Monday, November 4, 2013

Studi Kasus #14: Model Bisnis RETAIL dan Layanan TELEKOMUNIKASI

 Seri Kapita Selekta

oleh: Kelompok 5
Zulfadli, Lia Astari, Rinaldy Resinanda

“Every man lives by exchanging” – Adam Smith
Perdagangan atau jual beli merupakan aktivitas sehari – hari manusia. 

Seperti quote yang dinyatakan oleh Adam Smith tersebut, mengandung arti bahwa perdagangan merupakan aktivitas dasar kehidupan manusia. 

Membahas dan mengikuti perkembangannya merupakan hal yang selalu menarik untuk diikuti! Khususnya dari perkembangan layanan telekomunikasi.


Retail sebagai Bagian Channel Distribusi

Retailing merupakan tahapan terakhir dalam suatu channel distribusi, sebagai bagian dari proses transfer kepemilikan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen.

Channel Distribusi Barang
Retail berasal dari bahasa Inggris yang berarti eceran. Secara lebih luas diartikan menjual barang eceran kepada masyarakat. 

Definisi retail berdasarkan para pakar adalah:
  1. Retailing is a set of business activities that adds value to the products and services sold to consumers for their personal or family use (Levy, Weitz, 2001)
  2. Retailing consists of the business activities involved in selling goods and services to consumers for their personal, family, or household use (Berman, Evans, 2001) 
  3. Bisnis retail meliputi seluruh aktivitas yang melibatkan penjualan barang dan jasa langsung pada konsumen (Usman Thoyib, 1998) 
  4. Ritel atau eceran (retailing) adalah semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis (Utami, 2006)
Dalam suatu channel distribusi, retailing memainkan suatu peranan penting sebagai penengah antara para produsen, agen dan para konsumen akhir.
Retailer mengumpulkan berbagai jenis barang dan jasa dari berbagai sumber dan menawarkannya kepada konsumen. Retailing tidak harus melibatkan suatu toko. Mail order atau telepon order, penjualan langsung ke konsumen di rumah-rumah dan kantor, mesin-mesin penjaja termasuk dalam scope retailing.
Bisnis Retail merupakan salah satu bisnis yang tumbuh cukup baik di seluruh dunia terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Jumlah penduduk yang cukup banyak menunjang perputaran uang yang tinggi terutama untuk kebutuhan konsumsi. 

Dalam perkembangannya, bisnis retail melakukan perluasan jangkauan dari skala kota menuju propinsi, nasional, regional dan pada akhirnya global.

Digital Retailer

Traditional retailer beradaptasi dalam digital environment

Digital retailer dapat memberikan beberapa keuntungan bagi retail, dimana physical retail memiliki keterbatasan pada space. Dengan digital retailer, infrastruktur bangunan, perawatan bangunan, staf yang mengurusi store dapat dieliminasi. 
Digital retail dapat memungkinkan melakukan transaksi selama 24 jam setiap harinya. Namun digital retail juga membawa efek lain, yaitu dibutuhkan strategi pricing yang dinamis, di mana dengan sistem online kompetisi merupakan ‘single click away’.

Model Bisnis Retail

Berikut adalah contoh model bisnis dari usaha peritel di Indonesia:


Model bisnis retail memiliki pola long tail dan freemium.

Pola Bisnis Model Long Tail
Pola bisnis model long tail memiliki karakteristik menawarkan produk / layanan dalam variasi jumlah yang sangat banyak
Katalog produk dengan jumlah yang banyak ini dimungkinkan dengan adanya online store yang memudahkan customer untuk mengakses dan meng-update daftar produk dan harga.
Pola Bisnis Model Freemium
Model bisnis freemium bercirikan penawaran produk yang merupakan kombinasi produk gratis / low price dan berbayar.

Peran ICT dalam Model Bisnis Retail

Kemajuan sektor ICT turut membantu perkembangan bisnis retail, sehingga bisnis retail saat ini dapat dikatakan memiliki ketergantungan kepada teknologi informasi dan telekomunikasi yang tinggi terutama pada supply chain management (logistic, inventory, pembelian, pendistribusian) dan perluasan channel untuk keperluan marketing, serta untuk menambah layanan customer relationship.
Karakter bisnis retail yang berambisi menjangkau sebanyak mungkin konsumen telah membuat peranan e-business menjadi semakin penting. Evolusi skenario kompetisi pada sektor retail ini menjadikan ICT sebagai faktor penentu kemenangan dalam kompetisi. 

ICT telah berperan setidaknya dalam dua hal yaitu:
  • peningkatan laba, dan 
  • efisiensi terhadap keseluruhan proses internal.

Area utama yang membutuhkan bantuan ICT ada pada:
  1. supply chain configurations 
  2. manajemen operasi toko/merchant
  3. perbaikan business processes
  4. interaksi dengan pelanggan. 
Framework dari sistem retail yang telah menggunakan ICT dapat dideskripsikan sebagai berikut:



Peranan ICT pada masing-masing stream adalah sebagai berikut:
  1. Upstream supply chain --> e-procurement 
  2. In-house supply chain --> internal ICT systems 
  3. Downstream supply chain --> e-retailing, e-marketing, e-commerce website

Dengan semakin pentingnya peranan ICT terhadap kemajuan sektor retail, terlihat pula kecenderungan perusahaan-perusahaan retail untuk meningkatkan anggaran pemeliharaan dan investasi pada sektor ICT seperti terlihat pada hasil survei di bawah ini. 


Survey dilaksanakan ada tahun 2007 di tujuh negara utama Uni Eropa.

Secara khusus, aktivitas yang mendapatkan dampak positif cukup besar dari penerapan ICT adalah :
  1. logistik 
  2. administrasi dan akuntansi
  3. manajemen dan pengawasan
  4. marketing 
  5. pelayanan pelanggan. 

Peran ICT Pada Peritel Indonesia (Alfamart)

Di Indonesia, peranan ICT terhadap pertumbuhan usaha sektor retail dapat kita amati pada berbagai perusahaan, salah satunya adalah Alfamart. 
Di Alfamart, sistem Teknologi Informasi Komunikasi berfungsi sebagai enabler dalam bisnis perusahaan, baik dalam kegiatan organisasi maupun operasional gerai di berbagai lokasi.
Sistem ICT juga semakin penting dalam menunjang ekspansi Bisnis Value Added Services yang gencar dikembangkan oleh perusahaan, termasuk memfasilitasi layanan pembayaran dan pembelian online, serta Top- Up kartu Prabayar dan pulsa elektronik di kasir gerai Alfamart.

Pada tahun 2012, Alfamart telah melakukan soft launching untuk bisnis Online Shopping untuk area Tangerang dan sekitarnya, mencakup pelayanan pesan dan antar, dalam memenuhi kebutuhan konsumen untuk transaksi belanja kebutuhan sehari-hari dengan menembus batas ruang dan waktu.

Apa yang dapat kita pelajari ?

Mempelajari dan mendiskusikan model bisnis retail lebih lanjut merupakan hal yang menarik mengingat bisnis ini memiliki kemajuan pesat terutama di era e-commerce saat ini. 
Bagaimana Amazon dan Rakuten dapat mencapai kesuksesannya ?
Bagaimana pola bisnis modelnya yang membedakan dengan yang lain ?
Apa yang dapat dipelajari oleh operator telekomunikasi dari bisnis model retail ini?
Sumber:
  1. Alexander Osterwalder & Yves Pigneur. Business Model Generation. PT Elex Media Komputindo. 2013.
  2. ICT and e-Business Impact in the Retail Industry, The European e-Business Market Watch, Study report No. 04/2008
  3. Journal : A case study of retail industry of ICT innovation services - a Happy Life Supermarket, Business and Information 2013 (Bali, July 7-9)
  4. ICT & e-Business in the Retail Sector, The European e-Business Market Watch, Sector Report No.12 II/July 2003
  5. Sumber Alfaria Trijaya, Laporan Tahunan 2012.
  6. http://www.bimbingan.org/perusahaan-retail-adalah.htm
  7. http://www.digitalbusinessmodelguru.com/
  8. http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl521/prosedur-mendirikan-toko-ritel-tradisional-dan-ritel-modern
++

Artikel Terkait

14 comments:

  1. Dear kelompok 5, tolong dijelaskan dan berikan contoh VP mengenai konsep freemium pada industri retail, karena konsep ini biasanya ditemukan pada aplikasi-aplikasi yang free kita gunakan pada menu basic, tetapi kita diharuskan membayar apabila ingin menggunakan menu advanced

    ReplyDelete
  2. Benar Mas Bloko, freemium biasanya ditemukan pada sistem penjualan aplikasi - aplikasi digital. Bisnis ini juga merupakan bisnis retail, yaitu disebut dengan Non-Traditional Retail Model. Konsep dari non-traditional Retail ini adalah memaksimalkan customer lifetime value daripada single transaksi. Contohnya adalah penjualan aplikasi games yang menyediakan versi lite yang gratis dan versi pro yang berbayar.
    Untuk traditional retail, freemium yang dimaksud adalah seperti sistem razor and blades, yaitu melalui promo low price ataupun free gift.

    ReplyDelete
  3. Penyajian artikel yang jelas dan apik dari Kelompok 5. Keunggulan dari retail adalah memberi kesempatan bagi customer untuk memilih jenis barang atau jasa yang dibutuhkan sesuka hati. Banyak jenis produk dan jasa yang ditawarkan. Misal di Indomaret kita bebas memilih jenis minyak goreng yang kita mau, dari yg harganya murah hingga yang kualitasnya bagus, semua ada. Untuk kasus lain seperti tiket.com, di web tersebut kita bebas memilih jenis maskapai yang murah dan sesuai jam terbangnya dengan yang kita butuhkan.

    Pertanyaan saya, bagaimanakah jika konsep bisnis retail ini kita terapkan di industri telekomunikasi? Coba kita bayangkan jika kita bisa memantau perkembangan harga setiap layanan yang ditawarkan operator dengan kualitasnya masing-masing, dan memilih layanan mana yang benar-benar sesuai dengan kita. Beda daerah beda pula kualitas jaringan yang dimiliki oleh masing-masing operator, misal di Bali yang bagus adalah kualitas jaringan Tsel, tapi yang paling murah adalah XL, maka pelanggan dapat menyesuaikan kebutuhannya, apakah dia butuh kualitas sinyal yang bagus atau yang penting harganya murah, di situlah mungkin kita bisa memanfaatkan sebagai model bisnis baru bagi industri telekomunikasi. Mohon pendapat dari rekan-rekan kelompok 5.

    Terima kasih.

    - Rinto Hariwijaya -

    ReplyDelete
    Replies
    1. Membantu menjawab pertanya Mas Rinto .
      analisa dan usulan yang baik , dari sisi pelanggan akan sangat menguntungan , tetapi jika dilhat darui sudut pandang operator ini sangat riskan untuk kelangsungan bisnis mereka . Operator besar akan dengan mudah menguasai pasar dan akan mematikan operaor kecil. Tentu hal ini akan menjadi persoalan tersendiri bagi operator-operator jika ingin terus bertahan. Satu-satunya cara agar hal ini benar-benar terwujud adalah dengan peran regulator yang kuat yakni dengan mengeluarkan aturan tentang telekomunikasi salah satunya adalah peraturan harga dasar layanan telekomunikasi. Hanya dengan peran regulator yang kuat dan mengikat maka hal ini bisa terwujud .
      Untuk model bisnis baru dari kondisi ini menurut saya key pathnership paling utama adalah regulator , dan key activiti utama adalah pembuatan regulasi yang mengikat .
      demikian pendapat saya .

      Terimakasih

      Delete
    2. Mengenai konsep bisnis retail, yaitu long tail, operator sudah memulai untuk menyediakan layanan yang beragam di samping core service nya: voice, SMS, data. Namun perlu dianalisa lebih lanjut, pemilihan layanan, segmentasi market, investasi, sehingga new business ini berhasil.

      Delete
    3. Menanggapi sedikit pernyataan Mas Rinto,

      Untuk telekomunikasi mungkin agak sulit untuk menerapkan sistem retail. Seperti contoh yg Mas Rinto berikan, untuk produk/barang consumer goods, ada toko/supermarket yang berfungsi sebagai tempat kompulir produk-produk tersebut, yang bisa didatangi oleh customer dan memilih produk sesuai selera dan kebutuhan mereka. Demikian juga dengan jasa penerbangan ada tiket.com yang berfungsi sebagai tempat untuk customer memperoleh informasi harga-harga dari tiap-tiap maskapai penerbangan.
      Sementara untuk telekomunikasi, sepertinya belum ada media yang menyediakan layanan tersebut, CMIIW. Disamping itu, layanan/feature yang diberikan oleh tiap-tiap operator berbeda-beda. Selain media/tempat yang bisa dikunjungin untuk mengetahui dan memilih operator, pearangkat/handset yang ada juga harus bisa support beberapa operator (seperti misalnya handset multi SIM Card, etc) sehingga customer bisa memilih dan mengganti layanan/jaringan operator yang digunakannya sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya. Demikian pendapat saya, mungkin ada masukan dari rekan yang lain. Terima Kasih.

      Delete
    4. Dear Mas Rinto,

      Menurut saya model bisnis tersebut akan susah diterapkan, pelanggan seluler biasaya enggan pindah operator jika ternyata operator lain menawarkan layanan yang lebih baik ataupun dengan harga yang lebih murah. Hal ini dikarenakan pelanggan harus menginformasikan perubahan tersebut kepada kolega, rekan kerja serta dengan orang-orang yang sering berinteraksi dengannya agar komunikasi tetap terjaga. Mungkin saran Mas Rinto dapat diterapkan jika Indonesia sudah mengimplementasikan layanan Mobile Number Portability (MNP) dimana layanan ini memungkinkan pelanggan layanan seluler untuk berganti layanan operator seluler tanpa perlu mengganti nomor teleponnya. Pelanggan tersebut mendapat seluruh layanan yang diberikan oleh operator baru dengan tetap mempertahankan nomor teleponnya. MNP menghilangkan keharusan bagi seseorang untuk memberitahukan perubahan nomor telepon ke relasi-relasinya ketika berganti operator.

      Regards,
      eka

      Delete
    5. Menanggapi Mas Rinto dan Mas Eka.
      Sebenarnya pelanggan sudah melakukan bebas memilih operator sesuai kebutuhannya. Ketika para operator melakukan "perang tarif" dengan memberikan layanan free onnet (gratis telepon sesama operator), banyak pelanggan yang mulai memilih operator yang sama dengan operator yang digunakan oleh orang yang sering dia telepon. Yang dicari adalah bisa menelpon dengan orang yang sering dia telepon dengan biaya semurah-murahnya. Apalagi hal ini didukung oleh adanya handphone dengan multi simcard. Pelanggan dapat dengan mudah berganti operator sesuai dengan kebutuhannya dengan cepat.

      Delete
  4. Adakah contoh kinerja pasar dan kinerja keuangan sebuah perusahaan retail yang bisa ditampilkan.

    Ini akan bisa mengungkap beberapa fakta yang perlu kita ketahui bersama. Makasih sebelumnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berikut kinerja keuangan dan kinerja pasar beberapa perusahaan retail dalam & luar negri:

      ALFAMART
      [im]https://astarilia.files.wordpress.com/2013/11/capture-e1383889535709.jpg?w=405[/im]

      IKEA
      [im]https://astarilia.files.wordpress.com/2013/11/ikea-e1383890857581.jpg?w=402[/im]


      INDITEX (Retail pakaian Zara, Bershka, dan lain -lain)
      Berikut perbandingan kinerja saham Inditex dengan beberapa operator Telekomunikasi dunia. Terlihat Inditex memiliki pertumbuhan yang positif.
      [im] https://astarilia.files.wordpress.com/2013/11/inditex2-e1383891743895.jpg?w=500[/im]

      Untuk kinerja & analisa lengkapnya mungkin rekan lain bisa menambahkan.

      BR / LIA

      Delete
  5. Sedikit menambahkan terkait Amazon.com.

    Amazon merupakan salah satu model bisnis yang dikenal dalam dunia maya yang didirikan sekitar tahun 1994 oleh seorang bernama Jeffrey P Bezos, yang merupakan model bisnis terbesar didunia maya, berawal dari bisnis toko buku biasa dan merambah ke bisnis yang meluas seperti menjual CD, DVD, software, permainan, dll.

    Beberapa hal yang setidaknya membuat Amazon sukses diantaranya adanya fasilitas seperti :
    - Review dan informasi rating dari produk yang dijual
    - Search Engine untuk mencari berbagai macam produk yang akan dijual
    - Hanya cukup dengan sekali klik untuk membeli produk yang diinginkan
    - Dengan menawarkan harga yang lebih murah, karena amazon tidak perlu membayar pajak untuk showrom

    Didalam amazon sengaja tidak adanya stok buku/barang untuk mengurangi biaya produksi. Apabila kita berminat bergabung dalam bisnis amazon maka perlu menjadi affilate amazon, yang merupakan makelar / perantara menjual barang di amazon.com kepada pembeli. Bila kita telah menjadi anggota affilate amazon diperkirakan akan mendapatkan keuntungan sekitar 15% dari harga produk. Hal ini tentunya menjadi value proposition di dalam bisnis modelnya Amazon, dimana akan semakin banyak orang yang tertarik ikut memasarkan produk yang dijual oleh Amazon

    Salam,
    eka-klp 2

    ReplyDelete
  6. Telekomunikasi telah membantu industri perbankan mengembangkan fitur branchless banking.

    Dengan cara yang sama Telekomunikasi pun dapat dimanfaatkan oleh business retail untuk mengembangkan branchless retail alias jualan tanpa toko secara fisik.

    Berbeda dengan e-Commerce yang telah lebih dahulu dikenal, branchless retail yang dibantu oleh Operator Telekomunikasi dapat menawarkan Electronic Money sebagai sistem pembayaran, sedangkan di sisi retailnya harus melengkapi diri dengan fasilitas pesan antar.

    Simbiosis ini akan saling menguntungkan baik bagi industri retail maupun telekomunikasi, karena Telekomunikasi telah membantu retail memperluas channelnya.

    ReplyDelete
  7. Artikel yang menarik, dan mengingatkan saya salah satu materi yang pernah disampaikan di kelas. Pandangan dari salah satu CEO operator Indonesia yang ingin mengembangkan sebuah layanan OTT yang dapat melayanani kebutuhan dasar manusia dalam hal bahan makanan seperti sayur dan daging. Tentu ini dapat dikembangkan terlebih dahulu menjadi sebuah model dimana retail menjadi salah satu key partner di dalamnya. Tentu model ini akan menghasilkan sebuah layanan yang sangat membantu kehidupan penggunananya. Di dalam pikiran saya nantinya pengguna dapat melihat dan membeli barang melalui layanan tersebut, dimana retail akan menyediakan barang-barang tersebut dan akan mengirimkan barang tadi kepada pelanggan, melalui cabang terdekat dari pelanggan.

    Agar hal ini dapat tercapai dibutuhkan kerja sama yang solid antara Operator Telekomunikasi dan Retail, sehingga harus ada regulasi dan SOP yang jelas. Selain itu kepercayaan dan awareness pelanggan juga harus dibangun, hal ini tentu dapat dibangun dengan memberikan promo kepada pelanggan dan memberikan layanan yang maksimal.

    Saya merasa ini merupakan model yang sangat menarik, bagaimana pendapat teman-teman yang lain ?

    ReplyDelete
  8. Dear All,

    Sedikit menambahkan mengenai model bisnis dari Rakuten sebagai salah satu e-commerce yang sukses di dunia.
    Rakuten Inc, adalah salah satu perusahaan terkemuka di dunia layanan Internet, menyediakan berbagai konsumen dan bisnis yang berfokus pada layanan termasuk e-commerce, perjalanan, perbankan, sekuritas, kartu kredit, e-money, e- buku, Portal & media, pemasaran online dan olahraga profesional. Rakuten adalah memperluas secara global dan saat ini beroperasi di seluruh Asia, Eropa Barat dan Amerika Utara. Didirikan pada tahun 1997, Rakuten berkantor pusat di Tokyo, dengan lebih dari 10.000 karyawan di seluruh dunia.
    Rakuten Bisnis Online menawarkan model bisnis yang berbeda dengan kompetitor bisnis online shop seperti e-bay atau amazon. Rakuten menjembatani antara pedagang dan pembeli bukan sebagai penjual langsung serta menawarkan kemudahan sistem dan keamanan yang solid. Jika kompetitor berorientasi pada produk yang dijual, sedangkan di Rakuten lebih pada tokonya. Tak hanya menjadi mall online, Rakuten pun memberikan pelatihan pada merchant melalui Rakuten University.

    Dari penjelasan di atas terlihat bahwa Rakuten berhasil mengembangkan model bisnisnya yang unik dalam dunia retail digital untuk e-commerce dimana dia berhasil memodifikasi model e-commerce umum seperti yang dilakukan Amazon.com menjadi lebih kreatif yaitu dengan konsep online mall dan memberikan bimbingan bagaimana memulai bisnis online dengan baik dan benar terhadap merchant.

    Salam,
    Dewi Klp.2

    ReplyDelete

Membuat Link Pada Komentar Anda
Agar pembaca bisa langsung klik link address, ketik:
<a href="link address">keyword </a>
Contoh:
Info terkini klik <a href="www.manajementelekomunikasi.org"> disini. </a>
Hasilnya:
Info terkini klik disini.

Menambahkan Gambar Pada Komentar
Anda bisa menambahkan gambar pada komentar, dengan menggunakan NCode berikut:

[ i m ] URL gambar [ / i m ]

Gambar disarankan memiliki lebar tidak lebih dari 500 pixels, agar tidak melebihi kolom komentar.

---

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger