Friday, February 22, 2013

Pengantar Analisis Laporan Keuangan

Seri Konsep Manajemen Strategis
oleh: Fajardhani

Pendahuluan
Laporan keuangan merupakan catatan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan organisasi masa lalu. Tanpa laporan keuangan, analisis keuangan dan evaluasi tidak mungkin dilakukan oleh manajemen, dewan komisaris, investor, dan masyarakat. Analisis keuangan dilakukan antara lain untuk menilai kelangsungan usaha berdasarkan profitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas dari suatu usaha.

Disni kita menyebut ada tiga jenis laporan keuangan, yaitu: laporan neraca (balance sheet - B/S), laporan laba rugi (profit and loss - P/L), dan laporan arus kas (cash flow - C/F). Ketiga laporan tersebut tidak independen satu dengan lainnya seperti pada gambar berikut ini.


Gambar 1. Keterkaitan Antar Laporan
Dan ada tiga jenis analisis utama yang dibutuhkan dari laporan keuangan yang disajikan, yaitu:

  1. Rencana vs. Aktual: membandingkn pro forma financial statements dengan laporan keuangan akhir tahun. Pro forma financial statements didefinisikan sebagai laporan keuangan yang berfokus pada masa depan atau dipersiapkan sebelum transaksi tahun berjalan dimulai.
  2. Analisis tren: membandingkan laporan keuangan saat ini dengan laporan keuangan sebelumnya untuk melihat area mana dari bisnis yang telah berubah, seberapa besar perubahan yang terjadi, mengapa hal itu terjadi. Contoh: tren profit, biaya, persediaan, piutang, dan lain sebagainya. Analisis ini bisa disebut sebagai analisis horizontal.
  3. Perbandingan dengan standar: analisis ini tidak hanya membandingkan kinerja bisnis dengan bisnis sejenis dalam industri, tetapi juga terhadap standar yang ditetapkan oleh bankir, investor, komisaris, atau atasan langsung.. Perbandingan keuangan ini biasanya dibuat dalam bentuk "rasio".
Ada dua bidang amatan yang dipelajari disini, yaitu: kinerja operasi dan likuiditas perusahaan.

Kinerja Operasi
Kita dapat mengetahui profitabilitas perusahaan dengan melihat jumlah laba pada Laporan laba rugi dan mengaitkannya dengan aktiva yang digunakan pada Laporan neraca.

Informasi pada Laporan laba rugi berupa: EBIT (laba sebelum bunga dan pajak), EBT (laba sebelum pajak), dan EAT (laba setelah pajak). Informasi pada Laporan neraca berupa: TA (total aktiva), CE (modal yang digunakan), NW (kekayaan bersih).

Rasio-rasio antara nilai-nilai neraca dan laporan laba-rugi yang dipelajari adalah:
  1. pengembalian atas aktiva (return on assets – ROA)
  2. pengembalian atas aktiva bersih (return on net assets – RONA)
  3. pengembalian atas modal yang digunakan (return on capital employed – ROCE)
  4. pengembalian atas modal yang diinvestasikan (return of invested capital – ROIC)
  5. pengembalian atas investasi (return on investment – ROI)
  6. pengembalian atas total aktiva (return of total assets – ROTA)
  7. pengembalian atas ekuitas (return on equity – ROE)
Informasi ROTA memberikan suatu ukuran efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan, sedangkan ROE menilai pengembalian kepada ekuitas pemegang saham.

Metode perhitungan ROTA adalah EBIT/TA dimana penggeraknya adalah besarnya laba dan total aktiva. Kinerja dapat ditingkatkan dengan memperhatikan keduanya. Persentase margin 10% memberi informasi mengenai tentang struktur EBIT bahwa presentase biaya adalah sebesar 90%. Marjin dapat ditingkatkan hanya jika presentase ini dapat dikurangi. Pengurangan biaya dapat dianalisis melalui informasi komponen-komponennya yang ada pada Laporan laba rugi. Selanjutnya adalah dengan mengendalikan TA dimana blok pembentuk aktiva adalah aktiva tetap, persediaan, dan piutang usaha (debitor).

Penurunan presentase biaya dan penurunan total aktiva akan meningkatkan return of total assets (ROTA) secara drastis dan sebaliknya.

Likuiditas perusahaan
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo. Ketika kas habis, manajemen akan kesulitan untuk membuat keputusan independen. Bahkan masa depan usaha ada di tangan pihak ketiga seperti pemasok atau kreditor yang belum dibayar. Masa depan tersebut dapat berupa kebangkrutan, pengambilalihan secara paksa, dan lain sebagainya. Intinya, manajemen dapat kehilangan otoritas dan pemilik kehilangan seluruh investasinya.

Ukuran-ukuran likuiditas terdiri dari ukuran likuiditas jangka pendek (short term liquidity measures) yang terdiri dari rasio lancar (current ration), rasio cepat (quick ratio), rasio modal kerja terhadap penjualan (working capital to sales ratio), dan Hari perputaran modal kerja (working capital days).

Rasio lancar adalah perbandingan antara total aktiva lancar dan kewajiban lancar. Perhitungan rasio cepat mirip dengan rasio lancar dengan mengurangi nilai persediaan dari aktiva lancar. Informasi untuk perhitungan diambil dari Laporan neraca.

Laporan Neraca (B/S)
Laporan neraca memberikn potret atau gambaran tentang aktiva pada suatu waktu misalnya jam 24:00 pada tanggal 31 Desember 2012. Potret ini akan diulangi pada internal yang tetap misalnya pada jam, tanggal, dan bulan yang sama tahun berikutnya (lihat Gambar 1).

Gambar 2. Struktur Laporan Neraca (BS)

Istilah-istilah umum pada laporan neraca yaitu:
  1. total aktiva atau TA = FA + CA atau TA = OF + LTL + CL
  2. modal yang digunakan atau CE = FA + CA – CL atau CE = OF + LTL
  3. kekayaan bersih atau NW = FA + CA – CL – LTL
  4. modal kerja atau WC = CA – CL
Laporan Laba Rugi (P/L)
Laporan laba rugi mengkuntifikasi dan menjelaskan keuntungan atau kerugian selma periode waktu yang dibatasi oleh dua laporan neraca.

Gambar 3. Struktur Sederhana Laporan Laba Ruga (P/L)

Laporan Arus Kas (C/F)
Laporan arus kas tergantung pada dua neraca serta laporan laba rugi.


Sumber:
Walsh Ciaran, Key Management Ratios 3 ed, Penerbit Erlangga, 2003

Artikel Terkait

35 comments:

  1. Assalamu`alaykum wr.wb.

    Sedikit ingin menanggapi artikel Pak fajar diatas.

    James Van Horne mengatakan bahwa functions of finance/accounting diantaranya adalah : sebagai alasan untuk investasi, keputusan pembiayaan, dan keputusan dividen.

    Hal-hal yang dapat mengeliminasi strategi suatu perusahaan diantaranya: likuiditas, leverage, modal kerja, profitabilitas, utilisasi aset, arus kas, dan ekuitas.

    Faktor keuangan sering kali mengubah strategi yang ada dan menggeser penerapannya. Disinilah pentingnya bagi kita untuk "mendokumentasikan visi-misi agar benar-benar hidup", agar rencana jangka panjang tidak terombang-ambing, dan penerapan strategi berjalan semestinya.

    Setuju dengan artikel Pak Fajar, yang tertulis bahwa rasio keuangan dihitung dari "laporan rugi/laba dan neraca" suatu perusahaan. Rasio tersebut nantinya akan di interpretasikan secara aktual, untuk dianalisa: perubahan rasio dari waktu ke waktu, perbandingan setiap rasio terhadap norma industri, perbandingan rasio diperusahaan kita dengan para pesaing utama.

    Pembagian rasio selain yang dipaparkan Pak Fajar diatas, ada juga yang membagi rasio keuangan berdasarkan:
    1. Rasio Likuiditas (e.g.rasio lancar, rasio cepat),
    2. Rasio Leverage,
    3. Rasio Aktivitas,
    4. Rasio Profitabilitas,
    5. Rasio Pertumbuhan (e.g.penjualan, laba bersih, laba per saham, dividen persaham).

    Rasio-rasio yang telah dipaparkan Pak Fajar, nantinya akan menentukan strategi jangka pendek/panjang kedepannya nanti, entah itu: integrasi ke depan/belakang/horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, diversifikasi terkait/tak terkait, retrenchment, divestasi, likuidasi.

    Tetapi, ada juga perusahaan-perusahaan (bisnis penerimaan tunai), yang tidak terlalu signifikan melihat rasio dalam bentuk "piutang usaha" ataupun "waktu penagihan rata-rata".

    Terima kasih banyak. Sekian.

    Wassalamu`alaykum wr.wb.

    RENNI EKAPUTRI (Teknik Elektro-MANTEL)

    ReplyDelete
  2. Pak Fajar, mau tanya Pak, dari gambar 2 sepertinya belum jelas bagi saya, manakah yang dimaksud/kepanjangan apakah:
    - LTL
    - ETL
    - WC

    Terima kasih banyak Pak.

    Wassalamu`alaykum wr.wb.

    RENNI EKAPUTRI (Teknik Elektro-MANTEL)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ibu Renni Ekaputri,

      Makasih banyak atas koreksinya. Kesalahan tersebut sangat mengganggu.
      Gambar dan tulisan sudah diperbaiki.
      Salam

      Delete
  3. Dalam merencanakan keputusan atau strategi perushaan, seorang strategis perusahaan membutuhkan informasi tertentu.
    Salah satu sumber informasi yang penting dalam mengambil keputusan dapat diperoleh melalui Laporan keuangan perusahaan.
    Dari analisis laporan keuangan tersebut dapat diperoleh data kondisi dan kinerja perusahaan dari periode ke periode.

    Drake (2007) Mendefinisikan analisis keuangan sebagai suatu seleksi (selection), evaluasi (evaluation),
    dan interpretasi (interpretation) atas data keuangan, serta menghubungkan dengan informasi lain yang dimaksudkan
    untuk membantu pengambilan keputusan investasi dan keuangan.
    Analisis keuangan ini dapat bermanfaat untuk kepentingan internal sebagai alat evaluasi kinerja pekerja, efisiensi operasi, dan
    untuk kepentingan eksternal dalam mengevaluasi potensi investasi.

    Halim et al (2011) Menyebutkan rasio keuangan merupakan ukuran statistik terkait dengan dua angka dari laporan laba rugi, neraca, atau keduanya. Rasio keuangan memungkinkan dilakukannya pembandingan kinerja perusahaan antar waktu, ataupun pembandingan kinerja antar perusahaan.
    “Financial ratios are statistical yardsticks that relate to two number obtained from the income statement of a company, balance sheet, or both”

    Analisis rasio keuangan dapat dilakukan untuk tiga tujuan:
    1) Sebagai alat analisis untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan (viability) dan menentukan apakah diperoleh return yang memuaskan dari pengambilan risiko/keputusan;
    2) Sebagai alat monitoring untuk meyakinkan bahwa tujuan perusahaan adalah sesuai dengan resource yang dimiliki;
    3) Sebagai alat yang efektif untuk perencanaan pencapaian tujuan perusahaan.

    Referensi
    Drake, P.P. (2007), “Module Financial Analysis”, James Madison University, available at: http://educ.jmu.edu/~drakepp/principles/module2/
    Halim, M.S.A.; Jaafar, M. and Osman, O. 2011, Assessment of the Financial Health of Malaysian Construction Firms Using Financial Ratio Analysis, International Journal of Academics Research, Vol. 3, No. 1, January, pp. 200-207

    ReplyDelete
  4. Q-1/2014
    Jika pertumbuhan merupakan insentif bagi suatu keberhasilan suatu usaha, indikator apa yang dapat digunakan untuk menilai saat menganalisis laporan keuangan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Opini saya: Dari paparan Pa Fajar di atas, indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan keberhasilan suatu usaha adalah dapat dilihat pada laporan balance sheet dan profit loss. Kedua laporan tersebut menunjukan adanya tingkat pertumbuhan atau penurunan usaha suatu perusahaan/badan usaha.

      Delete
    2. saat menganalisis laporan keuangan, kita perlu memperhatikan kinerja perusahaan baik diluar maupun didalam perusahaan tersebut. dalam suatu usaha, kinerja mutlak diperlukan untuk mendapatkan hasil yang bagus. oleh karena itu baik produk dan jasa yang dikeluarkan perusahaan perlu dilihat sebagai bagian dari menganalisa keuangan usaha.

      Delete
    3. Selain yang disebutkan Pak Apip tentang profit and loss dan balance sheet, indikator yang dapat digunakan dalam menganalisi laporan keuangan suatu perusahaan adalah revenue (pendapatan), biaya (operating cost), profit (laba) baik EBITDA (gross profit), EBIT maupu EAT (Net Income). Disamping itu parameter ukur Efficiency Ratios yang diukur pada ROI, EBIT margin maupun asset turn over. Juga dalam hal Profitability Ratios yang diukur pada ROA dan ROE.

      Delete
    4. Pertumbuhan suatu usaha dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah aset pada neraca dan EBITDA yang selalu positif.

      Bertambahnya jumlah aset, secara tidak langsung dipengaruhi oleh dua hal berikut, yaitu liabilitas dan/atau modal, yang merupakan indikator usaha tersebut semakin dipercaya oleh kreditur maupun investor.

      Kepercayaan investor maupun kreditur bisa jadi juga disebabkan juga oleh EBITDA positif yang secara konsisten besarnya naik. Dengan EBITDA yang selalu positif, ada harapan perusahaan akan terus bertumbuh walaupun laba bersihnya kecil atau bahkan masih minus. EBITDA sendiri berkaitan dengan laba operasional suatu usaha dan kemampuan menghasilkan kas positif di akhir periode.

      Thanks & regards,
      Antonius MT'13

      Delete
    5. Dapat dilihat dari neraca perusahaan, apakah bernilai negatif atau positif. Jika positif, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan mengalami keuntungan, dan sebaliknya.

      Keuntungan adalah suatu indikator perusahaan tumbuh, karena aset dari perusahaan akan semakin banyak dan kondisi finansialnya akan semakin baik, dengan manajemen yang baik pula.

      M. Wildan
      ManTel2013

      Delete
    6. Dari indikator-indikator yang disampaikan pak Enov cukup untuk dilakukan analisis pertumbuhan suatu perusahaan, tapi yang perlu diperhatikan adalah perlu adanya keseimbangan antara pertumbuhan, laba dan aktiva. Jika pertumbuhan tinggi yang ditandai dengan meningkatnya aktiva lancar, tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan laba yang ditahan dari penjualan, maka dapat mengakibatkan posisi keuangan menjadi tidak stabil dan beresiko tinggi. Resiko tinggi tersebut dikarenakan perusahaan harus berhutang untuk mendanai kelebihan pertumbuhan.

      Delete
    7. Indikator yang dapat digunakan untuk menilai saat menganalisis laporan keuangan adalah dilihat dari rasio likuiditas dan rasio manajemen utang, rasio manajemen aktiva dan rasio profitabilitas dari tahun ke tahun.

      Delete
    8. Dari pengalaman di institusi, penilaian laporan keuangan (khususnya sektor telco) dititikberatkan pada:
      1) Aset dan pertumbuhan aset
      2) Net Income
      3) Long-Term Asset (LTA) yang merupakan aktiva tidak tetap
      4) ROI, yang merupakan perbandingan antara Net Income terhadap LTA
      5) ROA, yang merupakan perbandingan antara Net Income terhadap Aset

      Delete
    9. Mempelajari artikel Bapak Fajar di atas, pertumbuhan usaha juga dapat dilihat dari perbandingan kinerja tahun ini dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya, yaitu dengan Analisis Tren (Analisis Horizontal). Misalnya tren profit, biaya, persediaan, piutang, dan lain sebagainya.

      Delete
    10. Menurut saya, indikator dalam laporan keuangan yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan suatu usaha dapat berupa:
      1. Sales revenue, dimana semakin besar nilai ini maka menandakan perusahaan tersebut berhasil menjual sejumlah besar barang/jasanya dan dapat diterima dengan baik pula oleh masyarakat
      2. Operating charge atau biaya operasi, dimana menunjukkan seberapa efisien suatu perusahaan dalam mengelola keuangannya dalam hal operasi untuk menghasilkan barang/jasa
      3. Net income merupakan key profitability indicator yang menunjukkan apakah bisnis tersebut telah berjalan dengan baik atau tidak selama masa operasi

      Delete
    11. Setuju dengan rekan-rekan mantel,salah satu indikator yang menunjukkan pertumbuhan perusahaan dari laporan keuangan adalah harga saham dari perusahaan tsb

      Delete
  5. Q-2/2014
    Jika tingkat kesehatan dapat menjadi indikator pertumbuhan yang berkelanjutan suatu usaha, apa yang diukur dari informasi yang disajikan laporan keuangan untuk menilai tingkat kesehatannya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Opini saya: Sehat atau tidaknya suatu badan usaha/perusahaan dapat dilihat dari laporan Cash Flow-nya. Jika cash flow baik/tidak, maka badan usaha/perusahaan tersebut dapat dinyatakan sehat/tidak. Cash flow menggambarkan kelangsungan operasi perusahaan dimana perusahaan dapat membiayayai operasional dengan cash in/cash out tanpa mengurangi modal suatu perusahaan.

      Delete
    2. Menurut saya free cash flow tidak selamanya menjadi tolok ukur sehat tidak nya suatu perusahaan. Karena dapat saja free cash flow nya rendah bahkan harus hutang karena dipakai untuk biaya investasi (CAPEX). Sehat tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari pertumbuhan asset (harta), walaupun itu dapat berupa equity (modal sendiri) maupun liabilitas (hutang/kewajiban). Parameter lainnya untuk melihat sehat tidaknya suatu perusahaan adalah pertumbuhan revenue (pendapatan), pengendalian biaya (cost) dan pertumbuhan laba (profit) baik secara YoY (year on year) maupun QoQ. Sehat tidaknya perusahaan juga dapat dilihat dari komparasi dengan rata2 industri sejenis untuk tingkat profitrability dan tingkat efficency nya.

      Delete
    3. Tingkat kesehatan suatu usaha dapat dilihat dari rasio-rasio yang bisa didapatkan dari balance sheet dan laporan rugi laba. Menurut Kown, rasio keuangan dapat memberikan jawaban untuk empat pertanyaan berikut:
      1. Bagaimana likuiditas perusahaan
      2. Apakah manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva
      3. Bagaimana perusahaan didanai
      4. Apakah pemegang saham bisa mendapatkan tingkat pengembalian yang cukup.

      Berdasarkan cara mendapatkannya, rasio keuangan dapat dibedakan menjadi
      1. Rasio-rasio Laporan Neraca, seperti current ratio, quick ratio, current asset to total asset ratio, dsb
      2. Rasio-rasio Laporan Laba Rugi, seperti EBITDA, net profit, dsb
      3. Rasio-rasio antarlaporan keuangan, misalnya asset turnover, inventory turnover, dsb

      Berdasarkan bentuknya, rasio keuangan dapat dibagi menjadi tiga yaitu
      1. Rasio likuiditas, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajian financial jangka pendek yang berupa hutang – hutang jangka pendek.
      2. Rasio Solvabilitas atau Leverage, yaitu rasio untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut
      3. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan.

      Jika rasio-rasio di atas berada pada kondisi yang dikatakan baik, maka suatu usaha bisa dikatakan sehat

      Thanks & regards,
      Antonius MT'13

      Delete
    4. Untuk menilai kesehatan perusahaan adalah dengan mengetahui tingkat pengembalian atas investasi (ROI). Jika ROI sama dengan atau lebih tinggi dari biaya ekuitas maka perusahaan dapat terus beroperasi dan apabila sebaliknya maka keberlangsungan perusahaan tersebut diragukan. ROI dapat diukur dengan menggunakan ROTA(return on total asset) dan ROE (Return on equity). ROTA dihitung berdasarkan EBIT sedangkan ROE dihitung berdasarkan EAT.

      Delete
    5. Setuju dengan Mas Anton, Yang diukur dari informasi yang disajikan laporan keuangan untuk menilai tingkat kesehatannya adalah dengan mengetahui ratio-ratio (Perbandingan), ratio tersebut dapat berupa:
      1. Rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas
      2. Debt Coverage Ratio
      3. Rasio pembayaran bunga terhadap pendapatan operasional
      4. Rasio pendapatan operasional
      5. Rasio pengeluaran operasional
      6. Rasio perputaran piutang
      7. Working Ratio
      8. Rasio Jumlah pegawai per pelanggan
      9. Current Ratio
      10. Rasio Keuntungan Penjualan
      11. Rasio Pengembalian Aktiva

      Delete
    6. Menyambung pendapat saya terhadap pertanyaan sebelumnya, indikator sederhana tingkat kesehatan yang dapat menjadi indikator pertumbuhan suatu usaha dapat melihat dari EBIT dan EAT.
      1) Jika EBIT dan EAT positif dan nilainya lebih tinggi dari tahun sebelumnya, maka perusahaan dikategorikan sehat dan tumbuh.
      2) Jika EBIT dan EAT positif dan nilainya lebih rendah dari tahun sebelumnya, maka perusahaan dikategorikan sehat namun kinerja menurun.
      3) Jika EBIT positif namun EAT negatif dan nilainya lebih tinggi dari tahun sebelumnya, maka perusahaan dapat dikategorikan sehat dan dapat bertahan.
      4) Jika EBIT positif namun EAT negatif dan nilainya lebih rendah dari tahun sebelumnya, maka perusahaan dapat dikategorikan sehat namun merugi.
      5) Jika EBIT negatif maka perusahaan dikategorikan tidak sehat.

      Delete
    7. Benar, kesehatan suatu perusahaan bisa diukur dari rasio-rasio keuangan-nya. Menambahkan dari keterangan mas anton dan artikel diatas, mengutip dari sini , berikut formula-formula untuk menghitung rasio tersebut

      1. Rasio Likuiditas
      a. Current Ratio
      Current Ratio (CR) = (Aktiva Lancar / Hutang Lancar) X 100%

      Aktiva Lancar : kas, surat” berharga, piutang, & persediaan.
      Hutang Lancar : hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, hutang gaji/upah, & hutang jangka pendek lainnya.

      b. Quick Ratio
      Quick Ratio (QR) = Aktiva Lancar – (Persediaan / Hutang Lancar)

      2. Rasio Aktivitas
      a. Receivable Turnover
      Receivable Turnover = Penjualan Kredit Bersih Setahun / Rata-Rata Piutang

      b. Inventory Turnover
      Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan / Rata-Rata Persediaan

      Digunakan untuk mengukur efektivitas menajemen perusahaan dalam mengelola persediaan.

      c. Total Assets Turnover
      Total Assets Turnove (TATO) = Penjualan Bersih / Total Aktiva

      Digunakan untuk mengukur perputaran dari semua aset yang dimiliki perusahaan.

      3. Rasio Hutang
      a. Debt Ratio
      Debt Ratio = Total Hutang / Total Aktiva

      Digunakan untuk mengukur berapa persen perusahaan yg dibelanjai dengan hutang.

      b. Total Debt to Equity Ratio
      Total Debt to Equity Ratio = Total Hutang / Total Aktiva

      Perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri

      4. Rasio Keuntungan
      a. Gross Profit Margin
      Gross Profit Margin = Penjualan Bersih – (Harga Pokok Penjualan / Penjualan Bersih)

      b. Net Profit Margin
      Net Profit Margin = Laba bersih setelah pajak / Penjualan Bersih

      c. Return on Investment (ROI)
      Return on Investment = Laba bersih setelah pajak / Total Aktiva

      d. Return on Equity (ROE)
      Return on Equity = Laba bersih setelah pajak / Total Modal sendiri

      Mengukur seberapa banyak keuntungan yg menjadi hak pemilik modal sendiri.

      e. Rentabilitas Ekonomis
      Rentabilitas Ekonomis = Laba usaha atau EBIT / Total Aktiva

      Mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yg digunakan untuk memperoleh laba.

      Delete
  6. Q-3/2014
    Menurut Anda, mengapa instansi yang bekerja untuk sektor publik juga memerlukan pertumbuhan dan apa ada indikator keberhasilan yang digunakan di sisi publik? (sektor telekomunikasi dan sektor energi).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Opini saya: Pertumbuhan adalah persyaratan yang bersifat mutlak bagi semua penyelengara usaha baik yang bergerak dibidang publik ataupun non publik. Karena tanpa adanya pertumbuhan, maka penyelengara usaha tersebut akan mengalami stak dan bahkan kebangkrutan. Adapun indikator keberhasilan dari sisi publik bagi instansi penyelengara sektor publik adalah dimana publik dapat merakan terpenuhinya kebutuhan baik itu bidang telekomunikasi dan bidang energi dan dengan biaya yang seminim mungkin (if possible). Dalam hal ini seharusnya pemerintah dapat lebih jeli melihat instansi2 yang melayani sektor publik ini agar jangan sampai mengalami kebangkrutan dan diharapkan adanya subsidi untuk instansi tersebut dengan pertimbangan kebutuhan sektor publik. Sehingga publik dapat merasakan terpenuhinya kebutuhan dengan fasilitas terbaik dan harga terjangkau.

      Delete
    2. Menurut saya, instansi yang bekerja untuk sektor publik juga perlu pertumbuhan, misalnya Kominfo untuk sektor telekomunikasi. Indikatornya adalah pertumbuhan regulasi yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan produk/jasa yang dihasilkan. Indikator lainnya adalah pertumbuhan penghasilan non pajak seperti dari hasil lisensi dan biaya frekuensi yang tentunya bertumbuh seiring dengan pertumbuhan alat-alat produksi operator maupun kebutuhan lainnya.

      Delete
    3. Setuju dengan pendapat rekan-rekan Mantel bahwa Instansi yang bekerja untuk sektor publik juga memerlukan pertumbuhan, Adapun Indikator keberhasilan yang digunakan di sisi publik adalah Key Performance Indicators (KPI) yang merupakan indikator keberhasilan dengan perspektif finansial dan non-finansial. Setiap Instansi tentu memiliki KPI yang berbeda-beda, tergantung pada jenis, sifat, tujuan dan strategi masing-masing. Baik itu dari Sektor Telekomunikasi maupun sektor energi.

      Delete
    4. Berhubung lingkup pertanyaannya adalah "instansi yang bekerja untuk sektor publik", maka saya memandang fokusnya adalah Pemerintahan. Indikator keberhasilan yang digunakan adalah:
      1) Opini keuangan (WTP, WDP, dsb)
      2) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
      3) Akuntabilitas penggunaan anggaran
      4) Indeks kepastian hukum
      5) Indeks kompetisi
      6) Kontribusi terhadap keuangan negara (jika ada) baik dari sektor pajak maupun non pajak (PNBP)
      7) Jumlah gugatan Tata Usaha Negara yang dimenangkan (indikator ini memang terlihat aneh...tapi ini bisa menjadi indikator kualitas suatu penetapan kebijakan)

      Delete
    5. Instansi yang bekerja di sektor publik juga perlu tumbuh untuk menjamin bahwa instansi tersebut terus melakukan inovasi dalam memberikan manfaat yang lebih bagi publik. Indokatornya adalah:
      1. Financial accountability yaitu engukuran kinerja organisasi sektor publik yang berfokus pada seberapa besar anggaran yang telah dikeluarkan
      2. Output berupa kebijakan yang dihasilkan atau sejenisnya sesuai instansinya masing-masing
      3. Key Performance Indicator
      4. Kepuasan pelanggan dimana pengukuran kinerja organisasi publik didasarkan pada kepuasan pelanggan yang dapat berupa ketepatan waktu pelayanan, kemudahan untuk mendapat layanan dan kepuasan secara keseluruhan
      atas penyediaan barang atau pelayanan publik

      Delete
    6. menurut saya, pertumbuhan pada sektor publik sangat perlu karena di sektor publik memberikan manfaat langsung pada masyarakat, sehingga perlu untuk bertumbuh secara baik. Untuk memberikan layanan yang maksimal kepada publik maka instansi juga harus memikirkan untuk bertumbuh agar dapat memberikan layanan yang maksimal kepada masyarakat dan kinerja nya juga akan bagus.

      sharing indikator nya

      Ukuran Tingkat Pengembalian dan Surplus
      · Kemampuan untuk mencapai marjin kontribusi sebagaimana ditargetkan.
      · Kemampuan untuk mencapai tingkat surplus atau income tertentu sebagai ditargetkan.
      · Kemampuan untuk mencapai arus kas tertentu sebagaimana ditargetkan.
      · Kemampuan untuk mencapai tingkat surplus setelah mempertimbangkan investasi total atau beban biaya modal (misalnya dengan menghitung residual income-nya)
      · Kemampuan untuk mencapai return on asset (ROA), return on investment (ROI), dan return on equity (ROE).
      · Peningkatan harga pasar saham organisasi jika organisasi yang bersangkutan go public melalui pasar modal.

      2. Ukuran Produktivitas
      · Jumlah output yang bisa dihasilkan untuk setiap pegawai atau setiap jam kerja efektif.
      · Jumlah output yang bisa dihasilkan untuk setiap unit bahan mentah (input).
      · Tingkat pengurangan atau penurunan produk rusak atau cacat.
      · Jumlah waktu yang dibutuhkan organisasi secara keseluruhan untuk menghasilkan setiap unit produk atau layanan.
      · Proporsi nilai tambah (value-added) dari total jam kerja efektif.
      · Proporsi waktu menganggur (idle time) dari total jam kerja efektif.

      3. Ukuran Kualitas
      · Persentase produk tidak sempurna (defective products) misalnya produk rusak, cacat, kembali, dan / atau layanan yang tidak memenuhi standar pelayanan minimum (SPM).
      · Jumlah biaya yang digunakan untuk mengganti (warranty costs) atau membayar kembali (reimbursements) atas produk atau pelayanan yang tidak memadai.
      · Jumlah biaya-biaya kualitas yang dikeluarkan dalam penerapan sistem manajemen mutu terpadu (total quality management system).
      · Penilaian pelanggan (masyarakat sebagai direct users) atas kualitas layanan atau produk.

      dapat dilihat disini Kinerja.

      Delete
    7. Dari sudut pandang ekonomi, sektor publik dapat dilihat sebagai suatu entitas (kesatuan) yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik. Instansi yang bekerja untuk sektor publik juga memerlukan pertumbuhan, karena hal itu menjadi salah satu penentu keberhasilan instansi tersebut dalam memenuhi fungsinya dalam pelayanan publik.

      Karena fungsinya sebagai pelayanan publik, maka indikator utama yang menjadi tolak ukur keberhasilan penyelengaraan layanan publik tentu saja "kepuasan publik". Kepuasan publik ini akan menjawab seberapa besar kualitas dan standar pelayanan (quality and standards), cakupan layanan (coverage), tingkat kepuasan (satisfaction), serta ukuran perbandingan jumlah pelayanan yang ditawarkan (supply of service) dengan permintaan publik (public demand).

      Delete
    8. Bagi instansi publik yang non profit memiliki karakteristik unik dimana keuntungan finansial bukanlah tujuan utama. Misalnya saja, kerugian finansial yang harus terjadi agar mencapai tujuan utamanya (kepuasan public) dianggap sebagai suatu yang wajar, bukan suatu kegagalan manajemen organisasi layanan publik itu sendiri.

      Hal ini akan jauh berbeda jika dibandingkan dengan sektor swasta dimana pengukuran kinerjanya lebih menekankan pada aspek keuangan, yaitu dengan membandingkan rasio-rasio keuangan dari waktu ke waktu. Jika terdapat peningkatan rasio keuangan maka kinerjanya akan dikatakan baik.

      Delete
  7. Pertumbuhan juga diperlukan pada insatansi sektor publik, karena pada hakekatnya dunia ini tumbuh dan berkembang. Diantaranya adalah jumlah populasi dan teknologi. Jika instansi sektor publik tidak tumbuh berkembang maka tidak bisa melayani kebutuhan publik sepenuhnya.
    Indikator keberhasilan di sisi publik adalah dapat memenuhi kebutuhan publik dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang memadai.

    ReplyDelete
  8. Saya setuju dengan pendapat Pak Apip, Pak Enov dan Pak Sidik yang menyebutkan bahwa pertumbuhan pada sektor publik juga diperlukan. Indikator keberhasilan dari sektor publik adalah meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat atas layanan yang diberikan, tingkat kepuasan masyarakat dapat diketahui dengan melakukan survey kepuasan masyarakat melalui kuisioner, kotak pengaduan dll. Dari sisi keuangan/anggaran, pertumbuhan dapat dilihat selain dari meningkatnya dan tercapainya target PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) setiap tahunnya juga dapat dilihat dari Pemanfaatan dana APBN, PNBP atau USO yang akuntabel untuk peningkatan pelayanan publik melalui pembangunan infrastruktur dan perumusan kebijakan yang kesemuanya dapat dilihat dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) setiap tahunnya.

    ReplyDelete

Membuat Link Pada Komentar Anda
Agar pembaca bisa langsung klik link address, ketik:
<a href="link address">keyword </a>
Contoh:
Info terkini klik <a href="www.manajementelekomunikasi.org"> disini. </a>
Hasilnya:
Info terkini klik disini.

Menambahkan Gambar Pada Komentar
Anda bisa menambahkan gambar pada komentar, dengan menggunakan NCode berikut:

[ i m ] URL gambar [ / i m ]

Gambar disarankan memiliki lebar tidak lebih dari 500 pixels, agar tidak melebihi kolom komentar.

---

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger