Sunday, April 28, 2013

12. Market STRUCTURE


Seri Konsep Manajemen Strategis

oleh: Tim IX
Zulfadli, Vince Nova E Sihombing, Adjar Hadiyono, Gery Baldi AB.

Pasar memiliki beberapa definisi, yaitu:
  1. Tempat atau mekanisme yang mempertemukan kepentingan produsen dan konsumen
  2. Merupakan sarana untuk meningkatkan kepuasan konsumen
  3. Sarana untuk mendistribusikan barang dan jasa bagi produsen
  4. Sumber informasi, baik bagi produsen, maupun konsumen


Peraturan pemerintah akan mempengaruhi jenis atau struktur pasar dan perilaku masyarakat, dimana:

  1. Perilaku masyarakat akan mempengaruhi supply dan demand –> Mempengaruhi harga pasar
  2. Struktur pasar akan mempengaruhi harga pasar
Harga pasar merupakan harga yang mengoptimalkan kepuasan semua pihak yang bertransaksi atau dengan kata lain, merupakan harga yang telah disepakati antara pemebli dan penjual.

STRUKTUR PASAR

Struktur pasar ialah karakteristik organisasi pasar yang mempengaruhi sifat kompetisi dan harga di dalam pasar (Bain, 1952). Unsur-unsur pasar meliputi konsentrasi, differensiasi produk, ukuran perusahaan, hambatan masuk, dan integrasi vertikal serta diversifikasi.

Dalam teori ekonomi mikro, struktur pasar dibagi dalam empat macam bentuk (Paul A. Samuelson, 1995 p. 193-194), yaitu:

A. Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna adalah struktur pasar yang ditandai oleh jumlah pembeli dan penjual yang sangat banyak. Banyak pesaing. Bila produsen pada pasar persaingan ingin mendapat keuntungan atau profit maksimum, tidak bisa dilakukan, karena harga ditentukan oleh pasar. Produsen hanya sebagai price taker.

Profit maksimum atau Pmaks tercapai pada tingkat produksi dimana MR = MC.

Untuk mencapai keseimbangan Jangka Pendek, ada 2 (dua) kemungkinan yang dapat dilakukan perusahaan pada pasar persaingan sempurna ini, yaitu:

  1. Perusahaan akan berusaha untuk beroperasi atau berproduksi sampai batas MC=MR, dengan tujuan mendapatkan laba maksimum. MC (Marginal Cost), dan MR (Marginal Revenue), pada pasar persaingan sempurna MR=AR=P-
  2. Bila tidak memungkinkan alternatif 1 di atas, karena harga tergantung pasar, maka perusahaan akan berusaha untuk beroperasi atau berproduksi sampai batas AVC=MR, dengan tujuan meminimumkan kerugian. Kerugian yang diderita adalah sebesar Q kali AFC.

Untuk mencapai keseimbangan Jangka Panjang, dan menjaga agar tetap bertahan (exist) makapaling tidak ada 3 (tiga) hal yang harus dilakukan perusahaan pada pasar persaingan sempurna ini, yaitu:

  1. Perusahaan haus beroperasi atau berproduksi ssebaik mungkin (as best as possible) dengan tujuan agar dapat beroperasi dengan optimal. Tetap diusahakan beroperasi pada saat MR=AR=P –> untuk ini perlu diusahakan biaya marjinal jangka panjang mendekati biaya marjinal jangka pendek (SMC=LMC)
  2. Jangan sampai mengalami kerugian yang membuat usaha berhenti. Hal ini diusahakan agar perusahaan dapat mengganti berbagai peralatan produksi yang sudah tidak layak, namun diusahakan agar biaya rata Rata perunit jangan sampai melebihi harga jual –> ATC= P
  3. Mencari alternatif usaha yang baru, sehingga dapat menikmati keuntungan optimal dalam jangka pendek selanjutnya. Karena usaha yang dijalankan saat ini sudah tidak mungkin lagi menghasilkan laba ekonomis.

Contoh pasar persaingan sempurna antara lain, yaitu pasar hasil-hasil produksi pertanian, pasar industri kerajinan tangan oleh rakyat, pasar tenaga kerja pelaksana, bursa efek, pasar uang dan pasar modal, barang konsumsi hasil industri rumah tangga dan sebagainya.

B. Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar atau industri yang terdiri dari produsen-produsen yang mempunyai kekuatan pasar atau mampu mengendalikan harga output di pasar.

Terdapat tiga model umum di pasar persaingan tidak sempurna, yaitu pasar monopoli, pasar persaingan monopolistik dan oligopoli.

1. Pasar Monopolistik

Pasar persaingan monopolistik adalah struktur pasar yang sangat mirip dengan persaingan sempurna tetapi yang membedakan dengan pasar persaingan sempurna ialah bahwa pada pasar ini produsen mampu membuat perbedaan-perbedaan pada produknya (differensiasi produk) dibandingkan produsen lain.

Pasar monopolistik merupakan pasar dengan produsen sangat banyak, hanya saja produk yang dihasilkan berbeda (tidak seragam), atau unik. Banyak pesaing, namun produknya berbeda beda. Bila produsen pada pasar persaingan ingin dapat keuntungan atau profit maksimum, masih bisa dilakukan, karena harga dapat dipengaruhi oleh produsen. Produsen dapat bertindak sebagai Price Setter.

Profit maksimum atau Pmaks tercapai pada tingkat produksi dimana MR = MC.

Untuk mencapai keseimbangan Jangka Pendek, perusahaan pada pasar persaingan monopolistik ini, yaitu: Perusahaan akan berusaha untuk beroperasi atau berproduksi sampai batas MC=MR, dengan tujuan mendapatkan laba maksimum –> MC (Marginal Cost), dan MR (Marginal Revenue), pada berbagai bentuk pasar (termasuk pasar persaingan monopolistik).

Contoh pasar persaingan monopolistik antara lain, yaitu pasar obat-obatan, pasar barang ritel seperti sabun, shampoo, pasta gigi, kosmetik, dan sebagainya. Di Indonesia, pasar kosmetik dikuasai oleh beberapa produsen yaitu Sari Ayu dan Mustika Ratu.

2. Pasar Monopoli

Di pasar ini, hanya ada satu produsen. Tidak ada pesaing, dipasar sendirian. Bila produsen yang monopolis ingin dapat keuntungan atau profit maksimum, bisa dilakukan dengan jalan menurunkan supply, sehingga harga jual menjadi meningkat. Produsen dapat bertindak sebagai Price Setter.

Profit maksimum atau Pmaks tercapai pada tingkat produksi dimana MR = MC.

Kerugian masyarakat karena Pasar Monopoli:

  1. Berkurang atau memburuknya efisiensi dan daya saing ekonomi nasional
  2. Berkurang atau hilangnya sebagian kesejahteraan masyarakat

Pemerintah sebagai eksekutif penyelenggara negara, bertugas melindungi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.

Berkaitan dengan pasar monopoli ini, yang dirugikan adalah masyarakat konsumen, dan ekonomi nasional secara keseluruhan, maka perlu dilakukan langkah mempengaruhi pasar (market intervention), melalui:
  1. Penetapan harga tertinggi (Ceiling Price)
  2. Menjaga kelancaran distribusi barang dan jasa (distribution channel)
Manfaat dari Pasar Monopoli:
  1. Monopoli untuk menekan biaya produksi
  2. Monopoli untuk menjaga penggunaan sumberdaya yang sangat terbatas
Contoh pasar monopoli antara lain, yaitu PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai satu-satunya perusahaan di Indonesia yang menyediakan kebutuhan listrik di Indonesia.

3. Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli adalah pasar dimana hanya ada beberapa produsen. Hanya ada beberapa pesaing.

Bila produsen yang olipolis ingin dapat keuntungan atau profit maksimum, bisa dilakukan dengan jalan berkolaborasi (kerjasama) dengan dengan produsen lain menurunkan supply, sehingga harga jual menjadi meningkat. Produsen dapat bertindak sebagai Price Setter.

Profit maksimum atau Pmaks tercapai pada tingkat produksi dimana MR = MC.
Terbentuknya pasar oligopoly ini didorong oleh adanya hambatan (barriers) untuk masuk pasar bagi pemain atau produsen baru.

Hambatan untuk masuk pasar yang dihadapi oleh pemain atau produsen baru ini, antara lain disebabkan oleh paling tidak 2 (dua) faktor, yaitu:
  1. Besarnya Skala Ekonomis dari industri tersebut
    Pada umumnya untuk industri yang padat modal dan teknologi, seperti industri logam dan kimia, biasanya memiliki skala ekonomis, atau Titik Impas (Break Event Point) yang besar.
  2. Tingkat kerumitan (Kompleksitas) pengelolaan usaha yang tinggi
    Karena rumitnya pengelolaan usaha ini, baik dari segi teknologi, jaringan usaha, pemasok dan sebagainya, menyebabkan tidak banyak pemain atau produsen baru yang mampu masuk pasar. Hal ini menyebabkan halangan (bariiers) untuk masuk pasar relatif tinggi.

Karakteristik Pasar Oligopoli

  • Hanya ada sedikit (beberapa) jumlah produsen atau pemain dipasar monopoli
  • Produk yang dihasilkan bisa seragam (homogeen) atau berbeda (differentiate)
  • Relatif tinggi dan terjaganya loyalitas konsumen
  • Relatif tingginya hambatan masuk dan keluar pasar (Entry and Exit barriers)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai Oligopoli antara lain:
  1. Produsen pada pasar Oligopoli dapat melakukan kerjasama dalam mengatur penawaran (Supply) –> Ini akan mengarah pada monopoli (melakukan kesepakatan produksi atau harga, yang dilarang oleh UU namun hal ini dapat terjadi, bila penegakkan hukum (Law enforcement ) dinegara tersebut tidak jalan.
  2. Masing masing produsen akan konsentrasi pada kepentingan usahanya. Dengan demikian, maka bila salah satu produsen melakukan kebijakan produksi, atau harga, maka selanjutnya bisa terjadi :
  • Perusahaan lain tidak bereaksi (dengan cara yang sama), namun tetap kosentarasi dengan pasarnya
  • Ditanggapi oleh produsen lain, dalam rangka mempertahankan pangsa pasarnya. Hal ini membuat kurva Marjinal Revenue (MR) menjadi patah –> Akan membentuk KINKED CURVE DEMAND

Model Analisis Perilaku Pasar Oligopoli

Pada pasar oligopoli berlaku prinsip: Bila salah satu perusahaan di pasar oligopoli ini membuat kebijakan bisnis yang baru (produksi, harga, promosi dan sebagainya), maka Perusahaan atau pemain lain akan bereaksi atau melakukan langkah serupa untuk mempertahankan pangsa pasar (market share) masing-masing.
Strategic behavior of Oligopolist: Actions taken by firm in oligopolstic market to plan for and react to competition from rival firms”. 
Dalam menganalisis pasar Oligopoli ini, sering digunakan pendekatan teori permainan (Game Theory), misalnya Drisonner dilemma. teori pengambilan keputusan dengan menggunakan kriteria tertentu (decision theory).

Dalam teori ekonomi mikro, model oligopoli dibagi dalam dua jenis, yaitu:

  1. Oligopoli non-kolusif.
    Terdiri dari model cournot, model Bertrand, model Chamberlain, model Sweezy, dan model Stackelberg.
  2. Oligopoli kolusif.
    Terdiri dari kartel dan kepemimpinan harga. (A. Koutsoyyianis, 1975:216-253)

Contoh pasar oligopoli antara lain, yaitu di Indonesia terdapat dengan mudah dijumpai pasar semen, pasar layanan operator selular, pasar otomotif, dan pasar yang bergerak dalam industri berat.

Kegagalan pasar akan terjadi jika terjadi ketidak seimbangan pasar, sehingga produksi dan konsumsi berada di bawah tingkat keseimbangan pasar, maka surplus sosialnya (Produsen dan Konsumen surplus) tidak oprimal.

Hal ini dapat terjadi karena behaviour dari pelaku ekonomi yang cenderung memaksimalkan laba (profit) nya sehingga akan mengakibatkan berkurang atau bahkan hilangnya surplus sosial. Dan ini merugikan kepentingan publik.

Bila kegagalan pasar terjadi, maka diperlukan intervensi pemerintah dalam bentuk:
  • Menetapkan harga terendah (Floor price): Untuk melindungi produsen.
  • Menetapkan harga tertinggi (Ceiling price): Untuk melindungi konsumen.
  • Mengenakan pajak, maupun pemberian subsidi.
  • Seperti yang sudah disebutkan tadi, bahwa peraturan pemerintah memegang peranan penting dalam mempengaruhi struktur pasar dan perilaku masyarakat.

11. Price ELASTICITY


Seri Konsep Manajemen Strategis

oleh: Tim II
Yunan Nasikhin, Eko Hariyanto, Riyanto Widodo, Rinto Hariwijaya

Perubahan harga suatu barang bertendensi menimbulkan reaksi para pembeli barang tersebut berupa berubahnya jumlah yang diminta. Pada umumnya meningkatnya harga meningkatkan berkurangnya jumlah barang yang diminta dan sebaliknya menurunnya harga mengakibatkan meningkatnya jumlah barang yang diminta.
Kalau kita bandingkan antara barang yang satu dengan yang lain, kita akan menemukan bahwa intensitas reaksi pembeli terhadap perubahan harga dalam bentuk peningkatan atau penurunan dalam jumlah yang diminta berbeda-beda

Dengan perubahan harga yang sama perubahan dalam jumlah yang diminta untuk barang satu bisa lebih banyak daripada untuk barang yang lain. Untuk mengukur intensitas reaksi pembeli terhadap perubahan harga barang yang bersangkutan para pemikir ekonomi telah menciptakan suatu alat analisis yang disebut elastisitas.

Elastisitas yang dapat dipergunakan untuk mengukur intensitas reaksi konsumen atau pembeli pada umumnya dalam bentuk perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga-harga satuan barang tersebut, yang biasa disebut elastisitas harga permintaan atau price elasticity of demand, yang biasa juga hanya disingkat elastisitas harga atau price elasticity, atau bahkan sering pula hanya disebut elastisitas permintaan atau demand elasticity.

Elastisitas Harga

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus). 

Terdapat tiga faktor penting yang memengaruhi permintaan terhadap suatu barang, yaitu:
  1. harga barang itu sendiri, 
  2. harga barang lain, 
  3. pendapatan. 

Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity).

Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand)

Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.

Ep = Prosentase perubahan jumlah barang yang dimintaProsentase perubahan harga
atau
Ep = %∆Q%∆P= ∆Q/Q∆P/P
Angka elastisitas harga bernilai negatif. Ep = 2 mernpunyai arti bila harga barang naik 1%, maka permintaan terhadap barang akan turun 2%, ceteris paribus. Begitu juga sebaliknya. Semakin besar nilai negatifnya, sernakin elastis permintaannya, sebab perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga. Angka Ep dapat disebut dalam nilai absolut. Ep = 2, artinya sama dengan Ep = -2.

Angka Elastisitas Harga

  1. Inelastis (Ep < 1)
    Perubahan permintaan (dalarn persentase) lebih kecil daripada perubahan harga. Kalau harga naik 10% rnenyebabkan perrnintaan barang turun sebesar, rnisalnya, 6%. Perrnintaan barang kebutuhan pokok umumnya inelastis. Misalnya perubahan harga beras di Indonesia, tidak berpengaruh besar terhadap perubahan perrnintaan terhadap beras.
  2. Elastis (Ep>l)
    Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang rnenyebabkan perubahan perrnintaan yang besar. Misalnya, bila harga turun 10% menyebabkan permintaan barang naik 20%. Karena itu nilai Ep lebih besar dari satu. Barang mewah seperti rnobil umumnya permintaannya elastis.
  3. Elastis unitari (Ep = 1)
    Jika harga naik 10%, permintaan barang turun 10% juga.
  4. Inelastis sempurna (Ep = 0)
    Berapa pun harga suatu barang, orang akan tetap mernbeli jumlah yang dibutuhkan. Contohnya adalah permintaan garam.
  5. Elastis tak terhingga (Ep = ∞)
    Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya.

Secara grafis tingkat elastisitas harga terlihat dari slope (kemiringan) kurva permintaan. 




Bila kurva permintaan tegak lurus, permintaan inelastis sempuma (perfect inelastic); Perubahan harga, tidak memengaruhi jumlah barang yang diminta. Bila kurva sejajar surnbu datar, permintaan elastis tak terhingga (perfect elastic); Perubahan harga sedikit saja, rnenyebabkan pembahan jumlah barang yang diminta tak terhingga besamya. Permintaan dikatakan elastis unitari (unitary elastic), bila slope kurvanya minus satu (kurvanya membentuk sudut 45°). Dapat disimpulkan, semakin datar kurva permintaan, makin elastis permintaan suatu barang.

Contoh :
Data harga dan permintaan disajikan dalam tabel berikut :


Price
Quantity Demanded
$7
200
$8
180
$9
150
$10
110
$11
60


Misal :

Harga lama (P1) = $9, harga baru (P2) = $10;
Q-Demand lama (Q1) = 150, Q-Demand baru (Q2) = 110;

Untuk menghitung elastisitas harga, kita perlu tahu berapa persen perubahan dalam demand / permintaan dan berapa persen perubahan harga, sehingga :
Prosentase Demand (%∆Q) = (Q2 – Q1) / Q1 = (110 – 150) / 150 = -40 / 150 = -0,2667 = -26,67%
Prosentase Harga (%∆P) = (P2 – P1) / P1 = (10 – 9) / 9 = 1 / 9 = 0,1111 = 11,11%

Ep = %∆Q / %∆P = -0,2667 / 0,1111 = -2,4005

Untuk melakukan analisis nilai elastisitas harga, dibutuhkan nilai absolut, sehingga nilai minus dapat kita hilangkan. 

Kesimpulan nilai elastisitas harga dari peningkatan harga dari $9 menjadi $10 adalah sebesar 2,4005 yang berarti kenaikan harga tersebut termasuk ke dalam kategori ELASTIS yang artinya penurunan harga layak untuk dilakukan karena bisa memberikan peningkatan pendapatan.


Bukti bahwa penurunan harga tersebut memberikan dampak pada kenaikan pendapatan :
Pendapatan = $10 x 110 unit = $1,100àHarga = $10
Pendapatan = $9 x 150 unit = $1,350àHarga = $9
Terbukti harga $9 menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada harga $10.

Faktor – faktor yang mempengaruhi elastisitas harga

Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan elastisitas suatu harga terhadap jumlah permintaan :
  1. Tingkat substitusi.
    Makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan makin inelastis. Beras bagi masyarakat Indonesia sulit dicari substitusinya, karena itu permintaan beras inelastis. Garam tidak mempunyai substitusi, oleh karena itu permintaannya inelastis sempuma. Walaupun harganya naik banyak, orang tetap membelinya, dan seandainya harganya turun banyak, orang tidak lantas akan memborong garam.
  2. Jumlah pemakai.
    Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatubarang makin inelastis. Hampir semua suku bangsa di Indonesia mengonsumsi beras sebagai makanan pokok. Ini penjelasan lain mengapa permintaan beras di Indonesia, inelastis. Penjelasan ini sebenamya menunjukkan bahwa elastisitas harga dipengaruhi oleh pokok tidaknya suatu barang bagi kita. Semakin pokok suatu barang, semakin inelastis permintaannya. Namun, pokok tidaknya suatu barang adalah relatif. Pesawat televisi, misalnya, bagi orang-orang di kota mungkin sekali termasuk barang kebutuhan pokok (selain sebagai media hiburan juga sebagai media informasi yang sangat penting), tetapi bagi masyarakat desa merupakan barang mewah, sehingga pembeliannya dapat ditunda bila harganya naik.
  3. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen.
    Bila proporsi tersebut besar, maka permintaan cenderung lebih elastis. Contohnya adalah garam dan TV. Meskipun harga garam naik 50%, kenaikan tersebut mungkin hanya Rp1.000,00, yang merupakan bagian sangat kecil dari pendapatan sebagian besar keluarga. Sebaliknya, kenaikan harga TV sebesar 5%, dalam jumlah nominal uang bisa Rp125.000,00 dan cukup menyebabkan sejumlah keluarga menunda pembeliannya sampai tahun depan.
  4. Jangka waktu.
    Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas harga. Namun hal ini tergantung pada apakah barangnya durable atau nondurabel. Selanjutnya mengenai pengaruh jangka waktu terhadap elastisitas akan diuraikan dalam butir 3 di belakang, yaitu mengenai Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang.


Sumber :
  1. http://kk.mercubuana.ac.id/files/31080-9-334548846617.doc
  2. http://economics.about.com/cs/micfrohelp/a/priceelasticity.htm

10. DEMAND and SUPPLY


Seri Konsep Manajemen Strategis

oleh: Tim III
Errie Kusriadie (ME), Harun Al-Rasyid (ME), Rinaldy Resinanda (MT), Renni Ekaputri (MT)

Teori Malthus (1798) mengatakan bahwa akan terjadi pertambahan deret hitung pada produksi pangan dan deret ukur pada pertumbuhan penduduk. Hal ini berarti akan terjadi ketidakseimbangan antara supply dan demand akan pangan.

Hukum Say–Jean Baptiste – ahli ekonomi Perancis dan seorang businessman, mengkaji hal-hal terkait kompetisi dan perdagangan bebas. J.B.Say mengatakan: supply creates its own demandsupply constitute its own demand.

Menurut Smith, barang mempunyai dua nilai: pertama, nilai guna (value in use); kedua, nilai tukar (value in exchange).

Harga adalah satuan nilai yang diberikan pada suatu komoditi sebagai informasi kontraprestasi dari produsen atau pemilik komoditi.

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.

Penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.

Permintaan (demand) dan Supply (penawaranmerupakan hubungan di pasar, antara calon pembeli dan penjual dari suatu barang. Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. 

Hukum Permintaan dan Penawaran

  1. Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus), jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya. 
  2. Semua terjadi karena ingin mencari keuntungan sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.

Faktor yang mempengaruhi permintaan:

  1. Harga Barang yang dimaksud 
  2. Harga barang substitusi 
  3. Barang substitusi 
  4. Rata-rata pendapatan 
  5. Jumlah populasi 
  6. Estimasi atau forecasting 
  7. Selera, lokasi dan distribusi, dan lain-lain.

Hukum Permintaan (The Law of Downward Sloping Demand)

Bila harga (P) naik, maka permintaan (Qd) turun. Dan bila P turun, maka Qd naik, asumsi ceteris paribus (the other things on held constant).


Faktor yang mempengaruhi penawaran: 

  1. Harga Barang yang dimaksud 
  2. Barang substitusi 
  3. Struktur biaya atau harga bahan baku 
  4. Orientasi produksi 
  5. Estimasi atau perkiraan harga, kebijakan pemerintah, dan lain-lain

Hukum Penawaran (The Law of Supply)

Bila harga (P) naik maka penawaran (Qs) relatif akan naik. Dan bila P turun, maka Qs turun, asumsi ceteris paribus (the other things on held constant).


Pengertian Pasar 

Pasar merupakan pertemuan antaran permintaan (demand) dan penawaran (supply). Interaksi permintaan dan penawaran pada titik keseimbangan (equilibrium) akan menciptakan harga keseimbangan dan kuantitas keseimbangan.


Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar

Pajak adalah bentuk pungutan yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat berdasarkan ketentuan undang-undang. Sedangkan subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat.


Pajak
Subsidi
Bentuk
· Ad valorem (proporsional, progresif, degresif), yaitu pajak yang dipungut dengan prosentase tertentu.
· Spesifik (lump sum), yaitu pajak yang dipungut per unit barang.

·   Subsidi per unit barang.
·   Pemerintah memberikan bantuan sejumlah dana   kepada pengusaha tanpa mempertimbangkan jumlah output yang dihasilkan.

Pengaruh
·   Produsenà meningkatkan harga jual
· Konsumenà dengan naiknya harga berakibat menurunnya daya beli konsumen.
·  Produsenà mengurangi beban biaya produksi, sehingga dapat menurunkan harga jual.
· Konsumenà dengan turunnya harga berakibat meningkatnya daya beli konsumen.


Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Elastisitas Permintaan 

merupakan ukuran kuantitatif yang menunjukkan perubahan kuantitas permintaan suatu barang sebagai akibat dari perubahan harga.

Jenis permintaan berdasarkan nilai elastisitas:
  1. Permintaan elastis tidak sempurna (elastisitas bernilai nol) yaitu perubahan harga tidak merubah permintaan barang. 
  2. Permintaan elastis sempurna (elastisitas bernilai tak hingga) menggambarkan produk yang sangat peka terhadap perubahan harga. 
  3. Permintaan elastis uniter (elastisitas bernilai satu) menggambarkan harga dan kuantitas produk yang diminta berubah dalam persentase yang sama dan saling mengkompensasi. 
  4. Permintaan tidak elastis (elastisitas bernilai < 1) menggambarkan perubahan harga yang menyebabkan perubahan permintaan dengan proporsi yang lebih kecil. 
  5. Permintaan elastis (elastisitas bernilai > 1) menggambarkan perubahan harga yang menyebabkan perubahan permintaan dengan proporsi yang lebih besar.

Faktor Penentu Elastisitas Permintaan

Beberapa faktor yang menentukan elastisitas permintaan adalah:

  1. Jumlah barang subtitusi yang tersedia di pasar.
    Suatu barang yang memiliki barang substitusi yang banyak akan memiliki permintaan yang elastis. Jika P naik, maka permintaan menurun dengan prosentase yang lebih besar, karena konsumen akan membeli barang substitusi dan sebaliknya. Suatu barang yang tidak memiliki barang substitusi (sedikit) akan memiliki permintaan yang tidak elastis. Perubahan harga tidak membawa dampak terhadap penurunan/kenaikan permintaan barang, karena pasar tidak menyediakan barang substitusi bagi konsumen.
  2. Potensi pendapatan yang dibelanjakan.
    Semakin besar bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli suatu barang, maka semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.
  3. Jangka waktu analisis permintaan
    Analisis permintaan terhadap suatu barang dalam jangka waktu yang relatif lama menjadikan permintaan terhadap barang tersebut bersifat elatis, karena pasar mengalami perubahan dalam waktu yang relatif lama. Analisis permintaan terhadap suatu barang dalam jangka waktu yang relatif singkat menjadikan permintaan terhadap barang tersebut bersifat tidak elatis, karena pasar sulit mengalami perubahan dalam waktu yang relatif pendek.

Elastisitas Penawaran


merupakan ukuran kuantitatif yang menunjukkan perubahan kuantitas penawaran suatu barang sebagai akibat dari perubahan harga.

Jenis elastisitas penawaran:
  1. Penawaran elastisitas sempurna
  2. Penawaran elastisitas tidak sempurna
  3. Penawaran dengan elastisitas uniter
  4. Penawaran tidak elastic
  5. Penawaran elastis

Faktor Penentu Elastisitas Penawaran

Beberapa faktor yang menentukan elastisitas penawaran adalah:
  1. Sifat perubahan biaya produksi
    Penawaran yang tidak elastis, jika kenaikan penawaran (supply) dilakukan dengan biaya produksi yang sangat tinggi.
  2. Jangka waktu analisis penawaran
    Analisis penawaran terhadap suatu barang dalam jangka waktu yang relatif lama menjadikan penawaran terhadap barang tersebut bersifat elatis, karena perusahaan dapat melakukan perubahan baik harga, disain produk dan sebagainya. Analisis penawaran terhadap suatu barang dalam jangka waktu yang relatif singkat menjadikan penawaran terhadap barang tersebut bersifat tidak elatis, karena perusahaan tidak mampu melakukan perubahan.


Friday, April 12, 2013

09. PENGKAJIAN ULANG, Pengevaluasian, dan PENGENDALIAN Strategi

Seri Konsep Manajemen Strategis

oleh: Tim VIII
Andi Kurniawan, Bloko Budi, Bremin Sembiring, M. Irvan Triady 


(artikel sejenis baca disini)

Hakikat Evaluasi Strategi

Tiga Aktivitas Pokok Evaluasi Strategi :
  1. Mengkaji ulang atas landasan Evaluasi Strategi 
  2. Mengukur kinerja organisasi dengan membandingan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya 
  3. Pengambilan tindakan korektif untuk memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana 

Empat Kriteria dalam Evaluasi Strategi

Menurut Richard Rumelt (1980) :
  1. Kesesuaian (consonance)
    Perlunya mencermati serangkaian trend, termasuk trend individu dan kebanyakan tren merupakan hasil interaksi antar tren.
  2. Keunggulan (advantage)
    Keunggulan kompetitif biasanya merupakan hasil dari keunggulan sumber daya, keterampilan dan posisi 
  3. Kelayakan (feasibility) Strategi tidak boleh menguras seluruh sumber daya yang tersedia atau menciptakan anak-anak personalan yang tidak terpecahkan. 
  4. Konsistensi (consistency
Tiga pedoman yang mendasari konsistensi strategi, yaitu :
  1. persoalan manajerial, 
  2. keberhasilan departemen, dan 
  3. isu kebijakan organisasi 

Alasan mengapa evaluasi strategi sulit

  1. Meningkatnya kompleksitas lingkungan 
  2. Sulit memprediksi masa depan secara akurat 
  3. Bertambahnya jumlah variabel 
  4. Cepatnya laju pengusangan suatu rancangan 
  5. Kejadian dalam negeri dan dunia yang mempengaruhi organisasi 
  6. Berkurangnya rentang waktu dalam menjalankan perencanaan 

Proses Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi merangsang sikap kritis terhadap ekspektasi dan asumsi yang ada, pengkajian ulang atas tujuan dan nilai- nilai, serta merangsang kreativitas untuk menghasilkan alternatif dan merumuskan kriteria evaluasi. 

Evaluasi strategi harus dijalankan secara kontinyu sehingga cepat mengambil tindakan korektif bila diperlukan.

1. Mengkaji Ulang Landasan Strategi

  • Buat revisi Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE): Kekuatan & Kelemahan 
  • Bandingkan Matriks IFE revisi dengan yang sudah ada 
  • Buat revisi Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE): Peluang & Ancaman 
  • Bandingkan Matriks EFE revisi dengan yang sudah ada 

2. Mengukur Kinerja Organisasi

Mencakup aktivitas pembandingan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya, penyelidikan terhadap penyimpangan dari rencana, evaluasi kinerja individu, dan pengamatan kemajuan yang telah dibuat ke arah pencapaian tujuan yang tersurat.

Kriteria Kuantitatif berdasarkan tiga perbandingan :
  1. Perbandingan kinerja dari waktu ke waktu 
  2. Perbandingan kinerja dengan kinerja pesaing 
  3. Perbandingan kinerja dengan rata-rata industri

Kriteria kuantitatif Rasio Keuangan :
  1. Pengembalian atas Investasi / ROI 
  2. Pengembalian ata Ekuitas / ROE 
  3. Marjin Laba 
  4. Pangsa Pasar 
  5. Pertumbuhan Penjualan 
  6. Pertumbuhan Asset 
  7. Laba Per Saham 
  8. Utang terhadap ekuitas 
Persoalan potensial dalam penerapan Evaluasi strategi dengan kriteria kuantitatif :
  1. Kriteria kuntitatif sebagian besar menjadi dasar dalam penentuan tujuan tahunan dan tujuan jangka panjang 
  2. Metode akuntansi yang berbeda bisa memberikan hasil yang berbeda 
  3. Penilaian intiutif hampir selalu ada dalam dalam penentuan kriteria kuantitatif.

Kriteria Kualitatif :

  • Perputaran karyawan (turnover)
  • Tingkat kualitas produk 
  • Kepuasan karyawan 
  • Pemasaran 
  • Penelitian dan Pengembangan 
  • Sistem Informasi Manajemen

3. Tindakan Korektif

Tindakan Korektif diperlukan untuk membuat organisasi tetap berada pada jalur tujuan, mendorong organisasi berhasil beradaptasi dengan lingkungan yang sedang berubah.

Tindakan korektif harus membawa organisasi ke posisi yang lebih baik dengan memanfaatkan kekuatan internal, mengambil keuntungan peluang eksternal utama, mengurangi /menghindari ancaman eksternal, dan memperbaiki kelemahan internal.

Contoh-contoh tindakan korektif:
  • Perubahan struktur organisasi
  • Pergantian karyawan
  • Penjualan saham untuk menggalang modal
  • Penciptaan kebijakan baru
  • Penetapan atau revisi tujuan
  • Penambahan tenaga penjualan.

Kerangka Kerja Evaluasi Strategi


Kerangka Kerja Evaluasi Strategi

Balance Scorecard

Balanced Scorecard merupakan alat evaluasi strategi yang memungkinkan perusahaan mengevaluasi strategi dari empat perspektif :
  • kinerja keuangan, 
  • pengetahuan konsumen, 
  • proses bisnis internal, 
  • pembelajaran dan pertumbuhan.
Sebuah contoh dari Balanced Scorecard perusahaan memeriksa enam isu kunci dalam mengevaluasi strategi nya:
  1. pelanggan
  2. manajer / karyawan
  3. operasi / proses
  4. masyarakat / tanggung jawab sosial
  5. etika bisnis / alami lingkungan, dan
  6. keuangan
Bentuk dasar dari sebuah Balanced Scorecard mungkin berbeda untuk organisasi yang berbeda.

Karakteristik Sistem Evaluasi Strategi yang efektif

Evaluasi strategi harus memenuhi beberapa persyaratan utama agar efektif, yaitu :
aktivitas evaluasi strategi harus ekonomis, bermakna, dan berkaitan dengan tujuan perusahaan. Evaluasi strategi harus dirancang untuk menyediakan gambaran yang benar mengenai apa yang terjadi. Disamping itu, proses evaluasi strategi harus membangun pemahaman bersama, kepercayaan, dan masuk akal.

Perencanaan Kontinjensi

Rencana-rencana kontinjensi (contingency plans) dapat didefinisikan sebagai Rencana – rencana alternatif yang dapat dijalankan jika peristiwa – peristiwa penting tertentu tidak terjadi seperti yang diharapkan.

Beberapa rencana kontinjensi yang lazim dibuat dalam perusahaan mencakup:

  1. Jika pesaing utama menarik diri dari pasar tertentu, langkah apa yang seharusnya diambil perusahaan?
  2. Jika sasaran penjualan kita tidak tercapai, tindakan apa yang perlu diambil perusahaan untuk menghindari hilangnya laba?
  3. Jika permintaan produk baru kita melampau rencana,?
  4. Jika bencana tertentu terjadi, tindakan apa yang perlu diambil perusahaan?
  5. Jika dengan perkembangan teknologi baru membuat produk baru kita jadi usang, langkah apa yang perlu diambil perusahaan?

Audit

Audit (Auditing) didefinisikan sebagai Proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan penilaian mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan derajat kesesuaian antara penilaian tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengguna.

Kesimpulan


  1. Evaluasi Strategi yang efektif memungkinkan sebuah organisasi untuk memanfaatkan kekuatan internal bagi perkembangan, mengeksploitasi peluang eksternal bagi pertumbuhannya, menyadari dan mempertahankan diri dari ancaman, serta menangani berbagai kelemahan internal sebelum hal itu menjadi sesuatu yang melumpuhkan
  2. Evaluasi strategi memungkinkan organisasi membuat keputusan jangka panjang yang efektif, menjalankan keputusan tersebut secara efektif dan mengambil tindakan korektif bila diperlukan



0 0 0 0 0

Meski strategi merupakan sebuah kata yang biasanya dikaitkan dengan masa depan, strategi juga terkait sama eratnya dengan masa lalu. Hidup memang berjalan ke depan tetapi dipahami secara ke belakang. Manajer menjalankan strategi untuk masa depan, tetapi mereka memahaminya melalui masa lalu”.- HENRY MINTZBERG-


Sumber:
David Fred R., Konsep Manajemen Strategis, Penerbit Salemba Empat, 2009

08. PENERAPAN Strategi: Isu-isu Pemasaran, Keuangan/Akuntansi, Litbang, dan SIM

Seri Konsep Manajemen Strategis

oleh: Tim VI
Arif Zakaria Kapa (ME), Adi Kurnia (MT), Elok S. Amitayani (ME), Yoga Mahendro (ME)


(artikel sejenis baca disini)

Kurang dari 10% strategi yang dirumuskan berhasil diterapkan. Strategi hanya berpeluang berhasil (berpeluang, bukan pasti) diterapkan di sebuah perusahaan dengan kualifikasi sebagai berikut:
  • produk yang dihasilkan bermutu baik 
  • pemasaran produk baik 
  • mampu menggalang modal kerja dengan baik 
  • sistem manajemen informasi (SIM) nya baik 



Keempat hal di atas (produk, pemasaran, teknik mobilisasi, dan SIM) mutlak dimiliki oleh perusahaan, agar dapat menerapkan strategi secara efektif.

Bab ini akan membahas isu-isu seputar pemasaran, keuangan/akuntasi, litbang, dan SIM yang penting bagi penerapan strategi secara efektif.

1. Isu-isu Pemasaran 

Dua variabel penting dalam pemasaran adalah segmentasi pasar dan pemosisian produk.

Segmentasi pasar bertujuan untuk menjangkau kelompok konsumen tertentu. Segmentasi pasar penting karena:
  • dibutuhkan bagi pengembangan pasar & produk, penetrasi dan diversifikasi 
  • perusahaan dapat beroperasi dengan sumber daya terbatas 
  • memaksimalkan laba per unit dan penjualan per segmen 
Contoh segmentasi pasar:
memasukkan selera wilayah pada produk perusahaan seperti daging burger yang lebih pedas di jaringan restoran burger beroperasi di negara-negara Asia Tenggara, Mc Donald mengadopsi menu bubur ayam kaki lima sebagai salah satu menu sarapan populer di Indonesia.

Di era digital ini, internet telah mempermudah segmentasi pasar karena orang-orang dengan tipe dan minat tertentu berkumpul atau rutin mengunjungi situs yang sama, sehingga kebutuhan mereka lebih mudah dikenali oleh para produsen.

Setelah segmentasi pasar, langkah berikutnya adalah pemosisian produk, yaitu mencari tahu apa yang diinginkan dan diharapkan konsumen. Kuncinya adalah mencari tahu sudut pandang konsumen, bukan produsen. Apa yang dianggap konsumen sebagai produk/layanan yang baik, rasa yang enak, dan lain-lain.

2. Isu-isu Keuangan/Akuntansi 

Beberapa hal yang penting dalam bagian ini adalah:
  1. penggalangan modal, 
  2. perhitungan laporan keuangan, 
  3. pembuatan anggaran, dan 
  4. evaluasi nilai atau kelaikan bisnis.
Berikut adalah contoh-contoh keputusan yang membutuhkan kebijakan keuangan/akuntansi:
  1. menggalang dana dengan utang jangka pendek atau jangka panjang, atau dengan saham preferen atau saham biasa, 
  2. menyewa atau membeli aset tetap, 
  3. menentukan rasio deviden yang memadai 
  4. menggunakan pendekatan akuntansi LIFO*, FIFO**, atau nilai pasar 
  5. memperpanjang waktu piutang atau tidak 
  6. menentukan discount rate atas arus kas 
  7. menentukan jumlah kas yang harus dipertahankan 
* last-in first out 
** first-in first-out

Penggalangan Modal 

Penggalangan modal menjadi penting karena penerapan strategi yang berhasil seringkali membutuhkan tambahan modal. Sumber-sumber modal bagi perusahaan adalah:
  • hutang 
  • ekuitas 
  • laba bersih 
  • penjualan aset 
  • penjualan saham 
Perusahaan harus jeli dalam menentukan rasio hutang dan ekuitas dalam struktur modalnya agar penerapan strategi berjalan baik.

Teknik yang umum digunakan adalah :
  • Analisis Laba per Saham (EPS – earning per share) 
  • Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT - Earnings before interest and share) 

Proyeksi Laporan Keuangan 

Proyeksi analisis laporan keuangan adalah teknik strategi implementasi sentral yang memungkinkan organisasi untuk mengevaluasi hasil dari tindakan perusahaan

Jenis analisis ini dapat digunakan untuk meramalkan dampak pelaksanaan keputusan perusahaan. 

Sebuah proyeksi laporan laba rugi dan neraca memungkinkan organisasi untuk menghitung rasio proyeksi keuangan dalam berbagai skenario strategi implementasi. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dengan rata-rata industri, rasio keuangan dapat memberikan gambaran kelayakan berbagai implementasi strategi.

Proyeksi Laporan keuangan merupakan bentuk dari perencanaan keuangan. Proyeksi akan memudahkan perusahaan melihat apa yang terjadi beberapa tahun yang akan datang. Jenis dimensi proyeksi:

Waktu:
  • Jangka pendek, satu tahun atau kurang 
  • Jangka panjang, dua tahun atau lebih
Satuan proyeksi: 
  • Proyeksi untuk tiap unit atau bagian organisasi 
  • Proyeksi untuk setiap spesifik poyek 
  • Proyeksi total perusahaan atau total proyek
Proyeksi laporan keuangan biasanya dibuat dalam beberapa skenario. Skenario juga disebut sebagai analisis sensitivitas. Skenario yang biasanya digunakan dalam penyusunan proyeksi : 
  • Kondisi buruk / worst case 
  • Kondisi normal/ normal case 
  • Kondisi terbaik / best case 
Untuk masing-masing kondisi tersebut dibuat kriteria keadaan yang dapat diamati dan terukur. Dalam melakukan proyeksi berdasarkan data masa lalu harus diingat, bahwa di masa datang kondisi yang akan terjadi belum tentu sama dengan kondisi yang ada di masa lalu

Proses Penyusunan Proyeksi:
  • Interaksi 
Proyeksi dibuat dengan mengkombinasikan antara proposal investasi dan pilihan pendanaan yang digunakan.
  • Pilihan alternatif / Options 
Proyeksi dibuat dengan memberikan kesempatan perusahaan untuk menentukan beberapa alternatif pilihan berdasarkan skenario yang telah ditentukan.
  • Kelayakan / Feasibility 
Proyeksi harus dibuat dengan pertimbangan akal sehat dan sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan.
  • Hindarkan kejutan / Avoiding Surprises
Nobody plans to fail, but many fail to plan.

Sumber Data Proyeksi: 
1. Laporan keuangan:
  • Neraca, 
  • Laporan laba rugi, 
  • Arus kas, 
  • Catatan atas laporan keuangan 
2. Kondisi konsumen dan pasar secara umum, kondisi budaya/tradisi – asumsi
3. Kondisi makroekonomi – asumsi
4. Regulasi
5. Target jangka pendek dan jangka panjang perusahaan secara spesifik

Langkah - langkah menyusun Proforma Balance Sheet: 
  1. Tentukan korelasi item-item dalam neraca terhadap penjualan -> hitung dalam prosentase. 
  2. Kalikan prosentase tersebut dengan proyeksi penjualan untuk mendapatkan nilai item-item dalam neraca pada tahun proyeksi. 
  3. Jika tidak terdapat korelasi antara item dalam neraca dengan penjualan maka nilai dalam neraca tahun sebelumnya dianggap sama dengan tahun proyeksi. 
  4. Hitung proyeksi retained earnings dengan rumus:
    Projected retained earnings = Present retained earnings + Projected net income – Cash dividends 
  5. Tambahan asset untuk mendukung proyeksi penjualan yang ditetapkan.
    Utang dan modal ditentukan dengan melihat perbedaan antara total asset dan pendanaan yang telah tersedia. Jika perubahan modal telah ditetapkan maka perusahaan dapat menghitung tambahan dana dari kreditur. 
  6. Hitung EFN (External Fund Needed)

Anggaran Keuangan (Financial Budget)

Adalah dokumen yang merinci bagaimana dan akan diperoleh dan dihabiskan untuk kurun waktu tertentu. 
Anggaran tahunan adalah yang paling lazim walaupun kurun waktu anggaran bisa dari satu hari sampai 10 tahun. 

Anggaran keuangan jangan dilihat sebagai alat untuk membatasi pengeluaran, tetapi sebagai metode untuk memanfaatkan sumber daya sebuah organisasi yang paling produktif dan menguntungkan. Ketika sebuah organisasi mengalami kesulitan keuangan, anggaran sangat penting dalam implementasi strategi.

Jenis anggaran meliputi
  • anggaran tunai, 
  • operasi, 
  • penjualan, 
  • laba, 
  • pabrik, 
  • modal, 
  • belanja, 
  • divisional, 
  • variable,
  • fleksibel dan anggaran tetap. 
Yang paling lazim adalah anggaran tunai atau kas.

Beberapa jenis umum dari anggaran:
  • anggaran kas, 
  • anggaran operasional, 
  • anggaran penjualan, 
  • anggaran laba, 
  • anggaran pabrik, 
  • anggaran modal, 
  • anggaran biaya, 
  • anggaran divisi, 
  • anggaran variabel, 
  • anggaran fleksibel, dan 
  • anggaran tetap. 
Anggaran keuangan memiliki beberapa keterbatasan.

  1. Program anggaran dapat terlalu rinci, rumit dan terlalu mahal. Overbudgeting atau underbudgeting anggaran dapat menyebabkan masalah. 
  2. Anggaran keuangan dapat menjadi pengganti tujuan. Anggaran adalah alat, bukan tujuan itu sendiri. 
  3. Anggaran dapat menyembunyikan inefisiensi jika hanya didasarkan pada preseden bukan pada evaluasi berkala keadaan dan standar. 
  4. Anggaran kadang-kadang digunakan sebagai instrumen tirani yang dapat mengakibatkan frustrasi, dendam, dan turnover tinggi.

    Untuk meminimalkan pengaruh yang terakhir, manajer harus meningkatkan partisipasi bawahan dalam mempersiapkan anggaran.

Mengevaluasi Nilai Bisnis 

Metode penghitungan nilai bisnis dapat dikelompokkan menjadi 3 pendekatan utama: 
  1. apa yang dimilki perusahaan, 
  2. seberapa yang dihasilkan sebuah perusahaan, dan 
  3. apa yang dilemparkan sebuah perusahaan ke pasar. 

Pendekatan pertama adalah penentuan kekayaan bersih atau equitas pemegang sahamnya. Kekayaan bersih menunjukkan nilai total saham biasa, tambahan modal disetor dan saldo laba. Setelah menghitung kekayaan bersih, tambahakan atau kurangi dengan nilai good will, kelebihan atau kekurangan aset dan aset tak berwujud. Aset tak berwujud mencakup hak cipta, paten dan merek. Good will muncul hanya jika sebuah perusahaan mengakuisisi perusahaan lain dan membayar lebih banyak daripada nilai buku.

Pendekatan kedua nilai sebuah perusahaan tumbuh dari keyakinan bahwa bahwa nilai bisnis seharusnya didasarkan pada keuntungan yang mungkin diperoleh pemiliknya melalui laba bersih. Aturan konservatif adalah dengan mengalikan keuntungan tahunan lima kali.

Pendekatan ketiga membiarkan pasar menentukan nilai suatu bisnis, melibatkan tiga metode: a. dasarkan perusahaan atas harga jual perusahan serupa, b. metode rasio harga laba dan c. metode saham beredar.

Memutuskan apakah akan Go Public 

Go public berarti menjual prosentase tertentu dari perusahaan anda kepada pihak lain untuk memperoleh modal di pasar saham. 

Konsekuensinya mengurangi kendali pemilik atas perusahaan. Go public tidak disarankan untuk perusahaan dengan penjualan dibawah $10 juta sebab biaya awal terlalu tinggi dibandingkan dengan arus kas yang akan diperoleh perusahaan.

3. Isu-isu Penelitian dan Pengembangan (Litbang). 

Terdapat setidaknya tiga pendekatan penelitian dan pengembangan besar untuk penerapan strategi:
  1. Menjadi perusahaan pertama yang memasarkan produk teknologi baru, strategi ini glamour dan menarik, tetapi juga berbahaya. 
  2. Menjadi peniru yang inovatif dari produk-produk yang berhasil, dengan demikian meminimalkan resiko dan biaya awal. 
  3. Menjadi produsen berbiaya rendah dengan memproduksi misal produk-produk serupa namun lebih murah dari produk yang belum lama diperkenalkan. 

4. Isu-isu Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Perusahaan yang mengumpulkan, mengasimilasi dan mengevaluasi informasi eksternal dan internal secara efektif memiliki keunggulan kompetitif atas perusahaan lain

Sistem Informasi Manajeman yang efektif menjadi prasyarat pada suatu prasyarat di masa mendatang. Sistem informasi yang baik memungkinkan perusahaan untuk menekan biaya, sebagai contoh, pesanan online dari Sales ke fasilitas produksi dapat memperpendek waktu pemesanan bahan baku dan mengurangi biaya persediaan.

Dibanyak perusahaan teknologi informasi telah membuat masalah tempat kerja tak lagi penting dan memungkin karyawan bekerja dari rumah, kapanpun.



Sumber:
David Fred R., Konsep Manajemen Strategis, Penerbit Salemba Empat, 2009




Tuesday, April 9, 2013

07. MENERAPKAN Strategi : Isu-isu Manajemen dan Operasi

Seri Konsep Manajemen Strategis

oleh Tim VII
Reznia Febianty, Putu Eka Suarjaya, Aris Sudarto, Widya Adi Nugroho

(artikel sejenis baca disini)

Hakikat Penerapan Strategi

Perumusan strategi yang berhasil tidak menjamin penerapan strategi yang juga berhasil. Walaupun terkait erat, secara mendasar penerapan strategi berbeda dari perumusan strategi. Perumusan dan penerapan strategi berbeda dalam hal-hal berikut :
  • Perumusan strategi memosisikan kekuatan sebelum tindakan 
  • Penerapan strategi mengelola kekuatan selama tindakan 
  • Perumusan strategi berfokus pada keefektifan 
  • Penerapan strategi berfokus pada keefisienan 
  • Perumusan strategi terutama merupakan proses intelektual 
  • Penerapan strategi terutama merupakan proses operasional 
  • Perumusan strategi membutuhkan keterampilan intuitif dan analitis yang bagus 
  • Penerapan strategi membutuhkan keterampilan motivasi dan kepemimpinan yang khusus 
  • Perumusan strategi membutuhkan koordinasi antar beberapa individu 
  • Penerapan strategi membutuhkan koordinasi antar banyak individu 
Di semua organisasi, kecuali yang paling kecil, transisi dari perumusan ke penerapan strategi membutuhkan peralihan tanggung jawab dari para penyusun strategi kepada para manajer divisional dan fungsional. 

Persoalan-persoalan penerapan bisa muncul karena peralihan tanggung jawab ini, terutama bila keputusan perumusan strategi diterima secara tiba-tiba oleh manajer tingkat menengah dan bawah. 

Oleh karena itu, sangat penting bahwa para manajer divisional dan fungsional dilibatkan sejauh mungkin di dalam aktivitas perumusan strategi. Hal yang juga sama pentingnya adalah para penyusun strategi harus sebisa mungkin dilibatkan di dalam aktivitas penerapan strategi.

Isu-isu utama manajemen bagi penerapan strategi meliputi :
  1. Penetapan tujuan tahunan 
  2. Pembuatan kebijakan 
  3. Alokasi sumber daya 
  4. Perubahan struktur organisasi yang ada 
  5. Restrukturisasi dan rekayasa ulang 
  6. Perbaikan program penghargaan dan insentif 
  7. Minimalisasi penolakan terhadap perubahan 
  8. Pengenalan manajer pada strategi 
  9. Pengembangan budaya yang mendukung strategi 
  10. Adaptasi proses produksi/operasi 
  11. Pengembangan fungsi sumber daya manusia yang efektif 
Perubahan manajemen dipastikan lebih ekstensif ketika strategi yang diterapkan membawa perusahaan kearah yang sama sekali baru.

Tujuan Tahunan

Penetapan tujuan tahunan merupakan sebuah aktivitas terdesentralisasi yang secara langsung melibatkan seluruh manajer dalam suatu organisasi.

Tujuan tahunan penting bagi penerapan strategi karena :
  1. Merupakan landasan untuk alokasi sumber daya 
  2. Merupakan mekanisme utama untuk mengevaluasi manajer 
  3. Merupakan instrumen utama untuk memonitor kemajuan ke arah pencapaian tujuan jangka panjang 
  4. Menetapkan prioritas organisasional, divisional dan departemental 
Waktu dan tenaga yang besar perlu diluangkan untuk memastikan bahwa tujuan tahunan direncanakan dengan baik, sejalan dengan tujuan jangka panjang, dan mendukung strategi yang hendak diterapkan.

Kebijakan

Perubahan dalam arah strategis perusahaan tidak terjadi secara otomatis. 

Dalam kenyataan sehari-hari, kebijakan dibutuhkan untuk membuat suatu strategi berjalan

Kebijakan memfasilitasi pemecahan masalah yang berulang kali muncul dan memandu penerapan strategi. Apa pun cakupan dan bentuknya, kebijakan berfungsi sebagai mekanisme untuk menerapkan strategi dan mencapai tujuan. 

Sebisa mungkin, kebijakan harus dinyatakan dalam bentuk tulisan. Kebijakan merepresentasikan sarana untuk menjalankan keputusan strategis.

Alokasi Sumber Daya

Alokasi sumber daya merupakan aktivitas (kegiatan) utama manajemen yang memungkinkan pelaksanaan strategi. Manajemen strategis memampukan sumber daya dialokasikan berdasarkan prioritas yang ditetapkan dalam tujuan tahunan. 

Tidak ada yang lebih menghambat manajemen strategis dan keberhasilan organisasi melebihi sumber daya yang dialokasikan secara tidak konsisten dengan prioritas yang ditetapkan dalam tujuan tahunan

Semua organisasi mempunyai setidaknya empat jenis sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan : 
  1. sumber daya keuangan, 
  2. sumber daya fisik, 
  3. sumber daya manusia, dan 
  4. sumber daya teknologi. 

Mengelola Konflik 

Interdependensi tujuan dan kompetisi untuk sumber daya yang terbatas seringkali mengakibatkan konflik. Konflik dapat didefinisikan sebagai perselisihan kedua belah pihak atau lebih mengenai satu atau beberapa isu atau masalah

Berbagai pendekatan untuk mengelola dan menyelesaikan konflik dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori : 
  1. penghindaran, 
  2. defusi, dan 
  3. konfrontasi. 

Mencocokkan Struktur dengan Strategi 

Ada dua alasan utama perubahan dalam strategi sering kali mengharuskan adanya perubahan dalam struktur yaitu :
  1. Struktur sangat menentukan bagaimana tujuan dan kebijakan ditetapkan 
  2. Struktur mendikte bagaimana sumber daya akan dialokasikan 
Perubahan dalam strategi menyebabkan perubahan dalam struktur organisasi

Struktur seharusnya dirancang untuk memfasilitasi upaya-upaya strategis sebuah perusahaan dan karenanya mengikuti strategi tersebut. 

Kita mencermati isu ini dengan cara berfokus pada tujuh jenis struktur organisasi dasar : 
  1. fungsional, 
  2. divisional, 
  3. unit bisnis strategis (Strategic business unit-SBU) dan 
  4. matriks. 

Restrukturisasi dan Rekayasa Ulang 

Restrukturisasi menyangkut pengurangan ukuran perusahaan dalam hal jumlah karyawan, jumlah divisi atau unit, serta jumlah tingkat hierarkis dalam struktur organisasi perusahaan.

Pengurangan dalam hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Restrukturisasi berkaitan terutama dengan kepentingan pemegang saham (shareholder) dan bukannya kepentingan karyawan.

Rekayasa ulang lebih berfokus pada kepentingan karyawan dan konsumen daripada kepentingan pemegang saham. 

Rekayasa ulang menyangkut menyusun ulang atau merancang ulang tugas, kerja, dan proses demi peningkatan atau perbaikan biaya, kualitas layanan, dan kecepatan. Rekayasa ulang biasanya tidak memengaruhi struktur atau bagan organisasi, dan juga tidak mengimplikasikan hilangnya pekerjaan atau pemecatan karyawan.

Menghubungkan Kinerja dan Gaji dengan Strategi 

Kebanyakan perusahaan saat ini menggunakan bentuk kompensasi atas dasar kinerja untuk para manajer dan karyawan. 

Sekitar 80 persen dari seluruh perusahaan dewasa ini menawarkan bentuk-bentuk program bonus tertentu, yang menyediakan fleksibilitas bagi perusahaan untuk menghemat biaya selama masa-masa sulit dan berbagi laba selama masa-masa baik. Banyak perusahaan juga menggolongkan karyawan atas dasar kinerja alih-alih fungsi pekerjaan mereka sebab perusahaan ingin menarik dan mempertahankan karyawan terbaik.

Mengelola Resistensi terhadap Perubahan 

Resistensi terhadap perubahan bisa dianggap sebagai ancaman terbesar bagi penerapan strategi yang berhasil. 

Resistensi terhadap perubahan bisa muncul di tahap atau di tingkat manapun dari proses penerapan strategi. 

Meskipun ada beragam pendekatan untuk menerapkan perubahan, tiga strategi yang lazim digunakan adalah:
  1. strategi perubahan paksa, 
  2. strategi perubahan edukatif, dan 
  3. strategi perubahan rasional atau demi kepentingan sendiri. 

Mengelola Lingkungan Hidup

Perusahaan perlu merumuskan dan menerapkan strategi dari perspektif lingkungan hidup. 

Strategi-strategi lingkungan bisa mencakup pengembangan atau akuisisi bisnis ramah lingkungan, divestasi atau beralih dari bisnis yang merusak lingkungan, upaya untuk menjadi produsen berbiaya rendah melalui minimalisasi limbah dan konservasi energi, serta pelaksanaan strategi diferensiasi melalui fitur produk yang hijau.

Menciptakan Budaya yang Mendukung Strategi 

Para penyusun strategi harus berusaha keras untuk melestarikan, menekankan, dan membangun berdasarkan aspek-aspek budaya (culture) yang ada yang mendukung strategi baru yang diusulkan. 

Banyak riset mengindikasikan bahwa strategi baru sering kali digerakkan oleh pasar dan didikte oleh berbagai kekuatan kompetitif. 

Oleh karena alasan ini, mengubah budaya sebuah perusahaan agar sesuai dengan strategi baru biasanya lebih efektif daripada mengubah strategi agar sesuai dengan budaya yang ada. Beragam teknik tersedia untuk mengubah budaya suatu perusahaan, diantaranya rekrutmen, pelatihan, transfer, promosi, restrukturisasi rancangan organisasi, model peran, dan penegasan positif.

Masalah-masalah Produksi/Operasi Ketika Menerapkan Strategi 

Kapabilitas, keterbatasan, dan kebijakan produksi/operasi dapat secara signifikan membantu atau menghambat pencapaian tujuan. 

Proses produksi biasanya merupakan lebih dari 70 persen total aset sebuah perusahaan. 

Bagian terbesar dari proses penerapan strategi terjadi di bagian produksi. Keputusan-keputusan yang terkait dengan produksi dapat memiliki dampak yang dramatis terhadap keberhasilan atau kegagalan upaya-upaya penerapan strategis.

Masalah-masalah Sumber Daya Manusia Ketika Menerapkan Strategi 

Sistem manajemen strategis yang dirancang dengan baik bisa gagal jika tidak ada perhatian yang memadai pada dimensi sumber daya manusia. 

Masalah-masalah sumber daya manusia yang muncul ketika bisnis menerapkan strategi biasanya dapat dilacak pada salah satu dari tiga penyebab berikut :
  • Gangguan struktur sosial dan politik 
  • Kegagalan untuk memadukan keahlian seseorang dengan tugas-tugas penerapan, dan 
  • Kurangnya dukungan dari manajemen puncak pada aktivitas penerapan 

Kesimpulan

Perumusan strategi yang berhasil sama sekali tidak menjamin penerapan strategi yang juga berhasil

Walaupun senantiasa saling tergantung, perumusan strategi dan penerapan strategi secara karakterisitik berbeda. Secara singkat, penerapan strategi berarti perubahan. Secara luas berarti ”pekerjaan yang sesungguhnya dimulai setelah strategi dirumuskan”. 

Penerapan strategi yang berhasil membutuhkan dukungan, sekaligus disiplin dan kerja keras, dari manajer dan karyawan yang memiliki motivasi tinggi. Merumuskan strategi yang tepat tidaklah cukup, sebab manajer dan karyawan harus termotivasi untuk menerapkan strategi tersebut.



Sumber:
David Fred R., Konsep Manajemen Strategis, Penerbit Salemba Empat, 2009

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger