yang dapat melihat peluang tersebut.

    Thanks.
    Andrianto AW
    Mantel 2014

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sangat sepakat dengan pendapat pak andrianto, kita butuh untuk mengetahui trend yang sedang berkembang dan mampu memprediksi trend-trend yang akan datang, dengan melakukan penilaian eksternal kita menjadi tau faktor-faktor apa saja yang di perlukan atau yang paling berpengaruh serta peluang-peluang sekaligus ancaman yang harus kita waspadai dalam mencapai tujuan perusahaan untuk menjawab bahkan menciptakan trend-trend baru, minimal kita bisa mengikuti pola trend yang sedang berkembang dan kita tidak dilibas oleh pesaing kita.

      Delete
  30. Menjelang pelaksanaan Pemilu 2014, banyak perusahaan menunda keputusan-keputusan strategis jangka panjang, sambil menanti terpilihnya Presiden yang baru. Dengan adanya pergantian kepemimpinan tersebut, tentunya perusahaan perlu menyesuaikan diri dan berkiblat kepada kebijakan-kebijakan dan program-program pemerintahan yang baru dibentuk tersebut.

    Apabila mengabaikan hal tersebut maka akan sangat merugikan perusahaan, karena tidak dapat mengantipasi perubahan tersebut. Contohnya kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM sekitar 30 % pada tanggal 18 November 2014, yang berimbas kepada kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, tarif transportasi,biaya produksi dll.

    Thanks.
    Andrianto AW
    Mantel 2014

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar Mas Andri, kondisi politik suatu negara adalah salah satu faktor eksternal yang harus diperhatikan oleh sebuah perusahaan karena kondisi politik ini akan ikut berpengaruh pada sektor ekonomi. Jika kondisi politik negara tidak stabil maka kondisi ekonominya akan ikut tidak stabil dan akibatnya harga - harga akan cenderung naik dan dari sisi industri akan membuat investor menahan uangnya untuk berinvestasi sehingga bagi perusahaan yang membutuhkan modal akan mengalami kesulitan dalam hal keuangan.

      Delete
    2. Menurut saya, untuk menghadapi faktor eksternal, terutama dari sisi politik, perusahaan harus tetap berjalan berdasarkan visi dan misi yang ada serta berpedoman pada rencana jangka panjang, sehingga walau terdapat waktu vakum untuk mengambil keputusan, tetap dapat menjalankan rencana-rencana yang sebelumnya telah direncanakan dan tinggal dijalankan tanpa perlu ada pengambilan keputusan penting.

      Delete
    3. mendukung pernyataan mas Andrianto, seperti yang kita ketahui setiap ada pergantian pemimpin tentunya ada kepentingan-kepentingan yang dibawa oleh setiap pergantian, untuk bisa menyesuaikan diri tentunya keputusan-keputusan strategis harus dipertimbangkan lebih dahulu sehingga keadaan politik stabil dengan selesainya pergantian pemimpin.

      Delete
    4. Jika saya seorang pimpinan perusahaan, saya justru berpikiran untuk memasukan fase pemilihan kepala pemerintahan ini sebagai salah satu renstra yang harus dimaksimalkan perusahaan. Belajar dari salah satu perusahaan besar seperti Google yang menganggarkan biaya "lobbying" dan dengan manajemen resiko yang tepat, saya yakin momentum tersebut justru dapat dimanfaatkan untuk bisa selangkah lebih maju dari kompetitor. Walaupun tentu saja kekuatan eksternal yang lain serta kekuatan internal perusahaan tetap menjadi pertimbangan.

      http://www.dailydot.com/politics/google-political-lobbying-spending-q1-2015/

      Thanks.
      Mohamad Fiqri

      Mantel 2014

      Delete
    5. Kondisi politik banyak mempengaruhi faktor-faktor eksternal lainnya. Karena misalnya kebijakan presiden berpengaruh besar pada kondisi ekonomi nasional, keamanan nasional, industri yang sehat dan teknologi apa yang akan diadopsi di suatu negara.

      Delete
  31. Menurut Anda apakah sudah terdapat dampak yang cukup signifikan bagi sektor telekomunikasi di Indonesia akibat melemahnya rupiah hingga ke level Rp 13,205? Mengingat pelemahan rupiah ini merupakan yang terendah sejak krisis moneter tahun 1998.

    Thanks.
    Andrianto AW
    Mantel 2014

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mencoba menjawab pertanyaan Mas Andri. Dampak melemahnya nilai tukar rupiah bagi sektor telekomunikasi, salah satunya adalah bagi operator-operator telekomunikasi yang ada di Indonesia. Beban hutang operator akan semakin bertambah karena adanya penambahan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Dari 3 besar operator, hanya Telkomsel yang masih mengalami tren profit before tax yang positif karena revenue yang didapat masi cukup besar dari bertambahan subscriber yang mencapai ± 9 juta dalam satu tahun terakhir. Sedangkan operator lain tidak dapat mempertahankan pertumbuhan profitnya karena pertambahan revenue tidak sebanding dengan bertambahnya beban hutang dan opex yang harus dikeluarkan.

      Delete
    2. Menurut pendapat saya, ini sangat memperngaruhi dunia telekomunikasi di Indonesia. Karena hal ini mengakibatkan para investor berfikir berkali-kali untuk memutuskan berinvestasi di Indonesia atau tidak.

      Delete
    3. melemahnya rupiah terhadap dollar secara otomatis akan berdampak pada kinerja keuangan sektor telekomunikasi, terutama perusahaan telekomunikasi yang mempunyai hutang luar negeri. Namun demikian, sampai dengan level Rp. 13.300/dollar masih belum memberikan dampak yang significant terhadap sektor telekomunikasi

      Delete
    4. berdasarkan dari berita yang saya baca di Liputan 6 , saya menemukan bahwa ternyata keadaan dolar yang semakin menguat ini mempengaruhi keadaan telekomunikasi Indonesia sebesar 10%. Hal ini karena rata-rata capex perusahan telekomunikasi menggunakan mata uang asing, termasuk sumber pendanaannya bisa membuat berat beban perusahaan telekomunikasi itu sendiri.

      Selain dari berita di atas, juga dikuatkan melalui media Okezone . Memang belum menghancurkan sektor telekomunikasi, yang berpengaruh adalah jika hutang dalam dolar AS, akan mengakibatkan suku bunga yang meningkat.

      Delete
    5. Pengaruh paling besar terjadi jika perusahaan mempunyai utang dan obligasi dalam dolar AS karena suku bunganya akan menjadi tinggi sehingga perusahaan akan terbebani. Kinerja keuangan yang terganggu yaitu nilai dari liabilitas-nya.

      Delete
    6. Saya sependapat sama teman teman diatas bahwa melemahnya rupiah dapat mempenagruhi bisnis di sektor telekomunikasi karena kita tahu bahwa melemahnya mata uang rupiah akan meningkatkan biaya belanja modal karena sebagian besar harga belanja modal mengacu pada mata uang asing terutama Dolar AS dan Euro, sementara sebagian besar pendapatan dalam mata uang rupiah.

      Delete
    7. Salah satu efek dari melemahnya nilai mata uang, yaitu perubahan model bisnis perusahaan. Misal, dari pembelian perangkat telekomunikasi berbasis beli putus, berubah menjadi cicilan atau revenue share, sehingga resiko yang ada dapat ditanggung oleh berbagai perusahaan (baik operator, vendor, dkk)

      Delete
    8. Betul Bu Nai, sepakat dengan apa yang disampaikan. Sebagai akibat pelemahan nilai tukar rupiah jangan menjadi kendala yang berdampak signifikan terhadap kinerja perusahaan. Para operator dan vendor harus bersinergi dalam menemukan (resolve) inovasi model bisnis baru dalam pengembangan jaringan dan layanan.

      Delete
    9. Sektor telekomunikasi belum terdampak secara signifikan mengingat terhadap meningkatnya nilai tukar dollar yang mencapai level Rp 13,205. Salah satu penyebabnya adalah Hukum Moore yang menyatakan bahwa “Kekuatan mikroprosesor menjadi dua kali lipat setiap 18 bulan. Kekuatan komputasi menjadi dua kali lipat setiap 18 bulan. Harga komputasi berkurang setengahnya setiap 18 bulan” sehingga walaupun dengan tekanan harga dollar yang tinggi tetap bisa menghadirkan ponsel canggih yang dapat mengakses jaringan 3G dengan banderol harga Rp 500 ribu saja. Tentu saja apabila kenaikan harga dollar terus terjadi maka bisa menimbulkan efek buruk pada industri telekomunikasi mengingat ketergantungan perangkat impor yang tinggi dan pada umumnya beban hutang jangka panjang dalam bentuk dollar.

      Delete
    10. mencoba menambahkan dan menjawab pertanyaan mas Andrianto, tentunya berdampak cukup signifikan karena peralatan telekomunikasi yang dibeli oleh operator umumnya menggunakan currency $, dengan melemahnya nilai tukar rupiah tentunya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan telekomunikasi menjadi lebih besar

      Delete
    11. Salah satu efek dari melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap Dollar AS adalah akan mengurangi pendapatan masyarakat Indonesia. Hal ini akan membuat daya beli masyarakat menurun, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi belanja masyarakat di sektor Telekomunikasi. Diperkirakan akan terjadi penurunan ARPU dan pembelian handset yang sedikit banyak akan berimbas pada sektor telekomunikasi di indonesia

      Delete
  32. Kita sering mendengar bagaimana perusahaan yang memiliki sistem organisasi yang baik dengan dukungan visi, misi dan rencana aksi business plan yang terencana tidak menjamin sukses dalam meraih laba. Bahkan banyak perusahaan ini mengalami penurunan dalam kinerja usahanya hanya karena kesalahan dalam menafsirkan skenario dan asumsi pengaruh lingkungan luar tersebut. Memasuki era liberalisasi dan globalisasi pada abad ke 21, para pimpinan perusahaan tidak dapat mengabaikan begitu saja perubahan-perubahan yang terjadi di sekeliling mereka, terutama jika mereka ingin meraih kemenangan.

    ReplyDelete
  33. Faktor eksternal merupakan lingkungan bisnis yang melengkapi operasi perusahaan yang daripadanya muncul peluang dan ancaman. Faktor ini mencakup lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro, yang membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi ini hidup. Lingkungan industri atau lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung berpengaruh langsung pada perusahaan dan pada gilirannya akan dipengaruhi oleh perusahaan. Elemen tersebut adalah pemegang saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal, pesaing, pelanggan, kreditur, serikat buruh, kelompok kepentingan khusus, dan asosiasi perdagangan. Lingkungan kerja perusahaan umumnyaadalah industri dimana perusahaan dioperasikan.

    ReplyDelete
  34. Dalam industri telekomunikasi , apakah adanya OTT bisa dianggap sebagai faktor eksternal? Jika iya, apakah sudah dipertimbangkan oleh operator2 di indonesia?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Layanan Over-The-Top (disingkat OTT) di indonesia umumnya berasal dari luar negeri. Sehingga dapat disebut sebagai faktor eksternal yang akan mempengaruhi iklim bisnis telekomunikasi di Indonesia. Tentu para operator jauh-jauh hari sudah mempelajari dan berupaya mengantisipasi hal ini. Namun upaya ini tidak dapat dilakukan sendirian tanpa dukungan dari pemerintah selaku regulator dan masyarrakat.

      Delete
    2. Pertanyaan yang menarik, OTT di dalam dunia Telekomunikasi sejatinya saat ini sudah menjadi faktor eksternal operator-operator Telekomunikasi di Indonesia. Tetapi menurut saya sebaiknya para operator Telekomunikasi di Indonesia melihat keberadaan OTT ini menjadi sebuat Opportunity dalam faktor eksternal mereka. Operator Telekomunikasi harus memanfaatkan keberadaan OTT dengan menerapkan "Over OTT" sehingga tidak saja dimanfaatkan oleh para OTT yang saat ini meraja lela dalam dunia pertelekomunikasian di Dunia. Karena sesungguhnya para operator telekomunikasi sebenarnya merupakan pemilik infrasturuktur yang ada sehingga memiliki hak untuk memanfaatkan apa saja yang melewati infrastruktur mereka tersebut.

      Delete
    3. OTT merupakan salah faktor eksternal dalam environment telco yang saat ini paling diperhatikan, kenapa? karena pertumbuhannya yang sangat pesat mempengaruhi pertumbuhan dan kinerja para operator, dalam sisi positif maupun negatif. Dengan melihat faktor eksternal yang tumbuh seperti ini, para operator sudah mulai merubah model bisnis mereka ke arah data/broadband yang mendukung pertumbuhan OTT. Salah satu solusi yang harus dipertimbangkan oleh operator adalah dengan menawarkan skema kerja sama dengan OTT agar tercipta kondisi seimbang antara penyedia jaringan dengan pemain OTT, misalnya dengan internet.org.


      Putri Dwi Noor RS.
      Manajemen Telekomunikasi 2014

      Delete
    4. Layanan Over-The-Top (disingkat OTT) ini sudah pasti bisa dikategorikan sebagai faktor eksternal. Lebih dari itu, OTT ini juga dapat dikategorikan sebagai ancaman serius sekaligus peluang baru bagi dunia telekomunikasi. Tren yang berubah, semakin menyudutkan industri telekomunikasi untuk segera berevolusi. OTT juga merupakan salah satu alasan mengapa industri ini harus bervolusi. Tentu saja sudah dipertimbangkan, hanya mungkin belum memiliki solusi yang tepat untuk meredam laju perkembangannya ataupun untuk memanfaatkannya dengan maksimal.

      http://www.merdeka.com/teknologi/bagaimana-jika-indonesia-blokir-whatsapp-dan-aplikasi-ott-lain.html

      http://majalahict.com/berita-1523-ott-peluang-atau-ancaman.html

      Mohamad Fiqri
      Mantel 2014

      Delete
    5. OTT adalah hal yang sedang hangat diperbincangkan saat ini. adanya OTT memang seakan akan menjadi ancaman untuk operator ketika mereka menawarkan produk-produk substitusi dari produk yang dimiliki oleh operator itu sendiri. namun adanya tantangan ini seharusnya membuat operator belajar memahami ancaman ini dan memikirkan strategi lanjutan bagaimana caranya tetap hidup dengan adanya OTT. OTT saat ini sulit dikalahkan ketika peminatnya sangat banyak. tinggal menunggu bagaimana langkah yang diambil operator untuk tetap hidup berdampingan dengan OTT, entah dengan cara pemanfaatan kembali OTT dengan layanan over-OTT, atau melakukan evolusi dalam hal servis maupun produk

      Delete
  35. Mohon ijin mengajukan peranyaan, dalam melakukan evaluasi faktor eksternal salah satunya menggunakan matriks evaluasi, seberapa efektifkah matriks evaluasi faktor eksternal ini bagi para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hokum, teknologi dan kompetitif dalam kesuksesan audit eksternal?

    ReplyDelete
  36. Q-01/2016

    Berdasarkan komponen Porter’s Five Forces Tool, mohon diberikan contoh-contoh faktor eksternal yang relevan dengan industri telekomunikasi saat ini ya ..... dan menurut Anda mana yang paling dominan. Mohon pencerahannya ....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berdasarkan komponen komponen Porter's Five Tools, contoh faktor external yang relevan dengan industri Telekomuniasi saat ini adalah sbb:

      a. The threat of substitute products or service (Ancaman produk pengganti)
      Dalam dunia Telekomunikasi Telco, layanan suara dan SMS tidak lagi menjadi primadona pilihan utama oleh masyarakat dalam berkomunikasi. Layanan komunikasi melalui data sekarang lebih banyak di minati. Kenyataan bahwa makin banyak layanan yang menggantikan layanan voice dana SMS, yang menghawatirkan di dunia telco, bahkan di Indonesia adalah aplikasi teratas dalam google play di dominasi oleh aplikasi komunikasi seperti: WhatsApp, Line, KakaoTalk, WeChat, ataupun Skype.

      b. The threat of increased competition from rivals in the market (Ancaman meningkatnya kompetisi)
      Ancaman berikutnya adalah meningkatnya persaingan dari kompetitor. Salah satu contoh penyebabnya meningginya tingkat persaingan adalah perang harga serta inovasi produk baru dari kompetitor. Yang perlu ditekankan, saat ini rival perusahaan Telekomunikasi tidak hanya terdiri dari sesame operator seluler saja. Namun, pemain OTT, ISP, ataupun fixed broadband provider menjadi rival dalam kompetisis ini.

      c. The threat of new entrants into the market (Ancaman pendatang baru)
      Pertumbuhan suatu sector industri apabila terlalu cepat, akan mudah mengundang banyaknya para pemain baru yang ingin terjun dalam persaingan. Bisnis Telekomunikasi merupakan bisnis yang menarik dan berkembang cuku pesat dalam sepuluh tahun terakhir ini dan menjadi pelopor dalam ekspansi global. Walaupun investasi yang harus di keluarkan untuk terjun kedunia telco tidak sedikit, hal ini tidak menyurutkan minat para pemain baru untuk ikut terjun. Namum beberapa tahun belakangan, jumlah pemain baru yang ingin ikut terjun di bisnis telekomunikasi sudah tidak terlalu banyak. Hal ini bisa di lihat dari jumlah operator di Indonesia yang sudah mengkerucut dari 11 operator, menjadi hanya 5 operator besar saja (Telkomsel, XL, Indosat, Smartfren, 3). Hal ini menunjukan sector telekomunikasi sudah tidak menarik lagi.

      d. The bargaining power of suppliers (Kekuatan tawar–menawar pemasok)
      Kekuatan suatu perusahaan tergantung pada kekuatan supplier yang dimilikinya. . Kelangkaan supplier akan membuat mereka dengan mudah menaikkan harga bahan baku sehingga profit margin suatu perusahaan semakin menipis. Di Indonesia, kondisi data tawar perusahaan Telekomunikasi Indonesia tidak terlalu lemah karena pemasoknya terdiri dari banyak perusahaan. Mulai dari perusahaan Tower provider, Jaringan, Konsulting dan lain lain di Indonesia cukup banyak.

      e. The bargaining power of buyers (Kekuatan tawar–menawar pembeli)
      Semakin banyak jumlah pesaing suatu perusahaan, maka pelanggan akan memiliki bargaining power yang lebih kuat dan menurunkan tingkat keuntungan perusahaan tersebut, dan begitu juga sebalikanya.
      Melihat tidak meratanya pembangunan yang dilakukan oleh operator telekomunikasi, orang indonesia pada umumnya tidak memiliki daya tawar cukup kuat terhadap telekomunikasi, karena tidak memiliki pilihan sarana telekomunikasi yang hanya terbatas dalam pilihan tertentu dan kurang bisa memuaskan pelayanan atas jasanya.

      Dari penjelasan diatas, faktor yang paling dominan adalah Ancaman produk pengganti, dengan semakin maraknya aplikasi OTT. Karena hal ini secara langsung bisa merusak core bisnis yang dimiliki oleh industri

      Panji Setia
      MT 2015

      Delete
    2. Untuk pertanyaan ini sepertinya sudah cukup banyak dijelaskan oleh sdr. Panji, ada bebeerapa hal yang ingin saya tambahkan :
      1.The threat of substitute products or service (Ancaman produk pengganti)
      Dengan menurunnya ARPU disetiap masing-masing operator dari layanan voice+sms ke arah data dengan menggunakan aplikasi pada smartphone merupakan ancaman yang perlu diwaspadai.
      2. The threat of increased competition from rivals in the market (Ancaman meningkatnya kompetisi)
      Sekarang ini kompetitor di dunia telco bukan antar operator namun dengan ISP, hal ini bisa dilihat dengan produk-produk ISP yang semakin laris di dunia telco.
      3. The threat of new entrants into the market (Ancaman pendatang baru)
      Saat ini di Indonesia dunia telco mengalami saat jenuh sehingga new entrant berpikir dua kali lipat untuk terjun di dunia telco di tambah alokasi frekuensi dari pemerintah belum ada.
      4. The bargaining power of suppliers (Kekuatan tawar–menawar pemasok)
      persaingan harga yang sangat ketat antar vendor di Infrastruktur baik dari tower maupun network yang ditawarkan oleh vendor dengan cara menjual atau menyewakan ke operator disebabkan sekarang ini pendapatan operator tidak sebesar 10 tahun sebelumnya. sehingga operator dapat memilih harga yang lebih murah di tawrkan oleh vendor
      5.The bargaining power of buyers (Kekuatan tawar–menawar pembeli)
      Persaingan untuk mendapatkan pelanggan membuat operator memberikan kinerja layanan yang lebih kepada pelanggan baik dari sisi kualitas jaringan dan harga. Sehingga dari sisi ini pelanggan diuntungkan oleh banyak pilihan operator yang memberikan kualitas dan harga yang terjangkau.

      Demikian tambahan dari saya,

      -Jhony Mangiring-
      MT 2015

      Delete
    3. Analisa kekuatan 5 porter di industri telekomunikasi
      • Rivalry Among Competition
      Beberapa tahun lalu jumlah provider seluler di Indonesia sempat menyentuh angka 10. Jumlah yang terlalu banyak jika di bandingkan dengan jumlah populasi di Indonesia. Efek negative nya bagi perusahaan adalah terjadi nya perang tarif yang menyebabkan penurunan harga, dan juga inovasi produk baru dari para kompetitor. Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa perusahaan cenderung melakukan merger atau akuisisi sehingga dengan konsolidasi tersebut akan terjadi sharing resources dan dapat menekan biaya produksi dan operasi dari perusahaan – perusahaan bersangkutan. Sebagai contoh adalah merger antara Smart dan Fren di tahun 2010 dan akuisisi XL terhadap Axis di tahun 2014.
      • Threat of New Entrants
      Telekomunikasi merupakan industri yang menarik dan sangat di minati oleh perusahaan multinasional dalam upaya ekspansi dan globalisasi. Namun bisnis ini juga membutuhkan modal yang tidak sedikit, terutama masalah biaya infrastrukturestasi dan lisensi. Contohnya lisensi 3G di tahun 2006 yang berharga minimal 100 milyar rupiah, dan saat itu di menangi oleh Telkomsel (218 milyar), Indosat(160 milyar), dan Excelcom (188 milyar). Pembelian lisensi tersebut memiliki resiko yakni tingkat pengembalian investasi bisnis yang tidak sesuai dengan harapan di tengah situsai pasar yang sudah jenuh. Belum lagi masalah teknologi yang diperlukan baik untuk sistem utama seperti transmisi maupun untuk sistem support seperti billing. Dilihat dari beberapa alasan tersebut, kemungkinan untuk muncul nya pendatang baru sangat kecil untuk saat ini.
      • Bargaining Power of Suppliers
      Perusahaan yang memiliki banyak alternatif supplier tentunya akan mendapatkan keuntungan yang besar karena dapat menghindari kelangkaan supplier yang berujung pada meningkatnya harga bahan baku. Saat ini, perusahaan telekomunikasi di Indonesia dengan mudah memilih supplier nya karena jarang sekali ada masalah dalam integrasi secara teknis, yang artinya setiap supplier hampir selalu mampu menyediakan perangkat yang diperlukan. Berbeda dengan keadaan beberapa tahun kebelakang, dimana banyak perangkat yang menggunakan proprietary protocol sehingga sangat sulit untuk di integrasikan dengan perangkat – perangkat lainnya. Selain itu, untuk saat ini juga semakin banyak supplier dari China yang mampu memberikan harga yang murah. Sehingga untuk saat ini kondisi daya tawar perusahaan telekomunikasi di Indonesia terhadap para pemasok bisa di katakan lumayan bagus.
      • Bargaining Power of Buyers
      Kondisi daya tawar perusahaan terhadap pelanggan saat ini tidak kuat di karenakan banyak nya pilihan yang di tawarkan baik dari segi kualitas maupun harga. Hal ini di sebabkan banyak nya operator yang menyediakan layanan sejenis dengan harga dan kualitas yang tidak jauh berbeda. Kondisi dapat menyebabkan pelanggan dengan mudah pindah dari satu operator ke operator lain nya.
      • Threat of Substitute Products or Services
      Untuk saat ini, tidak bisa di pungkiri bahwa layanan komunikasi mobile sudah jauh lebih diminati ketimbang layanan SMS dan telepon. Pengguna bisa terhubung melalui email, video calls, maupun pesan audio melalui beberapa aplikasi seperti Whatsapp, Line, dan Facebook. Dan sayang nya aplikasi – aplikasi tersebut di kembangkan dan di kelola oleh banyak perusahaan berbeda dan berjalan di atas infrastruktur yang di miliki oleh perusahaan telekomunikasi. Tren ini lah yang sering di sebut dengan OTT (Over the Top). Tren ini meyebabkan meningkatnya trafik data namun tidak di iringi meningkat nya pendapatan perusahaan. Para operator telekomunikasi perlu bergerak cepat untuk menyikapi fonemena ini jika ingin terus bertahan dalam roda bisnis.

      Insan Laksana Pribadi
      1506696640
      MT 2015

      Delete
    4. Contoh-contoh faktor eksternal yang relevan dengan industri telekomunikasi saat ini:

      - Melambatnya pertumbuhan ekonomi secara global
      Melemahnya perekonomian global secara umum, termasuk Cina yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia, serta menurunnya harga komoditas yang memberikan dampak ekonomi bagi Indonesia dan melemahnya daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat merupakan kunci pertumbuhan ekonomi mengingat lebih dari setengah produk domestik bruto Indonesia disumbangkan oleh konsumsi atau belanja rumah tangga.

      - Tidak stabilnya kurs Rupiah terhadap US Dollar
      Fluktuatifnya nilai kurs Rupiah terhadap US Dollar, yang sempat menyentuh angka 14,000 Rupiah per 1 US Dollar, menjadi faktor eksternal yang tidak dapat terelakkan, karena produk infrastruktur telekomunikasi mayoritas adalah impor, sehingga kenaikan kurs akan menambah beban cost perusahaan.

      - Tren perubahan layanan dari Voice dan SMS ke layanan Data
      Tren perubahan dari layanan legacy (voice dan SMS) menuju layanan data berlangsung semakin cepat, hal ini didorong oleh harga smartphone yang semakin murah serta segmen muda yang tumbuh pesat. Trafik data tumbuh sangat pesat lebih dari 100% YoY, sementara trafik layanan SMS mengalami penurunan lebih dari 10%. Kedepan, tren ini masih akan berlanjut, mengingat penetrasi smartphone di Indonesia masih relatif rendah kurang dari 40% dengan konsumsi data pengguna smartphone yang juga relatif rendah, sehingga pertumbuhan industri telekomunikasi akan didorong oleh pertumbuhan layanan data.

      - Meningkatnya penggunaan layanan OTT (Over The Top)
      Faktor eksternal berikutnya yang dihadapi oleh industri telekomunikasi, dan yang menurut saya saat ini paling dominan, adalah semakin meningkatnya penggunaan layanan over the top (“OTT”) yang menjadi substitusi layanan suara dan SMS, seiring dengan bertambah banyaknya pengguna smartphone. Hal ini terjadi tidak hanya di Indonesia, namun juga terjadi di negara-negara maju dimana penetrasi smartphone-nya telah tinggi. Oleh karena itu operator telekomunikasi semakin dituntut untuk memiliki bisnis model yang sesuai dan lebih baik dalam berkolaborasi dengan pemain OTT.

      Wahyu Raditya - MT 2015

      Delete
    5. Berdasarkan Porter’s Five Forces Tool, berikut ini adalah gambaran kondisi industri telekomunikasi saat ini berdasarkan faktor-faktor eksternalnya:
      1. Rivalry among competing firms.
      Ketika terjadi deregulasi terjadi pada industri telekomunikasi yang ditandai dengan berubahnya kebijakan monopoli oleh satu operator menjadi multi operator, menciptakan terjadinya persaingan dengan masuknya pemain-pemain baru ke dalam industri. Dengan banyaknya operator, mengakibatkan para operator akan mencoba memberikan layanan-layanan baru yang menarik dan menurunkan harga untuk mendapatkan pelanggan. Hal ini cenderung mengakibatkan turunnya profitabilitas dari industri telco saat ini. Selain itu, industri telco merupakan jenis industri yang memiliki exit barrier yang tinggi yang utamanya disebabkan oleh penggunaan perangkat yang hanya dapat digunakan secara khusus (seperti jaringan dan sistem Billing) sehingga menyebabkan sulitnya dilakukan likuidasi.
      2. Potential entry of new competitors.
      Industri telco merupakan industri dengan pemodalan intensif sehingga menjadikan barrier to entry terbesarnya adalah akses kepada sumber daya finansial, dengan kata lain diperlukan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam industri. Faktor lain yang membuat rendahnya kehadiran kompetitor baru diantaranya adalah pasar yang sudah saturasi, kebijakan pemerintah terkait izin, lisensi dan ketersediaan spektrum radio.
      3. Potential development of substitute products.
      Saat ini tren layanan voice dan SMS melalui jaringan tradisional telco sudah mulai digantikan oleh layanan yang sama namun berbasis jaringan internet. Meningkatnya jumlah pengguna smartphone dan semakin berkembangnya kecepatan packet data berbasis teknologi broadband, menjadikan layanan telephony dan text berbasis internet ini menjadi pengganti layanan dasar telco dan menjadi salah satu faktor turunnya pendapatan para operator telco itu sendiri.
      4. Bargaining power of suppliers.
      Pada awalnya supplier produk telco memiliki bargaining power yang kuat terhadap operator. Namun seiring banyaknya jumlah vendor yang ada, termasuk vendor-vendor asal Cina, menjadikan bargaining power dari supplier menurun dan menjadikan operator memiliki power yang lebih dalam memilih vendor sebagai partner mereka.
      5. Bargaining power of consumers.
      Dengan semakin bertambahnya pilihan produk dan layanan dari masing-masing operator, hal ini meningkatkan bargaining power dari pelanggan. Dengan layanan dasar telepon dan data sebagai komoditas, pelanggan akan dengan mudah memilih dan berpindah pada perusahaan dengan layanan yang handal serta harga yang murah.
      Hal yang paling dominan dari kelima faktor tersebut saat ini adalah poin 3 (tiga) yaitu banyaknya layanan pengganti produk tradisional telco (voice, text, data) yang berbasis internet yang mengakibatkan profitabilitas industri menurun.

      Delete
  37. Q-02/2016

    Selain model Porter, adakah model lain yang dapat digunakan untuk menilai faktor eksternal? Mohon pencerahannya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk menilai faktor eksternal dapat menggunakan:
      1. Model Lima Kekuatan Porter; dan
      2. Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profile Matrix / CPM). Model CPM ini mengidentifikasikan pesaing-pesaing utama suatu perusahaan serta kekuatan dan kelemahan khusus mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis perusahaan sampel.

      Delete
    2. Untuk menilai faktor eksternal dapat juga memanfaatkan CPM (Matriks Profil Kompetitif atau Competitive Profile Matrix) sebagai tahap masukan. CPM adalah sebuah alat manajemen strategis yang penting untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pesaing utama dalam hubungannya dengan posisi strategis perusahaan.

      CPM menunjukkan gambaran yang jelas tentang titik kuat dan titik lemah relatif perusahaan terhadap pesaing mereka. Penilaian CPM diukur berdasarkan faktor penentu keberhasilan, dimana setiap faktor yang diukur dalam skala yang sama untuk setiap perusahaan, namun dengan rating bervariasi sehingga memudahkan untuk dilakukan analisis komparatif.

      Dalam CPM, analisa dilakukan secara keseluruhan, baik itu faktor eksternal maupun faktor internal.

      Lucia Ika Susanti - MT 2015

      Delete
    3. Mencoba menjawab pertanyaan Q-02/2016
      Menambahkan jawaban dari Mbak Ana dan Mbak Ika, selain model porter, model yang dapat digunakan untuk menilai faktor eksternal adalah Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation-EFE Matrix). Matrik EFE ini memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi strategi dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan kompetitif.
      Perbedaan Matrik EFE dengan Matrik Matriks Profil Kompetitif (Matrik CPM) adalah dimana Matriks Profil Kompetitif mengidentifikasi pesaing-pesaing utama suatu perusahaan serta kekuatan dan kelemahan khusus mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis perusahaan sampel. Bobot dan skor bobot total, baik CPM maupun EFE Matrix, pada dasarnya memiliki arti yang sama. Namun demikian, faktor keberhasilan penting dalam CPM mencakup baik isu-isu internal maupun eksternal. Karenanya, peringkatnya mengacu pada kekuatan dan kelemahan, di mana (4)Sangat kuat, (3)Kuat, (2)Lemah, (1)Sangat lemah.

      Salam,
      Dewi Yanti ~ MT 2015

      Delete
    4. Untuk menilai faktor eksternal, selain model Porter, dapat menggunakan model :
      1. Matriks EFE (External Factor Evaluation)
      Model ini mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan kompetitif.
      2. Matriks CPM (Competitive Profile Matrix)
      Model ini mengidentifikasi pesaing-pesaing utama suatu perusahaan serta kekuatan dan kelemahan khusus mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis perusahaan sampel. Matriks ini menggunakan tidak hanya isu eksternal, tetapi juga isu internal. Berbeda dengan matriks EFE, isu-isu penting pada matriks CPM ini tidak dikelompokkan menjadi peluang dan ancaman. Isu-isu penting ini kemudian dibandingkan dengan perusahaan sampel.

      Delete
    5. Banyak metode atau tools untuk mengidentifikasi faktor eksternal suatu perusahaan, antara lain:

      1. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)
      Matriks ini disusun dengan kondisi eksternal perusahaan seperti kondisi ekonomi dunia, kondisi nilai tukar mata uang, demografis, regulator, pesaing utama, dll. Kemudian poin-poin faktor eksternal ini dilakukan pembobotan sehingga dapat diketahui key eksternal faktor dan jumlah nilai eksternal faktor. Selanjutnya dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut menggunakan matriks IE

      2. SWOT Analysis (Strong, Weakness, Opportunity, Threat)
      Sama halnya dengan matriks EFE, namun dalam SWOT tidak dilakukan pembobotan. Analisis yang dikembangkan adalah dengan membandingkan antara komponen SO, WO, ST, WT. Tujuannya adalah untuk meningkatkan potensi positif yang dapat diperoleh perusahaan dan memitigasi potensi faktor yang dapat menghambat tercapainya tujuan perusahaan

      3. Matriks SPACE
      Sama dengan matriks EFE dalam perumusan poin eksternal faktor. Perbedaan terletak pada saat hasil pembobotan, kondisi perusahaan digambarkan pada beberapa kuadran dan sumbu X-Y untuk mengetahui kondisi perusahaan.

      4. Matriks BCG (Boston Consulting Group)
      Matriks ini membandingkan faktor eksternal yang berupa market share dan market growth, sehingga tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan

      5. Matriks CPM (Competitive Profile Matrix)
      Identifikasi dan evaluasi perusahaan dilakukan dengan cara membandingkan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain

      Delete
    6. Menambahkan dari apa yang disampaikan Mba Dewi, untuk menilai faktor eksternal kita dapat menggunakan Matriks EFE (external Factor Evaluation) dan Matriks CPM (Competitive Profile Matrix). Terdapat beberapa perbedaan utama antara EFE Matrix dengan CPM diantaranya:

      EFE Matriks:
      1. Faktor-faktor keberhasilan hanya mencakup data spesifik atau faktual dan berfokus pada isu-isu eksternal
      2. Faktor-faktor keberhasilan penting dikelompokkan menjadi peluang dan ancaman.
      3. Peringkat dan skor bobot total perusahaan-perusahaan pesaing tidak dibandingkan dengan perusahaan sampel.

      CPM:
      1. Faktor-faktor keberhasilan lebih luas, karena tidak mencakup data spesifik atau faktual dan isu eksternal saja, tapi memungkinkan juga pada isu-isu internal.
      2. Faktor-faktor keberhasilan penting tidak dikelompokkan menjadi peluang dan ancaman.
      3. Peringkat dan skor bobot total perusahaan-perusahaan pesaing dapat dibandingkan dengan perusahaan sampel.

      Salam,
      Achmad Rasjidi Imran

      Delete
  38. Q-03/2016

    Salah satu strategi untuk mengembangkan pasar yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penurunan harga. Dalam kondisi apa strategi ini dapat berhasil? Mohon pencerahannya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mencoba menajawab pertanyaan Q-03/2016.

      Strategi penurunan harga biasanya menekankan pada upaya memproduksi produk standar dengan biaya per-unit yang sangat rendah. Produk ini biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh pergeseran harga atau menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan. Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku, ketika konsumen tidak terlalu peduli terhadap perbedaan merk, relatif tidak membutuhkan perbedaan produk, atau jika terdapat sejumlah besar konsumen yang memiliki kekuatan tawar-menawar yang signifikan.

      Oleh karena itu, strategi penurunan harga akan sangat efektif dalam kondisi-kondisi berikut:
      1. Ketika persaingan harga antarpenjual pesaing sangat ketat,
      2. Ketika produk penjual pesaing pada pokoknya sama dan pasokan tersedia dari semua penjual,
      3. Ketika ada beberapa cara untuk mencapai diferensiasi produk yang memiliki nilai bagi pembeli,
      4. Ketika sebagian besar pembeli menggunakan produk dengan cara yang sama,
      5. Ketika pembeli hanya mengeluarkan sedikit biaya untuk berpindah membeli dari satu penjual ke penjual yang lain,
      6. Ketika pembeli begitu besar dan memiliki daya tawar yang signifikan untuk meminta penurunan harga,
      7. Ketika pendatang baru dalam industri menggunakan harga perkenalan yang rendah untuk menarik pembeli dan membangun basis konsumen.


      Terima kasih,
      Ria Soraya
      MT 2015

      Delete
    2. Saya sepakat dengan pernyataan mbak Ria Soraya. Satu hal lain yang mempengaruhi dalam pricing strategy adalah pasar yang sama, contohnya apabila McDonald's bersaing dengan Burger King dalam penjualan burgernya, maka apabila salah satu pihak "sets a competitive low price", dia dapat mengambil customer lawannya dan mendapatkan margin profit lebih tinggi.

      Delete
    3. Melakukan penurunan harga dapat terjadi karena beberapa hal. Strategi penurunan harga dapat berhasil dalam kondisi sbb: penurunan pangsa pasar, permintaan yang tidak banyak, kelebihan kapasitas produk, keinginan untuk mendominasi harga melalui biaya yang rendah, atau pada saat kelesuan/resesi ekonomi.

      Salam,
      Rizky Damiri Putra
      1506776566
      Manajemen Telekomunikasi 2015

      Delete
    4. Melanjutkan apa yang telah disampaikan oleh Mba Diah,
      Penurunan profitabilitas akan berimbas kepada arus kas (cash flow) perusahaan sehingga terjadi ketidakseimbangan alokasi sumber daya. Hal ini sangat berbahaya terutama bagi perusahaan terbuka karena akan terjadi penurunan bahkan hilangnya kepercayaan dari pemilik modal.

      Salah satu contoh penerapan strategi penurunan harga yang gagal pada bisnis telekomunikasi khususnya. Dimana impact mengakibatkan tidak hanya penurunan profitabilitas tetapi hingga terjadinya penjualan perusahaan, merger hingga penutupan usaha.

      Jaka - MT 2015

      Delete
    5. Perusahaan dapat menerapkan strategi penurunan harga dengan mempertimbangkan alasan-alasan tertentu agar tetap memberikan benefit bagi bisnis mereka. Alasan pertama adalah persaingan dalam pasar saat ini sangat tinggi, dan untuk alasan ini perusahaan harus memperhatikan tindakan kompetitor agar perusahaan memiliki keunggulan komparatif di pasar. Saat ini dengan adanya teknologi, perbandingan harga bisa dilakukan dengan mudah oleh konsumen melalui akses online. Alasan lainnya adalah kapasitas produksi yang berlebihan sehingga perusahaan dapat menerapkan strategi tersebut dalam rangka mendominasi pasar. Penurunan harga dapat menjadi strategi yang berguna untuk membantu meningkatkan siklus penjualan yang lambat atau mengosongkan persediaan dalam jangka pendek.

      Penurunan harga menyebabkan margin keuntungan yang menurun. Oleh karena itu, perlu dipastikan bahwa perusahaan dapat menjual dengan harga termurah tanpa mengalami kerugian. Hal yang penting diketahui adalah titik termurah di pasar pada saat tersebut.

      Insania K - MT 2015

      Delete
    6. Mencoba menjawab, strategi penurunan harga mengacu pada strategy low cost leadership dalam porter. menurut saya saat strategi penurunan harga ini cocoks diimplementasikan pada saat kondisi penjualan perusahaan mengalami kejenuhan hingga penurunan. Pada saat penjualan mengalami stagnansi, dengan penurunan harga diharapkan mampu mengambil segmen baru sehingga perluasan pasar terjadi dengan adanya konsumen pasar baru. Akan tetapi strategi penurunan harga harus diimbangi dengan optimalisasi penggunaan biaya di internal perusahaan itu sendiri sehingga walaupun menerapkan strategi penurunan harga, perusahaan masih mampu menghasilkan laba untuk kelangsungan usahanya.

      Salam
      Febrina Amir – MT 2014

      Delete
    7. Strategi penurunan harga dapat dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa alasan seperti persaingan pasar yang ketat, menurunnya jumlah permintaan, kelebihan kapasitas produk ataupun keinginan menjadi pemimpin di pasar. Penggunaan strategi penurunan harga ini dapat berhasil apabila perusahaan memiliki struktur biaya yang lebih rendah dari pada pesaingnya, dan kualitas produk yang dihasilkan baik. Sehingga perusahaan masih mampu menghasilkan laba dan mengalami pertumbuhan.

      Salam,
      Gilang Permata / MT 2015

      Delete
  39. Q-04/2016

    Melanjutkan pertanyaan Q-03/2016, apa risikonya jika strategi penurunan harga ini gagal dalam implementasinya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mencoba menjawab pertanyaan Q-04/2016

      Menambahkan saudari Cece dan Anna. Dalam memasarkan suatu produk, perusahaan harus dapat menetapkan harga nya dengan tepat, karena harga merupakan bauran 3 unsur pengeluaran yaitu biaya produksi/operasional, distribusi dan promosi. Jika penurunan harga dalam rangka perkenalan suatu produk/promosi gagal dalam implementasi nya, maka akan berpengaruh kepada laba perusahaan, karena revenue yang di dapatkan tidak sebanding dengan cost yang dikeluarkan. Jika strategi penurunan harga ini tidak disertai dengan kualitas yang baik dari produk, maka efek nya akan lebih jangka panjang, konsumen akan kapok mencoba dan berpaling
      kepada kompetitor, dan ini tidak baik bagi pertumbuhan
      bisnis perusahaan kedepan.

      Farah Daniaji
      1506696571 - MT'15

      Delete
    2. Resiko salah implementasi penurunan harga adalah menurunnya profitabilitas perusahaan. Secara produk mungkin akan laku keras dipasaran akan tetapi harga jual yang diperoleh tidak dapat menutup ongkos produksi yang telah dikeluarkan.
      Diah K.-Mantel 2015

      Delete
    3. risiko jika gagal dalam strategi penurunan harga adalah pengeluaran lebih besar dari pendapatan. jika seperti demikian maka profitabilitas atau pertumbuhan perusahaan akan negatif. dan jika ini terjadi bisa menyulitkan para innvestor untuk menanamkan modalnya

      Terima Kasih
      Hanimaulia

      Delete
    4. Penggunaan strategi penurunan harga tidak boleh terlalu lama karena laba perusahaan yang dikorbankan/ mengalami penurunan profitabilitas. Apalagi untuk perusahaan yang tidak memiliki kemampuan finansial yang besar dan biaya produksi yang tinggi, kegagalan implemntasi strategi penurunan harga dapat mengakibatkan kebangkrutan. Oleh karena itu, ketika pangsa pasar tersebut diperoleh maka harga harus disesuaikan dengan tingkat laba yang diinginkan.

      Delete
    5. Mencoba menjawab pertanyaan Q-04/2016

      Menurut saya, resiko terbesar dalam kegagalan implementasi strategi penurunan harga adalah penurunan profit perusahaan, karena apabila penjualan tidak dapat menutupi pengeluaran, akan berakibat kepada tipis/negatifnya margin keuntungan.

      BR,
      Kharisma Muhammad/MT-15

      Delete
    6. keuntungan (profit) diperoleh dari hasil penjualan dikurangi dengan biaya produksi, semakin rendah harga yang dijual maka akan memperkecil margin keuntungan. ketika strategi penurunan harga diimplementasikan dengan harapan dapat menarik konsumen shg meningkatkan penjualan, dan dengan margin keuntungan yang sedikit tetapi penjualan banyak juga dapat menghasilkan laba yang tinggi. tetapi ketika strategi ini tidak berhasil, maka dampaknya akan sangat berpengaruh terhadap profit dikarenakan biaya produksi yang tetap, harga yang relatif murah tetapi penjualan tidak meningkat yang dapat berujung pada bangkrut

      Lolo Ardy Boangmanalu
      MT 2015

      Delete
    7. Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan sebuah produk atau jasa. Dalam pemasaran, harga merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pemasaran suatu produk. Tinggi rendahnya harga selalu menjadi perhatian utama para konsumen saat mereka mencari suatu produk. Akan tetapi jika strategi yang digunakan adalah nurunin harga maka dan gagal dalam implementasi nya maka berakibat pada kecilnya laba yang didapatkan, kemudian impact akan kecilnya laba, maka untuk cost pembuatan produk berikutnya akan mengurang, dan untuk mengurangi cost tersebut kualitas produkpun bisa menurun, dan akhirnya konsumen menjadi kecewa jika produknya berkualitas kurang bagus.
      Salam
      Osphanie Mentari Mantel 2015

      Delete
  40. Resiko jika strategi penurunan harga gagal dalam implementasinya dapat dilihat pada kondisi industri telekomunikasi saat ini. Penurunan harga baik jika hanya sesaat/moment promosi atau pada 7 kondisi yang dijelaskan oleh Ibu Ria Soraya pada jawaban Question-3 diatas. Customer based dapat diraih pada harga rendah dan dapat dipertahankan jika kita menawarkan QoS yang tinggi. Namun penurunan harga jangka panjang hanya akan membebani trafik dan menurunkan revenue bahkan berpotensi menurunkan growth perusahaan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya setuju dengan pendapat ibu Anna C. Situmorang, biaya dan mutu terdapat hubungan trade-off. Dengan harga jual yang rendah sulit untuk memenuhi kualitas yang baik. Dalam hal telekomunikasi, perang tarif perlu dikaji ulang. Apakah strategi penurunan harga akan menaikkan revenue dan profit? Karena quality of service dari produk juga mempengaruhi pilihan pelanggan pada layanan telekomunikasi, yang juga berdampak pada penurunan market share dan revenue.

      Terima kasih.
      Fery A.
      MT 2015

      Delete
  41. Apa risikonya jika strategi penurunan harga ini gagal dalam implementasinya?

    Strategi penurunan harga dapat bertahan untuk kondisi sebagai berikut:
    1. Rising competition
    2. Shorter product life-cycles.
    3. Declining product differentiation.
    4. Smarter buyers.
    5. Private labels.
    6. Increase value-for-money segment.

    Risiko jika implementasi strategi penurunan harga gagal:
    1. Kinerja operasi perusahaan akan turun.
    2. Cash flow perusahaan akan terganggu.
    3. Harga yang telah diturunkan tidak dapat dinaikkan kembali.
    4. Penurunan harga produk membuat produk menjadi pilihan dalam produk murah, value produk menurun.
    5. Profitable perusahaan menurun.
    6. Kehilangan pelanggan loyal.

    Referensi:
    - Strategic Management, Fred R. David, 2011.
    - Pricing Strategy, Wikipedia En, 2016. https://en.wikipedia.org/wiki/Pricing_strategies
    - Price: The nuclear weapon of marketing, Dominique Turpin, 2012.
    http://www.imd.org/research/challenges/pricing-strategies-marketing-professor-turpin.cfm

    Salam.
    Bagus Riyowiyoso MT2015

    ReplyDelete

Membuat Link Pada Komentar Anda
Agar pembaca bisa langsung klik link address, ketik:
<a href="link address">keyword </a>
Contoh:
Info terkini klik <a href="www.manajementelekomunikasi.org"> disini. </a>
Hasilnya:
Info terkini klik disini.

Menambahkan Gambar Pada Komentar
Anda bisa menambahkan gambar pada komentar, dengan menggunakan NCode berikut:

[ i m ] URL gambar [ / i m ]

Gambar disarankan memiliki lebar tidak lebih dari 500 pixels, agar tidak melebihi kolom komentar.

---

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger