Ulasan Studi Kasus #3, Oleh Kelompok 3

1. LATAR BELAKANG

Dari tiga operator papan atas Indonesia berdasarkan harga saham hanya ada satu yang punya kinerja pasar yang baik. Padahal mereka beroperasi di pasar, teknologi, kondisi sosial dan ekonomi yang relatif sama, dan regulasi yang sama.

Gambar. Kinerja harga saham tiga operator telekomunikasi terbesar di Indonesia
(sumber : Yahoo! Finance - www.manajementelekomunikasi.org)

 

http://www.manajementelekomunikasi.org/2012/07/pertumbuhan-industri-telekomunikasi-di.html


 

 

 

Sumber: http://www.manajementelekomunikasi.org/2012/07/pertumbuhan-industri-telekomunikasi-di.html

 

2. ISU/PERMASALAHAN YANG INGIN DIJAWAB

a. Apa pemicu (5 eksternal dan 5 internal) yang berperan menyebabkan hal tersebut terjadi.
b. Apakah 3 pemicu yang paling dominan untuk ketiganya yang menyebabkan kinerja mereka seperti tersebut.
c. Langkah  yang perlu dilakukan untuk “mengejar” dan “bertahan” lalu apa dampaknya jika hal tersebut tidak segera dilakukan.
d. Apa kesimpulan dan saran agar kinerja masing-masing dapat tumbuh pada tingkat yang hampir sama.

 

3. VARIABLE PENGUKURAN UNTUK ANALISIS

1. Harga Saham
2. Laba per saham
3. Pertumbuhan laba
4. ARPU
5. Margin Laba
6. Pangsa Pasar
7. Pertumbuhan Aset
8. Pertumbuhan Penjualan
9. Hutang

 

4. FAKTA
Penyebab “kesulitan” Operator:
Internal
1. Tarif yang terlalu rendah akibat persaingan
2. ARPU yang rendah
3. Keuntungan yang rendah di bisnis data (Blackberry dan OTT lainnya lebih menikmati)
4. Berkurangnya pendapat dari voice dan SMS karena pelanggan lebih banyak menggunakan layanan paket seperti Blackberry Mesengger dan Twitter.
5. Investasi yang besar untuk menambah kapasitas karena meningkatnya trafik
6. Perubahan teknologi yang cepat sehingga membutuhkan investasi yang besar untuk modernisasi meski nilai buku (book value) perangkat belum habis.
7. Dampak merger (indosat dan Satelindo) dan akuisisi oleh asing (STT dan Qtel). 
8. Restrukturisasi organisasi yang tidak kunjung selesai (indosat) akibat beberapa kali pergantian pemilik.
9. Tingkat kepercayaan pemilik saham asing ke BoD yang rendah sehingga memperpanjang birokrasi, akibatnya memperlambat pengambilan keputusan.
10. Investasi yang mahal dan tidak tepat sasaran. 
11. Kualitas jaringan yang kurang baik.
12. Strategi iklan/promosi

Eksternal
1. Market sudah hampir saturasi.
2. Market yang price sensitif.
3. Kecenderungan berganti-ganti brand & Operator. 1 orang Indonesia rata rata punya 1,68 simcard (Nielson)
4. Terlalu banyak operator tanpa ada peraturan kompetisi yang jelas
5. Penataan frekuensi yang kurang efisien.
6. Perkembangan teknologi, aplikasi chat gratis (WA, Line, Kokoa dll)
7. Kesuksesan RIM dalam merebut pasar sangat menentukan dalam pembagian hasil.

Langkah yang perlu dilakukan:

1. Pemegang saham perlu jeli dalam memilih CEO. Selain masalah memiliki karakter dan leadership yang kuat, integritas yang tingi serta pengalaman atau jam terbang ikut menentukan kesuksesan operator
2. GCG (good corporate governance) yang tepat sasaran harus diterapkan secara konsisten
3. Membangun organisasi yang sejalan/sesuai dengan kebutuhan, simple dan fokus terhadap tujuan.
4. Profesionalisme team, “right man on the right place”.
5. Menyederhanakan birokrasi, terutama terkait dengan setiap keputusan yang diambil dan melibatkan team pemegang saham.
6. Pemerintah perlu turun tangan untuk mengatur kembali bisnis telekomunikasi terutama dalam hal kompetisi yang sehat, seperti menertibkan promosi yang tidak jujur atau berujung pada perang harga.
7. Menentukan taraf wajar minimal sebagai konsekuensinya adalah memperbesar/memperketat  standard (SLA) operator.  Hal ini dilakukan untuk menjamin kualitas layanan bagi pelanggan. 
8. Penghematan biaya investasi dan operasional dengan infrastructure sharing
9. Membangun konten lokal bersama (misal appikasi chat untuk menggantikan blackberry messenger)
10. Mengatur ulang biaya interkoneksi
11. Pemerintah : meningkatkan efisiensi penggunaan frekuensi.