Tuesday, September 10, 2013

Studi Kasus 8: MODEL BISNIS

Seri Kapita Selekta

oleh: Djamhari Sirat dan Fajardhani

Mengapa mempelajari model bisnis? Dengannya kita dapat menemukan informasi berharga sejak jauh hari sebelum suatu kejadian benar-benar terjadi. Cukup banyak waktu untuk mengantisipasi suatu kerugian atau memaksimalkan sebuah peluang. Intinya adalah membangun keunggulan.


PEMBUKA

Ada yang janggal jika kita jeli memperhatikan pergerakan harga saham perusahaan operator telekomunikasi (lihat artikel Halo-Halo Bandung).

Di era informasi ini tidak ada industri atau perusahaan yang tidak memanfaatkan layanan operator telekomunikasi untuk kegiatan usahanya. Tetapi ada paradoks disitu. Industri yang memanfaatkan layanan tumbuh dengan baik sementara industri telekomunikasi kinerjanya justru tertinggal jauh.

Apa yang sebenarnya terjadi? Pasti akan ada banyak jawaban yang muncul.

Namun pada topik kapita selekta kali ini kita hanya tertarik pada kemungkinan terjadinya perubahan model bisnis.

Fenomera turunnya pendapatan dan profitabilitas mungkin telah terjadi pada industri lain saat industri telekomunikasi melakukan transformasi bisnis melalui perkembangan teknologi dan deregulasi industri. Dengan kasat mata kita bisa melihat layanan dan operasi di perbankan dan retail telah jauh berubah.

Kini perubahan itu “memukul balik” industri telekomunikasi bersamaan dengan munculnya era konvergensi. Mungkin saja M&A (merger and acquisition) tidak saja terjadi di tingkat perusahaan tetapi terjadi di tingkat industri. Ini berarti lanscape akan berubah drastis.

Model bisnis diharapkan dapat menguak informasi penting yang diperlukan.

Untuk itu kita perlu sebuah tool atau metode sebagai alat bantu. Alat bantu yang dipilih adalah seperti yang dijelaskan dalam buku Business Model Generation. Tentu ada banyak pertimbangan yang telah dilakukan sebelum memutuskannya.

PENDEKATAN

Kita akan mempelajari perubahan model bisnis sejumlah industri atau perusahaan-perusahaan yang menjadi pemimpin di industri tertentu. Sejalan dengan itu, kita juga akan memetakan perubahan model bisnis di industri telekomunikasi dari waktu ke waktu.

TUJUAN, RUANG LINGKUP DAN BATASAN

Tujuannya adalah dalam lingkup akademik, membuat perkiraan model bisnis operator telekomunikasi di masa depan dengan ruang lingkup membangun pemahaman berbagai model bisnis terkait dan jenis layanan terkait tetapi tidak membentuk model bisnis yang lengkap dan siap untuk diimplementasikan.

TAHAPAN

Pertama, mengenal dan memahami model serta trend bisnis mainstream, teknologi, layanan, biaya, regulasi, dan lingkup usaha sektor telekomunikasi termasuk melakukan verifikasi kepada para nara sumber. Kedua, membangun rancangan operasi operator untuk jenis layanan, trend persaingan, harga, lingkup dan fokus usaha.

MANFAAT YANG DIHARAPKAN

Tema kuliah kapita selekta 2013 adalah “the future of telecommunication operators”. Tema ini dipicu oleh adanya “krisis” atau potensi krisis pada operasi berjalan saat ini dimana pertumbuhan usaha sudah semakin menurun. Atau dapat dikatakan bahwa pasar tidak bereaksi seperti apa yang diperkirakan oleh para operator.

Dari sini diharapkan kita dapat menemukan arah perubahan yang lebih jelas berdasarkan sejumalah kajian akademik.

SEKILAS TENTANG TOOL

Bermula dengan mengenal tool utama yaitu KANVAS yang diikuti dengan POLA, DESAIN, dan STRATEGI secara visual.

source: www.businessmodelgeneration.com
Know the customers [CS], value creation [VP] kepada customers, channel atau jalur untuk menyampaikan value [CH], customer relationships untuk membangun dan mempertahankan customer [CR], revenue stream [R$], key resources untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan VP, CH, CR, dan R$ kita [KR], key activities untuk mengetahui aktivitas utama yang diperlukan VP, CH, CR, dan R$ oleh KR kita [KA], key partnerships untuk mengetahui mitra utama [KP], dan cost structure untuk mengetahui biaya terpenting, sumberdaya paling mahal, aktivitas-aktivitas kunci paling penting yang ada dalam model bisnis [C$].

Selain itu perlu memperhatikan kinerja keuangan para pemain utama di dalam model bisnis melalui laporan keuangan.

Sumber: Business Model Generation, Osterwalder & Pigneur, Gramedia, 2012
+++

Mari kita diskusikan lebih lanjut dan membangun kanvas masing-masing.
Model bisnis operator selular di awal pertumbuhannya
Model bisnis operator fixed line sebelum deregulasi industri telekomunikasi
Model bisnis operator fixed line setelah deregulasi industri telekomunikasi hingga saat ini
Model bisnis operator selular plus layanan data saat ini
Model bisnis regulator sebelum deregulasi
Model bisnis regulator paska deregulasi hingga saat ini

Artikel Terkait

62 comments:

  1. 1. Model bisnis operator selular di awal pertumbuhannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebagian yang di sisi kanan dulu ya .....

      Kalau menurut saya, perbedaan utama layanan (VP) selular dan fixed terletak pada jenis layanan (layanan bergerak vs. layanan tetap) yang berdampak pada segmentasi pelanggan (CS) antara (individu) vs. (residensial + kantor-kantor + publik), channel (CH), dan customer retention (CR). Revenue (R$) relatif sama.

      VP: layanan bergerak individu untuk suara dan sms, mudah
      (tidak ruwet), tersedia dalam kapasitas yang besar
      CS: individu golongan menengah ke atas (potensi market yang jauh lebih besar)
      R$: layanan suara = durasi penggunaan x tarif (unregulated)
      layanan sms = frekwensi penggunaan x tarif (unregulated)

      Unregulated maksudnya tidak dibatasi oleh regulasi seperti layaknya perusahaan utilitas.

      Delete
    2. Sedikit menambahkan Pak Fajar,

      VP :

      Selain layanan suara dan sms, ada juga layanan kotak suara, jadi jika yang bersangkutan tidak bisa dihubungi, operator menyediakan media penyimpanan suara yang berisi informasi yang ingin disampaikan oleh penelpon kepada penerima. Layanan ini hanya ada di layanan selular karena jika di telepon tetap layanan ini terintegrasi dengan pesawat telepon, jadi operator tidak menyediakan media penyimpanan suara.

      R$ :

      Untuk R$ layanan suara dan sms sepertinya berlaku untuk tiap individu ya Pak, kalau jumlah pelanggan semakin banyak maka variabel yang perlu dimasukkan juga adalah jumlah subscriber / pelanggan yang menggunakan layanan. Satu lagi mengenai biaya tambahan (roaming) untuk penerima telepon yang ditelpon seseorang yang berada di luar daerah apakah sudah termasuk ke dalam R$ layanan suara ini Pak?

      Delete
    3. Menambahkan untuk RS:
      - National Roaming. Charge/biaya tambahan yang dikenakan kepada seseorang yang memiliki/menggunakan nomer seluler dari suatu daerah A yang sedang berada di daerah B, maka pada saat melakukan panggilan ataupun menerima panggilan, akan dikenakan biaya tambahan nasional roaming.

      - International Rooming, dimana apabila seseorang menerima panggilan seluler dari yang berasal dari negara lain, maka akan dikenakan biaya tambahan atas penerimaan panggilan tersebut (International Call Charge).

      Delete
  2. 2. Model bisnis operator fixed line sebelum deregulasi industri telekomunikasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rekans ManStra 2012 ,
      saya akan mencoba mendefinisikan Model binis untuk operator fixed line sebelum deregulasi industri telekomunikasi :
      #Customer Segment :
      - Institusi Pemerintahan
      - Industri / Korporasi
      - Kalangan "the have"

      #Value Proposition :
      - voice
      - faximile
      - dial up internet (tapi kayaknya ini setelah era deregulasi)
      - simple value added (ex: layanan telp emergency)

      #Channel:
      - layananan di deliver based on request calon pelanggan

      #Customer Relationship:
      - tidak ada customer care dedicated, karena pasar cuma 1 dan operator juga 1 (monopoli). Pasar pasti mencari 1 operator tersebut jika ingin berlangganan

      # Key Activities:
      - Penyelenggaraan jaringan oleh operator sendiri
      - Pemeliharaan jaringan oleh operator sendiri
      - Operasional jaringan oleh operator sendiri

      # Key Resources:
      - SDM internal
      - Perangkat membeli (tidak melalui vendor) dan dioperasikan oleh operator, kemungkinan melalui proses tender dalam pengadaannya

      # Key Patners:
      - Vendor (tapi tidak dominan karena peralatan membeli)

      # Cost:
      - cost untuk perangkat besar di awal (capex) selanjutnya pemeliharaan murah

      # Revenue:
      - karena monopoli-> demand besar -> harga dapat ditentukan sepihak dan akhirnya mahal. namun karena customer tidak ada pilihan, customer membeli dengan harga tinggi dan revenue sangat besar (dibandigkan costnya)

      Mari kita diskusikan .

      salam

      Kelompok 1 (Fauzan , Rinto, Mustain)

      Delete
    2. Tertarik dengan semangat Kelompok 1 ini. Saya ada beberapa komentar yang mungkin bisa kita diskusikan lebih jauh.

      Pertama, tentang VP yang tertera. Mungkin maksudnya bukan "voice" seperti mendengarkan radio ya .... Bagaimana kalau disebutkan "layanan suara jaringan tetap".

      Kedua, pada zamannya juga sudah ada layanan data yang bisa mengirimkan dan menerima data. Namanya teleks dan layanannya disebut layanan teleks.

      Ketiga, juga ada layanan telegram.

      Tentunya jika ini diterima perlu memikirkan kembali CS dan lain sebagainya....

      Mari kita lanjutkan.

      Delete
    3. Dear Pak Fajar,

      Terima kasih atas tambahannya, memang benar maksud kami voice tersebut adalah fixed voice services, layanan PSTN yang memang sangat ekslusif dan wah pada jamannya..
      Karena ke-ekslusivannya tersebut sangat sulit dan mahal untuk request pasang baru. Sehingga bagi masyarakat yang tidak dapat memiliki telepon fixed pribadi menggunakan layanan telepon umum ataupun warung telepon wartel yang saat itu booming..


      Setelah googling barusan, saya mendapat informasi bahwa telegram diperkenalkan tanggal 23 Oktober 1855 oleh pemerintah Hindia Belanda, yaitu berupa telegraf elektro magnit yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor). Telegram berisi kombinasi kode yang ditransmisikan oleh alat yang disebut telegraf.
      Saat ini layanan telegram di Indonesia sudah di hentikan oleh Telkom sejak 3-4 tahun lalu.

      Sedangkan jaringan Teleks adalah jaringan teleprinter mirip dengan jaringan telepon yang berfungsi mengirim pesan berbasis teks dengan bit rate 50 bps. Kalau mau saya permudah: teleks=simple remote printing over telephony network. cmiiw


      http://christofel22.wordpress.com/sistem-telekomunikasi/sejarah-telekomunikasi-di-indonesia/
      http://bisnis.liputan6.com/read/659450/masih-adakah-telegram-di-indonesia

      Fauzan

      Delete
    4. Apakah termasuk jug layanan interkoneksi ?

      Delete
    5. Di CS, mungkin salah satu kategorinya adalah residentials. Coba telaah lagi VP dan CS nya... Lazimnya ada relasi pada keduanya.

      Delete
    6. Berikut revisi dari kami mengenai Canvasing Business Model untuk era sebelum diregulasi :

      [im]http://i1289.photobucket.com/albums/b503/rhariwijaya/CanvasingBusinessModel_zps7346a083.jpg[/im]

      Mohon masukan dan saran dari rekan-rekan.

      oleh
      Kelompok 1

      Delete
    7. CHANNELS: by request maksudnya apa ya? Coba difikirkan kembali setelah membaca buku referensinya.

      Delete
    8. Customer Relationship: pasti ada. Baca dulu buku referensi.

      Delete
    9. Berikut revisi dari kami :

      [im]http://i1289.photobucket.com/albums/b503/rhariwijaya/RevisiCanvas-Telkom_zpsea2e2d69.jpg[/im]

      Keterangan :

      Untuk Channels, jika seseorang ingin memasang PSTN di rumahnya, maka ia harus mendatangi kantor Telkom di bagian pelayanan agar dapat diproses lebih lanjut instalasi jaringan PSTN hingga ke rumah yang bersangkutan. Berbeda dengan saat ini dimana operator yang gencar mengadakan iklan dan promosi serta menyusun berbagai strategi untuk mendapatkan pelanggan.

      Untuk CR : jika ingin menyampaikan keluhan, pelanggan juga harus datang ke kantor Telkom terdekat khususnya di bagian pengaduan agar permasalahan yang ada dapat segera tertangani, selanjutnya biasanya jika diperlukan Telkom akan mengirim tim ke lokasi rumah pelanggan untuk melakukan perbaikan.

      Key Activities : secara garis besar ada dua kegiatan kunci yaitu : operasi dan pemeliharaan serta instalasi dan integrasi jaringan baru karena pada waktu itu yang menjadi target Telkom adalah perluasan jaringan.

      Key Resources : pegawai Telkom sendiri dan perangkat telekomunikasi yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh Telkom.

      Cost Structure : Setelah kami detailkan lagi menjadi : biaya untuk perluasan jaringan, biaya untuk instalasi, operasi dan pemeliharaan dan juga gaji untuk pegawai Telkom.

      Terima kasih dan mohon masukan dari rekan-rekan.

      - Rinto Hariwijaya, Kelompok 1 -

      Delete
  3. 3. Model bisnis operator fixed line setelah deregulasi industri telekomunikasi hingga saat ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear All,

      Berikut Canvas Business Model yang coba disusun oleh Kelompok 2 untuk Operator Fixed Line setelah Deregulasi Pemerintah sebagai berikut:

      [im] http://www.flickr.com/photos/101803796@N05/9753468822/lightbox/[/im]

      Salam,
      Kelompok 2
      -Ayu, Dewi, Eka-

      Delete
    2. Menambahkah karena gambar model Canvas tidak muncul, berikut Canvas Business Model oleh Kelompok 2 untuk Operator Fixed Line setelah Deregulasi Pemerintah :

      #Customer Segments:
      - Public
      - Corporate
      - Government
      - International

      #Customer Relationship:
      - Customer care/center
      - Customer promotion/bonus
      - Complaint handling

      #Channels:
      - Product marketing & campaign
      - Card & voucher distributor

      #Revenue Streams:
      - Fixed service (voice & internet)
      - Cellular service
      - Infrastructure & Network service
      - Application & Cloud service
      - International service

      #Value Proposition:
      - Become a Dominant TIMES Player in the Region
      - Variety of Product & Business Model
      - Integrated Services
      - Competitive Price

      #Key Activities:
      - POTS
      - Interconnection
      - Mobile cellular
      - FWA
      - International service
      - Fixed broadband
      - Network service
      - Tower
      - Cloud & Storage
      - Application

      #Key Resources:
      - People
      - R&D center
      - Support from government

      #Cost Structures:
      - People
      - Capex & Opex
      - Marketing & Sales
      - International expansion

      #Key Partners:
      - Infrastructure vendor & supplier
      - OEMs
      - Distributor
      - Regulator

      Warm Regards,
      Kelompok 2

      Delete
    3. Salam buat kelompok 2....penggambaran untuk model bisnis sudah sangat detail tapi ada pertanyaan nih...apakah "support from government" termasuk dalam key resource/aset perusahaan ya? atau mungkin maksudnya hak cipta/ paten terhadap kekayaan intelektual yang dimiliki gitu?
      selanjutnya untuk fixed line key activities termasuk mobile cellular yah?

      terimakasih sebelumnya....cayooo kelompok 2....

      Delete
    4. Dear Pak Lessy,

      Terima kasih banyak sebelumnya atas perhatian nya tentang tugas kelompok kami ini, Perihal Support from Government dalam hal ini kami masukkan dalam key resource karena menurut kami support pemerintah dalam hal ini contohnya adalah lisensi spektrum, merupakan asset bagi perusahaan.

      cmiiw

      Terima Kasih

      Salam,
      Nova

      Delete
    5. Dear Rekan - Rekan,

      Terkait dengan pertanyaan Pak Lessy sebelumnya mengenai mobile cellular yang termasuk dalam Key Activities model bisnis Operator Fixed Lines. Saat ini operator fixed lines terbesar di negara kita juga memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang telekomunikasi di luar fixed lines.
      Bagaimana pendapat Rekan - Rekan: secara teori, apakah bisnis model canvas juga meng-include-kan aktivitas anak perusahaan ke dalam Key Activities nya, ataukah hanya perlu di-include-kan dalam Revenue Stream saja, ataukah bisnis model canvas ini perlu dilakukan secara spesifik saja, dalam artian aktivitas anak perusahaan dibuat dalam kanvas yang berbeda ?

      Terima Kasih

      Delete
    6. Bu Lia ysh,
      Memang betul bahwa unit bisnis perusahaan plat merah tersebut sudah merambah ke bisnis selain fixed line, bahkan juga merambah bisnis "Edukasi" dengan YPT-nya bahkan Properti yang tidak ada hubungan dengan perTelco-an, namun saya pikir memang harus dipisahkan dalam model kanvas berbeda, sebab jika kita menganalisa seluruhnya saya pikir kita tidak akan mendapat informasi yang murni lagi tentang core bisnis perusahaan tersebut, sehingga menurut saya memang harus dibatasi unit fixed line-nya saja.

      Mohon koreksinya

      Delete
    7. Dear Mbak Lia,

      Untuk model canvas klp.2 yaitu untuk Operator Fixed Line setelah Deregulasi Pemerintah, kami berusaha meng-capture case PT. Telkom dimana setelah deregulasi dan juga munculnya teknologi selular, operator fixed-line perlu menambah portofolio bisnisnya untuk mengantisipasi bisnis fixed-line yang mulai menurun. Sehingga dengan penambahan portofolio ini membuat Key Activities di operator fixed-line menjadi sangat bervariasi. Jika aktivitas ini hanya ditambahkan dalam revenue stream maka akan menimbulkan "missing link" karena di sisi Key Activites tidak ada aktivitas yang menghasilkan revenue tsb.
      Terima kasih.

      Kelompok 2

      Delete
  4. 4.Model bisnis operator selular plus layanan data saat ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mengutip informasi yang di dapat dari blog

      Dampak krisis ekonomi yang dirasakan langsung operator, dimana daya beli pelanggan menurun yang berimbas pada belanja pulsa dan ujung2nya ARPU (Average Revenue Per User) operator stagnan bahkan cenderung turun. Padahal disisi lain, biaya investasi dan beban operasional terus meningkat akibat inflasi global.
      Tentu operator punya beragam strategi untuk mempertahankan dan meningkatkan pendapatan, salah satunya dengan mengoptimalkan value addes service business model. Dalam perspektif ini bisa dilihat kaitan kerjasama antara operator, CP (content provider) dan bundling produk.

      Bundling produk terbilang paling laris saat ini, hampir semua vendor ponsel dan CP saling giat untuk merapat di jalur bundling, terutama dengan operator selular kelas atas.

      Ada beragam tipe bundling, seperti bundling produk, bundling layanan,dan bundling produk plus layanan. Contoh paling populer seperti skema paket BlackBerry, dimana mencakup bundling produk dan layanan secara terpadu. Kini operator umumnya mendorong bundling yang mampu menggiatkan trafik data. Untuk itu tiap bundling produk disertai paket aplikasi. Menurut informasi dari white paper Ericsson ”Unlocking The Value of Operator Assets” yang dirilis bulan Oktober 2009, terdapat 3 model bisnis yang bisa dilakukan operator terkait aplikasi.Pilihan model bisnis diantaranya adalah market centric, operator centric, dan device centric.

      Terdapat 3 model bisnis yang bisa dilakukan operator terkait aplikasi.

      Model market centric adalah yang paling populer diterapkan di dunia, dan juga di Tanah Air. Alasannya sederhana, market centric paling banyak menghasilkan keuntungan. Pada market centric terdapat peran agregator sebagai pengumpul lisensi konten. Berkat adanya agregator atau disebut juga broker, operator lebih mudah mengatur pola kerjasama dengan CP. Hal ini umum dijumpai dalam pemasaran konten berupa game dan SMS premium. Singkat kata di model ini operator dan agregator membuat sebuah ekosistem layanan yang bisa digunakan lintas operator dan jenis ponsel.

      Model bisnis kedua, operator centric. Disini aplikasi hanya dirancang untuk berjalan di operator tertentu tapi dapat berjalan lintas merek ponsel. Contoh pada aplikasi embedded, seperti I-go Indosat, My Pulau dan Chatbox Telkomsel. Operator disini mendapat keuntungan lebih sedikit dibanding market centric, sebab hanya berperan sebagai reseller.

      Dan model bisnis ketiga, device centric, pada model ini aplikasi hanya berjalan untuk sebuah merek ponsel. Contohnya Nokia messenger, dan Esia Messenger. Pada model ini operator mendapat keuntungan paling sedikit, sebab peran operator sebatas penyedia jaringan mobile broadband.

      Diperkirakan 3 model bisnis aplikasi ini akan terus berkembang sesuai porsi pasarnya. Selain operator yang tak ingin kapasitas jaringannya idle, pihak vendor jaringan nyatanya terus gencar menawarkan solusi teknologi dan pinjaman dana ke operator guna pengembangan aplikasi.

      Salam Kelompok 9 (Airul, Beni, Adam, Syamsudin)

      Delete
    2. Dear Prof Djamhari dan Pak Fajar beserta rekan-rekan MANTEL 2012

      Saya mewakili kelompok 3 ingin menyampaikan kanvas dari model bisnis operator selular plus layanan data saat ini.

      CS
      1. Koporasi
      2. Operator Selular
      3. Postpaid
      4. Prepaid
      5. Muda
      6. Profesional

      VP
      1. Telepon fixline
      2. Telepon selular
      3. SLI
      4. Interkoneksi
      5. Teks
      6. Data

      CH
      1. Retailer
      2. Markom
      3. Layanan pelanggan

      CR
      1. Call center
      2. Customer Relationships Management
      3. Membangun atau mensponsori sebuah komunitas

      RS
      1. Penagihan biaya telepon (fixline ataupun selular)
      2. Penagihan biaya teks
      3. Penagihan biaya data
      4. Penjualan konten berbayar
      5. Penagihan sambungan SLI
      6. Penagihan Interkoneksi

      KR
      1. Tenaga kerja teknis
      2. Tenaga kerja penjualan
      3. Finansial
      4. Hak guna frekuensi

      KA
      1. Pemasaran
      2. Pemeliharaan jaringan
      3. Pegaturan layanan

      KP
      1. Vendor infrastruktur
      2. Vendor aplikasi dan layanan
      3. Regulator

      CS
      1. Biaya pemeliharaan jaringan
      2. Biaya pemasaran

      Delete
    3. Mohon penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal berikut ini:
      Pertama, pada VP ada "telepon fixeline" (bukankah ini khusus cellular?)
      Kedua, masih pada VP ada "telepon selular" (maksudnya pasti bukan menyediakan hanset, tolong disempurnkan. Lihat komentar sejenis di grup pak Mustain)
      Ketiga, di CS ada "postpaid" dan "prepaid" (mungkin maksudnya postpaid customer dan prepaid customer).

      Namun ada segmen yang lebih besar yang membedakn segmen pengguna selular dengan fixed line operator. Bisa bantu menemukannya?

      Delete
    4. Dear Kelompok 3,

      Saat ini operator selular selain menjalankan core bisnisnya (voice, data), juga memperluas layanan service seperti: Own Brand OTT Service, Business to Business Enabling Service & Distribution Platform.
      Apakah menurut Kelompok 3, new services ini bisa dimasukan dalam Value Proposition ?

      BR/
      Kelompok 5 (Fadli, Lia, Nanda)

      Delete
    5. Yth Pak Fajar, Pak Djamhari dan Rekan,

      Saya mewakili kelompok 3 menambahkan dan merevisi inputan sebelumnya sebagai berikut:

      model bisnis operator selular plus layanan data saat ini

      Customer Segment
      1. Corporate: Perusahaan yang menggunakan layanan dalam skala besar untuk memenuhi kebutuhan internal
      2. ISP / Telco Provider: Perusahaan penyedia layanan internet / telekomunikasi yang menyewa jaringan interkoneksi untuk dijual kembali layanannya
      3. Postpaid: Pelanggan basis pasca bayar
      4. Prepaid: Pelanggan basis pra bayar
      5. Muda: Pelanggan dengan usia di bawah 21 tahun dan belum bekerja
      6. Profesional: Pelanggan dengan usia di atas 22 tahun dan sudah bekerja

      Value Proposition
      1. Voice
      2. SLI: sambungan langsung internasional/telepon luar negeri
      3. Interkoneksi: layanan interkoneksi bagi provider internet atau telekomunikasi
      4. Value Added Service (VAS): SMS, MMS, mobile payment
      5. Data: Mobile Internet broadband, Internet retail corporate, NAP, m2m

      Channel
      1. Retailer: Grosir & counter pulsa
      2. Markom: marketing komunikasi (iklan, event dll)
      3. Layanan pelanggan: layanan dari operator yang diberikan kepada pelanggan mereka dalam mencari informasi tentang produk terkait

      Customer Relationship
      1. Call center: komplain handling dari pelanggan
      2. Customer Relationships Management: layanan untuk menjaga hubungan dengan pelanggan
      3. Web Portal: portal untuk berinteraksi dengan customer dan sosialisasi corporate
      4. Social Media: berinteraksi dengan customer melalui social media seperti twitter, Facebook

      Key Activities
      1. Pemasaran: pengenalan product layanan ke customer dan pendistribusian simcard/pulsa ke retailer
      2. Penyelenggaraan & pemeliharaan jaringan: pembangunan infrastruktur pendukung layanan
      3. Product development: pengembangan produk layanan yang akan digunakan pelanggan


      Revenue Stream
      1. Hasil Penjualan layanan voice, mobile internet broadband dan Vas yang direpresentatifkan dengan jumlah pemakaian pulsa dari pelanggan
      2. Hasil penjualan layanan Internet retail corporate,NAP, m2m yang yang direpresentatifkan dengan biaya sewa interkoneksi yang harus dibayar pelanggan pada durasi waktu tertentu

      Key Resources
      1. Technology: standar teknologi yang diimplementasikan dalam bentuk layanan telekomunikasi
      2. Human resources: Engineer, marketing, sales, management
      3. Network Infrastructure: license frekuensi, perangkat jaringan, transmisi

      Key Partners
      1. Vendor penyedia perangkat telekomunikasi
      2. Vendor aplikasi dan layanan
      3. Regulator sebagai pembuat kebijakan telekomunikasi

      Cost Structure
      1. Biaya pemeliharaan jaringan
      2. Biaya Pembelian atau pembangunan infrastructure dan penyediaan layanan
      3. Biaya pemasaran

      Salam,
      Kelompok 3 (Hery, Reny, Wendhy)

      Delete
    6. Cukup lengkap ya.... Coba digambarkan pada kanvas seperti Kelompok 1.
      Bisa bantu melengkapi Pertanyaan No.1 ya....

      Delete
    7. Mengamati perkembangan teknologi dari 1G, 2G, 3G hingga 4G memang seakan tiada habisnya, pertanyaan saat ini adalah dimana letak teknologi tersebut pada bidang Canvas Business Model?

      Mari kita lihat dari sudut pandang perangkat yang dibutuhkan operator dalam menghasilkan layanan :

      Perangkat 2G dan 3G maupun 4G yang dimiliki oleh operator menjadi sumber daya kunci atau Key Resources dalam menghasilkan layanan dengan standard kecepatan yang berbeda. Sebenarnya layanan 2G sudah mulai ditinggalkan namun karena handset yang masih beredar di masyarakat kebanyakan masih mendukung 2G, maka perangkat 2G yang dimiliki operator dengan layanannya pun masih dipertahankan.

      Namun jika kita lihat dari sisi masyarakat yang berlangganan jaringan selular :

      Layanan 2G, 3G dan 4G memiliki standard kecepatan yang berbeda, dan handset yang dibutuhkan pun harus dapat mendukung layanan tersebut. Melihat kondisi saat ini dimana dalam era internet para pelanggan dapat memilih paket data berdasarkan kuota pemakaian atau waktu penggunaan, bukan berdasarkan jenis layanan 2G, 3G maupun 4G. Namun beberapa operator juga menawarkan paket data (sebagai bonus kuota atau waktu pemakaian) di jaringan 3G saja misalnya. Kalau hal ini terjadi maka layanan 3G tersebut dapat mempengaruhi Customer Segment (CR) maupun Value Proposition (VP). Ada pelanggan yang sangat membutuhkan kecepatan 3G khususnya di daerah perkotaan dan ada pelanggan yang tidak terlalu mempermasalahkan layanan 2G atau 3G yang sedang digunakan. Mungkin juga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai segmentasi pasar seperti kasus tersebut.

      Berikut hasil diskusi MTUI2012 mengenai hal tersebut :

      CS :
      - Middle Class,
      - Educated,
      - Young,
      - Lives in the City,
      - Busy / Hurry

      VP :
      - Paket Blackberry,
      - Paket Unlimited - Volume Based (2G+3G) / Kuota Based (2G+3G), paket 3G only, paket voice only, paket sms only

      Kalau kita bandingkan paket broadband & phone yang ditawarkan oleh British Telecom (CS) :

      1. Broadband - download speed up to 16 Mb - Monthly usage limit 10GB
      2. Unlimited Broadband - download speed up to 16 Mb - Totally Unlimited Usage
      3. paket seterusnya merupakan variasi kecepatan download dan fitur-fitur tambahan lain seperti berikut :
      - BT Sport app and online player
      - Unlimited wi-fi
      - BT SmartTalk
      - BT Family Protection
      - BT Home Hub 4
      - 2GB BT Cloud
      - BT NetProtect Plus
      - 12 month contract

      Belajar dari CS BT tersebut, maka semakin tinggi teknologi maka semakin variatif pula CS yang bisa di-deliver kepada customer melalui VP. Itulah mengapa segmentasi CS berperan penting di sini.

      Silakan jika ada rekan-rekan yang ingin menambahkan..

      Delete
    8. Mengamati perkembangan teknologi dari 1G, 2G, 3G hingga 4G memang seakan tiada habisnya, pertanyaan saat ini adalah dimana letak teknologi tersebut pada bidang Canvas Business Model?

      Mari kita lihat dari sudut pandang perangkat yang dibutuhkan operator dalam menghasilkan layanan :

      Perangkat 2G dan 3G maupun 4G yang dimiliki oleh operator menjadi sumber daya kunci atau Key Resources dalam menghasilkan layanan dengan standard kecepatan yang berbeda. Sebenarnya layanan 2G sudah mulai ditinggalkan namun karena handset yang masih beredar di masyarakat kebanyakan masih mendukung 2G, maka perangkat 2G yang dimiliki operator dengan layanannya pun masih dipertahankan.

      Namun jika kita lihat dari sisi masyarakat yang berlangganan jaringan selular :

      Layanan 2G, 3G dan 4G memiliki standard kecepatan yang berbeda, dan handset yang dibutuhkan pun harus dapat mendukung layanan tersebut. Melihat kondisi saat ini dimana dalam era internet para pelanggan dapat memilih paket data berdasarkan kuota pemakaian atau waktu penggunaan, bukan berdasarkan jenis layanan 2G, 3G maupun 4G. Namun beberapa operator juga menawarkan paket data (sebagai bonus kuota atau waktu pemakaian) di jaringan 3G saja misalnya. Kalau hal ini terjadi maka layanan 3G tersebut dapat mempengaruhi Customer Segment (CR) maupun Value Proposition (VP). Ada pelanggan yang sangat membutuhkan kecepatan 3G khususnya di daerah perkotaan dan ada pelanggan yang tidak terlalu mempermasalahkan layanan 2G atau 3G yang sedang digunakan. Mungkin juga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai segmentasi pasar seperti kasus tersebut.

      Berikut hasil diskusi MTUI2012 mengenai hal tersebut :

      CS :
      - Middle Class,
      - Educated,
      - Young,
      - Lives in the City,
      - Busy / Hurry

      VP :
      - Paket Blackberry,
      - Paket Unlimited - Volume Based (2G+3G) / Kuota Based (2G+3G), paket 3G only, paket voice only, paket sms only

      Kalau kita bandingkan paket broadband & phone yang ditawarkan oleh British Telecom (CS) :

      1. Broadband - download speed up to 16 Mb - Monthly usage limit 10GB
      2. Unlimited Broadband - download speed up to 16 Mb - Totally Unlimited Usage
      3. paket seterusnya merupakan variasi kecepatan download dan fitur-fitur tambahan lain seperti berikut :
      - BT Sport app and online player
      - Unlimited wi-fi
      - BT SmartTalk
      - BT Family Protection
      - BT Home Hub 4
      - 2GB BT Cloud
      - BT NetProtect Plus
      - 12 month contract

      Belajar dari CS BT tersebut, maka semakin tinggi teknologi maka semakin variatif pula CS yang bisa di-deliver kepada customer melalui VP. Itulah mengapa segmentasi CS berperan penting di sini.

      Silakan jika ada rekan-rekan yang ingin menambahkan..

      Delete
    9. Menambahkan kinerja pasar British Telecom yang lebih baik bila dibandingkan dengan Docomo seperti yang terlihat pada grafik dibawah ini
      [im]http://i823.photobucket.com/albums/zz152/blokobudi/dc5a0f59-9621-4ebc-8998-b8141b820576_zps44fa98cd.jpg[/im]
      Salahsatunya disebabkan portofolio produk dan service yang lebih beragam sehingga menciptakan segementasi customer yang beragam pula disamping wilayah operasi yang tersebar di beberapa negara . Servis yang ditawarkan selain voice adalah broadband dan internet, networking service, IT service, Mobility (MVNO), media dan broadcast. Segmentasi pelanggannya yaitu people, household, small and medium enterprises (SMEs), corporate, public sector. Sektor industri yang dilayaninya pun beragam dari perbankan, stock exchange, logistik, mining, oil and gas. Penilaian strategi perusahaan adalah bagaimana servis di deliver kepada pelanggan, efisiensi biaya, dan investasi untuk pengembangan
      Sumber : Annual report BT

      Delete
    10. Great Pak Rinto: hasil diskusi yang menarik di pagi hari bersama rekan - rekan mantel 2012 dituangkan dalam suatu komen yang cukup lengkap.

      Saya ingin menambahkan untuk Customer Segment (CS), yaitu: Roamers, baik Inbound Roamers maupun Outbound Roamers.
      Saat ini revenue operator dalam negri yang berasal dari Interconnection & International Roaming mencapai hampir 10% dari total revenue. Pertumbuhan data roamers mengalami peningkatan signifikan dalam dua tahun terakhir, yaitu: 243% untuk inbound traffic dan 166% untuk outbound traffic (Annual Report PT Telkomsel 2012). Hal ini terkait dengan Value Proposition (VP) yang mulai menyediakan paket data bagi roamers.

      Customer Segmen - Roamers ini cukup menarik mengingat Indonesia akan menjadi tuan rumah big International Event yaitu APEC 2013.

      Untuk peningkatan VP bagi roamers, mungkin operator di negara kita bisa belajar dari operator negara lain yang menyediakan VP yang menarik bagi para customer yang akan roaming di negara lain, antar lain trip plan controller yang di provide oleh Verizon berikut: http://www.verizonwireless.com/b2c/tripplanner/tripplannercontroller

      Terima Kasih

      Delete
    11. Sedikit menambahakan dari jawaban Mas Rinto di atas, mengenai Customer Segment dan juga Value Proposition untuk Operator saat ini. Di dalam segmen pelanggan, selain ada segmen pengguna yang telah disebutkan di atas, kita juga tidak boleh melupakan para Retailer , karena di dalam layanan Prepaid atau Pra Bayar, retailer adalah pelanggan operator selular yang mendistribusikan Sim Card dan juga voucher isi ulang kepada penguna layanan prepaid dari operator selular. Di dalam layanan prepaid ini maka, kita juga perlu menambahkan, pembelian sim card dan voucher isi ulang oleh retailer sebagai bagiand dari value propositions operator selular.

      Retailer ini lah menurut saya yang membedakan segmen pelanggan dari seluler dengan fixed line. Seorang calon pelanggan operator fixed line harus datang atau menghubungi si Operator dan menunggu beberapa waktu untuk mendapatkan layanan fixed line, berbeda dengan calon pelanggan selular prabayar, dimana retailer akan memborong simcard dari operator, dan akan dijual kembali kepada calon pelanggannya. Dari sisi calon pelanggan hal ini tentu akan memudahkan pembelian karena hanya butuh membeli dari si retailer, dan layanannya akan segera aktif setelah melakukan registrasi.

      Sekian tambahan dari saya.

      Monggo kalo ada yang ingin menambahkan ataupun berpendapat lain.

      Warm Regards

      Wendhy Munthe
      (kelompok 3)

      Delete
    12. Rekan's
      untuk CS kayaknya kita perlu menambahkan komunitas. Sehingga untuk VP operator megeluarkan beberapa produk seperti paket gaul , paket email only dan lain2 .

      Terimakasih

      Delete
    13. dear rekan,

      Untuk VP bisa ditambahkan juga produk bundling seperti informasi pak Mohammad Airul Mutaqin, karena seperti kitaketahui semua operator seluler di Indonesia, memiliki produk bundling dengan berbagai merk device. Karena dengan produk tersebut akan generate Average Revenue per User (ARPU) operator.

      Delete
  5. 5. Model bisnis regulator sebelum deregulasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berikut identifikasi dari kelompok kami, bisnis model regulator sebelum deregulasi

      #Customer Segment
      - BUMN (Telkom, Indosat)
      - Perusahaan swasta penyelenggara jasa telekomunikasi yang bekerjasama dengan Telkom
      - Vendor Perangkat Telekomunikasi

      #Value Proposition
      - Administrasi telekomunikasi

      #Channel
      - Perundangan tentang Telekomunikasi
      - Peraturan pemerintah

      #Customer Relationship
      - Skema joint venture dengan Telkom
      - Struktur pasar jasa telekomunikasi menciptkan barrier to entry melindungi pemain yang sudah ada

      #Revenue Streams
      - Lisensi
      - Izin Stasion Radio
      - Sertifikasi Perangkat
      - BHP

      #Key Resource
      - Frekuensi
      - Ketentuan Internasional
      - Peraturan Pemerintah

      #Key Activities
      - Penyelengggaraan jasa telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang diwakili oleh yang diberi kuasa
      - Pengawasan penyelenggaraan telekomunikasi

      #Key Partnership
      - BUMN
      - Operator Mitra BUMN
      - DPR

      #Cost Structure
      - Perumusan peraturan pemerintah
      - Keikutsertaan pada agenda badan regulasi Internasional (ITU)
      - Sosialisasi
      - Pengawasan

      Kelompok 4 (Bloko, Vince, Reznia)

      Delete
    2. Berikut adalah revisi Business Model Canvas Regulator sebelum deregulasi hasil diskusi dengan kelompok lain
      [im]http://i823.photobucket.com/albums/zz152/blokobudi/fcb0341d-b263-4312-b2d2-605ed735515f_zps9ae30748.jpg[/im]

      Delete
    3. Menambahkan sedikit untuk:
      - VP : Hak Guna Frekuensi

      - CS : Operator dan Vendor Telekomunikasi maupun non Telekomunikasi

      Delete
  6. 6. Model bisnis regulator paska deregulasi hingga saat ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kami dari kelompok 5 (Fadli, Lia, Nanda) berusaha merumuskan Model bisnis regulator paska deregulasi hingga saat ini


      #Customer Segment :
      - Operator Telekomunikasi
      - Vendor Peralatan Telekomunikasi
      - Konsumen Produk Telekomunikasi
      - Pemerintahan
      - Masyarakat umum non-konsumen

      #Value Proposition :
      - Regulasi yang menjamin keadilan bagi operator, vendor dan konsumen
      - Regulasi yang menjamin pendapatan bagi negara
      - Regulasi yang menjamin manfaat bagi masyarakat (misalnya USO)

      #Channel:
      - Regulasi dituangkan kedalam bentuk peraturan BRTI atau diusulkan sebagai undang-undang atau peraturan menteri

      #Customer Relationship:
      - Perhatian terhadap customer tergantung customernya
      - Kepada Operator dan Vendor, sifatnya adalah dengar pendapat
      - Kepada Pemerintahan dapat berbentuk rapat konsultasi
      - Kepada Konsumen dan Masyarakat Umum dapat berupa layanan pengaduan

      # Key Activities:
      - Pengawasan praktek usaha operator dan vendor
      - Perumusan berkelanjutan tentang regulasi yang dibutuhkan
      - Evaluasi terhadap regulasi yang telah ada
      - Benchmarking terhadap regulasi yang ada di luar negeri
      - Adaptasi terhadap regulasi internasional yang tertuang dalam ITU
      - Pemberian sanksi terhadap stakeholder yang melakukan pelanggaran

      # Key Resources:
      - SDM Internal badan regulasi
      - Akademisi yang diajak bekerjasama


      # Key Patners:
      - Operator dan Vendor (dalam hal ini adalah pihak yang diajak berdiskusi)
      - Kementerian yang terkait (Perdagangan, Perindustrian, Infokom)
      - Masyarakat Telekomunikasi
      - Perguruan Tinggi

      # Cost:
      - Biaya perumusan regulasi
      - Biaya studi banding, seminar, partisipasi dalam konferensi internasional
      - Biaya-biaya terkait proses hukum dan perundang-undangan
      - Biaya sosialisasi hasil regulasi

      # Revenue:
      - Sumbangan dari Operator
      - Tunjangan dari Pemerintah

      Delete
    2. Yth. Pak Zulfadli dan rekan.

      Apakah rekan kelompok 5 memandang regulator dalam hal ini sebagai pelaku bisnis? dimana yang dimaksud dengan pendapatan regulator salah satunya bisa kita ambil contoh pendapatan dari penerimaan BHP frekuensi, dan biaya-biaya pengurusan regulasi disamakan dengan sebuah biaya modal?

      Kalau kelompok 5 atau rekan yang lain punya data penerimaan dan cost regulator selama beberapa tahun, mungkin kita bisa juga menanalisis efektifitas kinerja regulator..

      Delete
    3. salam Pak Fadli....
      menjawab komen sebelumnya berikut ada share dari sy...Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) hingga 31 Desember 2013 mencapai Rp11,5 triliun (target Rp11,09 triliun), jumlah itu lebih tinggi dibanding realisasi pada 2011 lalu hanya mencapai Rp11,2 triliun (target Rp10,7 triliun).
      Penerimaan tersebut di dapatkan dari satker :Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika, BP3TI Rp1.7 triliun, Multi Media Training Center Yogyakarta dan Pusdiklat Pegawai.

      Sebagai gambaran cost yang di keluarkan tahun ini adalah Kominfo mendapat pagu alokasi anggaran dari pemerintah sebesar Rp3,8 triliun. Ketentuan itu termuat dalam Surat Menteri Keuangan No. S-769/MK.02/2012. Cost tersebut diantaranya terdiri dari belanja bahan, belanja pegawai, Jasa Profesi, Pengadaan barang/jasa dll.
      Demikian mungkin dapat memberikan sedikit gambaran…trims

      Delete
    4. dear Ibu Lessy,

      Informasi yang dishare di sini sangat berharga bagi kami.
      Terimakasih banyak.

      Delete
    5. Kami ingin menambahkan beberapa informasi terkait Model bisnis regulator paska deregulasi hingga saat ini.

      #Key Resources
      kami menambahkan Frekuensi dan UU 36/1999

      #Cost
      kami memasukkan biaya operasional untuk pengawasan implementasi USO

      #Revenue Source
      - Biaya Hak Penggunaan Frekuensi
      - Biaya sertifikasi perangkat telekomunikasi

      Jika dilihat secara luas, Revenue dalam pandangan regulator sesungguhnya adalah pemasukan bagi negara, diantaranya pajak.

      Delete
  7. Pertanyaan yang kritis dan menarik, pak Fadil!

    Kami mencoba menjawab dengan mengkorelasikan pengertian pelaku usaha dengan fungsi dan wewenang badan regulator.

    Menurut Peraturan Pemerintah RI no.57 thn 2010, dalam definisinya dinyatakan bahwa badan usaha menjalankan suatu jenis usaha yang bersifat tetap dan terus - menerus dengan tujuan untuk memperoleh laba.
    Dan pelaku usaha merupakan orang perorangan / badan usaha yang menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.

    Sementara sesuai KM 31/2003 dan KM 67/2003, fungsi dan wewenang BRTI adalah pengaturan, pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi.

    Dengan mengkorelasikan keduanya, definisi pelaku usaha dan fungsi BRTI maka kami menyimpulkan bahwa BRTI bukanlah pelaku usaha.
    Namun bisnis model dapat diterapkan dan digunakan dalam pencapaian VP seperti yang telah disebutkan di atas.

    Jika ada masukan atau pendapat lain yang disertai referensi dan data lainnya, monggo dapat dishare untuk didiskusikan bersama.

    BR/
    Kelompok 5 (Fadli, Lia, Nanda)

    ReplyDelete
  8. Dear All,

    Berikut video animasi menarik yang menjelaskan mengenai bagaimana membangun suatu ide hingga menjadi model bisnis :

    From_Idea_To_Business_Animation

    Semoga bermanfaat dan terima kasih.

    - Rinto Hariwijaya -

    ReplyDelete
  9. Q1.2014
    Mengapa bisnis model menjadi isu di kuliah ini?
    (kaitkan dengan tema kuliah kapita selekta 2014)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut saya, perkembangan produk yang ada di telekomunikasi saat ini menjadi hal yang sangat mutlak diperlukan untuk menambahkan profit pada perusahaan. banyak pelaku telekomunikasi menjual produk dalam cakupan yang sama, tetapi terhalang karena pasar memilih pelaku yang dominan. Dalam hal ini, diperlukan model dalam bisnis yang dapat menjaga persaingan dari produk tersebut. Bisnis model juga dapat menjadi salah satu cara untuk mengembangkan ide dan kreatifitas dalam bidang pemasaran dan marketing, karena dengan model yang berbeda dari pelaku telekomunikasi yang lain dapat membuat perbedaan. Tetapi hal ini sebelumnya harus diteliti dahulu sebelum meluncurkan suatu model bisnis. Model bisnis ini juga menjadi isu karena saat ini teknologi yang dipakai banyak yang sama dan ada yang lebih baik dari yang lain, sehingga pelaku telekomunikasi seharusnya lebih memikirkan bagaimana untuk mengatur bisnis yang baik untuk menjual dan mendatangkan keuntungan perusahaan dengan cara yang berbeda, sehingga diperlukan model bisnis sehingga dapat memasuki pasar dengan metode yang berbeda dari operator yang lain.

      Delete
    2. Saya sependapat dengan sdr marthin, saat ini industri telekomunikasi terutama operatorsedang berlomba lomba mengembangkan bisnis model yang sesuai guna memenangkan persaingan di industri ini agar tetap profit dikarenakan bisnis model yang lama sudah usang dan tidak sesuai dengan kondisi saat ini. Bisnis model pastilah mengikuti perkembangan jaman, namun yang jadi pertanyaan adalah kapan sebuah perusahaan harus mengganti bisnis modelnya? atau indikator apa saja yang diperlukan sebuah perusahaan untuk mengganti model bisnisnya sehingga bisa terus survive dan profitable di industrinya.

      Delete
    3. Cukup menarik,
      bahwa dalam kuliah kapita selekta saat ini terdapat ulasan mengenai bisnis model.

      Alasan terbesar sebuah perusahaan untuk mulai mengevaluasi bisnis model adalah selalu terdapat ancaman (kemungkinan) bahwa model bisnis saat ini akan meleset atau bahkan fail.
      Contoh model bisnis yg saat ini banyak berubah adalah:
      - Bisnis media cetak (penurunan demand koran tercetak, lebih ke arah digital)
      - Bisnis Retail (adanya online retail & sharing platform)
      - Bisnis Seni/musik (adanya digital music devices)
      - Bisnis Telko (Petumbuhan smartphone yg subur dan variasi OTT)

      Menurut sebuah studi oleh 2013 Boston Consulting Group dan MIT,
      hampir setengah dari perusahaan yang disurvei mengatakan mereka telah
      "Mengubah model bisnis mereka untuk alasan sustainability opportunity"
      Akan tetapi inovasi yg dilibatkan adalah hanya menciptakan proses yg lebih baik tanpa menekankan pada value proposition yg telah dimiliki.

      Raphael Amit and Christoph Zott dalam MIT Sloan Management Review:
      Bisnis Model adalah "The bundle of specific activities conducted to satisfy the
      perceived needs of the market, along with the specifiation of which parties conduct which activities, and how these activities are linked to each other"

      What we need are not just better products and processes, but fundamentally different business models.

      Delete
  10. Q2.2014
    Bagaimana tool Business Model Generation ini bermanfaat untuk memahami model bisnis dan perubahannya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. DH,

      Sesuai dengan definisi Business Model:
      Describe Logical Thinking, How Organization, Create, Delivers, and Capture Values.
      Business Model dapat membantu proses pemetaan kekuatan perusahaan dalam deliver value.

      BERMANFAAT UNTUK MEMAHAMI BUSINESS MODEL PERUSAHAAN SAAT INI:
      Penggunaan business model dalam Perusahaan dapat mengetahui bagaimana perusahaan saat ini dalam proses deliver value.
      Effort apa saja yang diperlukan, efisiensi di bagian apa yang dapat dilakukan sehingga diperoleh gambaran global kondisi perusahaan saat ini.

      BERMANFAAN UNTUK IMPROVEMENT & EVOLUSI BUSINESS MODEL:
      Kesuksesan suatu bisnis model suatu saat akan mulai goyah terhadap situasi eksternal maupun internal
      Business Model bukanlah suatu yang kaku dan selalu dipertahankan.
      Akan tetapi business model dapat disesuaikan seiring dengan situasi pasar, situasi politik dan ekonomi.
      Evolusi bisnis model inilah yang membantu perusahaan agar tetap survive.

      ADI KURNIA, Kelompok 3

      Delete
    2. Dengan tools ini perusahaan dapat membuat strategi strategi baru yang dapat memberikan revenue bagi perusahaan. berikut saya share artikel yang menurut saya bagus. mohon bantuan diberikan komentar untuk belajar bersama. pada artikel ini, bisnis model dihubungkan dengan para pelaku strategi perusahaan untuk melihat peluang di tengah persaingan bisnis.

      berikut link nya.
      Bisnis model tools

      Kelompok 2

      Delete
  11. Q3.2014
    Menurut Anda, apakah tool ini dapat digunakan untuk merancang sebuah model bisnis baru? Informasi penting apa saja yang diperlukan dari sebuah model bisnis?

    ReplyDelete
    Replies
    1. DH,

      Model bisnis suatu perusahaan lain yang telah sukses tidak dapat dipaksakan diadopsi secara utuh oleh perusahaan lain.
      Karena setiap perusahaan memiliki culture dan problem masing - masing.
      Pilihan yang dimiliki perusahaan adalah:
      1. Mengadopsi sebagian dari bisnis model perusahaan lain tsb, atau
      2. Memunculkan ide business model baru yang sesuai dengan kondisi perusahaan.

      Jika yang dipilih ide nomor dua, maka business model generation dapat dijadikan tools untuk acuan.
      Setelah dipetakan 9 blok model bisnis, maka dapat dievaluasi dengan pertanyaan sebagai berikut:
      1. Key Trends.
      Apakah bisnis model yang dibuat saat ini sudah menyesuaikan trend teknologi?
      Apakah bisnis model yg dibuat dapat menjawab trend kebutuhan pelanggan?
      2. Macro Economic Forces
      Apakah pasar modal saat ini mempengaruhi bisnis model yg dibuat?
      Kondisi pasar global saat ini seperti apa?
      3. Indusry Forces
      Bagaimana dengan kondisi kompetitor? Apakah semakin kuat atau melemah dengan bisnis model yg diajukan?
      Apakah ada jasa atau produk substitusi dari value yg dihasilkan dari Bisnis Model yg dibuat?
      4. Market Forces
      Segmen mana saja yg akan dituju dg bisnis model saat ini?

      BR,
      ADI KURNIA,
      Kelompok 3

      Delete
  12. Q4.2014
    Apa tanggapan Anda tentang sejumlah model bisnis yang disebutkan di atas? Apakah sudah menggambarkan keadaan yang sesungguhnya? Komponen apa saja dari masing-masing model bisnis yang perlu disempurnakan?

    ReplyDelete
  13. Assalamu`alaykum

    Untuk COMMERCIAL BANKING (service: retail & wholesale level), business model yang memungkinkan (dan perlu dikembangkan) adalah:
    1. Customer Segment
    Tabungan, pinjaman, pembayaran/perdagangan luar negeri, business (small & medium)
    2. Value Proposition
    • Primary Banking: giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan.
    • Secondary Banking: fee based income.
    3. Delivery Channel
    • Untuk Segemen nasabah: account representatives dan sales people
    • Untuk segmen pemerintah : B2B (business-to-business) atau B2C
    (business-to- consumer)
    • Internet Banking
    • Cabang
    4. Customer Relationship
    Hadiah, special rate, special pricing.
    5. Revenue Stream
    Margin suku bunga dari bunga pinjaman & tabungan, komisi dari remittance ataupun
    trade service, jasa leasing.
    6. Key Resources
    Jaringan IT, office channeling, SDM, etos kerja, teknologi.
    7. Key Activity
    • Menyediakan pinjaman, menghimpun dana dari individu atau bisnis, obligasi
    pemerintah/korporasi.
    • Retail consumer banking, wholesale banking.
    8. Key Partner
    Merchant
    9. Cost Structure
    Biaya personalia (SDM)


    Wassalamu`alaykum

    Renni Ekaputri

    ReplyDelete
  14. Dear All,

    Business model yang kita design bukanlah produk, harga, orang, value proposition. Tetapi lebih dari itu. It’s all of it--well organized--working together.

    Absolutely without confirmation, tidak ada business model yang sempurna (doesn’t set in stone), seperti puzzle pieces yang sifatnya sustainable (berkelanjutan). Untuk dapat berkompetisi sudah seharusnya reinvent sebuah model bisnis baru, atau mengembangkan model bisnis yang telah ada. Business model semakin diperlukan untuk menghadapi kompleksitas bisnis yang semakin berkembang.

    Business model merupakan buzzword yang ramai dibicarakan untuk mengembangkan ide suatu bisnis yang mungkin masih half-baked plan.

    Beberapa hal penting mengenai business model yang harus kita pahami bahwa:
    - Business modeling merupakan ekivalensi manajerial dari metode scientific--yang kita bisa memulainya dengan hipotesis--kita dapat menggunakan test dalam setiap aksi, bahkan merevisinya jika diperlukan.
    - Business model TIDAK SAMA dengan strategi, walau beberapa orang menilainya interchangeably.
    - Secara praktis business model membutuhkan ITERASI-ITERASI-ITERASI-dst.
    - Dalam business model untuk : create, deliver, & capture value kepada customer, maka kita perlu untuk mendeskripsikan tipe & perbedaan dari bisnis yang kita bangun, secara singkat kita menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan dioperasikan, business model merupakan hipotesis bagaimana sebuah organisasi/perusahaan dapat menciptakan value bagi customer. [Tim Kastelle, Steve Bank].

    Beberapa aturan untuk memperbaiki business model:
    - Pikirkan sistem bisnis yang dijalani
    - Pertimbangkan lingkungan
    - Tiap cell/point bisnis harus ditantang
    - Gunakan trigger
    - Generate beberapa opsi business model
    - Bayangkan future scenario
    - Visualisasikan
    - Check dan test terhadap asumsi yang ada
    - Pertimbangkan opsi dalam implementasi
    - Persiapkan diri terhadap perubahan

    Type business model:
    - Long tail business model : Amazon
    - Open Source business model : Netflix
    - Freemium business model : Skype
    - Multi sided business model : metro magazine
    - Open business model
    - Baik & hook business model : HP printer
    - Emerging business model
    - Experience based business model : Adidas
    - Unfinished product business model : Geberit
    - Mass Customization business model

    Studi Kasus:
    - PayPal, setelah hampir bangkrut dengan berbagai trial & error, PayPal melakukan reinvented dengan mengubah arah sebagai premier online payment system.
    - Facebook, yang pada awalnya hanya didedikasikan untuk college student sehingga untuk bergabung didalamnya diperlukan e-mail address *.edu. Kemudian Mark Zuckerburg mengambil langkah untuk membuka social networking, di tahun 2006, untuk mereka yang berumur diatas 13 tahun dengan e-mail address yang valid.

    Seperti kita ketahui bahwa telecommunication player telah melihat adanya:
    - Perubahan business model.
    - Average revenue per user yang menurun drastic.
    - Value chain yang bermigrasi dari core business (voice) menjadi data & mobile internet.

    Manifestasi business model sangat relevan terhadap:
    - Pengembangan strategi antara sector telekomunikasi, media dan teknologi.
    - Mencakup improvement dalam hal efisiensi melalui Telecommunication & Communication Technology.

    Mengapa business model diperlukan dikarenakan 9 blok tersebut merupakan information economy, yang bisa memberikan jawaban atas:
    - Fundamental property dari model bisnis telekomunikasi
    - Future growth dari tantangan perkembangan teknologi.
    - Memberikan jawaban terhadap real issue yang akan dihadapi.
    - Menantang para manajerial untuk memberikan effort menciptakan model bisnis yang berkelanjutan.
    - Memberikan informasi key principle dibalik model bisnis.
    - Mencakup kategori core product & service yang akan diberikan.
    - Memprediksi tantangan dan kesempatan dalam bisnis telekomunikasi.
    - Mengetahui history dan journey dari perjalanan bisnis.

    Definitely, completely, inevitably...there are HOLES in many business models. Maka diperlukan sustainable business model dalam menghadapi future growth.

    Wassalam

    Renni Ekaputri (-3-)

    ReplyDelete

Membuat Link Pada Komentar Anda
Agar pembaca bisa langsung klik link address, ketik:
<a href="link address">keyword </a>
Contoh:
Info terkini klik <a href="www.manajementelekomunikasi.org"> disini. </a>
Hasilnya:
Info terkini klik disini.

Menambahkan Gambar Pada Komentar
Anda bisa menambahkan gambar pada komentar, dengan menggunakan NCode berikut:

[ i m ] URL gambar [ / i m ]

Gambar disarankan memiliki lebar tidak lebih dari 500 pixels, agar tidak melebihi kolom komentar.

---

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger