Wednesday, December 21, 2016

What is the truth here?

What is the truth here?

oleh: Andreas Pramana Edward, Dwi Laksmana, Mohamad Ilman Hasya, Kharisma Muhammad, Ria Soraya

Sebagian dari kita masih terheran-heran.  

Apa yang sedang terjadi dengan operator telekomunikasi  Indonesia khususnya. Saat traffic naik seharusnya bisnis tumbuh. Itu benar karena saat ini traffic suara dan SMS turun. Bisnis menurun. 

Tetapi bukankah payload data meningkat drastis antara lain berkat keberadaan OTT?

Apa yang sebenarnya terjadi?

TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari studi kasus ini adalah sebagai sarana belajar bagi mahasiswa untuk membangun awareness di bidang telekomunikasi dengan memperhatikan dan mengikuti perkembangan yang terjadi untuk kemudian menarik pengetahuan yang berharga dari artikel dan diskusi yang terjadi.

SITUATION

Tiga perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia yaitu Telkomsel, Indosat, dan XL
bertindak sebagai operator penyedia jaringan dan layanan telekomunikasi, trend jumlah pelanggannya secara umum mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.  
Gambar 1. Jumlah Pelanggan Operator Indonesia 2006 - 2015
(sumber: laporan keuangan tahunan)
Di sisi lain, trend perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi khususnya jaringan internet di dunia turut mendorong pergeseran pola komunikasi masyarakat tidak terkecuali di Indonesia.


Gambar 2. Mobile Data Traffic
(sumber: laporan keuangan tahunan operator Indonesia)


Tren perkembangan ini telah mendorong perubahan gaya hidup masyarakat untuk selalu terhubung dengan informasi dan jaringan telekomunikasi kapanpun dan dimanapun melalui jaringan seluler (mobile). 
Saat ini, tiap orang tidak hanya mengandalkan layanan suara (voice) dan SMS untuk dapat berkomunikasi, tetapi penggunaan media sosial yang dibangun oleh OTT jauh lebih dominan dan diandalkan karena kemudahan dan harga layanannya yang lebih murah.
Hal yang menggembirakan bahwa ini menyebabkan trafik data pada jaringan seluler terus meningkat.
Akan berdasarkan laporan tahunan dari operator menyebutkan bahwa pendapatan layanan data hanya menyumbang 20-30% dari total pendapatan operator per tahun. 
Sedangkan layanan voice masih menjadi penyumbang revenue terbesar yaitu sebesar 30-50%.
Artinya kehilangan pendapatan operator dari layanan legacy belum bisa ditutupi oleh pendapatan dari layanan data.

Gambar 3. Proporsi Pendapatan XL Axiata Pada  2014 dan 2015
(sumber: laporan keuangan tahunan operator)

Bandingkan dengan Telkomsel.

Gambar 4. Proporsi Pendapatan TELKOMSEL
(sumber: laporan keuangan tahunan operator)

PROBLEM

Peningkatan jumlah pelanggan serta beban trafik data pada jaringan seluler ternyata tidak mendorong pertumbuhan finansial ketiga perusahaan telekomunikasi tersebut.
Selama beberapa tahun terakhir, ketiganya terus mengalami penurunan nilai ARPU.

Gambar 6. Nilai ARPU Tiga Operator Indonesia
(sumber: laporan keuangan tahunan operator)
Sementara itu, operator-operator telekomunikasi seluler masih menjalankan kewajiban  menggelar jaringan telekomunikasi.
Selain untuk menarik pelanggan yang lebih banyak dan  mengisi kebutuhan pasar terhadap layanan data yang diperlukan.
Gambar 7. Perluasan Jaringan Operator Indonesia 2005 - 2015
(sumber: laporan keuangan operator)
Kondisi ini tidaklah ideal bagi para operator.
Dalam usaha ini mereka membutuhkan tambahan modal dan juga menyebabkan kenaikan biaya operasional.
Tetapi tidak diimbangi dengan pertumbuhan pendapatan yang memadai.
Pada waktu tertentu krisis mungkin saja terjadi dan hal ini tentu tidak kita inginkan karena akan merugikan semua pemangku kepentingan.

PEMBAHASAN

Kita mencoba membahasnya dari sisi model bisnis.

Model bisnis adalah suatu tata cara bagaimana perusahaan memperoleh pendapatan (revenue) dan menghasilkan keuntungan dari pengoperasian perusahaan.
Suatu model bisnis merupakan penggambaran dasar pemikiran tentang bagaimana perilaku suatu organisasi dalam menciptakan, memberikan, dan menangkap value proposition yang diciptakan.
Model bisnis dapat berubah akibat dari adanya pergeseran kekuatan dari faktor-faktor internal yang selama ini dimiliki mengantisipasi perubahan yang disebabkan faktor-faktor eksternal.
Hal ini akan berakibat pada penurunan kinerja apabila kekuatan internal tidak dapat lagi mengantisipasi perubahan dari eksternal tersebut.
Model bisnis juga merupakan suatu metode manajerial yang setara dengan metode ilmiah,
dimulai dengan hipotesis, yang kemudian hipotesis tersebut diuji dalam tindakan lalu direvisi jika diperlukan. 
Ketika sebuah model bisnis baru mampu mengubah kondisi ekonomi suatu industri maka model tersebut dapat dengan sendirinya menciptakan keunggulan kompetitif yang kuat bagi pemiliknya.
Semakin sulit untuk ditiru tentu semakin lama perusahaan tersebut bertahan dengan keunggulan kompetitifnya,  
Pergeseran tren komunikasi masyarakat ke layanan data cukup merepotkan para operator,
karena teknologi yang digunakan untuk menyediakan layanan tersebut merupakan teknologi 3G/4G yang berbasis Internet Protocol (IP) yang sangat berbeda jauh dengan teknologi yang digunakan untuk layanan suara (voice) dan SMS (2G).
Teknologi yang berbeda yang membutuhkan model bisnis yang berbeda pula
Penggunaan teknologi yang berbeda ini masing-masing tetap bertujuan untuk mendatangkan keuntungan ekonomi bagi operator,
hanya saja dengan value proposition yang berbeda.

HIPOTESIS

Model bisnis yang saat ini diterapkan oleh operator-operator penyedia jaringan dan layanan telekomunikasi di Indonesia sudah tidak sesuai untuk dijalankan.
Value proposition yang ditawarkan tidak lagi mampu meningkatkan revenue perusahaan antara lain karena sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan teknologi dan gaya berkomunikasi masyarakat Indonesia sekarang ini.
Faktanya, kenaikan mobile traffic data yang signifikan tidak dapat mengangkat nilai ARPU
Bisnis model di era layanan voice dan SMS tidak cocok lagi diterapkan pada era digital.

QUESTION

  1. Apakah strategi pemasaran (marketing) & operasional yang telah dijalankan oleh operator telekomunikasi di Indonesia sehingga berdampak pada penurunan ARPU yang begitu cepat?
  2. Apa yang sebaiknya dilakukan oleh operator dan para pemangku kepentingan telekomunikasi di Indonesia agar kondisi ini tidak terus berlanjut?
  3. Apakah dengan konversi perusahaan dari penyedia jaringan dan layanan menjadi digital company dapat membantu? Apa potensi kendalanya?
  4. Bagaimana model bisnis operator telekomunikasi di negara-negara maju dalam menghadapi situasi ini? Bisnis model apa yang mereka terapkan? 
  5. Apa dampak yang harus dihadapi saat perusahaan memutuskan untuk mengganti model bisnis mereka?  
Mari kita diskusikan...
++

Artikel Terkait

21 comments:

  1. Q1/2016

    Apakah strategi pemasaran (marketing) & operasional yang telah dijalankan oleh operator telekomunikasi Indonesia sehingga berdampak pada penurunan ARPU yang begitu cepat? Mohon pencerahannya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. menurut pendapat saya, startegi marketing dan operasional yang telah dijalankan oleh operator telekomunikasi indonesia sudah sesuai, namun dengan perkembangan teknologi dan aplikasi yang sangat cepat merubah perilaku pelanggan terhadap layanan yang digunakan dari layanan voice ke layanan data. Terlepas dari layanan voice masih menyumbang revenue terbesar untuk operator namun tiap tahun cenderung turun dan layanan data tiap tahun cenderung naik.
      Penurunan ARPU disebabkan juga dengan tarif layanan data di Indonesia tergolong murah, sehingga tidak mampu meningkatkan ARPU. Oleh karena itu operator harus bisa menangkap peluang atas peningkatan penggunaan layanan data agar dapat meningkatkan ARPU dengan di dukungnya layanan 4G di Indonesia

      Jhony Mangiring | MT 2015 | 1506696672

      Delete
    2. menurut saya strategi yang berdampak pada penurunan ARPU adalah diawali dari strategi cost leadership operator telekomunikasi dengan menawarkan paket harga semurah mungkin untuk mendapatkan pelanggan sebanyak mungkin yang menyebabkan perang harga dan operator lupa ketika telah mendapat lonjatan pelanggan kurang memperhatikan QoS yang diberikan. Selain itu bundling paket murah ini ditambah dengan hampir digratiskannya paket data yang memperlancar masuknya layanan OTT yang tanpa disadari menggerus ARPU karena pelanggan merasa buat apa bayar telepon atau sms kalau bisa chating dan telepon gratis melalui aplikasi OTT.

      terima kasih,
      eko hin ari p/ MT2015

      Delete
    3. ARPU operator mulai mengalami penurunan pada tahun 2010 hingga saat ini (Annual Report: Telkomsel, XL, Indosat 2010-2014). Salah satu penyebabnya adalah karena terlalu banyaknya operator. Kondisi ini memicu terjadinya perang tarif. Salah satu operator telekomunikasi pada saat itu menurunkan tarifnya mendekati 0 (almost free). Sesuai dengan teori permainan (game theory) jika sudah terdapat pihak yang memulai perang tarif, akan sangat susah untuk menghentikannya.

      Terjadinya perang tarif ini bentuk kegagalan operator mengidentifikasi siapa sebenarnya pesaing mereka. Sesungguhnya pesaing operator adalah layanan Over-The-Top (OTT). ITU mendefinisikan OTT sebagai layanan yang berbentuk aplikasi dan layanan komunikasi baik voice, text, broadcast, conten, dll yang diakses melalui internet. (ITU InfoDev, "ICT Regulation Toolkit", Regulating 'Over-the-Top' Services"). OTT mampu menyediakan layanan seperti voice dan text melalui data, seperti VoIP dan aplikasi instant messaging.

      Masalah muncul, operator kehilangan pendapatan dari produk utamanya yaitu voice dan text. Jaringan yang sudah dibangun oleh operator akan menjadi dumb pipe dan mengurangi pendapatan dari segmen voice dan text. VoIP dan Instant messaging menjadi primadona. Operator menjadi penyedia jasa infrastruktur dengan pendapatan dari pelanggan diperoleh dari jasa berlangganan internet. Ini yang menyebabkan terjadinya penurunan ARPU yang begitu cepat.

      -1506696716-

      Delete
  2. Q2/2016

    Apa yang sebaiknya dilakukan oleh operator dan para pemangku kepentingan telekomunikasi Indonesia agar kondisi seperti iti tidak terus berlanjut? Sharing masukannya ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang sebaiknya dilakukan oleh operator dan para pemangku kepentingan telekomunikasi di Indonesia adalah menerapkan kembali proses manajemen strategis yaitu penyesuaian pada perubahan. Cara yang efektif adalah dengan mengubah model bisnis yang saat ini dijalankan.

      Dalam Buku Manajemen strategis terutama pada bahasan sifat dasar manajemen strategis, David (1998) menyatakan bahwa proses manajemen strategis didasarkan pada keyakinan bahwa organisasi seharusnya terus-menerus memonitor peristiwa dan kecenderungan internal dan eksternal sehingga melakukan perubahan tepat waktu.

      seperti yang disampaikan dalam bagian pembahasan, dapat dilihat bahwa pergeseran tren komunikasi masyarakat ke layanan data merupakan salah satu faktor eksternal yang perlu diantisipasi. pergeseran tren ini menyebabkan perubahan pengunaan teknologi sehingga perlu dilakukan penyesuaian terhadap perubahan tersebut.

      Model bisnis yang dijalankan sekarang perlu disesuaikan kembali sehingga membuat perusahaan mampu mengubah kondisi yang dialaminya sekarang. perubahan model bisnis memang tidak semudah membalik telapak tangan. Perlu ada proses trial dan error, perubahan pola pikir bahkan sampai budaya perusahaan. Namun hal itu perlu dilakukan agar perusahaan dapat bertahan bahkan mendapatkan kembali keunggulan kompetitifnya.

      Demikian masukan dari saya, barangkali teman-teman yang lain dapat menambahkan atau memberi komentar.

      terima kasih,
      Arief M. - 1506776282

      Delete
    2. Seperti yang sudah diulas saudara Arief diatas bahwa business model yang dijalankan perlu disesuaikan. Untuk memberikan ruang lebih baik kepada para operator dalam menyesuaikan business model yang akan dijalankan, akan lebih baik jika kemudian Pemerintah melalui Kemenkominfo sebagai "wasit" dalam bisnis telco, perlu mengkaji aturan main dan undang-undang tentang telekomunikasi khususnya bagi peraturan yang memiliki potensi dapat memperbaiki kondisi bisnis telekomunikasi.

      Perlu ada campur tangan pemerintah dalam membuat aturan baru maupun penyesuaian peraturan lama sehingga ada jalan tengah yang dapat mengakomodir seluruh kepentingan operator-operator yang ada (bersifat WIN-WIN Solution). Hal ini bisa memberi ruang lebih untuk para operator untuk mendapatkan beberapa revenue stream baru bagi business model-nya.

      Kemudian juga, pemerintah harus sedemikian rupa memiliki perisai agar tidak terjadi "Price War" yang sangat merugikan bisnis telco. Perlu adanya suatu "Benchmark" dalam permasalahan harga agar para operator tidak saling "membunuh" demi kelangsungan perusahaan. Perlu diingat bahwa perang harga bisa merusak apapun business model yang disusun karena akan terjadi ketidakseimbangan antara cost structure dan revenue stream.

      Selain itu, para operator khususnya pemain besar, harus bekerja bersama-sama pada "sisi" tertentu agar kondisi bisnis telekomunikasi bisa menjadi lebih baik. "ego" dari sang market leader pun akan lebih baik jika ditekan untuk kepentingan bersama. Disini pun peran pemerintah yang harus mengambil peran dalam meredam "ego" tersebut.
      Situasi seperti ini pernah dialami sebagian negara di dunia dan sudah selayaknya para operator mengintip bagaimana business model yang mereka susun dan cara mereka bekerjasama dan menyelesaikannya. Saya pikir, banyak contoh business model telco dari negara lain yang pernah mengalami hal serupa yang layak diulas dan disesuaikan dengan kondisi business telco dalam negeri.

      Hal lain yang perlu diwaspadai adalah pesatnya perkembangan teknologi, dimana para operator harus "aware" terhadap teknologi-teknologi baru tersebut. teknologi baru tersebut bisa menjadi "New Business" yang mungkin bisa "menolong" operator dalam menghadapi kondisi belakangan ini, terlepas dari beberapa teknologi yang membutuhkan investasi tinggi.

      Demikian komentar dari saya, terima kasih.

      Hizkia Sandhi Raharjo_ME-2015_1506696615

      Delete
    3. Salah satu cara yang sebaiknya dilakukan oleh operator adalah berinovasi untuk menciptakan nilai baru telekomunikasi, jaringan dibangun oleh operator tetapi profit bisa didapatkan dari kerjasama. Penyedia konten menjadi mitra kerjasama mampu memberikan keuntungan mutualisme dan memberikan layanan baru yang maksimum serta bernilai lebih untuk konsumen. Salah satu keunggulan dari operator adalah sebagai penyelenggara jaringan yang mengendalikan QoS (jaringan) sesuai dengan layanan yang diberikan, tidak seperti OTT yang memberikan QoS dari layanan hanya sebatas pada perbaikan dari aplikasi (IT).

      Fery Andriyanto
      MT 2015

      Delete
    4. Melanjutkan apa yang telah djelaskan saudara Fery bahwa operator dapat bekerja sama dengan penyedia konten merupakan opsi yang ada dalam Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Penyediaan Layanan Aplikasi dan/atau Konten Melalui Internet yang terdiri dari 3 opsi yaitu:
      1. Penyedia Layanan OTT dapat bekerjasama dengan penyelenggara telekomunikasi,
      2. Dalam hal Layanan OTT yang disediakan memiliki fungsi sama atau substitutif dengan layanan jasa telekomunikasi, Penyedia Layanan OTT wajib bekerjasama dengan penyelenggara jasa telekomunikasi,
      3. Dalam hal Layanan OTT yang disediakan memiliki fungsi sama atau substitutif dengan layanan jasa telekomunikasi, Penyedia Layanan OTT wajib menjadi penyelenggara jasa telekomunikasi.

      Akan tetapi ada yang perlu diperhatikan dalam melakukan kerjasama dengan penyedia layanan OTT yaitu perlu memperhatikan isu Net Neutrality terkait internet dimana perlakuan terhadap semua jenis data yang melalui internet tidak boleh diskriminasi, user bebas memilih dan menenetukan layanan serta internet merupakan platform yang netral.

      Adhitya Widyatama
      MT 2015

      Delete
    5. Sekedar mencoba menambahkan jawaban teman teman sebelumnya. Mungkin salah satu hal lainnya yang dapat dilakukan oleh stakeholder telekomunikasi adalah menciptakan iklim bisnis yang lebih sehat terutama dalam pelayanan berbasis data yang saat ini akan semakin tumbuh membesar meninggalkan layanan utama sebelumnya yaitu voice dan text messaging. tantangan layanan data telekomunikasi saat ini adalah kualitas tinggi, kehandalan dan harga yang terjangkau sehingga mungkin hal yang pertama dapat dilakukan adalah menciptakan regulasi pelaksanaan pengembangan layanan data yang seimbang dengan harga yang hanya dapat diatur atau disepakati oleh pemerintah dengan mempertimbangkan keeekonomian yang layak bagi operator telekomunikasi. Hal ini untung menghindari kondisi perang harga yang akan menciptakan iklim usaha yang tidak sehat antar operator telekomunikasi. Dengan adanya regulasi harga yang baik akan memberikan kesempatan operator telekomunikasi tetap dapat berkompetisi dengan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masing masing pelanggan tanpa perlu mengorbankan revenue yang diharapkan.

      Fadolly Ardin
      ME 2015
      1506696565

      Delete
  3. Q3/2016

    Apakah dengan melakukan konversi perusahaan dari penyedia jaringan dan layanan menjadi digital company akan menyelesaikan masalah? Apa potensi kendalanya? Mohon pencerahannya ya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beberapa tahun belakangan ini operator telekomunikasi Indonesia telah melakukan bermacam strategi bisnis untuk mencari sumber pendapatan baru, salah satunya dengan menjalankan bisnis digital (digital services) contohnya Big Data dimana pada bisnis ini dibutuhkan resources yang tidak sedikit.

      Dari laporan tahunan operator telekomunikasi 5 (lima) tahun terakhir telah terjadi pertumbuhan yang cukup signifikan pada layanan data yakni 25% sampai 40%. Namun hal ini belum bisa menutupi penurunan pendapatan pada layanan voice dan sms, sehingga model bisnis ini masih belum bisa menyelesaikan masalah.

      Potensi kendala yang perlu diantisipasi digital company dalam penerapan Big Data :

      • Infrastruktur
      Diperlukan infrastruktur yang mumpuni guna mendukung layanan digital services

      • SDM
      Diperlukan SDM yang berkompeten terkait Big Data dan Biaya SDMnya sangat mahal

      • Regulasi
      Sampai saat ini belum ada regulasi terkait big data, mulai dari future digital business dan data privacy security.

      • Isu Hak Asasi
      Isu privasi seperti ID card, konten (percakapan dan SMS), MSISDN (nomor user) menjadi isu penerapan Big Data

      Salam,
      Ade Munandar - 1506696312

      Delete
    2. Revolusi digital pada perusahaan telekomunikasi mutlak dilakukan seiring dengan turunnya pendapatan dari bisnis legacy dan hadirnya pesaing-pesaing baru (OTT player) yang datang dengan bisnis model yang disruptive. Untuk menghadapi tantangan ini, perusahaan telco harus siap melihat kembali model operasional, proses dan sistem “tradisional” yang ada sebelumnya untuk diganti dengan struktur organisasi yang lebih segar serta melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang berkecimpung dalam dunia inovasi digital.

      Salah satu kendala yang terjadi untuk menjadi “digital” dimana saat ini pelanggan mengharapkan kemudahan untuk mendapatkan layanan melalui semua channel (omnichannel) dan layanan cepat 24/7 adalah masih lambatnya proses transformasi internal, penggunaan sistem IT lama yang masih kaku (rigid) serta kemampuan sumber daya manusia yang belum memadai. Ketidaksiapan infrastruktur IT maupun sumber daya menjadi hal yang sangat penting untuk segera diantisipasi oleh operator. Perubahan traditional channel dari telepon, email, fax dsb menjadi digital channel seperti social media, virtual assistant, chatting dsb memerlukan infrastruktur yang memadai serta sumber daya manusia yang kompeten.

      Digitalisasi ini menjadi penting karena dalam studi yang dilakukan oleh McKinsey pada 80 perusahaan telekomunikasi di seluruh dunia pada tahun 2015, terdapat hubungan yang erat antara profit margin dengan pengembangan di beberapa area IT seperti: customer analytic yang kuat, digitalisasi order management, self-service CRM, kemudahan berbagai aplikasi dan automasi IT infrastruktur. Dari pengamatan yang dilakukan, perusahaan yang kuat dalam kelima area tersebut mampu mencapai profit margin hingga 43%, sedangkan rata-rata yang kurang dalam mengimplementasikannya hanya 21%.
      (Sumber: Lessons from digital telcos: Five initiatives to improve business performance, http://www.mckinsey.com/industries/telecommunications/our-insights/lessons-from-digital-telcos-five-initiatives-to-improve-business-performance)

      Delete
    3. Konversi suatu perusahaan perlu dilakukan secara bertahap, sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat beberapa isu yang harus disiapkan dalam menyediakan layanan digital. Namun, perubahan itu tetap harus dilakukan apalagi tren saat ini sudah memasuki era digital.

      Menambahkan yang sudah disampaikan sebelumnya, potensi kendala yang mungkin dihadapi antara lain pesaing-pesaing baru yang telah lama menjalankan bisnis digital sehingga perusahaan operator memerlukan bisnis model yang baru pula untuk menghadapi persaingan tersebut. Hal ini perlu didukung oleh regulasi yang tepat dalam mendorong berkembangnya perusahaan operator bersaing dengan perusahaan-perusahaan digital yang sudah memiliki pengalaman di bidang digital.

      Fitria Yuliani - ME 1506696602

      Delete
  4. Q4/2016

    Bagaimana model bisnis operator telekomunikasi di negara-negara maju dalam menghadapi situasi ini? Bisnis model apa yang mereka terapkan? Apakah membuat mereka lebih baik? Sharing tanggapannya ya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. 1. AT&T
      AT&T mengejutkan bisnis telekomunikasi dunia pada tahun 2016. AT&T mengakusisi HBO yang merupakan perusahaan konten film terbesar di dunia. Kondisi ini di latar belakangi dari tumbuh dan berkembangnya segmen bisnis di AT&T selain bisnis seluler. Berdasarkan data dari annual report AT&T yang diolah oleh Statista (https://goo.gl/oQXvM0) segmen seluler merupakan segmen dengan pendapatan terbesar ketiga, kalah dengan Bussiness solution (network, cloud, cyber security) dan kalah dengan Entertainment Group (salah satunya DirecTV yang mengakusisi HBO). AT&T memisahkan bisnis seluler nya dengan bisnis digital dan konten. Pemisahan bisnis ini dikarenakan perbedaan bisnis model antara bisnis seluler, konten, dan bisnis digital lainnya. Kondisi pemisahan bisnis ini terbukti efektif membuat pendapatan AT&T terus tumbuh.

      2. British Telecom (BT)
      BT yang merupakan operator telekomunikasi terbesar di Inggris juga melakukan hal yang serupa. Atas dasar perintah dari OFCOM, BT membuat divisi openreach yang fokus menyediakan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan oleh operator telekomunikasi di Inggris (termasuk operator selain BT). Openreach diatur oleh OFCOM dalam menentukan tarif penggunaan infrastrukturnya. BT juga memisahkan bisnis layanan selulernya dengan bisnis digital.

      Delete
  5. Q5/2016

    Dampak penting apa yang akan dihadapi saat perusahaan dan stakeholder apabila perusahaan memutuskan untuk mengganti model bisnis mereka secara drastis? Mohon pencerahannya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut saya dampak paling besar yang akan dihadapi adalah perusahaan dan stakeholder harus melakukan investasi ulang dengan nilai yang tidak sedikit. Tantangan lainnya adalah terkait kultur atau budaya perusahaan. Tidak mudah dalam melakukan perubahan terhadap budaya perusahaan yang sudah lama dilakukan. Namun agar perusahaan dapat tetap bertahan bahkan mendapatkan kembali keunggulan kompetitifnya, mengganti model bisnis salah satu alternatif yang harus dilakukan.

      Terima kasih.
      Gilang Permata-MT2015

      Delete
    2. Mencoba menambahkan jawaban dari Mas Gilang untuk pertanyaan Q5/2016.

      Ketika perusahaan mencoba mengganti model bisnis yang ada maka hal yang perlu diwaspadai adalah adanya penolakan di kemudian hari terutama dari internal perusahaan. Pemikiran mengenai perubahan membangkitkan kekhawatiran karena orang takut ekonomi merosot, ketidaknyamanan, ketidakpastian, dan keluar dari pola sosial yang normal. Hampir semua perubahan sebagai implikasi dari penggantian model bisnis yang baru mempunyai potensi mengganggu kenyamanan pola interaksi.

      Karena keanekaragaman kekuatan eksternal dan internal, perubahan merupakan fakta kehidupan dalam organisasi. Penerapan model bisnis yang baru harus diiringi dengan menciptakan lingkungan kerja yang mengakui adanya perubahan tersebut dan bermanfaat sehingga individual dapat menyesuaikan diri pada perubahan dengan lebih mudah.

      Referensi:
      David, Fred R. (2002). Manajemen Strategi: Konsep (versi Bahasa Indonesia). Jakarta: Pearson Education Asia Pte. Ltd. dan PT Prenhallindo.

      Delete
  6. Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan tidak bisa dihindarkan dan harus dihadapi. Karena hakikatnya memang diperlukan perubahan model bisnis agar proses dan dampak dari perubahan tersebut mengarah pada titik positif.
    Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to change). Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
    Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar. Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya.

    Indra Ardhanayudha Aditya-ME 2015-1506776401

    ReplyDelete
  7. Menurut saya perubahan model bisnis diperlukan jika ternyata ada perubahan iklim usaha yang harus dihadapi. Perubahan model bisnis dapat berdampak positif maupun negatif.

    Salah satu dampak negatif dari perubahan model bisnis secara drastis yaitu suatu model bisnis mungkin tidak dapat langsung beradaptasi dengan kondisi pasar saat ini, harus ada proses trial and error terlebih dahulu, sehingga memerlukan waktu untuk kembali mendapatkan model bisnis yang sesuai.

    Eliesa - ME2015

    ReplyDelete

Membuat Link Pada Komentar Anda
Agar pembaca bisa langsung klik link address, ketik:
<a href="link address">keyword </a>
Contoh:
Info terkini klik <a href="www.manajementelekomunikasi.org"> disini. </a>
Hasilnya:
Info terkini klik disini.

Menambahkan Gambar Pada Komentar
Anda bisa menambahkan gambar pada komentar, dengan menggunakan NCode berikut:

[ i m ] URL gambar [ / i m ]

Gambar disarankan memiliki lebar tidak lebih dari 500 pixels, agar tidak melebihi kolom komentar.

---

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger