Tuesday, November 12, 2013

Studi Kasus #15: Model Bisnis MEDIA PUBLIK dan Layanan TELEKOMUNIKASI

Seri Kapita Selekta

oleh: Kelompok 1
Mustain, RintoHariwijaya, Fauzan Baskoro


Media publik yang dikenal adalah koran, majalah, radio, dan televisi. 

Industri ini dalam kesulitan yang besar saat ini. Produksi menurun seiring penurunan pendapatan dan meningkatnya biaya-biaya. Faktor-faktor eksternal mengubah industri ini.  

Sejumlah operator telekomunikasi saat ini juga mengalami gejala yang sama.

Berhasilkah media publik mensiasati situasi ini?

Pengantar

Media massa cetak merupakan alat komunikasi satu arah yang diterbitkan di Eropa pada abad ke-17 dan berkembang sejak alat cetak pertama ditemukan yang mengantikan hand-writing news sheet.

Di Indonesia sendiri, surat kabar berkembang dan mempunyai peranannya sendiri di tengah masyarakat hingga sekarang. Pertumbuhan media massa cetak sangat pesat sebelum datangnya era digital. Kebutuhan manusia akan informasi menjadi salah satu pendorong media cetak berjaya dengan margin laba yang menarik. Sumber utama pendapatan media umumnya berasal dari iklan dan pelanggan.

Namun sejak era digital, ditandai dengan tumbuhnya layanan jaringan internet, media cetak konvensional ini mulai ditinggalkan penggunanya.Masyarakat bukan meninggalkan informasi, namun beralih ke teknologi yang menyajikan informasi dengan cara yang lebih praktis, cepat, up-to-date, dan dua arah.

Berdasarkan informasi dari American Newspaper Association, revenue media cetak terus terjun dari awal tahun 2000-an.

(sumber: Newspaper Association in Amerika - September 2012)

Model Bisnis Media Massa Konvensional (Cetak)

Model bisnis yang ditampilkan di sini berupa model bisnis media massa cetak konvensional.

Model Bisnis Media Massa Cetak Konvensional
Dalam kanvas model bisnis tersebut dapat terlihat bahwa VP yang ditawarkan berupa berita dengan CS masyarakat umum atau lokal suatu daerah dan iklan untuk CS perusahaan atau institusi atau juga perseorangan.

VP dan CS ini menghasilkan pendapatan dari jumlah eksemplar yang terjual ditambah dengan jumlah iklan yang dimuat dalam surat kabar tersebut. 

Aktivitas utama (KA) dan sumberdaya kunci (KR) menghasilkan beberapa jenis biaya sebagai berikut :
  • Biaya untuk jurnalis, editor dan kontributor 
  • Biaya pokok percetakan yang berupa biaya kertas dengan rumus total kertas yang terpakai : (jumlah lembar kertas x panjang x lebar x berat gr/m2) / 10.000 dan juga biaya tinta dengan rumus pemakaian tinta : (A x O x D x V x P x I) / 10.000 = … gram tinta. 
  • Biaya gudang (gaji karyawan bagian gudang, pemeliharaan dan perbaikan gudang) 
  • Biaya penerbitan 
  • Biaya ekspedisi / pengiriman (biaya pengepakan, pengiriman, karyawan bagian expedisi, biaya tidak langsung.
Sedangkan untuk KP terdiri dari :perusahaan periklanan, para kontributor, perusahaan percetakan dan operator telekomunikasi (menggunakan layanan telekomunikasi terutama untuk mendukung kegiatan jurnalistik, pengiriman berita, dan proses percetakan ke beberapa kantor cabang).

Mengapa Media Cetak Kolaps?

Sepanjang tahun 2011, The New York Times (NYT) perusahaan koran tertua di Amerika mengalami penurunan pendapatan luar biasa dari iklan dan dinyatakan kolaps pada akhir 2011. Hal ini menjadi pukulan besar bagi seluruh pengusaha media cetak di seluruh dunia.

NYT akhirnya melego 16 suratkabar daerah miliknya kepada Halifax Media Holdings senilai USD 143 juta. 

Selama 9 bulan pertama 2011, pendapatan perusahaan koran tersebut turun sebanyak 7 persen dan mengalami kesulitan untuk mengendalikan biaya untuk mempertahankan tingkat keuntungan.

Kinerja Keuangan NYT
Penyebab utama kolapsnya media cetak tersebut adalah mahalnya biaya cetak dan biaya untuk mendapatkan informasi (news).

Koran adalah bisnis. Dengan asumsi biaya cetak Rp. 1000 per eksemplar. Ini berarti perusahaan suratkabar membutuhkan 100 juta untukmemproduksi 100.000 eksemplar. Untuk bisa terbit selama satu bulan penuh, maka dibutuhkan modal kira-kira 3 milyar rupiah.

Penyebab lainnya adalah media online.

Sistem yang mengedepankan teknologi internet ini lebih efisien, murah dan efektif dibandingkan dengan media cetak konvensional. Faktor kecepatan dan keakurasian menjadi andalan dari pemberitaan yang berbasiskan pada media online interaktif yang melibatkan publik sebagai sumber berita (citizen journalism) sekaligus pengguna berita.

Disamping itu media online juga lebih ramah lingkungan. (sumber: Kompasiana). Pasalnya media online tidak membutuhkan kertas, yang berasal dari pohon-pohon hutan.

Dan berikut ini kinerja keuangan The Washington Post berdasarkan laporan tahun 2012 :

Ilustrasi Kinerja Keuangan The Washiongton Post 2012

Bahan Diskusi

Berdasarkan fenomena tersebut, muncul sejumlah pertanyaan :
  1. Apakah kejatuhan media cetak konvensional ini benar-benar karena kehadiran media online? 
  2. Seberapa hebat sistem online yang nota bene berdiri di atas jaringan telekomunikasi bisa menjatuhkan sistem konvensional yang sudah beratus tahun eksis? 
  3. Apakah industri telekomunikasi diuntungkan dengan jatuhnya industri media dan tumbuhnya media onlune ini? Jika tidak, apa yang salah?
  4. Sejumlah media konvensional telah mengembangkan media online untuk menyesuaikan diri tetapi ini juga tidak mendorong pertumbuhan pendapatan mereka. Mengapa?
Mari kitadiskusikan.

Artikel Terkait

39 comments:

  1. 1. Apakah kejatuhan media cetak konvensional ini benar-benar karena kehadiran media online?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut pendapat saya, Media Online memang menjadi 'salah satu' penyebab kejatuhan Media Cetak Konvensional, tetapi bukan merupakan penyebab utamanya. Karena bila dibandingkan antara Media Online dengan Media Cetak konvensional, masing-masing memiliki keunggulan.
      Keunggulan dari Media Online adalah:
      1. Bisa digunakan kapan saja selama akses internet ada sehingga bisa mempersingkat waktu, jarak dan tempat.
      2. Menyediakan Informasi yang bisa diperoleh dengan cepat dan mudah, dengan sumber dari seluruh dunia
      3. Biayanya lebih murah dibanding Media Cetak Konvensional, karena biaya akses internet saat ini yang sudah semakin murah
      4.Media online akan terus berkembang dan tidak hanya terbatas pada pengguna computer karena saat ini media online dapat diakses melalu media handphone yang memiliki fasilitas internet.
      5.Media online merupakan whole package karena selain berupa teks, juga berupa animasi terutama pada iklan video, gambar dan audio.
      6.Para pengguna media online dapat saling berinteraksi satu dengan lainnya dengan cara memberikan komentar satu dengan yang lainnya.


      Tetapi Media Cetak Konvensional juga memiliki beberapa kelebihan:
      1. Repeatable - Dapat disimpan dan dibaca berulang kali
      2. Analisa yang disajikan lebih tajam, sehingga membantu orang-orang untuk lebih mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam sehingga membuat orang untuk dapat berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan.

      Sehingga, untuk beberapa kondisi tertentu, orang-orang akan tetap lebih memilih menggunakan Media Cetak Konvensional dibandingkan dengan Media Online.

      Jadi menurut pendapat saya, selain munculnya Media Online sebagai pesaing Media Cetak Konvensional ini, masih ada beberapa faktor lainnya yang menjadi penyebab kejatuhannya seperti yang sudah dipaparkan rekan-rekan dari kelompok 1 diatas. Terima Kasih.

      Delete
    2. Menurut pendapat saya, menurunnya penjualan media cetak bukan disebabkan oleh adanya media online, tapi disebabkan oleh berubahnya cara dalam mendapatkan informasi. Saat ini, orang lebih mudah mengakses internet sehingga hal tsb dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk mengembangkan media online dan mendapatkan keuntungan dari iklan yang terpasang.
      Jadi, yang diperlukan oleh perusahaan media cetak adalah bagaimana mereka mampu memanfaatkan internet dalam "menjual" beritanya, selain itu adanya internet memudahkan dan mempercepat para jurnalis dalam mengirim berita tanpa harus datang ke kantor sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.
      Dalam menjual berita, bisa saja perusahaan media menjual versi online-nya tapi tentunya harus ada sesuatu yang lebih yang bisa didapatkan oleh pembaca, misalnya kedalaman analisa ataupun hasil survey yang dilakukan oleh media tsb, dan sistem bayarnya pun jangan lagi per hari seperti membeli versi cetak harian tapi bisa sistem langganan dengan harga yang jauh lebih murah dibanding versi cetak. Dengan begitu perusahaan media mendapat modal di awal yang dapat diinvestasikan di unit bisnis yang lain.

      Delete
    3. Dear All,

      Menanggapi komentar Mba Vince mengenai media cetak yang repeateable - dapat disimpan dan dibaca berulang kali. Media online pun saya rasa bersifat repeatable karena ada sistem archive berita di media online. Selain itu semua keunggulan media online sudah dijabarkan dengan baik sekali dan menggambarkan kondisi media online saat ini. Mengenai mengapa media cetak mengalami kemunduran adalah dengan hadirnya media online. Kehadiran media online dimulai dengan perkembangan teknologi terutama telekomunikasi. Internet merupakan aspek penting dalam perkembangan media online. Perubahan ini juga dipengaruhi dengan kondisi masyarakat atau pasar saat ini. Untuk masyarakat saat ini terutama areal urban dengan mobilitas tinggi pilihan media online adalah yang paling nyaman. Selain itu juga mobile phone atau smarth phone yang mudah ditemukan dan dimiliki saat ini sangat sejalan dengan kondisi masyarakat yang dinamis dan memiliki mobilitas yang tinggi. Namun untuk masyarakat konvesnsional atau biasanya masyarakat yang mobilitasnya lebih rendah, menikmati kondisi "santai" biasanya akan lebih nyaman dengan media cetak.

      Salam
      Ayu Nova - Klmpk 2

      Delete
    4. Perpindahan tren konsumer pengguna media cetak ke platform digital secara signifikan memang menjadi momok tersendiri yang bisa mengancam kelangsungan hidup koran dan majalah. Saat ini salah satu kesulitan yang dialami media cetak adalah masalah distribusi. Sejumlah pengecer dan distributor kerap mengeluhkan kesulitan dalam mendistribusikan media cetak dagangannya. saat ini sulit untuk mencari loper tetap dengan upah yang memang seadanya. Namun bukan berarti media cetak tidak bisa bangkit lagi. Untuk mengatasi hal ini awak media, khususnya media cetak harus berpikir lebih kreatif demi mempertahankan bisnis mereka, terutama lebih kreatif dari sisi distribusi. Berdasarkan data memang media cetak mengalami penurunan yang sangat besar di Amerika dan Eropa, tapi tidak di Asia khususnya Indonesia. Koran dan Majalah masih memiliki kepercayaan tinggi dari masyarakat.Keunggulan media cetak dibanding media online saat ini terletak pada keakurasian isi berita dan pembahasan yang lebih mendalam.Untuk menyaingi kecepatan berita onlie, media cetak masih dirasa perlu untuk membuat alternatif konvergensi platform, seperti berlangganan koran online.

      Salam,
      Eka-klp. 2

      Delete
    5. Menurut saya penyebab utama kejatuhan media cetak konvensional ini bukan karena kehadiran media online. Jika diamati, saat ini pilihan media cetak konvensional lebih beragam. Dalam hal media cetak, mulai dari koran, majalah, tabloid tersedia. Dari sisi content pun sekarang lebih variatif. Ada yang menyajikan ragam berita dalam satu terbitan, maupun yang spesifik membahas topik tertentu (misal khusus membahas teknologi, ekonomi,dsb). Adanya beragam alternatif ini membuat konsumen mempunyai banyak pilihan yang sesuai dengan kebutuhannya. Akibatnya persaingan antar media konvensional pun semakin tinggi dalam mempertahankan penjualannya.

      Disaat yang bersamaan, berkembangnya media online semakin menambah alternatif pilihan pembaca dalam mengakses informasi. Saya pribadi misalnya, cendrung memilih media online untuk mengikuti perkembangan berita karena lebih cepat, up to date, dan lebih mudah diakses. Namun untuk mendapatkan informasi tertentu misalnya yang bersifat hobi atau referensi, masih memilih media konvensional.

      Setuju dengan Ibu Ayu, bagaimanapun juga media cetak konvensional tetap memiliki segmen masyarakat yang masih nyaman membaca media cetak konvensional. Jadi menurut saya media cetak konvensional masih bisa bertahan, dimana media cetak dan media online berjalan saling melengkapi. Namun media cetak konvensional harus mampu melakukan diversifikasi untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini.

      Delete
    6. Mbak Nova,

      Mungkin mememang benar, bahwa Media Online juga memiliki Archive/history sehingga bisa dibaca kembali. Tetapi ada esensi dari Media Konvensional yang tidak bisa digantikan oleh Media Cetak. Saat kita harus berada disuatu tempat yang tidak dicover oleh mobile signal, Media Konvensional akan menjadi pilihan. Tidak perlu juga khawatir tiba-tiba bacaan terpotong dan tidak selesai karena Smartphone atau notebook kita lowbat, kita semua tahu koneksi ke internet consume more power. Media Konvensional juga memungkinkan kita mencoret atau menulis note sembari tiduran/santai, sementara pada media online tidak semua menyediakan/mengijinkan editing. Belum lagi masalah signal dan speed dari internet yang kita peroleh yang terkadang, atau mungkin bahkan sering di beberapa daerah/area, tidak memungkinkan kita untuk mengakses internet. Selain itu, untuk Media Konvensional setiap kali kita mau membaca ulang, tinggal baca, sementara kalau untuk media online, kita harus akses internet dulu yang nota bene memerlukan cost kembali, yang artinya kita mengeluarkan biaya berulang-ulang untuk membaca ulang satu berita/artikel.
      Itu menurut pendapat saya.

      Delete
    7. opini saya: 1. masing-masing mempunyai segmen pasar tersendiri, dimungkinkan ada pasar media cetak yang beralih ke media online terutama dikalangan akademisi (pelajar, mahasiswa, dosen) dan eksekutif muda yang mengenal internet dimana mereka merasa lebih mudah dan praktis untuk mengakses informasi via on-line, sehingga segmen pasar media cetak bergeser. 2. Disisi lain banyak munculnya beragam jenis media cetak dapat menambah persaingan dan pembagian segmen pasar media cetak, sehingga segmen pasar yang sudah bekurang dengan pergeseran ke media on-line juga bergeser pula ke media cetak yang lain. Sehingga beberapa media cetak yang mempunyai permasalahan finacial akan mengalami kebangkrutan.

      Delete
    8. Apakah membaca media cetak kini sudah terasa kuno? Pernyataan itu mungkin terlalu tendensius. Namun jika kita menengok riset yang dilakukan Voice of America (VOA) pada 2012 tentang peta persaingan radio, televisi dan media lain di Nusantara sesungguhnya tidak terlalu mengejutkan.

      Riset itu menunjukkan, sebanyak 87 % penduduk Indonesia masih menggunakan TV untuk mendapatkan berita. Namun kelompok masyarakat yang mulai terbiasa memanfaatkan new media (instant messenger, online news, blog, social media, forum, SMS) jumlahnya sudah mencapai 36%. Sisanya 11% memperoleh informasi dari radio, dan hanya 7% yang masih menggunakan koran atau majalah untuk mengakses berita. Ini menunjukkan, media-media tradisional, khususnya radio dan media cetak kini hanya menjadi pelengkap dari euphoria yang tengah terjadi.

      Tak berlebihan jika media online semakin diminati. Faktanya media-media online telah mampu menawarkan tiga unsur utama dalam menyajikan berita. Yakni selain cepat, berita dikemas menarik dan dibarengi dengan kredibilitas yang tinggi. Ketiga faktor ini membuat masyarakat kini semakin meninggalkan media cetak sebagai sumber utama dalam mengkonsumsi berita.

      Salam,
      eka

      Delete
    9. Ada perubahan paradigma yang harus disadari. Bahwa pada zaman sebelum revolusi informasi terjadi, redaktur atau redaksi menentukan apa yang perlu diketahui oleh publik. Saat ini situasinya tidak demikian lagi.

      Pembaca saat ini selain sebagai konsumen juga bertindak sebagai penyedia berita. Ini dimungkinkan dengan Web 2.0 yang interaktif.

      Ini tidak dimiliki oleh media-media konvensional.

      Pada dasarnya manusia adalah pencari berita dan penyampai berita pada saat yang sama. Media online berupaya memanfaatkan ini tetapi kita belum melihat adanya perpindahan pendapatan yang signifikan terjadi disini.

      Buktinya, walau hampir semua media konvensional mengembangkan media online tetapi secara total pendapatan mereka tidak atau belum terangkat ke tingkat yang diharapkan.

      Barangkali: Zaman berubah. Cara juga harus berubah.

      Delete
  2. 2. Seberapa hebat sistem online yang nota bene berdiri di atas jaringan telekomunikasi bisa menjatuhkan sistem konvensional yang sudah beratus tahun eksis?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear ManTel ,
      Beberapa faktor kehebatan media online sebagai berikut :
      1. Mudah dalam akses dan sangat popular , sebagai contoh kalau kita lihat di situs pembobotan website (rangking website) portal www.detik.com saat ini sudah sangat popular seperti terlihat di www.alexa.com sebagai berikut :
      [im]http://s1277.photobucket.com/user/mustain_aziz/media/detikpopular_zps159c51a5.jpg.html[/im]

      Terlihat dalam grafik portal detik sangat popular di Indonesia maupun di dunia.

      2. Portal website bisa menjangkau semua kalangan , terlihat contoh grafik www.detik.com bisa dijangkau semua kalangan .

      [im]http://i1277.photobucket.com/albums/y493/mustain_aziz/engageddetik_zps427d15da.jpg[/im]

      Kesimpulan saya , dengan kondisi diatas portal online akan dengan mudah mengalahkan media konvensional.

      mari kita lanjutkan diskusi kita

      salam

      Delete
    2. Mobilitas manusia dan ketersediaan perangkat digital merupakan kombinasi mematikan yang secara alami dihadapi oleh media cetak konvensional.

      Platform gratis sebagai model bisnis yang ditawarkan oleh media online merupakan penarik yang amat kuat bagi konsumen untuk memutuskan tidak berlangganan media cetak lagi, karena selain lebih hemat juga mengurangi aktifitas yang semakin tidak efisien.

      Delete
    3. Media cetak konvensional secara umum bagi masyarakat urban yang dinamis dan dengan mobilitas tinggi bukan lah pilihan yang nyaman. Media online yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja dengan smart phone tentu akan menjadi pilihan yang lebih menarik. Apalagi dengan kampanye "Go Green" yang marak belakangan ini semakin membuat daya tarik media cetak berkurang, karena kondisi saat ini mengarahkan industri yang lebih ramah lingkungan.

      Delete
    4. Ada beberapa hal utama yang menyebabkan media online begitu menarik banyak peminat diantaranya :

      - Sangat cepat, dari segi waktu media online sangat cepat dalam menyampaikan beritanya.
      - Audio Visual, media online juga mempunyai audio visual dengan melakukan streaming.
      - Praktis dan Fleksibel, media online dapat diakses dari mana saja dan kapan saja yang kita mau.
      - Disamping itu para pengguna media online dapat saling berinteraksi satu dengan lainnya dengan cara memberikan komentar pada berita yang disajikan.

      Hal tersebut diatas menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang saat ini lebih membutuhkan informasi yang cepat dan disajikan secara interaktif.

      Salam,
      eka

      Delete
    5. Menambahkan komentar sebelumnya, saat ini dengan atau tanpa aplikasi khusus pada handheld yang memungkinkan para pencari berita/wartawan untuk meng-update secara lebih real-time peristiwa yang sedang terjadi pada waktu dan tempat yang tidak terduga. Bukan hanya melalui text-based, namun bisa live report melalui video call. Akan lebih hebat jika setiap berita yang akan di publish, langsung mendapat approval dari redaksi secara terpusat sehingga tetap dapat dikontrol padanan kata dan makna dari berita tersebut untuk menghindari hal atau pemikiran negatif dari pembaca.
      Teknologi telekomunikasi telah mendukung hampir semua kebutuhan informasi masyarakat.
      Sementara media informasi konvensional, membutuhkan proses yang berlapis untuk mendeliver satu topik berita saja.

      Delete
    6. Opini saya: Kecanggihan media online sampai saat ini belum sampai untuk dapat menjatuhkan media cetak. Hal ini dapat diliat dari kondisi saat ini dimana: 1. Total pengguna internet saat ini baru sekitar 40 juta di Indonesia, dan tidak lebih dari 10%-nya saja yang menggunakan media online sebagai media khusus untuk mencari informasi. 2. Terbukti dengan masih bermunculan media cetak konvensional yang baru dimana terliat pasarnya masih ada dan eksis. 3. Persaingan antar sesama media konvensional yang lebih berpotensi untuk saling menjatuhkan satu sama lain tergantung dari kualitas masing2

      Delete
    7. Menurut pendapat saya, walaupun sistem online memiliki banyak kelebihan, tetapi sistem online memiliki kelemahan yang tidak terdapat di sistem konvensional. Yaitu tergantung pada jaringan telekomunikasi. Untuk dapat menikmati layanan sistem online harus ada jaringan telekomunikasi di daerah tempat kita mengakses dan juga kita harus memiliki perangkat telekomunikasi untuk dapat mengaksesnya. Hal ini berbeda dengan sistem konvensional yang tidak tergantung pada jaringan telekomunikasi.
      Disamping itu ada "sensasi" yang terdapat di media konvensional yang tidak dapat tergantikan oleh media online. Sehingga tercipta segmen yang tetap akan bertahan pada media cetak. Hal ini mungkin mirip dengan pertanyaan mengapa industri penyiaran radio tidak mati walaupun industri televisi dan internet berkembang dengan pesat.

      Delete
  3. 3. Apakah industri telekomunikasi diuntungkan dengan jatuhnya industri media dan tumbuhnya media onlune ini? Jika tidak, apa yang salah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Mantel ,
      Sangat jelas telko diuntungkan , karena media online pasti akan menggunakan telco (internet) . Sehingga pertumbuhan internet meningkat seiring dengan dengan pertumbuhan data yang melalui internet dari portal online tersebut.
      mari kita lanjutkan diskusi kita

      salam

      Delete
    2. Tumbuhnya media digital memberikan keuntungan terhadap operator Telekomunikasi karena pencarian berita menyumbang traffic yang cukup banyak bagi Operator.

      Aktifitas pencarian berita dapat dikatakan sebagai 5 aktivitas teratas yang dilakukan pengguna perangkat digital, selain pencarian informasi secara umum, hiburan (menonton video, game online), berkomunikasi lewat berbagai aplikasi serta berbelanja.

      Delete
    3. Menurut saya, industri telekomunikasi tidak diuntungkan dengan adanya media online, malah dengan bertambahnya kebutuhan user untuk mengakses media online melalui internet, semakin besar juga infrastruktur yang harus dibangun oleh operator telekomunikasi.
      Menyikapi hal tersebut, menurut saya sudah saatnya operator telekomunikasi juga bermain dalam bisnis ini, misalnya bekerja sama dengan perusahaan media tv untuk menyediakan layanan IP TV dsb.

      Delete
    4. Berkembangnya media online akan berdampak terhadap industri telekomunikasi, karena dengan meningkatnya traffik dari akses berita di media online maka volume traffik data pun akan meningkat. Tantangan berikutnya bagi operator telekomunikasi adalah bagaimana peningkatan itu akan mampu meningkatkan revenue mereka. Bagaimana manajemen traffik disini akan sangat dibutuhkan bagi operator telekomunikasi untuk mengimbangi permintaan masyarakat saat ini yang haus informasi.

      Salam
      Ayu Nova - Klmpk 2

      Delete
    5. Industri Telekomunikasi tentu saja diuntungkan, salah satu contohnya PT. Telkomsel. Dari total pendapatan konten Telkomsel, sekitar 25 persen disumbang oleh pendapatan dari konten-konten yang antara lain bekerjasama dengan penerbit media cetak. Hingga tahun lalu, terdapat enam penerbit media cetak yang sudah bekerjasama dengan Telkomsel, untuk mengembangkan bisnis mobile newspaper. Antara lain Kompas dan harian Seputar Indonesia. Tahun ini, diharapkan bisa menjadi 11 penerbit.

      Salam,
      Eka-Klp 2

      Delete
    6. Opini saya: Industri telekomunikasi seharusnya diuntungkan dengan berkembangnya media online dikarenakan media online akan memerlukan industri telekomunikasi untuk operasional dan publikasi. Akan tetapi berdasarkan kondisi saat ini yang saya amati: 1. Dengan adanya pergeseran voice ke data seharusnya operator diuntungkan dengan semakin banyak dan beragamnya jenis layanan data termasuk media online salah satunya, tetapi ternyata disisi lain tarif layanan data relatif sangat murah akibat persaingan harga antar operator (+/- 11 operator), sehingga meskipun pengguna data naik signifikan tidak mempengaruhi ARPU operator yang relatif turun dibandingkan era voice. 3. Munculnya penyelengara OTT di Indonesia seperti Google, BB, Yahoo dll yang tidak ikut serta dalam bayar BHP

      Delete
    7. Jika mengikuti logikanya, seharusnya memang diuntungkan. Nyatanya bagaimana?

      Iklan merupakan sumber pemasukan yang besar bagi media-media konvensional. Ketika pendapatan mereka menurun drastis, apakah terjadi perpindahan pendapatan ke industri telekomunikasi?

      Nyatanya pertumbuhan pendapatan industri telekomunikasi juga menurun.

      Delete
  4. 4. Sejumlah media konvensional telah mengembangkan media online untuk menyesuaikan diri tetapi ini juga tidak mendorong pertumbuhan pendapatan mereka. Mengapa?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seperti kita ketahui revenue media cetak konvensional berasal dari hasil penjualan kios surat kabar, biaya berlangganan dan iklan.

      Pada saat beralih ke media online hanya satu sumber revenue yang bertahan yaitu iklan. Namun porsi perolehan iklan tentu saja tidak sebesar pada saat masih berbentuk sebagai media cetak.
      Modus pembayaran iklan pun berbeda dari yang semula adalah tarif berdasarkan jumlah baris, berwarna atau tidak serta ukuran halaman, maka pada media digital iklan hanya dibayar berdasarkan jumlah klik oleh pengguna.

      Tarif iklan yang bersedia dibayar pengiklan pun lebih murah daripada kepada media cetak.

      Delete
    2. Saya menemukan data tren revenue dari industri media cetak (majalah dan koran) di dunia (hingga akhir tahun 2012) beserta tren forecast mengenai perkembangan tren di masa depan :

      [im]http://i1289.photobucket.com/albums/b503/rhariwijaya/data-iklan-cetak-the-economist_zps1afecf51.png[/im]

      Kedua tren tersebut terlihat bahwa hingga akhir tahun 2012, jumlah revenue mengalami penurunan, namun di tahun 2013 hingga tahun 2015, tren menunjukkan peningkatan untuk majalah dan koran. Untuk majalah mengalami kenaikan tren yang lebih signifikan dibanding dengan koran yang cenderung konstan khususnya untuk wilayah Amerika Utara.

      Menurut http://www.the-marketeers.com, di antara pengelola majalah, muncul optimisme baru. Di Amerika Utara, di mana resesi terjadi secara besar-besaran, majalah-majalah baru justru muncul. Asosiasi Majalah (MPA) di sana mengatakan audiens majalah tumbuh lebih cepat bila dibandingkan TV maupun surat kabar, khususnya di kalangan anak muda. David Carey, bos Majalah Hearst seperti dikutip The Economist, mengatakan majalah-majalah ini telah memberi inspirasi bagi mimpi-mimpi mereka (baca: anak muda).

      Berbagai macam strategi pun dilakukan oleh beberapa media cetak, antara lain :

      1. Majalah Hearst, menggabungkan kontennya dengan konten televisi yaitu dengan mengangkat Food Network, HGTV, maupun Top Gear BBC.\
      2. Monocle dengan saluran radio streaming yang menurutnya profitable.
      3. Atavist, sebuah majalah khusus iPad di AS yang mempublikasikan jurnalisme narasi secara panjang lebar setiap bulan yang bisa menarik pengiklan karena bermitra dengan pihak iPad.

      Dari contoh kasus tersebut, nampak bahwa media cetak tidak bisa bertahan tanpa mengikuti perkembangan media online, namun mengandalkan media online saja masih belum cukup, walaupun high cost, media cetak tetap tidak bisa dihilangkan.

      - Rinto Hariwijaya -

      Delete
    3. Media konvensional saat ini beberapa memang telah mengembankan media online, seperti contohnya adalah Kompas dan Sinar Indonesia. Namun para pemain media konvensional sudah terlambat, dimana sebelum mereka sudah ada pemain media online seperti Detik, belum lagi ditambah oleh para pemain Broadcasting yang ikut masuk ke dalam media online seperti MetroTV.

      Pilihan masyarakat tentu sudah jatuh kepada para pemain media online yang sudah ada, dimana pasar sudah terlebih dahulu diambil oleh pemain media online. Bagi para pemain media konvensional yang masuk ke dalam media online, harus memiliki inovasi yang memberikan keunggulan dan perbedaan daripada pemain media online yang sudah ada.

      Wendhy Munthe

      Kelompok 3

      Delete
    4. Opini saya: Sesuai yang disampaikan sebelumnya dimana media online yang dibuat oleh media cetak tidak menciptakan/merebut pasar baru, hanya saja lebih kepada untuk mempertahankan pasar yang bergeser ke media online agar jangan sampai beralih ke media online kompetitor. Sehingga hal lebih mengarah sebagai pelengkap untuk mempertahankan customer yang loyal saja

      Delete
    5. Strategi yang dijalankan oleh media konvensional dalam mengembangkan media online bisa jadi salah. Hal utama yang harus diperhatikan adalah konten. mereka harus memastikan bahwa mereka mengerti tingkah laku pembaca seperti apa yang membuat mereka mau membaca dan memberi tanggapan, apa yang menarik perhatian mereka, dan artikel seperti apa yang bisa menyebar dan populer di internet. Demografi pembaca juga harus diperhatikan, kelompok umur yang lebih muda berfungsi untuk memberikan massa, sementara kelompok umur yang lebih tua membantu menciptakan kredibilitas perusahaan, logikanya adalah pembaca dengan usia yang lebih tua dianggap lebih cerdas dan memiliki daya beli yang lebih tinggi. Iklan dalam situs kemudian dibuat sedemikian rupa sehingga dapat ditujukan ke kelompok umur dan demografi yang tepat. Dan yang perlu diperhatikan media online bisa menghasilkan uang melalui dua cara : yang pertama adalah iklan, yang merupakan sumber terbesar dari pendapatan perusahaan. Kedua adalah dengan menjual konten seperti tulisan kreatif, viideo, dan newsletter ke perusahaan lain seperti Yahoo dan Plasa MSN.

      Salam,
      Eka

      Delete
    6. Menurut saya, entry barrier yang rendah menjadi salah satu penyebabnya. Tanpa modal yang besar siapa saja saat ini bisa melakukan kegiatan penyiaran (lepas dari konten dan kualitasnya).

      Ini tentu karena pengaruh teknologi.

      Industri ini telah mengabaikan perubahan eksternal selama beberapa dekade dan kini menuai hasilnya (lihat artikel Penilaian Ekternal. )

      Delete
    7. Dalam artikel Penilaian Eksternal :

      "Sebuah perusahaan harus terlebih dulu mengumpulkan intelijen kompetitif dan informasi mengenai 5 kekuatan eksternal utama yang mencakup :
      1. Kekuatan ekonomi
      2. Kekuatan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan
      3. Kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum
      4. Kekuatan teknologi
      5. Kekuatan kompetitif


      Kemunculan internet pertama kali sebenarnya sudah ditandai di awal tahun 90an, namun industri media konvensional pada saat itu seolah tidak menganggap kemunculan internet pada saat itu sebagai ancaman yang perlu diantisipasi. Ketika teknologi web semakin berkembang hingga web 2.0, bisa dikatakan industri media konvensional kurang memiliki persiapan sehingga satu-satunya jalan yang dimiliki adalah memindahkan dari media informasi dari media cetak ke media elektronik.

      Media cetak memiliki daya tarik untuk iklan karena :
      1. memiliki daya jangkau dan edar sampai ke pelosok (hingga pedesaan yang tidak memiliki fasilitas internet)
      2. dapat menciptakan segmentasi menurut karakteritik sosial pendidikan pembacanya

      Media online memiliki daya tarik untuk iklan karena :
      1. Relatif sangat murah, terlebih dengan ‘Iklan Bayar-per-klik’
      2. Memberikan respon langsung
      3. Berusia lebih lama (lebih dari 24 jam selama situs tidak dihapus).

      Dari beberapa kelebihan tersebut, media online akan memiliki nilai jual yang tinggi bila dapat memenuhi kebutuhan pemasang iklan untuk mendapatkan target pasar yang tepat sasaran. Strategi untuk "mengawinkan" media cetak dan media online telah gagal karena tidak juga mendatangkan RS yang diharapkan. Perusahaan media tersebut terganjal oleh cost media cetak yang tinggi dan revenue dari media online yang rendah. Industri media perlu bekerja sama dengan beberapa pihak agar dapat bertahan. Operator telekomunikasi dapat memanfaatkan problematika ini karena jumlah penduduk yang memiliki ponsel lebih banyak daripada penduduk yang memiliki akses internet. Model bisnis media - telco dapat menjadi pilihan yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

      Delete
  5. Dear Mantel,
    Kesalahan utama dari transformasi ini adalah belum memaksimalkan potensi dalam portal online tersebut . Model bisnis yang dijalankan masih sama dengan model bisnis konvensional hanya merubah dari konvensional menjadi online .
    Model Bisnis yang bisa diubah adalah dari sisi segmen pelanggan bisa ditambahkan dari individu kalangan tertentu , menjadi semua individu dari berbagai kalangan.
    Dari sisi value propotion , bisa ditambahkan berdasarkan segmen pelanggan .
    dari sisi revenue stream : harus ada fee membership , tetapi dibedakan berdasarkan segmen , artinya setiap segment berbeda fee membershipnya.

    mari kita lanjutkan diskusi kita

    salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya tertarik komentar dari Mas Mustain mengenai value proposition yang ditujukan untuk segmen tertentu, jika melihat diri saya sendiri, untuk saat ini yang saya butuhkan adalah informasi terbaru mengenai perkembangan dunia telekomunikasi yang ada di dalam satu tempat saja, jadi tidak perlu melakukan googling karena terlalu banyak "sampah" yang menurut saya kurang efektif dalam mencari informasi. Ketika di bulan berikutnya saya tidak lagi membutuhkan berita mengenai telekomunikasi misal, maka saya dapat mengganti jenis berita tersebut dengan berita yang lain, misal mengenai pertanian indonesia. Menurut saya saat ini masyarakat tidak terlalu mempersoalkan darimana berita tersebut berasal, entah itu dari kompas, jawa pos, tempo, atau perusahaan media yang lainnya. Yang terpenting berita tersebut dapat dipercaya dan dapat mendukung kegiatan saya sehari-hari, karena saat ini informasi menjadi satu hal yang vital bagi kelangsungan suatu bisnis.

      Terima kasih.

      Delete
  6. Chris Anderson, Chief Editor Wired Magazine berkata “ Setiap industri yang menjadi digital pada akhirnya akan menjadi gratis”.

    Demikian pula yang terjadi pada bisnis media online yang secara bertahap mulai menggantikan eksistensi media konvensional.

    Pada saat-saat awal media yang beralih platform dari konvensional ke digital mungkin belum terlalu merasakan dampaknya karena revenue semula yang berasal dari hasil penjualan kios surat kabar, biaya berlangganan dan iklan masih menyisakan satu sumber revenue yaitu iklan.

    Namun porsi perolehan iklan tentu saja tidak sebesar pada saat masih berbentuk sebagai media cetak. Modus pembayaran iklan pun berbeda dari yang semula adalah tarif berdasarkan jumlah baris, berwarna atau tidak serta ukuran halaman, maka pada media digital iklan hanya dibayar berdasarkan jumlah klik oleh pengguna.

    Kaitannya dengan industri Telekomunikasi, perubahan platform media publik dari cetak ke digital sedikit memberikan keuntungan terhadap operator Telekomunikasi karena pencarian berita menyumbang traffic yang cukup banyak bagi Operator.

    Aktifitas pencarian berita dapat dikatakan sebagai 5 aktivitas teratas yang dilakukan pengguna perangkat digital, selain pencarian informasi secara umum, hiburan (menonton video, game online), berkomunikasi lewat berbagai aplikasi serta berbelanja.

    ReplyDelete
  7. Dear Mas Fadli,

    Saya tertarik dengan kutipan yang menyatakan bahwa "Setiap industri yang menjadi digital pada akhirnya akan menjadi gratis”.. lalu kira-kira bagaimana ya cara atau model bisnis yang perlu diterapkan oleh industri-industri yang menjadi digital seperti industri media dan juga industri telekomunikasi agar tetap bisa bertahan di era digital yang cenderung menjadi serba gratis

    Salam,
    Dewi MT'12

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya rasa salah satunya adalah menjadi channel advertisment, Mba. New revenue stream will be generated from them.

      Delete

Membuat Link Pada Komentar Anda
Agar pembaca bisa langsung klik link address, ketik:
<a href="link address">keyword </a>
Contoh:
Info terkini klik <a href="www.manajementelekomunikasi.org"> disini. </a>
Hasilnya:
Info terkini klik disini.

Menambahkan Gambar Pada Komentar
Anda bisa menambahkan gambar pada komentar, dengan menggunakan NCode berikut:

[ i m ] URL gambar [ / i m ]

Gambar disarankan memiliki lebar tidak lebih dari 500 pixels, agar tidak melebihi kolom komentar.

---

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger